Cinta menghela napas, ia membuka ponselnya dan memperlihatkan video saat Annisa pingsan dan diangkat oleh Adrew yang kebetulan agak jauh di belakangnya.
Hal itu membuat heboh seisi sekolah, membuat yang kelewat kudet bin polos Annisa sadar kalau ia sendiri yang membuat anak satu sekolah heboh.
"Pantesan di sepanjang koridor orang pada liatin gue, temen gue juga gak bilang kalo dia yang gendong gue ke UKS."
"Wah gila sih, lo udah jadi trending topik. Bahkan gue denger Celsea, Tamara, Freya and the genk mau membantai lo."
Annisa shock lagi, "Mana gue tau kalo dia yang angkat gue, gue kan pingsan. Kalo gue tau dia yang angkat gue, gue bakal tolak, mendingan dibiarin pingsan di koridor Cin."
Cinta meringis, "Gue juga mikirnya begitu. Tapi kan lo tau kalau Celsea and the genk adalah fans fanatiknya Kak Adrew, liat noh!"
Cinta menunjuk para Ceerleaders yang dengan semangat menyemangati tim basket dengan gerakkan dan atraksi mereka.
"Lo pernah denger gak kasusnya kalau mereka itu pernah jadi penyebab seorang siswi bunuh diri?"
Annisa menggeleng polos dengan raut wajah takut. Cinta juga menjiwai ceritanya, ia yang merupakan kakak kelas Annisa sudah tau cerita-cerita sekolah sebelumnya. Sudah begitu Cinta memang punya banyak wawasan terutama dalam bidang gosip.
"Mereka ngebully gak tanggung-tanggung, kalo lo berurusan sama mereka ya, lo harus siap-siap kalau keluarga lo bakal kena imbasnya."
Annisa merinding dibuatnya, seolah ia mendengar cerita horror yang sangat menakutkan.
"Jangan nakut-nakutin gue dong Cin, masa lo tega sih buat gue hampir ngompol."
Cinta melihat ke bawah dan tak menemukan ompol yang dimaksud. Hal itu membuat Annisa kesal, Cinta memang agak gesrek.
"Gue hampir ngompol, bukannya udah ngompol," jelas Annisa sebal.
"Gue kira lo emang ngompol beneran," ujar Cinta tetawa kemudian.
"Diem ih, terus gimana dong. Kalau misal gue kena amuk fans fanatik Kak Adrew?" tanya Annisa memelas.
"Lo terus terang aja kalau lu gak ada hubungan apa-apa, itu murni karena Adrew yang nolongin lu."
"Apa mereka bakal percaya?" tanya Annisa tak yakin.
"Iya sih, gak bakal percaya."
"Tuh kan, lu mah gitu ...." rengek Annisa lesu.
"Ya, gini aja, kalo lo ngerasa dia keterlaluan, lo bisa langsung kasih tau Adrew. Soalnya satu-satunya yang bisa buat Celsea and the genk berhenti yah cuma Adrew sendiri."
"Duh kok gue merasa nyesel sih ditolongin dia," ujar Annisa lemas.
Cinta mendengus, "Hem, padahal lo itu beruntung tau. Kapan lagi digendong cogan ala-ala bridal style gitu."
Annisa mencubit pipi Cinta gemas karena ketengilannya yang semakin menjadi. Mereka memang rekan OSIS rasa kakak adik yang tidak meninggikan senioritas di sana.m, jadi Annisa santai jika bersama Cinta.
•••
Kejadian tak terduga menimpa Annisa, ia pulang telat karena rapat setelah kepanitiaan OSIS di pertandingan basket tahun ini itu baru saja selesai jam 4 sore. Akan tetapipetaka itu datang.
Di sebuah koridor ketika Annisa akan pulang, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyeretnya pergi dari sana. Tak lupa mulutnya dibungkam tisu berisi obat bius yang membuatnya langsung pingsan.
"Kita bawa kemana nih bocah?" tanya Tamara.
•••
Mereka mengendarai dua mobil dengan berisi dua dan tiga orang. Pengintai itu adalah Adrew and the genk, ia sengaja membawa mobil hitam dan menyuruh Zhen membawa mobil berwarna gelapnya.
"Kok lu tau kalo bakal ada kejadian begini, Ad?" tanya Fajri si kameramen.
