Chereads / Aquira dan CEO Dingin / Chapter 9 - Hari Pertama Sekolah Part 2

Chapter 9 - Hari Pertama Sekolah Part 2

Jangan lupa vote dan beri rating novel ini ya!

Setelah bosan mendengar semua ungkapan memuja Zax, Aquira memilih untuk melanjutkan perjalanannya ke ruang kelas.

Ruang kelas X terletak di lantai 1 dan 2. Lantai 3 dan 4 untuk kelas XI. Sedangkan 5 dan 6 ditujukan untuk kelas XII. Ruang guru berada di lantai 7 dan 8. Ruang kepala sekolah letaknya di lantai 9. Lantai 10 kantin. Lantai 11 rooftop. Kemudian untuk laboratorium, ruang komputer, ruang animasi dan fasilitas olah raga indoor ada digedung berbeda. Sekolah ini juga mempunyai lapangan sepak bola dan basket outdoor. Fasilitas mewah seperti pacuan kuda, golf, ice skating, biologi garden dan kebun sayuran, perternakan serta gedung teater, juga tidak tetinggalan. Oleh karena itu luas kompleks Kingston International High School mencapai 207 hektar menurut catatan administratif sekolah tersebut. Bahkan ada mobil sekolah yang dapat didigunakan untuk mengantar siswa siswi ke fasilitas-fasilitas yang jaraknya berjauhan.

Kembali ke Aquira. Kini ia telah menemukan kelasnya yaitu X-C. Dia memasukki kelas dan menemukan hanya separuh kursi yang terpenuhi. Hal itu menandakan dia tidak terlalu pagi ataupun terlalu siang. Aquira memilih duduk di barisan depan.

Jam menunjukkan pukul 8 kurang 10 menit. Ruang kelas sudah hampir penuh Cuma tiga kursi yang masih kosong. Bosan bermain dengan handphone Aquira meletakkannya kembali ke tas dan tidak lupa mengganti mode silent.

"Kusinya kosong?" tanya seorang cewek berkacamata dengan penampilan sedikit kurang rapi.

"Konsong kok" jawab Aquira dengan senyum bahagia kepada teman barun tersebut.

"Makasi..." siswi tersebut duduk dan melepaskan tasnya.

"Namaku Bianca Olaf" ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Namaku Aquira Zestasia" ucap Aquira dengan menerima jabat tangan tersebut.

"Semoga kedepannya kita bisa jadi teman yang baik ya..." senyum Bianca dengan melepas tangannya.

"hemm..." jawab Aquira dengan senyum manis.

Kring... kring.... kring...

Bunyi bel yang menandakan pelajaran akan dimulai. Tak lama setelah bel masuk, seorang pria berambut blonde dengan kacamata bundar memasuki ruang kelas.

"Pagi anak-anak..." sapanya dengan senyum hangat.

"Perkenalkan nama saya Armani Oxs. Kalian bisa panggil saya Pak Arma. Saya guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas kalian. Jadi saya harapkan kerja sama kalian. Sehingga kelas X-C ini dapat menjadi kelas berprestasi. Apakah ada pertanyaan?" Ungkap Pak Armani dengan senyum dan suara yang lembut.

"Pak id MW* nya apa pak?" tanya salah satu siswi dengan suara centil. *MW merupakan app pesan layaknya WA pada dunia kita. Tapi App ini memiliki fitur yang lebih komplit.

"Ini id MW saya. Silakan hubungi saya bila ada kendala dalam pelajaran atau urusan sekolah." Jawab Pak Armani sambil menuliskan idnya di papan.

"Sekarang, perkenalkan diri kalian satu per satu." Perintah Pak Armani dengan sopan dan senyum hangat.

Semua siswa dan siswi di kelas telah memperkenalkan diri satu persatu. Kemudian, pemilihan ketua kelas, sekretaris dan bendahara dilakukan dengan metode acak sesuai persetujuan siswa dan siswi di kelas. Aquero menjadi ketua kelas, Meta menjadi sekretaris dan John menjadi bendahara. Setelah pemilihan perangkat kelas. Acara dilanjutkan dengan mempelajari bab 1, menjawab 5 pertanyaan yang telah dituliskan di papan dan mengumpulkan jawabannya ke Pak Armani.

Bila kalian bertanya-tanya kok enggak ada piket kelas? Jawabannya karena ada OB dan OG yang mengerjakannya. Ingat tujuan mereka sekolah bukan untuk membersikan kelas ataupun membangun kerjasama dengan cara bersih-bersih.

Kring... kring.... kring...

