Chereads / Angel’s Touch (+21) / Chapter 7 - Episode 6

Chapter 7 - Episode 6

Jessica memperingatkan jika kekuatanku berlaku hampir ke setiap manusia terutama wanita. Tidak peduli bangsa apa pun, Tua atau muda, cantik manis atau biasa saja, dan alim, kuat iman atau tidak. 

" jadi aku bisa saja membujuk Sekretaris muda cantik umur 18 tahun dengan gampang?"

Jessica tertawa lepas

" kau tahu jawabannya Billy. Terkadang sihir sama saja sepeti Ilmu pengetahuan. Yaitu mutlak. Bahkan manusia biasa tidak perlu kekuatan apa pun untuk menggoda wanita seperti itu. Apalagi kamu? Kau dapat meliriknya dan ia siap menuruti semua permintaanmu. Gadis manusia itu? Tabib wanita itu? Apa menurutmu mereka wanita murahan?"

Beberapa jam kemudian. Aku menunggu di sebuah cafe. Aku mengecek handphoneku, menelpon seseorang, lalu tidak lama ia muncul. Aku menghubungi dokter Xinyu tapi ia tidak mengangkat teleponku. Aku mendapat akun sosial medianya. Tidak terlalu aktif. Ia sepertinya wanita sangat sibuk. Itu sebabnya ia hanya di rumah sakit. Aku hendak menghubungi Suster Minju lalu seseorang menepuk pundakku.

" Billy sayang"

" Suster"

Suster Minju muncul malam itu. Aku berdiri, memeluknya di depan banyak orang dan kami bercumbu mesra

" maaf ya aku sibuk hari ini. Namanya nakes,"

Ucapnya manja. Kami sudah sering berkencan. Tapi karena ia sangat sibuk, kami hanya berkencan di waktu tertentu. Biasanya malam hari. Suster Minju mengenakan gaun mini dress hitam yang aku berikan padanya

" kamu mobil baru ya? Keren banget mobilnya"

Tanya Suster Minju. Aku mengangguk. Aku mendapat mobil ini tadi pagi. Ini mobil pemberian hotel kepadaku. Hotel tempat aku menginap tiba-tiba ramai hanya beberapa jam saat aku menginap di sana. Pesona baruku tidak main-main. Manager hotel itu mendekatiku dan aku seketika memenangkan doorprize. Tas ku pun penuh dengan kupon belanja dan kupon makan restoran mewah

" kalo kamu mau, ambil aja"

Godaku. Suster Minju langsung memukulku

" Main-main kelewatan! Nanti PHP"

Sahutnya sinis. Aku tertawa lepas

" aku serius"

Ia menatap mobil itu dan bahkan memeluknya

" Tapi temen-temen di sana pasti julid kalo aku tiba-tiba punya mobil ini. Terus minyaknya, terus pajaknya. Huaaaaaaaaa"

Aku juga baru ingat aku punya kupon isi bbm yang mungkin cukup untuk sepanjang tahun. Suster Minju merangkulku manja di mobil

" aku merasa beruntung bisa punya suami kayak kamu. Aku pengen kita manjaan malam ini"

Kami belum menikah. Aku tidak menikahi Suster Minju karena sebagai Bule suster Minju mengerti kami terkadang malas menikah. Rencananya aku akan menikahinya kalau aku benar-benar sudah berhenti bertualang. Ia selalu merangkulku manja ketika bertemu dan meminta jatah bermanja-manjaan. Orang super tampan memang memiliki previlege yang luar biasa

Aku mencetak tiket bersama Suster Minju. Ia lalu ke kamar mandi dan aku mengantri membeli popcorn. Di sanalah aku beradu mata dengan kasir bioskop itu. Ia sangat sexy. Kami saling bertatap-tatapan. Aku tersenyum menggodanya dan ia semakin malu. Namanya Ririn. Aku pegang tangannya ketika hendak membayar. Ia akhirnya jatuh ke pelukanku. 

" sayang aku ke kamar mandi dulu ya"

Suster Minju mengangguk

" jangan lama-lama ya"

Aku keluar dari bioskop. Film belum di mulai. Aku masuk ke sebuah ruangan yang seperti gudang dan Ririn menungguku di sana. 

