"Lo mau apa?" tanya Adrew tajam.
Celsea diam tak berani menjawab bahkan tak berani melihat Adrew yang garang. Celsea merasa dunianya hancur sebab Adrew mengetahui kelakuan gelapnya.
•••
Sebelumnya, Fajri mempersiapkan peralatan videonya. Kemudian ia meminjam akun Instagram dan YouTube Adrew yang memiliki banyak followers yang hampir mencapai satu juta. Kalau dibilang influencer, Adrew jarang memakai media sosialnya. Lebih sering menggunakan ponselnya untuk ngegame atau hal-hal yang lebih penting
Jadi ketika Fajri mulai merekam, maka banyak orang sudah menonton kejadian itu. Komentar-komentar pun dilayangkan kepada Celsea dan kedua sahabatnya, ketiga gadis itu benar-benar habis sekarang.
Bahkan kejadian itu sudah diberitakan dan meminta tanggapan dari kedua orang tua ketiga gadis yang melkaukan pembullyan itu. Namun, ketiga pihak masih beum bisa dihubungi dan tidak mau memberikan keterangan apapun.
Entah apa yang terjadi selanjutnya, sepertinya ketiga pihak itu juga malu dengan kelakuan anak-anak mereka yang sudah lost control itu. Tentu saja bagi seorang Pejabat, Artis dan Pengusaha, reputasi adalah nomor satu. Tak ada yang bisa menghalangi itu, meski kebohongan tak akan pernah bisa membihongi semua orang.
Ini hanya soal waktu, tapi video live itu masih berjalan. Bahkan Fajri memindahkan live video itu ke akunnya sendiri, juga akun milik Zhen. Bahkan ia juga bersiap untuk menggunakan akun bajakan jika akun semua sahabatnya dan dirinya sendiri di banned.
•••
"Ad?" gumam Celsea ketakutan.
"Jangan pernah sentuh dia," ujar Adrew menekankan.
Nafas Celsea sudah memburu, Tamara dan Freya juga sama sudah pucat pasi. Fajri menyorot mereka satu persatu hingga mereka semua menyerah.
Adrew mendekati Celsea, wajahnya sudah dekat ke arah telinganya, kemudian ia berkata.
"Tunggu pembalasannya, Celsea."
Setelah itu Adrew menghempiri Annisa dan berkata, "Ikat mereka bertiga dan hubungi polisi sudah sampai mana."
Elang menelpon polisi dan bertanya posisi mereka, kemudian Geo dan Zhen mengikat tiga gadis itu. Mereka memohon agar tidak dilaporkan. Namun, mereka tak tau kalau mereka sudah ditonton banyak orang.
"Ad, kumohon jangan bawa aku ke polisi. Aku cuma gak mau ada yang deketin kamu."
Adrew tak mendengarkan, ia fokus ke arah Annisa yang masih terbaring lemah dengan tubuhnya yang babak belur.
Annisa terlihat sangat menyedihkan membuat mata Adrew berkaca-kaca. Ia menyesal tak bisa menjaga Annisa, bahkan hijab yang biasanya bisa menyembunyikan rambut indahnya kini sudah tak berbentuk lagi. Adrew melepas jeketnya, menutup kepalanya dan langsung mengangkat tubuh Annisa penuh kehati-hatian.
Di sepanjang jalan tubuh Annisa gemetar dengan isak tangis ketakutan. Hal itu membuat Adrew tak tahan menitihkan air matanya. Ia mengeratkan pelukannya pada bahu Annisa dan mengatakan kata-kata penguat.
"Annis, kamu kuat. Bertahan yah, Sayang," ujar Adrew banjir air mata. "Annisa pasti kuat," ujarnya mempercepat lagngkahnya.
Kau adalah bintang bulanku
Kau adalah mentariku
Kau adalah siang malamku
Kau adalah tiap hariku
Kau adalah segalanya
Cintaku, kau jiwaku
Titik beratku ada padamu
Kaulah angkasaku
Tempatku terbang bebas
Pikirkanmu cintaiku
Jagalah dirimu karna kau hidupku
Jagalah dirimu karna kau nafasku
Jangan bunuh dirimu
Karna ku juga akan mati
Jiwaku juga pergi
Oh cinta, kaulah duniaku
Jangan pergi dan menyerah
Kau pasti bisa, karna kau kuat
Kuat dan luar biasa ....
