Di saat puncak kepuasan birahi yang kita berdua rasakan. Sesuatu yang aneh terjadi.
Sebuah benda persegi panjang muncul di depanku.
"Asmodeus... Jangan tidur dulu."
"Hmmm... Master... Ini nikmat sekali... Ah... Aku lemas... Master..."
Asmodeus tidak sadarkan diri dan masih dalam puncak kenikmatan seksual. Dia bahkan sesekali mencium dan menjilat wajahku.
"Ahh... Apa yang harus aku lakukan sekarang. Dan vagina Asmodeus masih tidak mau melepaskan penisku."
Aku mulai melihat sekeliling untuk mencari tempat yang terlihat sedikit nyamam.
Dengan Asmodeus masih menggantung ditubuhku. Aku berjalan menuju tempat yang sekiranya nyamam untuk duduk.
Asmodeus sesekali memanggilku dan aku hanya bisa mengelus kepalanya.
Dengan tubuh telanjang Asmodeus masih menempel ditubuhku, aku merasa birahiku naik lagi. Tapi dengan kondisi Asmodeus yang masih tidak sadarkan diri. Aku mencoba untuk menahan diri.
Tapi, bisikan Asmodeus memutuskan pikiran rasionalku.
"Master... Lagi... Masukkan lagi... Aku mau lagi... Terus..."
Dengan birahi yang sudah tidak tertahankan lagi. Asmodeus yang tadinya duduk di pangkuanku. Aku memindah posisi kita menjadi Asmodeus tertidur di bawahku. Aku mengangkat dan membuka lebar kedua kakinya. Dan aku mulai menggerakkan pinggulku lagi. Sehingga penisku keluar dan masuk vagina Asmodeus tanpa henti.
Walau Asmodeus tidak sadarkan diri. Tapi tubuhnya merasakan apa yang aku lakukan. Dan membuat Asmodeus mendesah walau dia tidak sadarkan diri.
Aku yang tidak bisa mengendalikan birahiku tidak perduli dengan apa yang terjadi. Aku memasukkan penisku kedalam vagina Asmodeus tanpa henti dan ejakulasi beberapa kali.
Aku juga melakukannya sengan berbagai posisi. Aku tengkurapkan tubuh Asmodeus dan melakukaknnya dari belakang. Menggunakan payudaranya sebagai pengganti vagina dan ejakulasi diwajahnya. Menggunakan mulutnya serta ejakulasi didalam mulutnya. Menggunakan ketiaknya. Pahanya, telapak kakinya, tangannya, dan bahkan rambutnya. Aku ejakulasi di seluruh bagian tubuh Asmodeus hingga tubuhnya bermandikan spermaku dan aku sudah tidak punya tenang sama sekali dan tergeletak disampingnya.
"Aku tidak tahu kalau aku memiliki tenanga sebanyak ini. Dan jumlah spermaku juga tidak normal. Biasanya tiga atau empat kali aku sudah tidak bisa melakukan apapun. Tapi sekarang, aku berhenti menghitung setelah yang kesepuluh."
"Aku biasanya juga sedikit enggan mencium perempuan yang aku panggil setelah dia menelan spermaku. Tapi tadi, aku tidak merasakan kejijikan yang niasanya aku rasakan. Aku mencium dan menjilati Asmodeus tanpa berpikir kakau tubuhnya berlumuran spermaku."
Aku berbaring dan melihat ke atap gua.
"Sebetulnya apa yang terjadi kepadaku. Dan benda persegi ini apa?"
"Aku tahu benda seperti ini biasanya muncul dalam video game. Tapi, aku tidak bisa membaca apa yang tertulis disini."
Aku melihat kearah Asmodeus yang masih tidah sadarkan diri dengan wajah penuh kebahagiaan yang berlumuran spermaku.
"Lebih baik aku menunggu Asmodeus sadar."