Aku ejakulasi hebat. Aku menggenjotnya dengan posisi doggy menghadap dinding. Aku meremas toketnya dan ejakulasi sebanyak-banyaknya di dalam memeknya. Ririn orgasme hebat. Spermaku cairan orgasme dan darah perawannya bercampur di lantai gudang itu. Kami melakukan sex singkat di gudang bioskop itu. Aku senang aku bisa ngentot dengan siapa saja bermodal tampang baruku ini

Film lalu dimulai. Aku kembali berkencan dengan Suster Minju. Aku pegang tangannya dan ia meletakkan kepala di pundakku. Ia bersandar manja. Kami bermesraan sepanjang menonton film di bioskop

Aku mendorong suster Minju ke atas kasur. Kami sudah kembali ke hotel. Aku tindih dia. Mencumbu bibirnya melahapnya liar sambil melepas gaun dan pakaian dalamnya. Ia remas jasku dan melepasnya dengan liar

Kami sudah sama-sama bugil. Suster Minju memekik kencang ketika jemariku mencolok-colok memeknya. Tubuhnya menggeliat. Ciumannya semakin liar. Jemarinya meraih kontolku dan mengocoknya. Jemariku semakin ganas hingga tak lama ia melolong panjang dan 

" Billy!!!!"

Ia mencapai orgasmenya tidak sampai semenit. Ia sangat cepat orgasme ketika aku menyentuhnya. Aku membiarkannya orgasme sambil mencumbu pelan bibirnya. Suster Minju lalu menungging. Ia memejam mata dan

" ooohhhhhgg"

Ia memekik keras ketika kontolku menusuk anusnya. Aku merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Aku remas pinggulnya dan menggenjot anusnya keras dan tanpa ampun.

" ohhh ohhh ohhh"

Suster Minju memekik kencang. Aku ikut mendesah. Ia memekik lebih keras dari biasanya. Wajahnya sangat memerah. Ia meremas kasur dan menungging meletakkan kepalanya di kasur. Pekikannya semakin kuat. Lubang anus Suster Minju tak kalah nikmatnya dibanding lubang memeknya. 

Pinggul suster Minju merah karena remasanku. Tubuhnya gemetar dan tak lama ia menyemburkan cairan sangat deras dari memeknya. Ia squirt sangat hebat. Ia melolong panjang dan lemas. Aku cabut kontolku yang masih lama lalu mengocoknya. Kontolku berkedut dan aku segera menusukkannya ke memeknya yang masih basah karena squirt

Aku ejakulasi di dalam memeknya. Aku sangat puas. Aku diamkan kontolku di memeknya beberapa lama, menikmati denyut-denyut pijatan dinding memeknya. Suster Minju sangat lemas. Ia meremas kasur sambil tertawa puas

" sayang, belum sejam aku dah ga kuat"

Bisiknya lemas. Aku tertawa. Kami berpelukan mesra. Aku memutar lagu untuk mencairkan suasana. Kami istirahat sebelum masuk ke ronde selanjutnya.

Pagi itu di hotel. Aku mengantar Suster Minju ke spa hotel. Ia memanjakan diri di dalam spa dan merawat dirinya. Ia akan di dalam sana selama beberapa jam. Aku kembali ke kamar. Seseorang mengetuk pintu dan aku segera menyambutnya

" Billy! Kok ga ada kabar!!!"

" suster Chaeyeon"

Kami pun bercumbu lama. Setelah semalaman dilayani Suster Minju, aku memanggil Suster Chaeyeon. Suster Chaeyeon memang kalah cantik dengan Suster Minju. Tapi ia lebih muda dan tubuhnya lebih sexy. Aku buka seragamnya dan kami bercumbu cukup lama. 

Kami berkelon-kelonan di bathup. Aku meremas dan mencumbu buah dadanya. Jemariku yang satunya terus mengusap memeknya. Ia mendesah di dalam bathup itu. Wajahnya memerah dan ia terus mendesah menikmati kecup bibirku di toketnya, dan jemari nakalku di memeknya

" yahhhh oh"

Ia orgasme panjang. Jemariku berhasil memuaskannya. Ia squirt deras. Aku tertawa puas dan ia pun tersenyum puas. Aku menindihnya dengan posisi misionaris dan kami mengentot liar di dalam bathup itu.

