Chereads / Angel’s Touch (+21) / Chapter 6 - Episode 5

Chapter 6 - Episode 5

" Room service"

Aku membuka pintu. Pelayan hotel mengantar makan malam kami dan sebotol Champagne. Kami makan malam masakan barat yang sederhana seperti Steak, buah anggur sebagai desert, Juice serta air putih, dan ada juga nasi, udang serta ayam panggang yang lezat. 

" kamu pesen banyak banget. Yakin abis?"

Suster Minju kembali terkejut melihat meja makan malam kami yang penuh dengan makanan. Bagian terbaiknya semua ini gratis. Hanya modal tampang baruku yang luar biasa. Ada lembar survei di meja itu agar aku mengisinya sebagai bahan evaluasi mereka

" kamu rapi, ganteng, aku cuma pake seragam suster"

Aku memeluknya. Jessica memberiku pakaian lamaku sebagai modal. Di antaranya ada kemeja dan celana. Aku tampak rapi malam itu. Padahal semuanya pakaian lama. Wajah memang mengubah segalanya. Itu sebabnya Suster Minju juga tetap terlihat cantik dan elegan meski hanya mengenakan seragam suster. Ia lalu melepas hijabnya ketika pelayan hotel itu pergi.

" Kamu tetep cantik walopun ga pake baju"

Godaku. Suster Minju menatapku sinis

" mesum kamu ya"

Kami berdua tertawa lepas. 

" untung ganteng"

Ucapnya lagi. Aku kembali tertawa. Kami duduk dan mulai menyantap makan malam romantis itu. Suster Minju menyantap steak lebih dahulu. Meskipun sangat cantik ia makan seperti orang kelaparan. Ia menyantap steak itu dengan membabi buta. Aku tersenyum menahan tertawa 

" kamu laper?"

Tanyaku. Ia tersenyum sambil mengunyah steak itu

" aku belum makan dari tadi siang. Wajar aja laper. Apalagi aku belum pernah makan steak seenak itu"

Jawabnya. Aku mengusap kepalanya gemas. Steak itu sangat empuk dan lezat. Ini seperti santapan untuk konglomerat dan selebriti terkenal. Suster Minju menyantapnya sampai habis tak bersisa.

Ia meraih nasi itu. Ia mengambil nasi sangat banyak, mengambil udang, sup ikan, dan juga ayam. Ia menyantapnya semua. Aku kaget bukan main. Untuk seorang selangsing Suster Minju, ia makan sangat banyak dan boros

" kapan lagi? mumpung gratis, ada yang bayarin!"

Godanya sambil mengunyah makanan itu. Aku tertawa kecil dan kembali menyantap steak itu. 

Kami kekenyangan. Suster Minju menyantap hampir semua lauk sedangkan aku hanya makan steak, sedikit nasi dan ayam. Kami kini duduk di sofa sambil menonton Smart tv yang sangat besar dan meminum champagne. 

" aku ga pernah nonton TV segede ini seumur hidup."

Ucapnya. Sebenarnya aku juga. Aku biasa menonton dengan tv Sony tahun 88 milik ayahku dibantu stb. Aku mengusap kepalanya manja. Ia kini menyandarkan kepalanya di pahaku. 

" aku seneng kamu suka makan malamnya dan berduaan di sini sama aku"

Sahutku. Ia bangun dan menatapku manja

" siapa yang ga seneng bisa berduaan sama cowok kayak kamu"

Celetuknya. Aku tertawa. Seharusnya aku yang bilang begitu. Semua orang pasti senang sekamar berduaan dengan Suster Minju. Aku mencium Suster Minju dengan gemas. Ia pejamkan matanya dan membalas cumbuanku dengan liar

" Billy, kamu suka aku karena apa?"

Tanya Suster Minju. Aku kembali mencumbunya sekilas

" aku suka kamu dari aku siuman setelah koma. Kamu nyelamatin nyawa aku. Kamu juga cantik, manis, baik dan kamu tipe aku"

Ia tersenyum. Suster Minju tersenyum manja

" aku suka kamu dari pertama aku berhasil selamatin nyawa kamu hari itu. Aku yang pasang kamu keteter, aku yang bersihin badan kamu, dan tiap kali lihat wajah kamu, aku seneng aja."

Ia lalu bersandar manja di pelukanku sambil menonton TV.