*
Aku tidak tahu berapa lama, tapi seoertinya aku tertidur. Aku tidak merasa aneh, karena aku tertidur setelah melakukan hubungan seksual yang hebat dengan Asmodeus. Terlebih lagi aku juga masih melakukannya setelah Asmodeus tidak sadarkan diri. Jadi, itu normal kalau aku kelelahan dan tertidur begitu saja.
Aku terbangun dan melihat asmodeus tertidur dengan tenang sekarang. Melihat paras cantik Asmodeus dengan baluran sperma membuatku sedikit ingin melakukannya lagi. Tapi kali ini aku bisa menahan diri. Dan hanya menggoyangkan tubuh Asmodeus agar dia terbangun.
"Master..."
Asmodeus sedikit terbangun dan memanggilku.
"Asmodeus, kamu sudah tidur cukup lama." Aku tersenyum
Asmodeus terbangun dan dia melihat tubuhnya yang berlumuran sperma. Dia tidak terkejut atauoun marah. Dia malah tersenyum menggoda melihat semua itu.
"Master. Apa anda menggunakan tubuhku waktu aku tidak sadar tadi?" Ucap Asmodeus sembari mejilat bibirnya yang berlumuran sperma dan menelannya.
"Iya, melihat tubuhmu membuatku ingin melakukannya. Dan ketika aku melakukannya, aku tidak sadar kalau aku sudah menggunakan seluruh tubuhmu." Aku menjawab tanpa adanaya penyesalan sama sekali
Kenapa aku bisa berkata seperti ini? Biasanya aku akan merasa menyesal kalau aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan orang lain. Aku bahkan minta maaf kepada oerempuan yang aku panggil ketika aku sedikit memaksa mereka. Tapi kenapa aku merasa kalau itu semua normal untuk mempeelakukan Asmodeus sebagai pelampiasanku?
"Ahh... Betapa bahagianya aku... Master bisa menikmati tubuhku..." Ucap Asmodeus dengan senyuman lebar diwajahnya.
Asmodeus kemudian langsung memelukku dan berkata.
"Master... Master... Lain kali anda lakukan semuanya kalau aku sadar ya? Pasti sangat nikmat melakukan semua itu. Ahh... Tadi anda juga menggunakan yang belakang bukan? Aku masih bisa merasakannya. Payudaraku, tanganku, pahaku, telapak kakiku, ketiakku, mulut dan rambutku. Ah... Master..." Asmodeus berkata dengan euforia tinggi dan menciumku.
Dia kemudian meraba tubuhku dan membelai penisku dan berkata "Sayang, aku sebetulnya ingin merasakannya langsung."
Aku hanya bisa mencium kening Asmodeus dan berkata. "Nanti dirumah kamu bisa merasakannya."
Asmodeus langsung menatapku dengan mata berbinar-binar. "Benar? Aku boleh merasakannya?"
"Iya, tapi nanti dirumah, tidak sekarang. Sepertinya sudah tidak ada isinya lagi. Tunggu nanti kalau sudah penuh lagi. Aku bahkan ijinkan kamu untuk merasakannya setiap pagi kalau kamu mau."
Asmodeus yang mendengar ucapanku terlihat sangat senang. Dia langsung menciumku dan kemudian mencium penisku.
"Aku tunggu kamu isi kembali. Nanti aku kuras lagi."
Aku merasa ada yang aneh dengan sikapku hari ini. Sejak kapan aku menjadi pria yang mudah dengan sex?
"Master, kenapa kamu tidak menghilangkan benda ini." Ucap Asmodeus sembari menunjuk benda kotak yang melayang didekat ku.
"Ow... Aku lupa dengan benda ini."
"Benda ini muncul setelah aku selesai menggunakan tubuhmu tadi. Tapi aku tidak bisa membaca apa yang tertulia disini."
"Ah... Benar juga, ini kan bahasa Ludus. Jadi wajar saja kalau master tidak bisa membacanya. Maaf master aku tidak melakukannya dengan baik." Asmodeus menundukan kepalanya.