Waktu menunjukkan istirahat telah tiba. Aquira mengajak Bianca untuk ke kantin bersama. Setibanya di sana, aquira mengantri untuk membeli makanan presmanan tersebut. Diikuti dengan Bianca di belakang. Setelah memperoleh makanan, Aquira dan Bianca mencari tempat makan yang kosong tapi belum menemukannya. Mereka terus berjalan hingga menemukan dua kursi kosong di ruang paling belakang pojok kiri. Mereka berdua berjalan mendekati meja tersebut. Tapi tiba-tiba Aquira berhenti. Bianca baru menyadari temannya tidak ada setelah ia hanya berjarak 2 langka dengan lelaki yang duduk sendirian di meja tersebut.

"Aquira ayo..." ajak Bianca.

"Hem" jawab singkat Aquira dan berjalan mendekati meja Zax.

Zax mendengar nama Aquira dan mendongakkan kepalanya. Matanya bertemu dengan bola mata Aquira. Kemudian, Aquira tersenyum dan memberi anggukan untuk menyapa Zax.

"Ma.. maaf kita ikut duduk di sini ya? Enggak ada kursi kosong soalnya." tanya Bianca dengan sedikit grogi kepada lelaki tampan tersebut.

"Hem..." jawab singkat Zax.

Bianca duduk di depan Aquira sedangkan Aquira duduk di samping Zax. Aquira tidak dapat duduk berjauhan dengan Zax karena di meja ini berbeda dengan meja lainnya yang hanya berisi tiga kursi. Mereka duduk dan makan dengan suasana dingin tanpa percakapan. Aquira yang merasa tertekan dengan suasana ini tanpa pikir panjang memulai percakapan.

"Bi, tampilanmu hari ini kok kayak kurang rapih sih. Kamu pasti tadi bangun kesiangankan? Jadi cepet-cepet." Tanya Aquira keponya.

"Hahaha... iya nih. Tadi malam aku asik main laptop jadi lupa deh." Jawab Bianca dengan nada sedikit malu.

"Bener dong tebakkanku." Jawab Aquira sambil memakan dagingnya.

Bianca diam tidak ganti bertanya kepada Aquira hanya tersenyum malu. Aquira merasa mereka berada pada suasanya canggung lagi. Akan tetapi suasanya canggung tersebut dipecahkan oleh suara telpon seseorang.

"Hallo..." Aquira menyapa seseorang yang menelponnya.

"Nak. Kamu udah ketemu Zax di sekolah?" tanya Mommy Anggun tapi tidak dapat di dengar dengan Zax ataupun Bianca karena tidak di loud speaker.

"Zax? Kenapa Mom?" Aquira menjawab dengan santai sambil makan.

"Belum ketemu ya?" cerca Mom Anggun tanpa menjawab pertanyaan Aquira.

"Udh ketemu Mom." Aquira yang mengerti maksud Mom Anggun dan tak mau bertele-tele menjawabnya dengan singkat dan jelas.

"Sekarang istirahatkan nak?" tanya Mom Anggun dengan nada lembut.

"Iya mom." Jawab singkat Aquira.

"Kamu ketemu Zax kapan?" cerca Mom Anggun.

"Ini disebelah aku Zax" Aquira yang dari tadi sudah paham maksud Anggun menjawab to the point.

"Oh kalian makan barengnya?" tanya Mom Anggun dengan nada meninggi karena bahagia.

"Iya, sama Bianca teman aku juga" terang Aquira agar Momnya tidak salah paham.

"Kasihkan telponnya ke Zax nak. Mommy mau ngomong." Pitah Mom Anggun

"Mommy" Aquira menepuk bahu Zax sambil menyodorkan handphonenya.

"Zax" suara Mom Anggun memanggil Zax dengan lembut.

"Hem..." jawab singkat Si Es.

"Kamu jaga Aquira ya di sekolah. Jangan sampai dia ditindas. Dengar Zax? " pitah Mom Anggun dengan nada tegas.

"Iya Mom" jawab Si Es dengan nada dan ekspresi datarnya.

"Kasihkan telponnya ke Aquira" pitah Mom Anggun ke Zax dengan lembut.

"Belajar yang giat ya Aquira. Nanti akhir pekan ke rumah. Kita berkebun. Ok?" ajak Mom Anggun dengan nada bahagia.

"Enggak janji Mom" jawab Aquira dengan nada rendah takut mengecewakan.

"hahaha... Ok Ok. Bye sayang." Respon Mom Anggun seperti bahagia telah menebak dengan benar.

*****

Guy Silakan Kasih Novel Ini Rating...