Adrew masih saja galau tentang masalah Angel ini, ia sebenarnya bingung kenapa Annisa bisa sebodoh itu mempercayai Angel yang sudah jelas-jelas memiliki niatan jahat lagi. Meski tidak bisa kita menentukan orang dari masa lalunya, tentu kita harus ingat kalau ada yang namanya Analisa yang memperlihatkan apakan dia orang yang sudah bertaubat atau malah tambah menjadi.
Melihat dari bagaimana Angel tampil sebagai orang lain, itu juga mencurigakan, sudah begitu Adrew melihat ada banyak criminal yang dilakukan oleh Angel bahkan ketika ia sudah bukan Celsea, ia masih saja membully orang. Baru-baru ini juga terdapat kasus bunuh diri dan meski kasusnya bunuh diri, Adrew menyelidikinya dan itu berasal dari Angel.
Angel punya kekuatan besar makanya ia percaya diri kalau kejahatannya bukan masalah, tapi itu akan menjadi panjang ketika mereka tidak mengungkap kebearan sebab biasanya mereka yang punya backing kuat itulah yang menjadi sumber masalah kehidupan dan akan mengembangakann kejahatan di kemudian hari.
Ia menelpon bodyguard tim khusus yang dipekerjakan untuk menjaga Annisa dan sekarang keadaaannya masih aman, ia tak ingin jika Annisa sampai celaka lagi hanya karena sifat terlalu baiknya itu yang kadang bikin gemas. Sepertinya ia juga harus memantai apakah Annisa baik-baik saja.
Proses taaruf mereka juga masih berjalan, tapi Annisa terlihat pasif, ia jadi bingung apa yang ia perbuat sehingga itu salah di mata Annisa. Enth kenapa semuanya jadi rumit, lalu kenapa sih harus ada Angel di dunia ini.
"Boss, lo jadi ke SIngapur?" tanya Kevin yang baru masuk membawa berkas.
"Jadi tapi rapat sore ini gue gak bisa ngehandle, tolong lu yang ngehandle ya."
"Emang lu mau kemana Bos?" tanya Kevin.
"Kemana aja yang gak ada lo," ungkapnya.
"Dih, sensian banget si Bos. Padahal gue mau PDKT sama Dewi."
"Dewi?" tanya Adrew tak paham.
"Dewi temennya Annisa."
"Udah move on lo setelah bucin sama orang yang salah?" ejek Adrew.
"Orang kudu salah dulu biar bener, lu mah gitu."
"Dahlah intinya gue ada urusan."
Kevin tersenyum penuh arti, "Ah masa?"
"Paan sih lo!"
"Roman-romannya ini urusannya sama Annisa," ledek Kevin tertawa.
Tiba-tiba wajah Adrew jadi merah menahan malu, "Anjir lu ngapain sih gak jelas banget, dah gu emau cabut."
"Haha Ya Allah si Bos suka ngambek…."
"Berisik!" kesal Adrew sambil siap-siap pergi dari sana.
Ia sudah tak tahan meladeni omongan Kevin yang ngalor ngidul itu, ia memang menjengkelkan dalam hal apapun termasuk dalam hal pekerjaan, ia suka bercanda, untung ia sabar kalau tidak bisa tamat riwayat Kevin yang tengil itu.
Sore harinya Adrew sudah janjian dengan Annisa dan ibunya, ia membawa Mei dan Darell sebagai walinya untuk proses taarufan tersebut. Prosesnya berjalan lancer seperti biasa, tapi Annisa berkata kalau sepertinya Adrew harus fokus membujug orang tuanya dulu, sebab antara keduanya pun sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi karena sudah cocok satu sama lain.
Adrew paham dan ia rasa hubungan mereka tidak ada masalah, tapi kalau tentang Angel mereka akan berselisih paham. Ia memang harus bisa membujug kedua orang tuanya untuk merestui mereka, sementara itu ia bisa langsung menikahi Annisa dan melindunginya di sisinya dari Angel atau kejahatan lain mengintainya.