"Ohh... Kalau begitu sebagai hukuman. Kamu tidak boleh menciumku selama 3 jam." Jawabku.
"Eh..." Asmodeus terlihat sangat kaget.
"3 jam tidak mencium master. Jangan tiga jam. Setengah jam saja ya?"
"Tidak, 3 jam."
"Master... Satu jam kakau begitu."
"3 jam."
"Satu setengah."
"Kalau kamu menawar lagi, aku akan buat hukumanmu lebih lama."
"NOOOOO!!!!!"
Asmodeus langsung lesu dan tersungkur.
"Tapi, kalau kamu melakukan hal baik. Aku mungkin akan mencabut hukumanmu "
Asmodeus melihatku dengan wajah penuh harap. Dan dia terlihat bersemangat lagi.
"Baiklah kalau begitu. Aku Asmodeus bersumpah tidak akanembuat kesalahan lagi." Teriak Asmodeus penuh percaya diri.
"Terus, benda apa ini?"
"Sekarang aku jelaskan benda apa ini. Master pasti tahu soal status di video game bukan?"
Aku menganggukkan kepalaku.
"Benda ini adalah status panel. Tapi sebelum itu."
Plik... Asmodeus menjentikka jarinya.
Seketika setelah itu. Aku bisa membaca tulisan yang ada di status panel.
[Status berhasil terpasang]
[Kontrak dengan Asmodeus "Princess of Lust" berhasil dibuat]
[Stigma of Lust berhasil terpasang]
[Berhasil membunuh Special hob-goblin exp berhasil didapatkan]
[Level Up] 10X
[Mendapatkan 5 status poin] 10X
[Berhasil memuaskan birahi Asmodeus "Princess of Lust"]
[Julukan berhasil didapankan "Maniak Sex"]
[Berhasil menggunakan tubuh Asmodeus "Princess of Lust" sebagai pemuas birahimu sendiri]
[Julukan berhasil didapankan "Raja sex"]
[Statis baru tercipta "Charm". Semakin tinggi nilai Charisma yang anda miliki, semakin mudah kamu untuk membuat lawan jenis nafsu kepada anda]
*
Status
Nama : Alan Windfrost Hiroka
Umur : 20 tahun
Level : 11
Hp : 200 (+10/lvl up)
Mana : 130 (+10/lvl up)
Strength : 30 (+2/lvl up)
Endurance : 30 (+2/lvl up)
Agility : 30 (+2/lvl up)
Intelligence : 30 (+2/lvl up)
Charm : 110 (+2/lvl up)
Status point : 50
Julukan :
- Raja Sex (Charm +80)
Equipment :
- Telanjang
Kontrak Iblis :
- Asmodeus "Princess of Lust"
Stigma :
- Lust
*
"Master. Punyaku seperti ini."
*
Nama : Asmodeus
Umur ~
Level ~
Hp ~
Mana ~
Strength ~
Endurance ~
Agility ~
Intelligence ~
Charm ~
Julukan
Princess of Lust
Kontrakor : Alan Windfrost Hiroka
Stigma : Lust
Equipment :~
*
"Kalau seperti ini, itu artinya anda belum bisa melihat isinya karena anda masih terlalu lemah."
"Ah... Aku baru lvl 11."
Asmodeus terlihat bangga dan membusungkan dadanya. Melihat itu semua membuatku ingin meremasnya. Dan akupun meremasnya.
Ah...
"Master." Asmodeus berusaha menciumku.
Tapi aku menutupi mukanya dwngan tanganku.
"Kamu masih dalam masa hukuman."
Asmodeus langsung lesu.
"Terus, itu apa?"
Aku bertanya sembari menunjuk kesebuah bola yang melayang diatas podium.
"Itu namanya dungeon core. Setelah membunuh dungeon master. Kita punya dua pilihat. Satu, meghancurkan dungeon core dan mendapat hadiah. Hadiahnya bermacam-macam, bisa equipment, sihir, uang, dan lain sebagainya. Budak juga bisa jadi hadiah. Yang kedua, menjadi dungeon maater yang baru. Kalau memilih ini, kita bisa menguasai dungeon dan menjadi pengendali dungeon." Ucap Asmodeus.
