Saat bangun dari pingsannya di sore harinya, Annisa sudah mendapati Dewi dan Keyla yang menatap khawatir padanya.
"Lu udah sadar?" tanya Dewi cemas.
"Nih minum dulu," ujar Keyla sambil menyodorkan segelas air putih.
Annisa berusaha bangun dibantu Dewi, kemudian meminum air putih dari Keyla.
"Makasih ya, De dan Keyla."
Dewi dan Keyla menghela nafas, Keyla menjawab, "B aja kali kayak sama siapa."
"Lu udah baikan?" tanya Dewi memastikan.
"Iya, alhamdulillah udah. Sekarang jam berapa?" tanya Annisa balik.
"Jam setengah tiga, lo pingsannya lama banget dari jam setengah satu," keluh Dewi.
"Ya maaf, aku juga gak tau nih tiba-tiba sakit kepala. Seumur hidup aku belum pernah pingsan, bahkan kalau itu upacara dengan pidato panjang."
"Masa sih? Biasanya orang kalo pingsan karena udah biasa pingsan," ujar Keyla.
"Gak tau juga," balas Dewi.
"Aku juga gak tau ini," jawab Annisa. "Ya udah aku mau pulang, aku nebeng Dewi dulu ya."
"Siap Bos, lo gimana Key?" tanya Dewi.
"Gue naik angkot, biasa ...." ujar Keyla santai.
"Maaf ya gak bisa nemenin Key," ujar Annisa merasa bersalah.
"Ooo sante Sis, gue kan strong girl."
Dewi dan Annisa tertawa, kemudian ketiganya keluar dari UKS dan menuju parkiran. Dua di antara mereka bertiga adalah gadis dari kalangan biasa, hidup sederhana dan menjalani semua secukupnya.
Hanya Dewi yang anak seorang pengusaha, meski begitu ia tidak menjalani kehidupan hedon, sederhana. Sehingga orang-orang yang tidak dekat dengannya, tidak akan tau kalau ia anak orang kaya.
Di zaman serba flexing ini, menjai sederhana ketika ia memiliki semua hal pasti sangat susah. Namun, itu yang dikagumi Keyla dan Annisa, kesederhanaan dan kerendahan hati Dewi yang membuat mereka nyaman bersahabat dengan Dewi.
Saat Annisa, Dewi dan Keyla sampai di parkiran, ternyata masih ada sebuah mobil dan tak lama setelah mereka mendekati motor Dewi, Adrew datang dan mendekati satu-satunya mobil di sana.
Sosoknya mengagetkan ketiga gadis itu, Dewi dan Keyla merasa kalau ada pangeran yang jatuh dari kerajaan langit di film Sun Go Kong.
"Udah baikan?" tanya Adrew pada Annisa.
Annisa bingung melihat ke arah Dewi dan Keyla, tetapi keduanya malah terpaku pada Adrew.
"Lo, Annisa kan?" tanya Adrew lagi.
Annisa mengangguk kikuk, sementara Dewi dan Keyla sudah berbinar ala-ala fans girl, mereka jadi tuli tiba-tiba.
"I ... Iya Kak," jawab Annisa gugup.
"Udah baikan emang mau naik motor?" tanya Adrew sambil memencet kunci alarm di mobilnya.
"Em ...." Annisa berusaha meminta bantuan dari Dewi dan Keyla dari tatapan mata. "Iya Kak," ujarnya kemudian.
"Ikut mobil gue aja, sekalian sama yang gak naik motor."
Ketiga gadis itu kembali menegang bingung, tetapi Keyla malah menjawabnya dengan lantang.
"Boleh Kak," jawabnya.
Annisa dan Dewi menoleh ke arah Keyla dengan tatapan horror, tetapi dengan santainya Keyla menerima sambutan dari Adrew yang memencet tombol untuk membuka pintu. Pintu mobil terbuka ke arah atas membuat ketiga gadis itu tercengang.
Tentu saja mereka belum pernah melihat mobil seperti itu secara langsung, mereka hanya nonton di YouTube atau TV. Bahkan Dewi juga tak pernah ada di circle kalangan elit yang memiliki mobil diharga rumah gedongan di Jakarta.
"Masuk," ujar Adrew pada Keyla dan Annisa.
Annisa yang masih bengong didorong oleh Dewi untuk masuk ke dalam mobil Adrew, sementara Keyla secara agresif sudah duduk di samping tempat duduk pengemudi.
Keyla juga terlihat bisa dengan mudah memakai sabuk pengaman karena meski dari kalangan biasa, keluarga Keyla dari kaum menengah dan punya properti seperti mobil meski model jadul, jadi wajar kalau ia bisa memasnag sabuk pengaman dengan mudah.
Sementara Adrew melihat Annisa yang kesulitan memasang sabuk pengaman, ia dengan spontan berjalan ke jok belakang dan memasangkan sabuk pengaman pada Annisa dengan lembut.