Aku ejakulasi hebat. Kami berpindah ke kasur dan aku kembali mengguncangnya dengan posisi WoT. Aku mengguncangnya dari bawah dan meremas buah dadanya.

" kamu kok jarang telepon aku? Kamu ga suka sama aku? Kamu ga tahu aku seneng banget waktu kamu nelpon. Aku cuma lihat postingan kamu di IG tapi takut samperin"

Sosmed memang penuh dengan postingan bule tampan di hotel bintang 3 murah di kota kecil. Aku beruntung mereka tidak menyorot Minju, karena Minju bisa saja menjadi sasaran amuk mereka. Tidak ada yang tahu aku sekamar dengan Suster Minju. Termasuk Chaeyeon. Tapi semua orang jadi tahu aku menginap di sini. Karena aku duta mereka

" maaf ya Chaeyeon, aku banyak istirahat sejak keluar dari RS. Jadi aku lupa hubungin kamu"

Jawabku

" bener ya? Ga ada cewek lain kan?"

Andai ia melihat tas dan pakaian Suster Minju di lemari

Kami bercinta empat kali. Aku mengantar Suster Chaeyeon turun ke lobby lalu pulang. Kami sempat berpelukan mesra. Aku cukup gila hari itu. Tidur dengan wanita lain, sementara pasanganku di gedung yang sama. Aku naik ke spa dan menunggu Suster Minju di sana

" ugh lega. Aku ga pernah perawatan kayak gini. Fresh banget rasanya. Lama ga nunggunya?"

Aku menggeleng kepala. Andai Suster Minju tahu apa yang terjadi sebenarnya

" ga kok, biasa aja"

Jawabku. Ia tampak jauh lebih cantik. Kami berkencan karena hari itu ia sudah izin off. Kami berkendara menuju pantai. Aku membawanya dengan mobil pemberian hotel, ke pantai favoritku

" wah aku ga pernah ke pantai ini"

Kami berfoto berdua di pantai pasir putih. Aku juga tidak pernah ke pantai ini. Aku senang untuk pertama kalinya, aku merasakan ke pantai dengan Suster Minju. Ia jauh lebih cantik dengan pakaian biasa. Kami bergandengan mesra di pantai itu. Aku pandang wajahnya dan aku senang betapa bahagianya dia. Kupeluk dia dan Kucumbu bibirnya. Sungguh hidup yang indah. 

Aku terbangun pagi itu. Hari itu aku terbangun di sampingnya. Sudah beberapa hari  aku menjalin hubungan dengan Suster Minju. Aku menikmatinya.  Aku bangunkan dia dan ia tersenyum

" Pagi Billy"

" Pagi sayang"

Aku mengecek hpku dan ada tiga miss call dari dokter Xinyu. Akhirnya ia menelpon balik. Aku tidak menyangka butuh beberapa hari sampai ia membalas teleponku. Bahkan sebagai pria tampan, beberapa sabar tetap penting. Suster Minju sedang mandi. Aku menelpon Dokter Xinyu dan tidak lama ia mengangkatnya

" Billy, Baby"

Ia mengangkat telepon videoku. 

" Dokter"

Aku menelpon Video di depan tv. Agak jauh dari wc agar suster Minju tidak mendengarku

" maaf aku sibuk beberapa hari ini. Aku ingin panggil kamu, jawab telepon kamu, tapi…. Namanya Nakes. Kita jarang nganggur"

Aku hanya tersenyum. Beruntung aku sudah biasa sabar seperti ini. Tapi Dokter Xinyu layak untuk ditunggu 

" kamu mau ketemu hari ini?"

Dokter Xinyu mengajakku bertemu. Suster Minju bilang ia akan sibuk hari ini. Aku menjawab iya. Kami berjanji akan bertemu satu jam lagi.