Kaulah yang terhebat
Nyanyian halus dari Adrew itu membuat Annisa yang pingsan dan gelisan mulai tenang. Ia pasti kelelahan dan menanggung rasa sakit yang begitu berat.
Masalah Celsea, Tamara dan Freya diurus oleh Geo, Zhen, Elang dan Fajri. Fajri juga telah mengendalikan media sosial yang terus membicarakan Celsea si anak pejabat yang hampir membunuh teman satu sekolahnya dan dua temannya yang merupakan putri pengusaha dan putri artis terkenal.
Sementara Adrew fokus membawa Annisa ke rumah sakit terdekat dan ia menghubungi keluarga Annisa, lalu meminta mereka membawa pakaian ganti dan kerudung.
Di depan ruang IGD, Adrew menatap ke dalam lewat celah kaca pintu berukuran kecil itu. Ia menatap gadis yang dicintainya dengan penuh kehancuran.
Bagaimana tidak, jika ia harus melihat betapa kesakitannya sang kekasih hati menerima perlakuan gila itu. Sekujur tubuhnya harus menerima luka yang sangat menyakitkan. Darah dimana-mana, Adrew menduga kalau Annisa juga disayat di berbagai sisi tubuhnya hingga tubuhnya menjadi lemah kekuarangan darah.
Adrew kecewa pada dirinya sendiri, mengapa ia bisa seceroboh ini menyukai seseorang dengan posisinya sebagai orang terkenal. Siapapun yang dekat dengannya akan memancing kemarahan pihak lain dan itu niscaya terjadi.
"Nak!" panggil sebuah suara ibu-ibu paruh baya.
Adrew mendongak dan melihat seorang wanita berdaster batik dengan kerudung coklat senada dengan dasternya, ia memakai sendal jepit dan membawa tas hitam yang dijadikan selempang meski talinya pendek.
Penampilan itu jelas penampilan orang yang sedang panik, tak mengingat apapun selain kekhawatirannya.
"Annisa di dalam sedang ditangani, Ibu duduk dulu. Saya pamit beli minum agar Ibu tenang," ujarnya sambil melangkah pergi.
Bahkan Bu Eni--ibu Annisa tak sempat menjawab dan melihat kepergian Adrew yang terburu-buru. Ia adalah single Mama yang mengurus dua anak, Kakak Annisa sudah menikah dan kini tinggal ia dan Annisa.
Adrew kembali tak lama setelah membeli roti dan air mineral. Ia memberikannya pada Bu Eni dan tak lupa membukakannya terlebih dahulu.
"Annisa kenapa, Nak?" tanya Eni akhirnya setelah meminum air putih.
Adrew menata hatinya agar bisa tenang dalam mengambil keputusan. Namun, ia harus jujur, semu salahnya dan ia tau konsekuensi ketika ia jujur pada ibu gadis itu.
"Annisa diculik sama teman sekolah kami, dia dipukuli dan dibuat babak belur. Itu semua karena saya menyukai Annisa," ujar Adrew sambil menitihkan air mata. "Kalau saja saya tidak menunjukkan ketertarikan saya pada Annisa, pasti hasilnya tak akan seperti ini."
Eni menghela nafas, ia kecewa tapi ia tak bisa mneyalahkan Adrew, mereka tak akan tau apa yang terjadi di masa depan.
"Cinta tidak salah tetapi ini mungkin yang namanya resiko dicintai oleh orang ganteng macam kamu."
"Saya gak becus melindungi Annisa," ujar Adrew lagi.
Bu Eni mengangguk-angguk, "Saya paham. Sulit juga berada di posisi kamu."
"Terima kasih Bu sudah memahami, saya jamin kalau pelakunya akan menerima hukuman yang setimpal."
"Makasih Nak, bagi saya itu saja sudah cukup. Namun, demi kebaikan kalian, Ibu minta tolong sama kamu agar kamu mengusahakan untuk melupakan Annisa."
Adrew terkejut, ia bahkan ditolak sebelum maju, itu semua konsekuensi yang harus ia hadapi. Tentu ia kecewa tetapi hanya bisa menangis dan menyesali semuanya.