" aku takut waktu kamu sentuh badan aku. Tapi lama-lama aku malah seneng. Terus setelah kita ML pertama kali, aku tanbah seneng. Aku bahagia setelah sekian lama, aku berhasil nemuin laki-laki yang sesuai kemauan  aku"

Aku tersenyum senang. Hanya beberapa hari dan aku berhasil membuat Suster Minju tergila-gila denganku. Bayangkan kalau tahunan? Semua sempurna seperti kehendakku. Aku melepas seragamnya dari atas, bawah bra dan celana dalamnya. Kami pun bercumbu liar. Jemarinya meremas kemejaku dan dengan nafsu melepaskan semua pakaianku.

Kami sama-sama bugil di sofa itu. Suster Minju menunggangiku dari atas. Kami langsung ke permainan puncak. Aku selalu nafsu ketika melihatnya. Suster Minju ternyata lebih nafsu lagi padaku. Ia menunggangiku liar, lalu Ia masukkan kontolku ke memeknya dan sambil mendesah keras, ia mulai menggenjoy ku dari atas

Aku meremas buah dadanya dari bawah. Aku remas kasar sambil memainkan putingnya nakal. Aku menggenjot kontolku dengan kencang. Kami mendesah keras bersahut-sahutan. Kamar itu menjadi ramai dengan suara desahan kami. Aku bangun dan melahap lehernya dengan nafsu.

Aku mendorong tubuhnya sehingga ia kini berbaring di sofa. Aku hisap toket dan putingnya dengan kasar dari atas. Wajah Suster Minju memerah. Ia mendesah panjang. Ia remas punggungku hingga tak lama, memeknya menyembur deras. Aku cabut kontolku dan cairan orgasmenya menyembur membasahi sofa. 

Suster Minju seketika lemas. Aku berdiri dan ia pun duduk di sofa. Ia buka mulutnya lebar dan dengan nafsu aku masukkan kontolku ke mulutnya. Aku dekup kepalanya dan mulai menggenjot kontolku di mulutnya

Kontolku menyentuh kerongkongannya. Wajah Suster Minju memerah. Aku benamkan kontolku sedalam-dalamnya dan kembali menggenjotnya. Suster Minju memejamkan matanya dan hanya pasrah. Aku lepaskan kontolku, memberi Suster Minju kesempatan bernafas. Ia batuk dan nafasnya terengah-engah. Ia buka mulutnya dan mulai mengulum-ngulim kontolku dengan liar.

Aku mencabut kontolku dari mulutnya. Kontolku sudah sangat merah dan siap ejakulasi. Suster Minju menungging. Aku tusukkan kontolku ke memeknya menggenjotnya dengan doggy style. 

" ohhhh Billy ahhh nghhh ngghhhh"

Suster Minju memekik kuat. Selangkanganku menepuk-nepuk kencang pinggulnya, menjadi gendang di adegan panas kami. Aku remas pinggulnya, menggenjot memeknya kuat, menepuk-nepuk pinggulnya kencang.

Kontolku ejakulasi. Aku merasa puas sepuas-puasnya. Wajah suster Minju memerah. Memeknya menyemprotkan cairan orgasme dengan deras. Kami keluar bersama-sama.

Kami berpindah ke kasur. Suster Minju berbaring pasrah. Aku menahan kedua tangannya dan menggenjotnya dari atas. Aku mencoba kasur mewah untuk pertama kalinya dengan Suster Minju. Aku tahan kedua tangannya, menatap wajahnya yang mendesah-desah itu dengan nafsu, dan mempercepat genjotan kontolku. Tepukan kedua paha dan selangkangan kami semakin membuatku nafsu. 

" Billy…."

" Minju…."

Suster Minju kini menengkurapkan tubuhnya di atas kasur. Aku mendekap  tubuhnya dan menggenjot memeknya dari belakang. Aku mendesah kencang. Suster Minju mengerang keras. Wajahnya semakin memerah. Aku menghantam-hantam pinggulnya dengan nafsu. Kami memekik panjang hingga tak lama, kami mencapai orgasme bersama-sama

Sungguh malam yang indah. Kasur itu seketika basah. Spermaku dan cairan orgasme Suster Minju bercampur di kasur itu. Kontolku berkedut-kedut memuntahkan sperma di dalam memeknya. Kami seketika lemas. Aku berhasil membuat Suster Minju orgasme tiga kali malam itu.

Suster Minju tertidur di pelukanku. Saat itu menjelang tengah malam. Ia tersenyum dan tertawa-tawa genit sebelum tertidur. Kami tidur beralas bed cover tebal karena sprei basah hingga rembes ke kasur.