Sebenarnya Annisa tidak spesiald I mata umum, ia biasa dan terlalu biassa untuknya yang biasa luar biasa untuk orang-orang lain. Akan tetapi satu yang Annisa bisa dan orang lain tak bisa adalah Annisa bisa menaklukan hati Adrew bahkan tanpa usaha sedikitpun.
Ia tidak pernah berusaha mendapatkan Adrew yang disukai banyak orang itu,, ia bahkan tak memiliki hal yang bisa dibanggakan. Meski itu kelebihan, bagi keluarga Adrew Annisa adalah kekuarangannya. Jadi Adrew memilih untuk merayu kedua orang tuanya terlebih dahulu sebelum meneruskan misi untuk menjaga Annisa di sisinya.
Kalau dipikir-pikir lagi, Adrew tidak pernah membayangkan bahwa ia akan benar-benar mencintai Annisa dan stuck di hatinya seperti itu, akan tetapi hal yang membuatnya tak menyesal adalah fakta bahwa Annisa adalah gadis baik yang tulus, maka ia tak akan pernah menolak lagi untuk mencintainya sampai akhir.
Annisa memenuhi ajakan Angel untuk bertemu, Angela berkata ia ingin bertemu dan mengobrol bersama Annisa. Padahal Annisa tau ini hanya akal-akalan Angel saja, pun ia tak terkejut dengan trik-trik semacam itu yang cukup basi jika dibandingkan dengan caranya yang dulu.
Mungkin Angel telah belajar untuk menjadi orang baik yang jahat, agar orang-orang tak tau aslinya ia. Tapi ia pun tak tau kalau Adrew sedang berusaha membuat usaha ayah Angel jatuh agar suatu hari mereka tak punya kekuatan lagi dalam melindungi Angel dari hukum atas perbuatannya.
Sekaranng Angel masih merasa di awang-awang makanya ia tidak merasa dalam bahaya padahal hal yang ia tidak tahu bahwa Adrew bisa balik menghancurkannya jika Annisa dalam bahaya di tangannya.
"Annisa, kamu udah lama ketemu Adrew setelah kita semua lulus dari SMA?" tanyanya.
Annisa menjilat es krimnya sambil berpikir jawaban yang tepat untuk oerang seperti Angel, lalu ia tersenyum.
"Lumayan sekitar setahun lebih, malah setahun setengah kayaknya."
"Lama juga yah …."
"Waktu kamu tampil di ulang tahunnnya Rexan itu aku belum lama ketemu dia."
"Oh ya?"
Annisa mengangguk, "Memang Kak Angel masih suka sama Kak Adrew?"
Angel langsung menunduk dan menunjukkan ekspresi sedih, Annisa memutar bole matanya sebelum acting sedih juga.
"Hem, aku selalu mencintainya, tapi kali ini aku sadar kalau aku gak bisa maksain dia."
"Maksain gimana?"
"Dulu aku terobsesi dan memaksakan kehendak, aku gak bisa lagi kayak gitu. Aku tulus dan ingin dia bahagia selamanya."
Annisa hanya mengangguk-angguk saja, "Aku paham, semoga Kak Angel juga menemukan pujaan hati yang bisa menjadi kebahagiaan baru untuk Kak Angel."
"Aamiin, makasih Nis. Aku gak nyangka kamu bakal maafin aku ….."
Annisa mengangguk, "Tentu saja kita harus saling memaafkan, Kak Angel ingin memperbaiki kesalahan itu sudah baik."
Angel tersenyum manis, di balik senyumnya itu ia menyimpan rencana jahat yang tak bisa ia pungkiri lagi untuk menahannya.
'Enak aja aku relain Adrew, aku bakal dapetin Adrew gimana pun caranya bahkan jika harus melenyapkan kamu terlebih dahulu, Annisa.'
Mereka berdua kemudian beranjak dan nonton teater yang diadakan di gedung mall, dan mereka menikmati waktu layaknya teman yang sangat dekat. Tentu Annisa merasa was[ada, sementara Angel berusaha menahan diri untuk tidak menyerang Annisa jika Annisa belum luluh dengannya dalam hal apapun.