" maaf ya sayang. Hari ini aku agak sibuk, jadi mungkin pulangnya pagi. Kalo kamu udah tidur, aku pulang ke rumah gapapa kok"

" gapapa sayang, kabarin aja ya"

Suster Minju turun di halte di dekat rumah sakit. Aku meluncur ke cafe di mana Dokter Xinyu menungguku. Ia duduk di sana. Keadaannya kusut. Ia memakai jaket hoody, rambut panjang diurai dan berkaca mata. Aku turun dan duduk di depanny

" Billy"

Ia tersenyum. Aku ikut tersenyum

" hai Dokter"

Ia lalu menangis sejadi-jadinya

" maaf aku ga jawab telepon kamu. Harusnya aku menjawabnya. Saking sibuknya, Aku ngerasa kesepian beberapa hari ini. Lalu aku ingat, aku ada kamu"

Aku sudah mengecek handphoneku. Aku baru sadar aku Aku menelpon Dokter Xinyu tanpa sadar namun ia tidak menjawabnya. Benar aku menelponnya, tapi Aku tidak ingat aku menelponnya di waktu yang tertera di handphone. Notifikasi di hpnya itu pun tidak ada di handphoneku. Bagaimana bisa? Panggilan masuk  ke hpnya padahal aku tidak menelpon. Aku seketika teringat seseorang

" Jessica"

" lalu kakakmu menelponku dan dia bilang, kamu berusaha menelpon aku."

Aku menghapus air matanya. Aku pegang tangannya kuat dan bertanya ada apa. Ia menggeleng kepala dan menjawab

" aku cuma butuh kamu. Harusnya aku jawab teleponmu di hari kamu pulang"

Sepertinya sesuatu terjadi waktu ia pulang. Ia tidak ingat kalau kami juga sudah berpacaran. Aku memeluknya lalu menuntunnya ke dalam mobilku.

" kamu mau pulang sama aku, atau ke rumah kamu?"

Tanyaku. Ia menyandarkan kepalanya ke pundakku. Ia mengajakku ke apartemennya. Kami tiba di sebuah apartemen tidak jauh dari rumah sakit itu. Kami turun dari mobil, naik lift, dan ia mengajakku masuk ke rumahnya

" inilah rumahku. Aku pengen tunjukkin ini ke kamu. Rumah yang aku beli dengan kerja keras aku"

Dokter Xinyu. Ia tampak seperti wanita yang kuat dan mandiri namun ia juga wanita. Ia punya sisi lembut. Sesuatu terjadi dan ia butuh seseorang. Ia memanggilku. Ia lalu memelukku mesra

" Billy… aku seneng kamu di sini."

Aku tersenyum dan mengusap punggungnya berusaha menenangkannya

" aku juga. Aku lebih seneng lagi, sayang"

Ia tersenyum malu. Aku hanya ingin memeluk dan menenangkannya. Tapi Dokter Xinyu memelukku erat mencumbuku lebih dahulu dengan penuh perasaan. Kami berciuman mesra. Sama seperti saat mencium Suster Minju, aku sangat suka setiap kali aku mencumbu Dokter Xinyu. Aku juga menyukainya. 

Ia membuka pakaiannya. Dokter Xinyu tersenyum senang. Ia kini bugil di hadapanku. Tubuhnya langsing dan indah seperti Suster Minju. Aku melepas pakaianku dan ia memeluk tubuh bugilku untuk pertama kalinya

" Billy"

Aku membaringkan tubuhnya. Aku memeluk tubuhnya dari atas. Kedua wajah kami saling bertatapan. Aku cumbu ia mesra sambil mengusap pelan memek perawannya 

Cumbuannya perlahan semakin liar. Lidah kami saling melilit-lilit. Ia menghisap lidah dan bibirku ganas. Tubuhnya makin menggeliat. Jemariku terus mengusap memeknya ganas. Tidak lama tubuhnya menggelinjang hebat dan wajahnya memerah. Dokter Xinyu mengalami squirt yang hebat.

Aku menahan kedua tangannya. Ia masih terengah-engah karena squirt itu. Ia menatapku mesra 

" pelan-pelan sayang"

Bisiknya. Aku menusuk kontolku ke memek perawannya. Aku merobek keperawanannya. Ia melirih sakit dan darahnya menetes sedikit. Aku tanamkan penisku sedalam mungkin. Lirihnya berubah menjadi desahan. Aku mulai menggenjotnya pelan.

