Siapa yang tidak mengenal Adrew Christoper Rexan, pria tampan bertalenta yang sejak bayi sudah memiliki fans bejibun. Ia sendiri selalu memiliki banyak hal untuk dikerjakan dan telah banyak hal yang ia capai di usia muda. Kini ia sudah menjadi seorang yang sukses meski jalannya cukup mulus karena melalui jalur sang ayah yang sudah kaya keturunan. Oleh karena itu ia sering menolak mengisi motivasi sukses karena ia memang tak memulai dari nol seperti orang-orang kebanyakan. Maka ia lebih memilih untuk mengisi seminar berkaitan dengan study bisnis, bukan sebagai motivator yang banyak ia temui.
Intinya ia ingin menjadi orang yang sharing ilmu 'bagaimana cara menciptakan usaha', bukan mendorong orang untuk memulai dengan motivasi yang bisa didengar dari pihak manapun. Meski bobotnya berbeda dati segi apapun, tetap saja intinya sama memotivasi, mendorong untuk memulai.
Banyak yang mencoba mendekati Adrew, menunggu ia untuk membuka hati termasuk Celsea yang sejak lama terobsesi padanya. Sulit memang menjadi seorang dengan spek tinggi, ia kadang tak bisa melakukan hal semaunya karena ia menjadi sorotan dimana-mana. Sudah begitu, sang ayah menuntutnya untuk menjadi publik figure yang bisa memberi teladan yang baik bagi orang di sekitarnya.
Namun, siapa yang tau kalau ia sejatinya sad boy yang tak bisa move on dari sang pujaan hati. Ia mendapat kabar dari teman SMA-nya, kalau pujaan hatinya itu buta. Ia mencarinya saat itu, tetapi sosok yang ia cari tak ketemu. Mungkin saat itu jangkauannya belum jauh, maka ia masih akan mencari sosoknya lagi sekarang dengan segala kemampuannya.
Ia sudah memerintahkan orang yang ahli melacak dan menemukan bahwa Annisa ada di sebuah perusahaan entertainment yang memproduksi kartun anak-anak. Informasi itu menunjukan kalau Annisa menjadi salah satu dubber terbaik di perusahaan itu. Meski hasilnya tak sebanyak anak perusahaan miliknya, Adrew akan mengambil alih perusahaan itu agar menjadi miliknya.
Setelah ia bisa mengusai apa yang menaungi Annisa, ia akan dengan mudah melakukan eksekusi lainnya, termasuk menahan Annisa di sisinya. Menghadapi kehidupan bisnis yang mengerikan itu, ia senantiasa belajar bagaimana caranya menjadi kejam dan survive dengan cara yang tak terbatas.
Ia telah mengirim perwakilan untuk mengurus akuisisi perusahaan itu. Memang mudah baginya menguasai perusahaan kecil yang membutuhkan dana untuk pengembangan dan perluasan jangkauan. Kini ia telah memiliki rencana yang matang untuk bagaimana mengurus perusahaan itu. Meski sebenarnya perusahaan J-Production hanya menyumbang 5% dari semua perusahaan cabang yang dimiliki Rexan Corp.
Sudah sejak lama ia menunggu waktu itu akan tiba ketika ia bisa melihat Annisa lagi di sekelilinnya dan ia akan memperjuangkan Annisa dengan benar, ia tak akan melakukan hal lain yang membahayakan Annisa, sebaliknya ia akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raganya, tak perduli jika Annisa akan menolaknyapada akhirnya. Ia kan mencoba mengerti, sebab rasa sakit yang telah Annisa alami lebih berat dari rasa sakitnya ketika ditolak. Ia pun sadar diri, mungkin ia tak layak untuk kembali mencintai Annisa.
"Mohon maaf Pak Adrew," sapa seseorang dariarah pintu.
Itu Indira asistennya, "Ada apa, In?"
"Sebelas menit lagi kita akan memulai rapat, Pak, lalu dua jam kemudian kita akan menuju Hotel Pamungkas untuk melakukan rapat tahunan. Setelah itu Anda ada rapat dengan Pak Hendri usai melakukan tugas akuisisi J-Production dan jadwal Anda berakhir hari ini."