Aku tertidur sambil memeluk tubuh halus suster Minju. Aku terlelap namun tiba-tiba aku terbangun di pinggir sebuah telaga. Aku seperti mengenal telaga ini. Tapi aku tidak ingat. Aku bingung. Aku berdiri. Aku masih bugil. Kasur hotel itu tiba-tiba berpindah ke telaga misterius ini. Aku menoleh dan aku melihat Suster Minju masih tertidur di sebelahku . Aku berdiri dari kasur dan berulang kalo memanggilnya. Ia masih tertidur lelap. Aku mendengar dengkuran. Aku menoleh dan sadar aku melihat gadis lain di telaga itu.

" suster Yunah?"

" suster Chaeyeon?"

Aku melihat Suster Yunah dan Suster Chaeyeon di sisi lain. Mereka juga tertidur lelap. Bedanya mereka masih mengenakan seragam suster mereka. Suster Minju tertidur bugil tanpa busana. Persis seperti sebelum kami tertidur. Tempat apa ini? Dan kenapa aku merasa seperti pernah ke sini? Apa yang terjadi?

" Taeho"

Aku melihat Jessica berendam di pinggir telaga itu. Ia tidak ada di sana sebelumnya, namun ketika aku menoleh melihat Suster Minju, ia memanggilku dan tiba-tiba ia di sana.  Ia bugil, mandi membasuh tubuh indahnya dengan air telaga. Aku berbalik dan aku melihat keraton yang sangat indah. Aku melihat perbukitan di sekeliling telaga itu. Aku seketika sadar. Ini adalah telaga bidadari sebelum terkubur di bawah tanah itu. Tapi bagaimana bisa tempat ini muncul ke permukaan? Apa ini sihir?

" di mana ini?"

Tanyaku. Jessica duduk di pinggir telaga dan menatapku dengan tatapan manisnya

" selamat datang di telaga mimpi. Kita berada di alam bawah sadar. Alam yang berbeda. Di sinilah aku terkurung selama puluhan ribu tahun. Dahulu tempat ini sangat ramai dengan bidadari. Sekarang, tempat ini sangat sepi."

Ucapnya. Aku duduk di pinggir telaga. Sekujur tubuhku terasa hangat. Rasanya nyaman. Aku duduk  di samping Jessica. Ia bersandar di pundakku dengan manja

" kau pernah bermimpi Taeho? Atau aku harus panggil Billy? Kau pernah bermimpi bercinta dengan seorang wanita di dalam mimpi?"

Aku mengangguk. Aku mengatakan padanya aku dahulu sering mimpi basah. Bahkan saat aku dalam pelarian. 

" salah satu tugas kami bidadari adalah melayani perjaka di mimpi mereka. Bercinta dengan bidadari sangatlah nikmat. Namun sebagian besar ingatanmu akan terhapus ketika bangun."

Jelasnya. Aku meraba paha halusnya. Halus dan mulus. Bahkan lebih halus dari paha Suster Minju. Aku serasa ingin memegangnya, meremasnya lagi dan lagi. Aku meremas kedua buah dadanya. Ia mendekat dan sedikit membusungkan buah dadanya agar aku lebih leluasa. Aku lalu memeluk tubuhnya. Aku selalu nafsu ketika di dekat bidadari ini. Bahkan pria sesabar apa pun pasti akan tergoda

" mereka yang pernah ke telaga bidadari akan diundang ke telaga mimpi. Mereka akan ingat ketika ada bidadari yang ditugaskan melayani mereka"

Jessica menyentuh kontolku. Ia mulai mengusapnya pelan dengan jemarinya. Ia bermain-main santai dengan kontolku. Jemarinya bermain-main dengan kepalanya

" apa ada banyak telaga mimpi di dunia ini?"

Jessica mengangguk. Ia genggam kontolku dan mulai mengocoknya pelan. 

" Tak terhitung. Bidadari melayani manusia dari berbagai dunia, bintang  dan Jagad raya. Di beberapa Jagad Raya, Bidadari bahkan ada berdampingan dengan manusia. Di Jagad Rayamu, setelah telaga di Negeri Banjar terlupakan, tidak ada lagi bidadari di Bhumi selain aku. Mereka yang melayani manusia di Jagad Rayamu, berasal dari telaga dari Jagad Raya yang jauh"

Bidadari di dunia kami meninggalkan Bumi sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Hanya sebagian kecil yang masih bersembunyi atau dikurung. Jumlah bidadari sebenarnya tidak terhitung namun hampir tidak ada yang tinggal di Bumi kami lagi. Mereka yang melayani manusia di mimpi basah adalah bidadari dari Jagad Raya yang sangat amat jauh.