"Jika kita memilih menjadi dungeon master. Kita memiliki tugas untuk melindungi dungeon core dari mereka yang masuk kedalam dungeon."
"Yang masuk kedalam dungeon sendiri biasanya manusia yang memiliki pekerjaan sebagai eksplorer. Atau sering disebut cleaner. Tapi, selain manusia. Dungeon lain juga bisa saja masuk dan mencoba menguasai dungeon. Jika dungeon master masuk ke dungeon lain dan membunuh dungeon master. Dia memiliki dua pilihan juga pertama, menghancurkan dan mendapat hadiah, atau membawa pulang dungeon core untuk memperkuat dungeonmu sendiri."
"Stop... Biar aku cerna dulu informasi yang aku terima."
~
Setelah beberapa menit berpikir. Aku bertanya kepada Asmodeus.
"Apa yang kamu ingin aku lakukan?"
Asmodeus terdiam.
Dan setelah beberapa menit, dia mulai mengatakan apanyang dia inginkan.
"Master, aku berharap kalau master bisa menjadi dungeon master." Asmodeus bicara dengan menundukan kepalanya.
Aku menepuk kepalanya dan tersenyum.
"Terus apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"
"Tidak ada, hanya saja aku berharap kalau master bisa menjadi dungeon master terhebat. Dungeon yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun."
Kita berdua terdiam.
Sebetulnya hal seperti ini sering terjadi novel atau cerita. Tapi aku tidak menyangka hal seperti ini terjadi kepadaku. Dan alasan kenapa Asmodeus ingin aku menjadi dungeon master terhebat juga sudah sedikit bisa aku tebak. Tapi, apa alasannya benar itu?
"Asmodeus, apa ini ada hubungannya dengan mastermu yang lama?"
Asmodeus terlihat sedikit kaget. Dan dia kemudian terlihat tenang.
"Memang benar kalau ini semua ada hubungannya dengan masterku yang lama. Tapi disaat yang sama ini semua tidak ada hubungannya dengan masterku yang lama."
Aku bingung. "Maksudmu."
"Memang benar lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu saya melayani seorang master dengan semua yang saya miliki. Tapi, itu semua berhenti sejak aku mati dan tertidur. Aku yang sekarang mungkin memiliki nama yang sama dengan aku yang dulu. Tapi pada akhirnya kita berdua adalah makhluk yang berbeda. Karena aku yang dulu mati bersama dengan master yang aku layani."
"Apa kamu bicara tentang kontrak?"
"Iya, kontrak yang kita buat bukan kontrak berdasarkan waktu. Tapi kontrak berdasarkan nyawa. Jika anda mati, aku akan mati. Tapi jika aku mati, anda akan baik-baik saja."
"Kenapa seperti itu?" Aku sedikit tisak menyukai kondisi kontrak yang ada.
"Karena kalau aku mati, aku akan terlahir kembali dengan semua ingatan yang aku miliki. Tapi, jika seorang master mati. Mereka tidak akan terlahir kembali. Meskipun mereka terlahir kembali, ingatan mereka akan hilang dan mereka akan terlahir didunia lain."
"Apa ada kemungkinan kalau aku adalah reinkarnasi mastermu yang lama?"
Asmodeus terlihat bingung dan kemudian tertawa.
"Maaf master. Pertanyaanmu aneh jadi aku tertawa. Anda tidak mungkin reinkarnasi dari masterku yang lama. Karena jiwa masterku yang lama sudah hancur."
"Hancur?"
"Iya, masterku yang lama, dia bernama Solomon dan dia seorang dungeon master yang mengendalikan dungeon terkuat bernama "Hell". Walaupun dia memang mempekerjakan tujuh puluh dua iblis dan 7 pangeran iblis. Tapi Solomon disini berbeda dengan Solomon di dunia anda. Dan dia sudah melakukan reinkarnasi berulang kaki hingga akhirnya jiwanya hancur."