Tak lama seorang perempuan berpenampilan modis dan mencolok datang menghampiri Bu Eni dan Adrew.
"Mami?" gumam Adrew setelah tau siapa wanita itu.
Setelah dekat, Misca berdiri di depan Adrew dan berkecak pinggang.
"Gak harusnya kamu sama dia," ujar Misca dengan nada mengacam."
•••
Setelah liburan semester dua, Adrew mengencani seorang gadis populer bernama Angela Zegrin. Namun, Adrew tak tahan dengan sifatnya yang agresif dan posesif, akhirnya Adrew memutuskannya tepat sebulan mereka pacaran.
Jujur, Adrew belum bisa move on dari Annisa yang malah semakin hari cintanya semakin tumbuh. Adrew kembali galau, hingga ketika Darell pulang ia curhat dengan kakaknya itu, sehingga ia mendapat petunjuk bagi penyelesaian masalahnya.
Tetapi Adrew tak berani mendekati Annisa karena ialah rasa sakit itu, seolah 'Adrew berasal dari rasa sakit', itu yang disebutkan oleh Kak Zinda pada Annisa sebagai korban.
"Belum tidur Ad?" tanya Darell dari balkon kamarnya.
Kamar Adrew dan Darell bersebelahan, sehingga keduanya bisa saling menyapa dari balkon masing-masing.
Kakaknya bercerita tentang kisah cintanya yang rumit, hingga akhirnya Adrew merasa kakaknya yang kesulitan itu malah lebih beruntung darinya.
"Gue salut ama lu berdua, cintanya kuat banget. Terutama lu Kak, kalo udah berkeinginan kagak tanggung-tanggung," ujar Adrew memuji.
"Kalo gak gitu nanti kita kalah sama kenyataan. Gue belajar dari pengalaman, gue waktu itu pasrah ngelepas Mei seolah semuanya jalan buntu. Tapi ternyata enggak, masih ada jalan. Gue kehilangan Mei dan hidup dengan kehampaan, tapi setelah gue ketemu Mei lagi, gue sadar kalo gue gak bisa lepas dia lagi. Gue yakin masih ada kesempatan dan harus gue usahain, gue harus bisa bersanding dan ada di sisinya sampai kapanpun. Gue bakal perjuangin dia sampai dapet," cerita Darell bertekad.
"Semoga perjuangan lo dijawab yah Kak," ujar Adrew mendo'akan.
"Aamiin," balas Darell tersenyum.
Mereka diam sejenak. Memang kadang apa yang kita alami adalah apa yang diimpikan orang lain. Sama kasusnya dengan Darell, ia pikir kisah cintanya rumit, tapi ia tidak tau kalau adiknya memiliki kisah yang lebih tumit lagi.
Melihat Adrew yang murung dan terlihat sangat sedih, ia paham tentang kabar Adrew yang pernah curhat tentag perempuan tapi sekarang ajrang karena ia sibuk dengan masalahnya sendiri. Darell kemudian membuka suara untuk memecah keheningan.
"Terus gimana hubungan percintaan lo ama cewek lo?" tanya Darell.
"Udah tiga bulan menjomblo gue, masih nyaman ama kesendirian. Gue happy-happy aja ...." jawab Adrew santai.
"Kirain lo gonta-ganti cewek," ejek Darell.
"Gue bukan elu yah," balas Adrew.
"Gue kan dulu kayak gitu karena belum nemu pawang, sekarang yah enggaklah udah cukup satu untuk selamanya," ujar Darell.
"Weh, malah ngegombal di sini lu," timpal Adrew.
"Lah lu mau kuliah dimana?" tanya Darell lagi.
"Hardvad deh, jurusan kedokteran juga kayak lu," ujar Adrew.
"Lu beneran tertarik sama kedokteran kan, bukan karena dorongan dari Mami?" tanya Darell memastikan. "Iya, gue udah mulai planning ini sejak SMP." "Syukurlah, lo gak boleh ambil kuliah yang gak lu suka," ujar Darell menasihati. "Iya ngerti, makasih nasihatnya," ujar Adrew tersenyum lebar.