" mereka yang dikurung sepertiku, tidak akan bisa melayani manusia lagi. Kau manusia pertama yang menikmati tubuhku setelah puluhan ribu tahun"

Jelasnya lagi. Jessica menarikku masuk ke dalam telaga. Ia mengajakku berenang lalu mengguyur tubuh kami dengan air dari air terjun.

" apa yang terjadi di telaga bidadari di Kalimantan Jessica? Apa yang terjadi sampai semua bidadari meninggalkan bumi kami"

Jessica terdiam. Ia memejam mata menarik nafas lalu ia menatapku serius

" Dewa palsu Billy. Itu yang terjadi."

Aku sedikit bingung. Ia mengocok kontolku dengan makin kencang. Ia menyandarkan tubuhnya dipelukanku sambil terus mengocok liar. Aku mendekapnya  dan tidak bertanya lagi tentang apa yang terjadi sebenarnya. Jessica tersenyum. Ia tahu aku selalu nafsu ketika di dekatnya.  Ia menghentikan kocokannya. Ia melihat kontolku yang tegang dan sangat nafsu. Ia lalu tertawa genit. Ia mendekapku dan aku lalu mencumbunya nafsu. Ia membalas cumbuanku dengan binal dan ganas

Jessica memeluk tubuhku erat. Sambil terus bercumbu aku angkat kaki kanannya dan mulai memasukkan kontolku. Ia mendesah pelan. Darah kembali menetes seolah ia baru pecah perawan.  Aku dekap tubuhnya dan mulai menggenjot kencang. Jessica mendekap tubuhku dan mulai mendesah nikmat

Aku ejakulasi deras di dalam memeknya. Aku tidak mampu bertahan lama. Aku selalu lemah  ketika Jessica melayaniku. Rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Memeknya basah, sempit dan sangat menjepit. Setiap gesekan rasanya ribuan kali lebih nikmat dari memek perawan Suster Minju

" Nanti kau akan terbiasa Billy. Lama kelamaan kau akan semakin kuat, gagah dan mampu memuaskan setiap wanita"

Godanya. Aku tertawa kecil. Jessica ikut tertawa

" apa kau rindu diri lamamu Billy?"

Tanya Jessica. Aku menggeleng

" entahlah Jessica. Tapi aku menikmati hidup baruku"

Jawabku. Ia memelukku manja dan berbisik

" dirimu yang lama sudah hilang tanpa jejak, Billy. Taeho tidak ada lagi. Kau jauh lebih tampan, lebih kuat, gagah dan kau akan hidup kekal selamanya. Kau akan bebas dari segala penyakit di bumi. Baik yang alami atau buatan manusia"

Itu artinya aku tidak akan dapat diracun. 

" apa ada manusia yang menukar tubuhnya sepertiku?"

Tanyaku. Jessica sempat diam lama.

" aku sudah hidup sejak puluhan ribu yang lalu, Billy. Tidak sembarang bidadari dapat membuat manusia menjadi kuat. Aku satu dari sedikit yang mampu melakukannya. Dan seingatku, kau satu-satunya manusia dalam puluhan ribu tahun terakhir"

Itu artinya Tidak ada lagi manusia seperti di bumi. Aku satu-satunya. Taeho tidak ada lagi. Namaku Billy. Aku menatap tiga wanita yang aku perawani. Minju, Yunah dan Chaeyeon.

" kenapa mereka di sini"

Jessica keluar dari telaga. Ia berdiri di dekat suster Yunah

" gadis yang pernah kau tiduri, mereka akan muncul di sini. Mereka selamanya milikmu, meski suatu saat mereka menikah atau pergi jauh. Ketika kau menyentuhnya di telaga mimpi…."

Aku menyentuh Suster Yunah dan, aku muncul di sebuah kamar di rumah sakit.

" ini ruang istirahat rumah sakit. Bagaimana dengan ragaku?"

Tanyaku

" kita di alam bawah sadarnya, Billy. Kau bebas menjamahnya, mencumbunya, namun ia belum tentu ingat ketika bangun nanti"

Aku memegang tangan Suster Yunah. Aku dekatkan wajahku dan mencumbu bibirnya. Ia terbangun. Ia terkejut melihatku di sana

" Billy?"

Aku menindihnya. Aku lepaskan pakaiannya dengan nafsu. Ia tertawa lepas. Ia menarik wajahku dan kami bercumbu hebat. Aku makin nafsu. Jemariku makin lincah melucuti pakaiannya. Ia seketika bugil. Kontolku kini berada diantara kedua pahanya. Ia menggigit bibir bawahnya. Suster Yunah makin nafsu. Tanpa pikir panjang aku tusukkan kontol besarku ke dalam memeknya. Ia mendesah panjang.

