Ketika aku sudah mulai membiasakan diriku dengan Jilbab, namun perubahanku seperti membawa petaka bagi mereka, para rombongan ibu-ibu dan semua anaknya berdatangan kerumah orang-orang satu RT berdatangan, akupun kaget dan tidak tau apa sebabnya mereka kerumah namun pintu dirumah tidak berhenti di gedor bahkan batu yang di lemparkan.
DOr..... Dorr.....Dorrrr....
Keluar kamu Humairah, Ibu Tina jangan sembunyikan Anakmu itu! Dor... Dor...
Terus bunyi pintu di ketok-ketok dengan sangat keras, akhirnya mama dan aku membuka pintu,namun yang di lakukan mereka teramat sadis telor di lempar kemuka ku.
"Tenang! Tenang, ada apa ini semua ibu-ibu, saudara-saudara, kesalahan apa yang di lakukan Humairah kepada kalian?" Tanya Mama melihat semua warga rombongan.
"Hellah, jangan sok suci anak ibu itu, dia berubah selama ini dan pura-pura berjilbab karena hamil di luar nikah kan, makanya dia itu menyembunyikan ke hamilannya dari warga berpakian baju longgar benar-benar munafik!" ujar salah satu ibu itu,sementara yang lain mencoba menarik pakianku, sementara Mama kaget atas fitnah ini.
"Tolong dengarkan aku dulu, Ibu-ibu tidak pantas memfitnah anakku, dan hentikan semuanya melempari anakku, manusia macam apa kalian ini memfitnah orang sembarangan Humairah tidak mungkin melakukan hal itu apa lagi hamil di luar nikah" tutur Mama, dengan linangan air mata sambil melindungiku.
" Beri bukti pada kami kalo Humairah yang sok suci ini dan Sok, Alim tidak hamil di luar nikah" tegas salah satu dari warga itu.
" Baik, kita pergi ke Puskesmas langsung apa Humairah Hamil atau tidak" ujar ibuku tidak terima.
"Ma, demi Allah demi langit dan bumi Humairah tidak pernah berbuat serendah itu Ma, tolong dengarkan aku, aku selama berubah menjauhi laki-laki sebisa mungkin bahkan sekolah antar cowok dan cewek di pisah tidak menjadi satu kelas" ujarku sambil menangis.
"Ya Allah cobaan seperti apa ini yang engkau uji kepadaku, izinkan aku kuat ya rob, dan tunjuki kebenarannya" guman hatiku putus asa dengan Hijrah ini.
"tidak usah sok membela diri, sok Suci padahal najis," ucapan mereka menjadi jadi akhirnya aku di geret di paksa oleh warga pergi ke puskesmas sementara air mataku terus bercucuran tiada henti, beberapa kilo meter dari rumah warga dan Mama semuanya mendorongku memaksa Dokter untuk mengecek apakah aku hamil apa tidak.
"Humairah anak ku, aku tahu kamu sedang terpukul banget atas kejadian ini nak, percayalah Allah tidak pernah tidur, Maafkan Mama yang selama ini Mama tidak suka denganmu berjilbab, namun saat ini Mama ada di pihakmu nak, Mama yakin ini pasti fitnah orang yang tidak menyukaimu" Mama dengan erat memelukku wanita mana yang tidak sakit hati melihat anaknya di fitnah di lempar dengan segala macam, namun Mama masih tegar sementara aku sudah mulai lemas dan Sok,
Akupun mulai memasuki ruang Dokter dan orang tidak berhenti mendorongku. Setelah di ruangan dokter memeriksaku dan bertanya kapan terakhir datang bulan," aku tidak tau harus jawab apa seorang Dokter tetap akan melaksanakan pekerjaannya, aku marah pertanyaan dokter kepadaku, bagiku itu pertanyaan koyol yang diberikan.
"Dok, aku ini tidak hamil dan aku juga datang bulan tiap bulan pertanyaan macam apa ini!"nadaku meninggi dan panik.
" Sudah selesai boleh kamu bangun" setelah Dokter menyentuh perutku, ia menyuruh ku bangun.
"Dok, aku tidak hamil kan Dok?" Tanyaku.
" Tidak, kendalamu kamu hanya punya penyakit Mag," tutur Dokter itu.
Akupun legah dan meminta surat keterangan bahwa aku tidak hamil dan itu semua hanyalah fitnah.
Dari situ aku keluar dari ruang dokter menuju Mama dan warga yang ikut, aku hampiri Mamaku dan ngasih sebuah surat pernyataan kalo aku tidak hamil, lalu mama menunjukan dengan nada marahnya.
"Lihat baik-baik surat ini dan baca dengan teliti apakah ada tanda hamil, hasilnya negatif bukan positif makanya sebagai ibu tentunya tidak pantas kalian melemparkan fitnah ke anakku yang umurnya 16 tahun" ujar Mama menjelaskan dengan nada kesalnya.
"Dengar ya sekali lagi kalian semua fitnah anak ku, hanya karena sebuah penampilan, kalian mengira anak aku hamil di luar nikah, memangnya orang itu tidak boleh berubah terus kalian semua buat undang-undang sendiri meskipun aku dan keluargaku miskin aku bisa tuntut kalian ke kantor polisi jika ada kejadian lagi" Tutur Mama lagi, sedangkan mereka tanpa merasa bersalah pergi tanpa maaf.
" Ini semua Rizki yang fitnah Humairah dan menyuruh warga untuk mengeroyok Huimarah lantaran Humairah berubah, salahin saja tuh Rizki jangan kita"ujar salah satu mereka.
Akupun tersontak kaget, sedangkan Rizki adalah sahabatku dari kecil, orang yang paling aku percaya selama ini, lalu kenapa ia tega memfitnahku seperti ini, sebenci itukah dia karena aku berubah ingin menjadi wanita Muslimah yang ingin meneladani Putri Nabi Muhammad SAW.
Biarlah yang penting kebenaran sudah terungkap aku tidak hamil seperti tuduhan itu, tidak mengapa Ya Allah berlika-liku jalanku untuk menjadi lebih baik, aku ikhlas aku Ridho atas semua ini.
Akupun pulang dengan Mama menuju rumah kini aku aku sadar bahwa aku ke Pukesmas dalam keadaan kotor semua bajuku amis bau telor sedangkan kerudungku tidak tau bentuknya lagi, Ya Allah Alhamdulillah atas ujian ini semoga kedepannya aku dapat lebih baik lagi dan keimananku bertambah. Guman ku dalam hati.
jangan lupa like dan komentarnya ya teman-teman, kasih masukan juga buat Autor biar semangat.