Maka setelah mereka pergi Bu Tati bingung, sebenarnya orang seperti apa ia sehingga ada seorang yang kaya rela melakukan hal yang di luar nalar dan sekarang malah terjadi hal yang sangat tidak logis bahwa ruangan dengan fasilitas mirip apartemen itu sudah disiapkan kemarin dalam waktu sehari hanya untuk menyambut mereka berdua. Terlebih pemilik tidak perduli jika ada dua orang yang pergi gara-gara tak setuju dengan aturan terbaru yang super ketat.
Akan tetapi kemarin Bu Tati melihat sendiri bagaimana seorang pria bernama Kevin tak sebijak atau tak sebermoral itu untuk memperhatikan norma sosial, sehingga mereka harus repot-repot memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Sudah begitu ada tiga dari 14 penghuni tersisa juga menyatakan keberatan dan akan pindah. Bu Tati yang merupakan pemilik lama pun tak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa mempersilahkan mereka memutuskan, sementara ia tak bisa tidak taat pada bos utamanya yang menggajinya dengan cukup mahal.
Namun apa pedulinya, yang penting ia digaji dengan nilai besar tanpa harus kerja keras bagai kuda. Hanya tinggal leha-leha, duduk-duduk dan mengawasi seluruh rumah kontrakan itu, kemudian uang dikirim tiap bulannya. Bukankah itu menyenangkan di zaman serba tidak adil ini.
+++
Kevin melangkah masuk ke ruangan CEO muda yang gila kerja itu, kecuali jika menyangkut sang pujaan hati ia akan berubah menjadi seorang yang menomor duakan pekerjaan. Sebenarnya Adrew sangat loyal pada pelerkaannya, hanya saja sedikit demi sedikit ia bisa menguranginya semenjak mengalami ritme kerja orang Indonesia yang tak sebanyak orang Amerika. Mungkin itu yang membuat Indonesia sulit maju, circle yang tak membangkitkan semangat kerja dan hasil yang tak bisa membayar kerja keras mereka menjadi faktor lain.
Adrew tau langkah kaki itu milik Kevin bahkan sebelum ia menyapanya. Adrew memang tidak terlalu mementingkan aturan atasan dan bawahan sehigga ketika Kevin tak mengetuk sebelum masuk bukan masalah baginya.
"Laporan untuk kontrakan Nona Annisa, sudah beres dan mereka sudah sutuju untuk tinggal di sana."
Mendengar itu Adrew langsung menatap Kevin dan tersenyum disertai mata yang berbinar, "Perlu dijemput beserta barang-barangnya juga?"
Kevin terkejut dengan semangatnya yang penuh dengan binar kekanakan, seperti anak yang ditawari es krim. Ia jadi bingung, misi bosnya itu kan harusnya melindungi Annisa dari jauh, kenapa ia sekarang malah seolah ia ingin dikenali.
"Maaf Boss, bukannya harusnya Anda membantu dari jauh? Kalau Nona Annisa peka sedikit saja, harusnya keberadaan kontrakan mewah yang harga 1.000.000,- itu sudah cukup mencurigakan, tak perlu ditambahka lagi untuk menambah kecurigaan."
Adrew lesu, ia bar saddar karena saking semangatnya hamper saja melakukan hal ceroboh yang akan menghancurkan semua rencananya. Sial, ia jadi melakukan hal yang di luar logika gara-gara kecintaannya yang berlebih.
"Oke, gak usah kalau begitu."
"Ya, Boss. Lagipula saya sudah pastikan bahwa Bu Tati akan memperlakukan mereka layaknya Ratu."
"Hem, bagus," ujar Adrew kembali berkutat pada dokumen-dokumennya itu.
"Lalu bagaimana kelanjutan urusan kontrakan itu, Boss, mereka sudah hamper kehilangan lima penghuninya."
"Itu milik saya sekarang, kenapa kamu repot-repot mikirin itu. Lagipula kamu piker deh, pasti kamu bakal gak nyaman kan kalau ada teman serumahmu bawa pasangan ke rumah, meski itu privasi mereka, lalu bagaimana dengan privasi kita, apakah mereka memikirkannya?"