Aku menggenjotnya hebat. Ia memekik kencang. Kasur itu berdecit. Suster Yunah meremas kasur dan makin memekik liar. Ia membalas genjotanku, menggoyang pinggulnya ganas. Aku remas kedua toketnya nafsu. Wajahnya memerah. Aku genjot ia tanpa ampun dari atas sambil meremas nakal toket dan puting susu merah mudanya itu. 

Suster Yunah meremas kasur itu. Kasur makin berdecit. Genjotanku makin ganas. Pekikannya semakin kencang dan menjadi-jadi. Wajahnya makin memerah. Ia pejamkan matanya. Tubuhnya makin menggeliat di atas kasur. Aku semakin nafsu. Aku lahap lehernya dan makin menggenjot liar. Suster Yunah lalu orgasme ganas. Tubuhnya bergetar hebat. Ia melolong panjang menyemburkan cairan orgasme yang deras. Kasur itu basah

Aku ejakulasi di dalam memeknya. Rasanya hangat dan nikmat seperti sex yang nyata. Spermaku sampai tumpah dan menetes ke kasur. sex itu singkat dan sangat nikmat. Suster Yunah tertawa-tawa seperti orang mabuk

" lagi Billy…. Lagi….."

Ia memohon aku mengulangi adegan ranjang itu. Ia menahan tanganku. Aku cumbu bibirnya nafsu sambil meremas toketnya. Jessica mengusapnya sehingga ia kembali tertidur. 

Kami kembali ke telaga mimpi. Aku kembali duduk santai berdua bersama Jessika. Ia merangkul manja lalu bertanya

" sekarang apa tujuanmu Billy?"

Aku sempat diam dan memikirkan apa yang akan kulakukan selanjutnya

" Menikmati hidup baruku. Yang bebas dan tanpa beban"

Jessica lalu tersenyum. Aku terbangun dan aku kembali di pelukan Suster Minju. Jessika muncul di kamar itu. Ia berbaring di dekatku lalu memelukku manja

" ayo tidur lagi Billy"

Bisiknya 

" apa kau memperhatikanku selama ini?"

Tanyaku heran.  Ia menggeleng kepala. 

" Tidak."

Ia memejamkan mata, memeluk manja dan kami tidur bertiga di kasur itu.

Aku kembali terbangun. Jam menunjukkan pukul empat pagi. Suster Minju sudah bangun dan mengenakan seragamnya

" Suster"

Tanyaku bingung. Ia tersenyum. 

" kamu suka aku pake hijab atau ga?"

Ia tidak pakai hijab hari itu. Aku mendekat dan memeluknya dari belakang. Ia memegang tanganku yang sedang memeluknya dan tersenyum malu

" aku suka semua"

Jawabku. Ia tersenyum malu

" kalo aku pake baju sexy? Kamu gapapa?"

Aku mengangguk. Ia justru tertawa

" sebel kamu ga jagain aku!"

Gerutunya kesal. Aku pun tertawa

" maaf ya aku ga bisa layanin kamu. Aku harus tugas lagi Billy. Maaf ya."

Ia mencumbu bibirku mesra. Aku duduk dan membalas cumbuan liarnya. Ia melepas ciumannya lalu mengenakan lagi hijabnya

" aku tinggal dulu ya cowok mesumku"

Ia tertawa geli. Ia menunjukkan sisi genitnya. Ia memelukku lagi sebelum keluar dari kamarku. 

Jessica keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan handuk. Ia duduk di sofa dengan santai lalu menghidupkan tv

" kau di sini selama Suster Minju bangun?"

Tanyaku. Ia mengangguk. 

" aku di kamar mandi dan ia tidak sadar aku di sana saat ia mandi"

Sahutnya. Jessica menatapku dengan tatapan genit

" kau menyukainya kan? Gadis manusia itu"

Wajahku memerah. Aku mengangguk

" aku ragu antara dia dan dokter muda itu"

Jessika tertawa geli.

" kenapa tidak dua-duanya?"

Sahutnya santai. Aku seketika terdiam bingung. Jessica mengganti Channel dan mulai menonton YouTube di tv itu. Aku bingung bagaimana Bidadari jadul sepertinya bisa mengerti menggunakan Smart TV. Padahal sendiri bingung bagaimana menghidupkannya.