" ahh Billy…."

Ia mendesah pelan. Wajahnya memerah. Tubuhnya mulai menggelinjang. Aku menggenjotnya pelan. Ia membalas genjotanku dari bawah. Ia pejamkan matanya dan mulai mendesah kencang

Aku mempercepat hujaman kontolku. Ia membalas genjotanku. Pinggulnya bergoyang hebat. Ia menatap wajahku pasrah. Aku cumbu bibirnya dan kami kembali bercumbu liar. 

Kami keluar bersama-sama. Tubuhnya menggeliat hebat. Kami sama-sama terengah-engah. Aku masih memeluknya mesra. Kontolku terus berkedut memuntahkan sperma di dalam memeknya.

" terima kasih Billy, hari ini aku seneng banget"

Bisiknya mesra. Aku kembali mencumbunya mesra. Kami berciuman mesra, bersiap melanjutkan adegan intim itu ke ronde ke dua

Kami turun dengan lift. Saat itu pukul 7. Kami ngentot tujuh kali dan aku sangat puas. Kami sempat tidur dua jam. Ia menggandengku mesra. Ia harus tugas malam hari itu.

" Xinyu!"

Seseorang memanggilnya. Kami menoleh. Seorang pria berjas memanggilnya ia dikawal dua orang berbadan tegap. Xinyu menggandengku erat

" ga ada yang perlu kita bicarain lagi"

Ucapnya tegas. Pria itu tertawa

" Lu nolak gue, demi Bule jelek kere ini?"

Aku terdiam. Itu pertama kalinya kekuatanku tidak mempan kepada seseorang. Biasanya kekuatanku juga akan berpengaruh kepada pria. Karena Manager yang memberiku doorprize itu, adalah pria. Dan ia normal, bukan h*mo

" ini pilihanku, Airlangga"

Nama yang tidak biasa. Aku ingat siapa dia. Airlangga Herman. Keluarga Herman, mereka konglomerat paling kaya dan paling berpengaruh di Korea. Mereka termasuk jajaran orang kaya di Asia, bahkan dunia. Ia tertawa sambil bertepuk tangan mendengar ucapan Dokter Xinyu

" lu bakal nyesel"

Ia menatapku lalu menatap Xinyu. Aku maju tanpa ragu. Ajudannya maju dan hendak memukulku. Airlangga mencegahnya 

" Anda punya masalah?"

  

Ia kembali tersenyum licik.

" hidup lu ga kan tenang mulai hari ini"

Aku akhirnya bertemu orang yang bukan hanya tidak mempan dengan kekuatanku, Tapi juga memusuhiku. Ia pergi dengan mobil Hummernya. Aku menghidupkan mobilku dan menuntun Dokter Xinyu naik ke mobil

" maaf ya, tadi itu…. Tadi itu orang yang selalu ganggu hidupku dan hidup keluargaku"

Ucapnya. Ia kembali termenung. Aku meraih dagunya dan mencumbunya. Ia kembali tersenyum.

" ada aku di sini Dokter Xinyu. Kamu ga perlu takut"

Dokter Xinyu tersenyum manis

" Tapi kamu masih muda, masih setengah anak-anak. Baru 18 tahun. Masih remaja. Pria itu dua kali lipat umur kamu"

Itu benar. Remaja 18 tahun yang super tampan dan mungkin bisa mendapat apa saja gratis. 

" tapi aku bahagia kamu di sini Bill. Seengaknya aku ga sendiri lagi"

Aku tersenyum senang. Kami berpelukan. Aku tancap gas, keluar parkiran apartemen dan mengantarnya ke rumah sakit.

Aku mengantar Dokter Xinyu sampai ke lobby rumah sakit. Aku ragu apakah Suster Minju akan melihatku. Dokter Xinyu turun dan ia melambaikan tangan. Aku keluar dari rumah sakit lalu menelpon Suster Minju. Ia mengangkat teleponku dan ia ternyata masih cukup sibuk. Aku sempat berhenti di pinggir jalan. Aku teringat ancaman Airlangga, konglomerat itu dan aku tertawa geli. Aku penasaran bagaimana ia membuat hidupku tidak tenang