Kevin terdiam, ia juga sih kalau ia di posisi itu ia akan merasa terganggu bahkan ketika gaya hidupnya juga bebas. Ia lebih memilih ke hotel daripada membawa pacar ke kost yang di sana bukan hanya ia sendiri yang menghuni.
"Saya punya pengalaman buruk memiliki teman serumah yang selalu bawa pacar, main di kamar tapi suaranya sampai ke mana-mana. Udah gitu kadang pacarnya nginep, ditambah pakeannya sembrono, suka merayu lagi. Jijik banget kalau inget pengalaman itu. Makanya saya ingin jika memiliki sebuah kontrakan, tidak ingin ada yang berani mengusik penghuni yang lain. Kebebasan itu ada bukan untuk mengusik yang lain kan, hanya melindungi hak yang harusnya tidak diusik oleh pihak lain. Jadi kalau ada yang melanggar, jangan ragu untuk mendepak mereka. Awas aja bikin Annisa gak nyaman," ujarnya.
Meski semuanya terlihat bijak, egoisme Adrew tak terbantahkan, ia memperhatikan Annisa nomor satu di atas segalanya. Hal yang membuatnya tak tenang kalau Annisa dalam bahaya lagi.
Kevin mengerti apa yang dikhawairkan bosnya, meski ia juga masih bingung mengapa bosnya menyukai gadis itu sampai bucin. Tak hanya itu, Annisa juga tak secantik yang harusnya bisa mengikat hati Adrew. Atau mungkin ada hal special lain yang tak bisa dilihat oleh mata, tetapi bisa dirasakan oleh hati, kebaikan hati dan perasaan yang murni.
"Oke, siap Boss."
"Bagus," balas Adrew lalu membiarkan Kevin pamit pergi darii ruangannya.
Adrew mengamati dokumen itu tetapi teringat dengan Annisa, ia belum melakukan banyak hal untuknya bahkan jika ia membeli semua yang bisa ia beli. Ia masih harus tau diri untuk muncul di hadapan Annisa dengan ia sebagai Adrew yang menjadi alasannya buta seperti sekarang. Ia sungguh ingin menebus semuanya, makas etiap ia ingin melakukan itu, ada air mata yang mengalir untuk mengerti kesedihannya.
Waktu ia menyelamatkan Annisa dari preman brengsek itu merupakah moment langka yang tak bisa ia ulang lagi, sungguh ia ingin mencintai Annisa secara gantle dan terang-terangan, mengumumkan pada dunia bahwa ia hanya mencintai Annisa seorang. Namun apa lah daya, semua sudah terjadi dan ia tak layak untuk muncul di kehidupan Annisa yang berharga itu. Ia hanya bisa melindunginya dari jauh, merindukannya lewat angan dan memberikan apapun yang ia bisa meski dari tangan orang lain sebagai perantara.
Ia akan puas bahkan hanya mendengar kabar baik dari sang pujaan hati. Meski itu hanya kabar, ia akan mengalahkan seluruh kabar baik lain yang ia miliki dan ia capai selama ini, Annisa adalah segalanya dan akan ia jaga sampai waktu yang tak bisa ia kira sampai kapan. Ia hanya ingin Annisa tetap sehat, baik-baik saja dan selalu merasa senang.
Meski mungkin kebutaannya tak bisa dibayar dengan apapu, ia tau banyak hal yang bisa membuatnya sedikit lega, hanya sedikit meski itu besar bagi Annisa tetapi Adrew merasa belum cukup karena rasa bersalahnya yang terlalu besar itu. Ia tak masalah dengan itu, bahkan mungkin jika suatu hari ia harus melepas Annisa dengan pria lain, meski sakit tetapi ia akan bisa melakukannya. Mungkin, atau entah apa yang terjadi ke depannya.
"Entah seberapa kuat aku menahan ini, pastinya … aku akan tetap berusaha, bahkan ketika semuanya belum tentu kuat untuk dijalani," gumam Adrew melamun sejenak, sebelum kembali menjadi sosok gila kerja yang bisa menghabiskan waktu sampai esok hari demi sebuah pekerjaan.