Semenjak Aisyah di jodohkan dan keluar dari sekolah semua terasa hampa sulit menghilangkan kenangan selama satu tahun bersama berbagi kisah dan cerita, kini ia menemukan hidupnya pelengkap separuh Agamanya, kisah kami di SMP Al-Falah dan semua cerita begitu terkenang apa lagi Aisyah bukan hanya sekedar teman namun seperti guruku juga.
Terasa Kehilangan seolah menaruh luka di hati sahabat-sahabat satu kelas, sementara kelas IX sudah di depan mata, di mana kebingungan mulai muncul tentang masa depan dan aku pun harus pergi melepaskan kenangan-kenangan di sini dan di tempat ini, aku sudah memutuskan setelah lulus tidak lagi melanjutkan disini karena tidak mampu bayar uang bulanan, dan kemungkinan besar aku juga melepas sahabat ku Fatimah dan Anis.
Teringat Keputusan orang Tua yang menyuruh tidak lanjut lagi atau kerja saja, sungguh,hati ini merasa gelisah lanjut lagi apa memilih bekerja.
" Humairah,setelah lulus dari sini kamu mau lanjut kemana?" tanya Anis,
"Aku bingung tapi Inza Allah, aku pasti lanjut meski tidak di sini lagi" ujarku.
"Loh kok tidak lanjut di sini lagi piye toh," tanya Anis lagi.
" Aku tidak punya uang Nis, Papaku tidak sanggup biaya uang gedung dan SPP" jelasku.
" Yo kerja toh, Nduk, ojok ngarep orang Tua mu terus bantu-bantu jualan yo kan isa orak usah mettu dari sekolah iki" tegas Anis dengan bicara bahasa Jawanya.
" Anis, dibuat makan di rumah aja ya susah, aku keluar dari sini cari sekolah yang ada biaya siswanya jadi tidak usah bayar" tegasku.
" Oh ngono,ya uiz, seng karep mu tapi ojok lali nong konco termasuk Awakku" (oh begitu,iya sudah, yang penting tidak lupa sama temanya termasuk aku) ujarnya.
"Oke, siap" tuturku.
Untuk saat ini aku hanya bisa merenung dan menjalani nasib ke depannya seperti apa, aku tidak tahu itu, karena yang aku paham hidup hanya ada tiga, hari ini, lusa, dan masa lalu.
Masa lalu tidak bisa aku rubah maupun aku benarkan karena waktunya sudah terlewati mungkin yang terkenang adalah penyesalan, menyesal belum bisa memperbaiki diri masa itu.
Sedangkan Lusa, adalah waktu yang tidak tahu apa yang akan menimpaku, hidupku bagaimana dan apakah masih hidup atau kematian yang akan menjelma ku, itu semua sudah ketetapan Allah untuk Lusa.
Sedangkan Hari Ini, hari di mana dengan 24 Jam aku bergerak aku bernafas, dan ber aktivitas seperti manusia yang, ia Cuma hari ini hari yang bisa aku miliki bahkan menit pun bahkan putaran jam yang sudah lewat tidak bisa aku mundurkan maupun majukan, karena semua sudah kuasa Allah yang berkehendak menenggelamkan matahari dan memunculkan bulan menurut edarannya. Sesuai Ketentuan Ayat yang ada dalam Al-Qur'aan.
Aku akan mengalami perpisahan dengan sahabat tercintaku Fatimah, Anis sedangkan Aisyah mau nikah berpisah juga.
Memang benar kata orang zaman dahulu,
Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan jika ada perpisahan belum tentu ada pertemuan.
Kata-kata itu menusuk hati yang mendalam, berpisah yang tidak ingin terjadi pasti terjadi, mama pernah bilang, semua orang akan berpisah Ular yang berganti kulit saja ia bisa mati.
Begitulah hidup,jika saat ini bisa melihat matahari belum tentu besoknya akan melihat Pajar terbit,maka lakukanlah apa yang ingin di lakukan hari ini tanpa menunggu nanti dan menundanya.
Semua akan merasa asing, dan tidak akan sama lagi, hidup harus membuka sebuah lebaran baru kenal dengan orang baru, mau tidak mau begitulah hidup.
Sebuah canda dan tawa dan kehangatan sapaan tidak akan lagi aku rasakan, begitu juga dengan sahabatku, terkadang kepergian harus membawa luka, demi memilih hidup yang baru, mungkin yang tidak di inginkan setiap orang.
Ketika ingin memulai ingin berlayar harus siap tengelam dan menerima semua hal, kecewa, melepaskan, mau tidak mau semua memiliki hidup dan pilihan masing-masing, bayangan pun saat gelap meninggalkan diri sendiri, apa lagi sahabat.
my diary
Betapa aku mencintai kalian sahabatku, sahabat yang selalu ada, suka maupun duka, canda maupun tawa, saling berbagi dan mengasihi, terima kasih atas rangkulan yang begitu mendalam, saat yang lain pergi dan meng asingkan ku sebab perubahan ku, kalian membawa cahaya bak rembulan yang menyinari hidupku, satu tahun lagi perpisahan yang sebenarnya akan di mulai namun hati ini merasa tidak kuasa untuk menahan setiap jeritan hati, langkah yang kita pilih sudah tidak sama meskipun berada di atap yang sama saat ini, Fatimah, Anis, dan Aisyah kalian adalah lentera dalam hidup yang kemanapun aku pergi akan terukir sejarah di mana aku mulai mengenal tentang Agama, dan kalian menjadi sahabat sejati, love you best friend forever.
aku tulis di setiap buku catatan harianku tentang kisah sahabatku,
Bersambung....