Tak bisa dihindari kejadian itu mengikis jarak di antara mereka. Karak sedekat itu bisa membuat parfum Adrew yang super wangi bin mahal itu masuk ke penciuman Annisa yang tegang itu. Semua berjalan tiba-tiba, maka tiba-tiba pula Adrew sudah selesai memasang sabuk pengaman dan kembali ke jok kemudi.
Pintu tertutup otomatis, Dewi menunggu mereka hingga lenyap di balik tembok gerbang sekolah. Ia sanhat menyesal karena hari ini membawa motor, ia jadi tak bisa naik mobil bersama most wanted boy di sekolahnya.
"Bangke, gue harusnya naik angkot tadi pagi. Gagal deh naik mobile mewahnya cogan," gerutunya sambil menutup kaca helm dan pergi dari area sekolah.
Di perjalanan pulang suasana mobil terasa dingin dan kaku. Keyla secara terang-terangan menatap Adrew yang dengan santai menyetir. Namun, dalam pandangan Keyla, Adrew tetap keren meski sedang menyetir. Sementara Annisa merasa sedikit kedinginan, ia menggosok kedua tangannya mengurangi rasa dingin itu.
Adrew yang diam-diam memperhatikan Annisa dari kaca tengah mobil pun langsung memencet tombol suhu dan menaikkannya sedikit agar tak terlalu dingin.
"Kamu kenapa liatin saya?" tanya Adrew melirik Keyla.
"Karena Kakak ganteng," jawab Keyla asal.
Annisa mendelik ke arah Keyla dan berpikir kalau sahabatnya itu gila.
"Eh maksudnya, karena yah ehem begitulah," ralat Keyla cengar-cengir.
Sementara Annisa sudah malu mewakili Keyla yang tak tahu malu. Kemudian Adrew berdehem memgalihkan pembicaraan.
"Ehem, kalian tinggal dimana?" tanyanya.
"Di gang MMG nomor 009, kalau Annisa di gang LKJ nomor 045," jawab Keyla.
Annisa baru saja memikirkan itu, jika Keyla turun duluan ia bisa terjebak dengan Adrew berduaan. Tentu saja ia tak bisa dan segera pergi dari sana.
"Ehem, tapi bukannya kamu mau ke rumahku dulu Key?" tanya Annisa yang sedari tadi kalem.
"Eh ...." Keyla mengingat-ingat, tapi ketika ia menoleh ke arah Annisa tatapan shaabatnya itu terlihat memelas. "Oh iya, lupa gue. Ya udah Kak langsung aja ke gang LKJ nomor 045."
"Oke," ujar Adrew yang membuat senyum Keyla tambah lebar.
Adrew melihat Annisa menghela nafas, semua itu terasa lucu di mata Adrew. Ia memperhatikannya sejak awal, sejak Annisa berkatakalau Keyla melupakan suatu hal sampai saat ini.
Mengapa Annisa menghindari bersama dengannya sementara ia tau ada banyak gadis yang menyukai Adrew karena ketampanannya.
Adrew mengagumi sosok Annisa yang lembut, polos dan kuat. Entah apa yang membuat gadis itu ebgitu menarik, tetapi bagi Adrew, Annisa adalah tipe idealnya.
Ucapan dan peringatan Geo seolah hanyalag angin lalu atau gigitan semut yang tak bermakna, tetapi Adrew cukup memikirkannya. Fakta bahwa ia telah jatuh dalam pesona gadis itu dan fakta bahwa ia mencintai gadis itu dengan sepenuh hatinya.
"Ini kemana?" tanya Adrew berhadap bahwa Annisa yag menjawab.
"Kiri," jawab Annisa sesuai harapan Adrew.
Meski singkat, itu sudah membuatnya berbunga dan merasa diakui keberadaannya. Ia tau pasti sikapnya tak diketahui oleh Annisa kalau ia menyukainya, tapi Adrew tau ia sangat mencintai Annisa.
Ia membiarkan dirinya sendiri jatuh sejatuh-jatuhnya, ia hanya tak ingin melepaskan perasan itu begitu saja meski tau endingnya tak akan bahagia. Ia belajar lewat kisah Kakaknya Darell yang juga jungkir balik memperjuangkan gadis bernama Mei yang masih diperjuangkannya, belum menemui titik terang yang bisa merengkuh mereka dalam ikatan pasti.
Ia juga prihatin dengan kisah itu, tetapi ia juga tak bisa menyalahkan kakaknya akrena cinta meang sekuat itu mengikat apalagi bagi pria yang sejatinya sulit melepaskan dan ikhlas. Darell juga sudah berusaha untuk pindah ke lain hati tapi faktanya ia gagal lagi dan lagi. Darell kembali ke titik yang ssma yakni mencintai Mei yang tak mungkin untuknya.