"Oke, kamu boleh pergi."
"Baik, Pak. Permisi."
Adrew hanya mengangguk sebelum kembali berkutat dengan berkas-berkasnya yang menumpuk. Ia tak akan bisa menyelesaikan tugas itu kalau isi pikirannya hanya ada Annisa. Ia sudah mulai bucin sekarang.
Ia masih tinggal bersama keluarganya Rexan, bahkan kakak dan kakak iparnya, Darell dan Mei. Biasanya orang-orang kalau tinggal sendiri karena ingin menghindar dari keluarganya yang rese bin menyebalkan, tapi Adrew tidak merasakan gangguan itu.
Ia bahkan menyukai keponakan-keponakannya yang lucu, dimana ia bisa terhibur atas kehadiran anak-anak polos itu dari pekerjaannya yang melelahkan. Darell sendiri sudah nyaman memegang rumah sakit yang awalnya dipegang sang ibu, padahal awalnya itu menjadi tantangannya tapi malah keterusan.
Sebenarnya ibunya segaja mengikat kakak laki-lakinya itu dengan rumah sakit, sebab rencananya kalau Darell tidak memegang perusahaan itu ia akan kembali ke RSUD Jogjakarta. Mei kakak iparnya juga lebih menyukai Jogja daripada Jakarta, tetapi Maminya lebih keras kepala dari pada Darell, jadi ahirnya Mei dan Darell yang mengalah.
+++
Adrew bertemu dengan Hendri yang merupakan kakak tingkatnya di kampus saat ia kuliah di luar negeri, ia pria berkompeten yang cocok untuk urusan hubungan dengan pihak eksternal. Ia juga lulusan dari jurusan Hubungan Internasional, memang tak ada hubungannya tapii nyerempetlah meski tidak dari jurusan yang membahas tentang bisnis, mungkin ada tetapi tak sebanyak jurusan bisnis itu sendiri.
Adrew sendiri ingin menjadi dokter tetapi ia harus meneruskan perjalanan sang ayah karena kakaknya yang sudah memilih jalan lain. Ia juga sempat ambil dua jurusan tetapi di tengah jalan ia tak kuat dan akhirnya mengambil bisnis yang merupakan pilihan utamanya. Adrew memang mengajak siapa yang ada di sekitarnya untuk bergabung di perusahaan ayahnya saat ia bahkan belum bergabung mengurus perusaann ayahnya.
Adrew juga tidak langsung menjabat sebagai CEO, melainkan menjadi asisten ayahnya terlebih dahulu selama dua bulan hingga ia lolos dan bisa menggantikan ayahnya. Memang aneh ayahnya itu, tetapi Adrew malah senang dangan cara ayahnya mendidik, tidak memanjakan tetapi juga tidak terlalu keras, jadi ia melihat ayahnya sebagai sosok yang ayah-able. Hanya ia memang pernah melihat ayah dan ibunya menjadi sosok yang tak adil saat Darell kakaknya memperjuangkan Mei, selebihnya mereka adalah orang tua yang baik dann fair, tidak semena-mena.
"Bagaimana tadi?" tanya Adrew menerima berkas dari Hendri.
"Bagus, tadi saya ketemu saya Produsernya tapi CEO J-Production sudah menyerahkan pada Pak Dian itu."
"Oh iya, dia itu anaknya CEO yah?"
"Iya, tapi hebat juga yah dia belum nikah."
"Hem, gue lebih hebat dong."
"Itu kan karena Bokap lo lebih kaya dari Bokapnya dia."
"Beda digit doang, elah …."
"Udahlah, jelasin semuanya."
"Udah tertera di situ tinggal baca, jangan males."
"Dih lo bawahan bukan sih?"
"Hahaha iya iya, jadi intinya seperti yang lo udah rencanain, Senin kita bisa lanjut peresmian aja. Lo yang dateng yah, gue kan Senin masih di Dubai."
"Oke, deh."
Padahal Kevin tau kalau sebenarnya tanpa ia bicara begitu Adrew yang akan datang bahkan jika Kevin pun bdatang. Ia sengaja datang tak lain untuk melihat Annisa sang pujaan hati yang hanya ia cintai. seperti ABG labil sekali bosnya itu.