Chereads / Aquira dan CEO Dingin / Chapter 10 - Perubahan Strategi

Chapter 10 - Perubahan Strategi

Jangan lupa vote dan beri rating novel ini ya!

Melihat dan mendengar interaksi antara Zax dan Aquira. Bianca dan siswa siswi di kubikel samping mereka jadi pernasaran.

Deskripsi tata ruang kantin: Terdapat dua pintu yaitu pintu masuk di bagian selatan dan pintu keluar di bagian utara. Sehingga dapur dan meja presmanan berada di bagian selatan. Kemudian tempat makannya terdiri dari kubikel-kubikel yang dapat di isi oleh 5 orang.

"Kalian saling kenal ya?" tanya Bianca sambil melihat Aquira. Pertanyaan yang mewakili para siswa siswi lainnya.

"Iya" jawab singkat Aquira.

"Saudaramu?" tanya Bianca dengan singkat dengan nada ekspresi penasaran.

"Bukan." Jawab singkat Aquira sambil melihat Zax yang memilah-milah daun bawang di tumisnya.

"Kok bisa kenal?" cerca Bianca dengan ekspresi kepo dan memandang Aquira.

"Zax makan daun bawangnya. Kalau gk suka jangan beli tumis itu!" ungkap Aquira sambil sendoknya mendekati piring Zax. Lalu ia mengambil daun-daun bawang yang di tepikan tersebut.

"Ahh..." ucap Aquira sambil melayangkan sendok bekasnya di depan mulut Zax.

Zax yang melihat kelakuan Aquira tentu saja acuh dan memilih untuk menggeser kursinya. Melihat respon Zax, Aquira tidak terima.

"Makan atau aku ngaduh ke Mommy. Kamu bully aku." Pintah Aquira.

Mendengar itu, Zax menggeser kursinya mendekat. Kemudian Aquira memindahkan daun-daun bawang di sendoknya ke sendok Zax. Tanpa ekspresi Zax memakan daun bawang tersebut. Dan sukses membuat siswa siswi di sana terkejut.

Kejailan Aquira tidak berhenti di situ. Ia juga mengganti minuman Zax dengan miliknya.

"Zax kayaknya air putih dingin seger deh..." ungkap Aquira dengan senyum liciknya.

Mendengar ucapan Aquira. Zax tau maksudnya dengan segera ia mengambil botol minumnya dan hendak membuka untuk ia minum sendiri. Akan tetapi, tindakannya kalah cepat dengan Aquira. Ia mengambil botol air Zax dari tangannya. Kemudian menyodorkan ice cream stroberi dengan toping marshmellow itu kedepan Zax.

"Makasi Zax, sudah dibukakan." Ucap Aquira tanpa malu dengan nada manis yang dibuat-buat.

"Ini Ice Creamku buat kamu. Kamu juga suka cup cake stroberikan? Pas ini aku belinya rasa stroberi. Buat kamu aja." Aquira tersenyum sambil memberikan ice creamnya ke Zax.

Setelah menghabiskan makanan dan air Zax. Aquira mengajak Bianca kembali ke kelas meninggalkan Zax dan ice cream stroberi yang belum tersentuh.

Semua siswa yang melihat dan mendengar interaksi mereka pasti beranggapan Aquira begitu perhatian dan memahami Zax. Bahkan beberapa siswa dan siswi mulai berspekulasi tentang hubungan mereka berdua.

Zax POV: Siang ini aku makan seperti biasa di kubikel kiri paling pojok. Baru saja aku memakan satu suap. Tiba-tiba ada seseorang di dekatku. Kemudian dia memanggil nama yang begitu familiar. Aku donggakkan kepalaku ke arah gadis yang suaranya familiar tersebut. Benar dugaanku bahwa Aquira yang dimaksud adalah Aquira itu. Siswi yang di dekatku tersebut meminta izin untuk duduk satu meja denganku karena tidak ada kursi kosong katanya. Tidak ada alasan untuk menolaknya, sehingga aku beri izin. Siswi yang bertanya tersebut diduk kursi depanku. Sedangkan Aquira yang baru datang duduk di sampingku. Kami makan dengan suasana tenag. Tak lama, Aquira mengajak temannya mengobrol dan terdengar suara dering telpon. Ternyata telpon Aquira. Degan tenang aku makan tanpa menghiraupan percakapan Aquira. Akan tetapi, tiba-tiba Aquira menepuk bahuku dan memberi telponnya dengan mengatakan 'Mommy'. Aku ambil telpon tersebut, dan mendengarkan nasehat Mommy. Setelah Mommy menyuruh mengembalikan telponnya. Aku lanjutkan makanku. Kemudian, perilaku jail Aquira yang sengajah menyulut kemarahanku. Dia memaksaku memakan daun bawang dan menganti air mineralku dengan ice cream stroberi yang kemungkinan besar rasanya manis sekali seperti cup cakenya tempo dulu.

Kring... kring.... kring...

Bel pulang sekolah berbunyi.

Aquira POV:

Setelah sampai di rumah aku langsung mengatur ulang rencanku. Melihat setuasi seminggu ini dapat disimpulkan bahwa rencana awalku untuk berusaha menghindari Zax dan terlihat seolah tidak tertarik dan bahkan tidak menyukainya gagal. Mommy Anggun selalu berusaha untuk mendekatkan aku dengan Zax. Sehingga kemungkinan aku bertunangan dengan Zax bukan karena aku terlihat tergila-gila dengan Zax. Akan tetapi karena Mom Anggun ingin besanan dengan sahabatnya. Jadi bukan karena aku semata.

Jadi karena aku tidak bisa mengubah kemauan Mom Anggun. Aku harus membuat Zax tidak suka dengan aku dan tak dapat mentolerasi perbuatanku. Sehingga sebelum Mom Anggun mengalami kecelakaan Zax harus membenci dan menjau dariku dulu. Selain itu, aku harus mencari cara mencegah Mom Anggun kecelakaan. Lebih baik aku mencari detektif swasta untuk mengawasi orang-orang mencurigakan di sekitar mereka. Hemm... orang-orang mencurigakan?

*****

Silakan tinggalkan jejak!