Sebab Fitnah yang menimpaku, berapa hari dari kejadian yang menimpaku,aku tidak sengaja ber papasan dengan Rizki namun ia seolah tidak menoleh dan merasa tidak bersalah atas tuduhan Hamil di luar nikah karena pakaian yang longgar.
"Rizki, tunggu, tunggu sebentar aku mau ngomong sama kamu" ujarku menghentikan langkah kakinya.
"Apa sih yang mau kamu omongin wanita munafik," ujarnya ketus.
"Rizki, selama ini kamu adalah sahabat ku yang terbaik sahabat yang selalu aku percaya, tapi kenapa semenjak aku berubah bukan kamu malah mendukungku kamu membenciku dan bahkan menyebarkan fitnah satu RT."Tanyaku sambil tundukan pandangan.
" Iya, sebab kamu begini aku tidak lagi bisa dekat denganmu,kamu berubah semenjak sekolah, saat kamu mulai taat kepada Agama Islam dan menjauhi laki-laki dan saat aku lihat teman-teman yang biasanya ada kamu malah tidak ada kamu, kamu menjauh setiap ada laki-laki didekat sahabatmu" tuturnya penuh amarah.
"Rizki, tahukah kamu, Wala tak robu zina,yang artinya: Janganlah kamu mendekati zina, zina mata adalah memandang apa yang di larang Allah, zina telinga adalah mendengarkan perkara-perkara yang tidak baik, aku bukan pintar aku hanya berusaha melakukan apa yang tidak seharusnya aku lakukan, semenjak aku masuk SMP Al-Falah aku banyak menemukan arti hidup sesungguhnya" Tegasku kepada Rizki.
Tanpa sepatah katapun lagi, aku meninggal Rizki dan melangkah kan kaki menuju rumah, namun ketika aku lewat di depan rumahnya Alika, ibu-ibu asik bicarakan Alika, yang sama cowoknya, dan bangga sekali melihat orang pacaran sedangkan Islam melarang pacaran, pemikiran manusia sudah benar-benar terbalik sedangkan aku saja berubah demi memperbaiki diri jadi fitnah.
Astagfirullah pikiranku, jauhkanlah, pikiran buruk ini Ya Allah.
Akupun berusaha tidak mendengarkan orang-orang yang lagi ngegosip Alika.
Setelah sampai dirumah aku melihat Papaku menungguku dari tadi,
"Humairah aku dengar dari Mamamu saat Papa lagi kerja tidak ada di rumah, kamu di fitnah sama orang bahwa kamu hamil di luar nikah Nak?"tanya Papa.
"Iya Pa, Humairah di fitnah oleh warga di sini, tapi Papa Jangan khawatir Humairah tidak apa-apa Pa dan akan tetap pada pendirian Humairah" ujarku agar Papa tenang tidak ke bawa pikiran.
"Kamu jangan khawatir Humairah ingat Allah di manapun kamu berada saat sempit maupun sulit, Allah tetap bersamamu" tutur Papa Menimpalinya.
" Iya Pa, pada akhirnya semua orang tau kalo Humairah tidak hamil.!"
" Begitulah Nak, namanya manusia tidak ada yang benar dimata manusia kamu tahu waktu zaman kakekmu orang-orang mengira kakekmu itu orang yang gila, waktu itu Papa masih kecil, orang selalu bilang kakekmu itu gila dan keluarganya itu menjauhi semuanya, waktu acara yang lain di undang makan kakekmu sendiri tidak di undang makan sama orang-orang, kamu tahu, kakekmu tidak bersedih maupun membalas perkataannya orang-orang melainkan berdoa sama Allah.
Semoga orang-orang tersebut di lapangkan hatinya di bukakan pintu hatinya agar cahaya masuk kepada mereka.
Pada suatu hari kakek mu meskipun tidak di undang karena selamatan Masjid, kakekmu itu tetap hadir karena masjid bagi siapa saja, waktu itu kakekmu bantu masak Nasi, namun tiba-tiba ada angin dan hujan pun turun namun disitu semua orang kaget hujan semakin lebat namun kuasa Allah kakekmu tidak kehujanan maupun basah dan api yang di nyalakan tidak mati melainkan makin membara hingga nasi itu mateng, waktu zaman dulu jarang punya kompor melainkan pakai kayu dan masih pakai korek api kayu itu di tumpuk-tumpuk.
Akhirnya orang yang melihatnya keheranan dan di situlah kakek mu di seganin banyaknya orang, Humairah di balik cerita itu semua apapun orang menilai orang buruk terhadapmu jangan pernah kamu membalasnya Allah tahu kapan manusia diuji dan kapan Allah mengangkat derajatnya, semua yang terjadi adalah kehendak Allah" tutur cerita Papa.
"Iya Pa, Inza Allah, Doakan yang terbaik buat Humairah,semoga Allah selalu menjaga Humairah dengan sebaik-baik penjagaan"
" Ingat saja Humairah jangan sampai hatimu goyah imanmu luntur terus tanamkan ajaran Nabi dan taat lah perintah Allah dan jauhi larangnya"
"Terima kasih Pa, atas nasehat-nasehat yang Papa berikan sama Humairah" ujarku sambil mencium tangan Papa.
"Papa Doakan kamu semoga suatu saat nanti kamu punya Ilmu yang bermanfaat dan Allah Ridhoi kamu, dan kamu berkumpul dengan orang-orang Soleh,"
Papa memegang kepalaku dan tangannya ada di atas kepalaku, selalu Papa melakukan itu kepada adik-adikku semua.
Hari-hariku aku lalui di rumah dan tidak sekolah beberapa minggu atas fitnah itu, sementara itu Fatimah terus-terus saja menghubungiku Via telpon maupun chating, aku masih belum siap bercerita kepada teman-temanku di sekolah namun kepala sekolah mendengar berita ini karena menghubungi pihak keluargaku, Guruku merasa sedih, Iba, dan selalu ngomong sabar, mereka semua menitip salam kepada orang tuaku, agar aku menjadi wanita yang kuat tetap Istikomah. Di jalan Allah.
Aku bersyukur karena pihak sekolah selalu memberi semangat dan selalu memberi motivasi kepadaku, banyak orang yang perduli denganku, begitu pula Mama yang awalnya tidak perduli kepadaku semenjak kejadian itu Mama mulai menyayangiku kembali, mungkin ini cara Allah agar aku bisa di terima kembali oleh Mama, dan tidak lagi mempermasalahkan Jilbab, betapa bahagianya hati ini.
Bersambung....
Yuk komen dan like nya jangan lupa nantikan terus episode selanjutnya.