Ketika orang Tua meng inginkan Anaknya mungkin bagi merekaadalah jalan yang terbaik, namun bertentangan dengan norma Agama maka sebaiknya,diamlah dan jangan engkau melawan tapi ikutilah aturan Islam. Namun untuk kaliini sikap Mama tentang aturan sebagai wanita yang ber Agama maka aku akan haturkan persoalanini, nunggu Mama reda amarahnya karena aku ingat betul jika orang lagi dipenuhi amarah jangan di kasih nasehat ia akan lebih marah lagi, diam dulu dandengarkan saja, jika sudah mereda maka baru musyawarah.
Perubahanku memang mengejutkan bagi semua orang apa lagiorang-orang di lingkungan rumah ini, memang kerudung ini membuat aku gerah, tapibenar juga kata Fatimah, jika se andainya aku meninggal hari ini dalam keadaan membukaAurat maka celakalah aku pasti aku akan menghukum diri aku sendiri.
Aku melihat mama yang tengah ada di ruang tamu kali ini akuberharap amarahnya mereda, aku akan coba musyawarah tentang perubahanku entahcacian apa yang akan menimpaku kali ini, semoga Allah memberiku kemudahanjalan.
Ma...
(Panggilku ke mama).
"Hmmm,,"
kulihat kekesalannyamasih ada di raut wajahnya, tak apa akan aku lurusi mengenai Jilbab yang akupakai bahwa aku akan Istiqomah.
"Mam, sebelumnya minta maaf ya ma! Maafkan Humairah"ucapkuke Mama.
Aku mencoba membujuk maaf ke Mama agar angkat bicaramengenai perubahanku.
"Humairah, kamu tau kan Nak, di sini itu orang yang hidupsangat sederhana, miskin tidak punya apapun, jika kamu ber Jilbab di lingkunganini orang-orang akan mengolokmu sok suci, sok Alim, kamu akan di ejek olehwarga Nak, atas dasar apa kamu ber Jilbab semua orang akan mengagap kamufanatik teroris yang berkeliyaran" ujarMama menjelaskan panjang lebar, di balik aku tidak boleh berkerudung inialasannya.
Lantas aku memeluk Mama dengan erat di balik Jilbabku yangmau di bakar ternyata rasa sayang Mama sama aku agar aku tidak di olok-olokorang, Ya Allah dari tadi aku telahsalah sangka, air mataku membasahi pipiku tanpa terasa.
" Mam, Maafkan Humairah, ternyata di balik kerasnya Mama danmengekang demi Humairah agar tidak di olok-olok warga" ucapku ke Mama.
"Humairah, aku tau resiko yang kamu ambil ini begitu beratNak, makanya Mama melarang mu, inilah sebuah adat Nak, ber Jilbablah ketikakamu mau pergi jauh saja atau Sekolah, itu orang-orang akan memaklumi mu,Makanya Mama menetapkan aturan ini kepadamu" tutur Mama menjelaskan lagi.
"Maaf Ma, untuk kali ini aku mungkin akan mengecewakan Mama,sampai kapanpun aku akan tetap kepada pendirianku ya itu mengunakan Jilbab,tidak hanya keluar saja yang Humairah pakai, jika sewaktu-waktu ada yang lihatHumairah tidak ber Jilbab dan Humairah di depan Rumah, sungguh Ma, berapa beratDosa yang akan Humairah tanggung, biarkan aku menanggung cacian dan hinaan,asal Humairah berada di jalan yang benar" penjelasanku sambil memegang tanganMama, dengan linangan air mata, dan pergi dari hadapan Mama, dengan sesaknyadada ini, merima sebuah keputusan.
Jalan tidak selalu mulus, apa lagi mau berjalan di jalanyang benar, apa lagi hidup dalam kekangan tanpa pilihan.
" Ya Allah, diri ini begitu hina, jangan tambahkan hina lagidengan penampilanku, aku tau Islam begitu memuliakan wanita, tapi tidak semuamenerima hal ini Ya Allah, jika pertemuanku dengan Fatimah membawa hal kebaikandalam hidupku tuntun aku sebagai mana mestinya aku sebagai Hambamu" Doaku yangtiada hentinya berharap belas kasih Allah.
Hari demi hari aku lalui, benar saja padangan sadisnya penglihatan orang-orang dengan perubahku ketika baju pendek tidak lagi aku gunakan mereka bilang, aku adalah anak yang sok suci, sok Alim, padahal KW. Begitulah ucapan mereka jika membawa pacar kerumah adalah hal yang biasa justru aku adalah wanita Asing sebagai muslimah, tidak kekinian tidak gaya, tidak berdandan, rambut tidak ter urai adalah sebutan Ibu-ibu lagi mau ke kajian.
Disitulah aku mulai mempelajari lembaran-lembaran Al-Qur'aan yang tidak aku pahami selama ini lantaran diri ini begitu tidak tau apa artinya, yang selama ini hanya aku baca saat solat tanpa paham apa isinya aku memilih untuk mempelajari dan mulai membeli Al-Qur'aan yang ada artinya, disitulah aku belajar arti agama ini.
Lembaran demi lembaran aku baca, sungguh air mata ini menangis tiada hentinya apa lagi saat bacaan Surat Ar-Rohman. Sungguh aku malu kepada diriku sendiri betapa tidak bersyukurnya aku sebagai hamba, apa lagi tidak taat akan perintahnya, aku menghardik diriku sendiri, Manusia macam apa aku ini Ya Allah.
Air mata terus mengalir tiada hentinya, dan aku temui Surat di dalamnya yang berbunyi.
"Katakan lah wahai Muhammad kepada saudaramu dan juga kepada istri-istrimu dan keturunanmu tutupilah kain kerudung kepada dirinya, sungguh itu lebih terjaga dan Allah bersama dirinya, orang yang beriman dan orang tidak ber iman maka tidak sama atas dirinya, Allah mengetahui apa yang nampak dan apa yang tersembunyi"
Setelah membaca itu semua membuat diri ini bagaikan ditusuk belati yang tajam, dan bertanya kepada diriku sendiri kemanakah aku selama ini Ya Allah.
Entah apa lagi yang harus di ragukan kebenarannya, semoga Hamba ini menjadi Hamba yang taat.
Bersambung...
Jangan lupa komentarnya dan masukannya ya selamat ketemu di episode selanjutnya.