"Oh... Apa kamu mau menikmati kejayaan itu lagi?"
"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa kalau aku bisa ada ditempat itu lagi. Aku mungkin akan merasakan sesuatu. Atau mungkin mengingat sesuatu. Karena, tidak tahu kenapa, ada ingatan yang tidak bisa aku ingat. Terutama ingatan tentang kematian master Solomon."
"Hmmm..."
Aku sedikit mempertimbangkan apa yang harus aku lakukan.
"Pertanyaan. Apa aku masih bisa kembali ke bumi kalau aku jadi dungeon master?"
Asmodeus menganggukkan kepalanya.
"Tadi kamu bilang kalau dungeon bisa diserang oleh dungeon master lain. Apa dungeon master bisa keluar dari dungeon mereka?"
"Bisa. Dungeon Master tidak berbeda dengan manusia atau makhluk lain."
Aku terdiam beberapa saat.
Dan disaat aku terdiam dan berpikir. Asmodeus menyiapkan tempat untuk mandi hanya dengan jentikan jarinya. Aku sedikit terkejut, tapi aku tidak menunjukan emosi apapun karena aku masih terfokus dengan apa yang akan aku lakukan.
Apa yang akan aku lakukan jika aku tidak mau menjado dungeon master?
Apa yang akan aku lakukan jika aku menjadi dungeon master?
Apa yang akan aku lakukan kepada enam iblis yang tersisa?
Jika aku bisa kembali kebumi dan datang kemari sesukaki, apa yang akan aku lakukan dengan kemampuan ini?
Apa yang akan aku lakukan kepada Asmodeus?
Dan tanpa aku sadari, aku sekarang sudah mengenakan pakaian.
"Wha... Kapan kita selesai mandi?"
Asmodeus melihatku dengan wajah aneh. "Karena anda terlalu fokus dengan pikiran anda, jadi aku terpaksa untuk membersihkan seluk beluk seluruh badan anda, master. ehehehehehehe..."
Bong... Aku memukul kepala Asmodeus. Karena aku tidak memukul dengan keras dan hanya untuk sedikit bercanda. Asmodeus menanggapi dengan menjulurkan lidahnya.
"Asmodeus, dari seluruh iblis yang menjadi bawahan Solomon. Siapa yang paling bisa diandalkan untuk masalah konstruksi dungeon."
Asmodeus sedikit berpikir dan menjawab. "Beelzebub. Walau dia biasanya hanya berwujud lalat. Tapi dia pandai dalam konstruksi dungeon. Apa lagi di awal konstruksi. Di dungeon milik master solomon, kita para tujuh pangeran memiliki dungeon kita pribadi. Kita bertujuh memiliki tema sendiri-sendiri. Dan yang paling banyak dikunjungi dan paling sulit dikalahkan hanya milik Beelze. Tempatku hanya berisi pria dan wanita mesum, jadi mereka memuaskan nafsu mereka didalam dungeon. Lucifer dan Satan hanya berisi petarungan tanpa henti, jadi isinya hanya para petarung konyol tidak punya otak. Levi penuh dengan perangkap, jadi tidak ada yang berani masuk. Mammon penuh dengan kekayaan, tapi harga yang harus dibayar untuk mendapatkan harta itu terlalu tinggi. Dan Belphe, semua yang masuk orang malas, jadi mereka masuk ke dungeon hanya untuk lari dari kenyataan."
"Yup, yang paling normal hanya milik Beelze. Jadi lebih baik kita membangunkan Beelze secepatnya."
Aku mendengarkan penjelasan Asmodeus sembari melihat sekeliling dan mengutari seisi gua.
"Asmodeus, kenapa tempat ini tidak memiliki pintu masuk ataupun pintu keluar?"