"Gue udah hafal tingkah polanya Celsea and the genk yang bakal mengusik siapapun yang terlibat sama gue."
"Mudah ditebak polanya," ujar Geo.
"Seriusan nih dia bisa ngelakuin hal lebih dari bullying di sekolahan?" tanya Fajri agak takut.
"Iya, lo mungkin gak pernah nyangka di balik wajah cantik mereka, kalau mereka psikopat," tanggal Geo.
"Seriusan?" tanya Fajri lagi.
"Liat aja nanti, mereka sosiopat yang sebenarnya," balas Geo dengan wajah seperti mengintai mangsa.
•••
Sampai di sebuah rumah kosong yang sepi, Celsea, Tamara, Freya dan dua gadis tak dikenal keluar dari mobil membawa Annisa yang pingsan.
Adrew, Geo, Fajri, Elang dan Zhen mengikuti mereka. Kelima cowok itu sudah memiliki kamera kecil tersembunyi di kacamata, topi, jaket, bahkan dijadikan anting oleh Zhen.
Fajri si penakut berjalan di tengah sambil terus menyoting ke depan. Sampai di sebuah ruangan dimana Celsea and the genk menyembunyikan Annisa.
"Tunggu," bisik Adrew mengintrupsikan agar mereka berhenti. "Pancing mereka," ujarnya menunjuk dua gadis yang berjaga di depan pintu.
Elang mengeluarkan batu kecil, dan melemparnya sampai mengenai kaleng di sebrang mereka. Alhasil suara itu membuat salah satu cewek yang berjaga memeriksanya.
Setelah cewek itu sampai di dekat mereka, Elang memukul belakang kepalanya sehingga ia pingsan. Untung gadis itu belum sempat berteriak dan menarik perhatian orang di dalam sana. Namun, teman yang satunya lagi pasti mendengar suara jatuhnya gadis yang sudah pingsan itu.
"Indah, Ndah!" panggil gadis yang masih berjaga.
Ia mendengar suara gedebuk sehingga menarik perhatiannya sementara Indah tak kunjung kembali. Gadis itu mendekati area yang didatangi Indah dan terkejut ketika melihat Elang yang menyeringai.
"Hallo, Poppy!"
Poppy hendak pergi tetapi segera dibekuk oleh Elang dan langsung diikat oleh Zhen dan Geo, tak lupa dilakban bibir Poppy. Setelah itu mereka beralih ke pintu utama ruangan itu dan masuk ke dalam, tapi tentu saja itu kejahatan yang terorganisir sehingga ada beberapa bodyguard di dalamnya yang menjaga aksi tuannya.
"Tunggu, pakai strategi seperti tadi, kita sekarang bener-bener berantem. Mereka keliatan jago bela diri," ujar Adrew.
Keempat temannya kemudian mengerti dan Elang kembali melempar batu kecil dan mengenai kaki salah satu penjaga dari empat penjaga itu.
"Siapa itu?"
Ketiga penjaga lain ikut menoleh dan melihat ke arah pintu yang masih tertutup, tetapi seperti merasakan aura orang lain di sana.
"Hati-hati," ujar Adrew berbisik.
Mereka diam sejenak, sebelum intruksi Adrew datang.
"Sekarang," ujar Adrew.
Ia langsung berlari pertama kali disusul yang lainnya minus Fajri sang kameramen.
"Hiyaaaaa!" teriak Geo memberikan bogem mentah pada wajah salah satu penjaga.
Adrew, Elang dan Zhen juga sibuk membekuk lawan, mereka menggunakan taktik menyemprotkan cairan merica, obat bius dan taktik sederhana dalam berkelahi, tapi Geo malah memilih menggunakan tenaga.
Alhasil saat teman-temannya sukses membuat orang-orang itu pingsan, Geo masih saja di menggebuki seorang itu sampai pingsan. Ia memang jago bela diri, tapi akan lebih praktis menggunakan obat bius.
"Udah Ge, kita pergi dari sini!" ujar Adrew lansung membuat Geo sadar.
Mereka segera berlari ke arah pintu terakhir dan mendapati Adrew, membuka pintu terakhir dengan satu tendangan. Geo segera menyusul teman-temannya dan kedatangan lima remaja laki-laki itu membuat ketiga gadis itu berhenti melakukan aksinya. Adrew langsung maju dan mendekati Celsea.
"Lo mau apa?" tanya Adrew tajam.