Chereads / Filar Cahaya Cintamu / Chapter 8 - Bab:7. Rangkulan Sahabat

Chapter 8 - Bab:7. Rangkulan Sahabat

Terukir sebuah kisah seperti semut yang merangkul semut yang lain saat terluka, begitu juga dengan sahabatku tidak membiarkan aku merasakan pedihnya penderitaan, seperti sahabat Nabi, Hamzah berada paling depan perang dan juga Sahabat Bilal.

Iya aku juga mempunyai sahabat yang seperti Fatimah dan Guruku Adalah penerang hidupku, tidak pernah Guruku menyuruhku keruang para Guru, disitu juga ada Abinya Fatimah KH. Abdullah yang punya yayasan, saat aku memasuki ruangan aku di suruh duduk dan KH. Abdullah berpesan.

" Siapapun yang belajar di sini pasti mempunyai jalan dan tujuannya masing-masing dan itupun tergantung orangnya juga, kabar tentang menyebar di sekolah ini, namun  seumpamanya Rasulullah di hadapanmu apa yang dituduhkan kepadamu jauh Rasulullah rasakan lebih dulu, apapun ujiannya balut dengan sabar dan Ikhlas" ujar KH. Abdulllah.

Aku hanya menyaksikan dengan rasa haru, ternyata semuanya peduli dengan perubahanku, dan KH. Abdullah melanjutkan lagi.

"Perbanyaklah kamu membaca Al-Qur'aan kamu sama seperti putriku sendiri, semua guru yang ada di sini adalah orang Tuamu, teruslah kamu berubah meskipun dalam keadaan sempit"

Guru-guru yang lain ikut perhatikan atas fitnah yang menimpaku mereka mendoakan ku semoga pas Lulus dari sekolah ini membawa manfaat buat hidupku dan juga orang lain, akupun meng Amiin kan Doa-doa mereka semua.

Aku keluar dari ruangan Guru ternyata sahabat-sahabat ku dikelas memelukku semua, Alhamdulillah aku berada di lingkungan yang tepat,dan akupun makin semangat belajar Agama Islam, seperti adab sopan santun antara sesama dan juga lingkungan, di umurku yang masa-masa pertumbuhan sudah Bukan Anak SD lagi, sudah waktunya melakukan perintah Allah yang seharusnya diwajibkan pas umur 7tahun, melaksanakan Solat dan menutup aurat aku malah umur 16 tahun.

Terima kasih Ya Allah, pendosa ini sudah mulai menuju mencari Ridhomu, dan belajar mencintai Rasulullah di atas segalanya. Ucapku Dalam hati.

"Humairah kamu tidak apa-apa kan, sudah membaik kan hatimu"Ujar Fatimah.

"Alhamdulillah Allah menjagaku dengan penjagaan yang aman!" tuturku sambil keluar dari ruang kelas menuju kantin sekolah.

"Aku mungkin tidak sekuat kamu Humairah, jika aku diposisimu segala fitnah segala cacian yang menimpamu tidak akan aku berjuang  Istiqamah namun beda dengan dirimu kamu hebat.!" Tuturnya menimpali ku.

" Fatimah justru aku begini ingat ceritamu kalo Fatimah Az-Zahra bukan Fatimah kamu ya, hahaha  Putri Nabi jika ingin ingin baris dibelakangnya maka harus mengikuti beliau, jika aku di fitnah saja milih menyerah berarti aku gagal dong tidak masuk kedalam barisan itu"

"Hahaha, cerita sekali langsung ingat ya kamu mengenai hal itu, kamu wanita hebat" ujarnya kasih semangat.

" Aku harus ingatlah, kan itu penting, terima kasih ya, jika waktu itu kamu tidak bercerita tentang hal itu aku tidak tau hal itu, dan Alhamdulillahnya lagi sebab Fitnah itu Abimu menemuiku di ruang guru, bagi aku ini anugrah sekali"  

"Siapa pun yang sekolah di sini pasti sama Humairah, kita ini adalah saudara" tegas Fatimah.

" Kamu adalah yang terbaik yang pernah aku temuin Fatimah,bimbing aku dan ingatin aku jika salah, Ingat tidak? waktu kamu tau akunku dan melihat ada fotoku di sosial media kamu segera meminta akunku dan sandinya semua foto yang bersamamu kamu hapus bahkan tanpa sisa padahal itu tidak aku publikasikan" tutur ku mengingatkan Fatimah.

"Jika kamu merindukan sesuatu maka, kamu tidak cukup untuk mencintai saja, kamu harus menirunya juga, meskipun kamu tidak pernah hidup di zamannya, berhentilah kamu tanganmu kamu jaga ,pakaian kamu, kamu jaga itu, solatmu kamu jaga dari pada itu, jagalah setiap gerak gerik mu setiap langkah untuk mengingat kepada  jung jungang  Nabi besar Muhammad SAW, jangan terpicu dengan dunia yang hanya akan membuat kamu lupa akan segalanya, Humairah, sungguh itu tidak mudah maka kamu harus usaha, ingatlah saat Siti Maryam ketika beliau mau melahirkan bisa saja Allah menjatuhkan segala buah-buahan yang ada di pohonnya,namun Allah menyuruh meski dalam keadaan lemah untuk menggoyangkan pohon itu,begitulah perumpamaan hidup semua harus di usahakan Humairah, seperti itulah hidupmu saat ini tidak cukup kamu cinta namun tidak mau berkorban entah tenaga maupun pikiran" ujar Fatimah menasehati.

"Terima kasih Fatimah, Oh iya kenapa Aiysah tidak masuk sekolah hari ini?" tanyaku.

" Iya tadi masih di rumah, paling bolos sekolah"  tutur Fatimah.

" Iya sudah kita belajar saja" ucapku.

Tiba-tiba Anis datang si tukang pengen tau segalanya.

"Hey, hey, ngerumpi apa sih dari tadi serius amat?" tanyanya.

" Enggak ada, lagi ngomongin langit indah sekali hari ini gitu ke Fatimah," ujarku menjelaskan.

"Kamu tau tidak sih, Syaqilah di jodohin?" ujar Anis.

kamipun kaget kenapa nikah buru-buru kenapa tidak di selesaikan saja dulu sekolahnya, gumanku dalam hati.

" Loh, kok buru-buru" ujar Fatimah.

"Iya namanya orang mau nikah Neng" Ujar Anis

"Iya sih," sambatku.

" Kalian berdua hadir gak nih?" tanya Anis.

"Aku gak di undang sih, paling enggak" ujarku.

Kamipun meng akhiri cerita karena jamnya sudah keburu masuk kelas.

jangan lupa like dan komennya selamat menunggu Episode selanjutnya.