Setelah mengelilingi gua ini. Ternyata gua ini tidak memiliki pintu masuk ataupun keluar, hanya ada sebuah lubang yang hanya selebar mungkin 3cm yang menjadi tempat keluar masuknya udara. Aku sebetulnya bingung kenapa sirkulasi udara masih tetap ada walau tempatnya seperti ini. Tapi, aku memutuskan untuk menganggap semua ini bisa terjadi karena sihir.
"Sebetulnya yang membuat tempat ini adalah Beelze. Sebelum kita kalah perang, Beelze sengaja membuat tempat ini dan menyipakan semuanya untuk master kita yang baru."
"Puluhan ribu tahun. Tapi hobgob tadi tetap masih bisa hidup?"
"Sebetulnya dungeon master tidak perlu makan, minum, bahkan bernapas. Dungeon master juga tidak akan pernah menua selama dia berada di dalam dungeon. Jadi bisa dibilang dungeon master adalah makhluk abadi. Tapi sayang keabadian dungeon master juga tergantung dengan dungeon core. Jika core hancur, dungeon master akan mati."
"Ah... Jadi Solomon mati karena dungeon corenya hancur. Bukan karena dia dibunuh."
"Benar. Core Master Solomon juga berulang kali hancur. Kalau core yang dia miliki hancur, dan dia mati. Dia akan melakukan reincarnasi dan mencari core baru, setelah itu membuat contrak dengan kita lagi dan berusaha lagi. Dia melakukan semua itu berulang kali hingga akhirnya dungeon miliknya "Hell" menjadi dungeon paling dikenal dan tak bisa dikalahkan."
"Walau semua itu hilang karena kita kalah dalam perang melawan Tuhan."
"Aku sebetulnya ingin tahu masalah perang itu. Tapi sekarang, lebih baik aku menjadi dungeon master dulu. Setelah itu, kita cari cara untuk membangunkan Beelzebub."
Setelah itu, Asmodeus terlihat sangat bahagia dan memelukku dengan erat. Dia berusaha menciumku, tapi dia berhenti karena dia ingat kalau dia masih dalam masa hukuman.
Aku tersenyum melihat itu san langaung mencium Asmodeus. Dia sedikit terkejut tapi dia menerima ciumanku dan kita berdua menikmati beberapa menit penuh dengan birahi.
Setelah sedikit memuaskan biraki kita berdua.
Aku segera mendekati dungeon core dan menyentuhnya. Asmodeus bilang kalau aku hanya oerlu menyentuh Dungeon core untuk bisa menjadi dungeon master.
[Dungeon Core 999. Free Dungeon Core menerima Master baru]
[Tolong registrasikan DNA anda, Master]
Asmodeus kemudian mengulurkan jarinya yang memiliki kuku tajam dan membuat sedikit luka di jariku. Ngomong-ngomong, Asmodeus bisa mengatur panjang kuku jarinya. Bukan hanya tangan tapi juga kaki.
Setelah meneteskan darah pada dungeon core. Dungeon core seketika berubah warna menjadi merah dan kembali menjadi biru dengan cepat.
[Dna sudah terregistrasi kan]
Statusku kemudian muncul dan ada satu hal yang berbeda.
*
Status
Nama : Alan Windfrost Hiroka
Umur : 20 tahun
Level : 11
Job : Dungeon Master Lvl 1 (0/100)
*
[Berhasil menjadi dungeon master dengan nomor core 999]
[Maukah anda mengumumkan berita ini kedunia]
[Yes/No]
Aku memilih tidak. Karena aku sendiri belum siap untuk membuat dungeon.
"Asmodeus, sekarang kita pulang dulu."
"Baik master. Anda hanya perlu memikirkan keinginan anda. Maka kunci pintu dunia lain akan menunjukan anda jalannya."
Aku segera memikirkan basement rumah dan ridak lama cahaya keluar dari dadaku dan berubah menjadi sebuah pintu. Setwlah aku melihat pintu itu. Aku dan asmodeus bergegas memasuki pintu itu.