Untuk Anakku, Seikha.
Maafkan Ayah yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Ayah sudah berusaha semampu Ayah. Tapi sungguh kamu tidak akan mengerti ini. Keadaan yang sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata. Ayah hanya tidak punya pilihan.
Percayalah padaku, Sei. Kelak Seikha akan mengerti bahwa semua yang Ayah lakukan hanya untuk Seikha. Apapun yang terjadi, Ayah adalah Ayah, yang tulus menyayangi dan melindungi Seikha.
Ayah.
Apakah ada alasan kuat seorang ayah meninggalkan anaknya dengan kondisi seperti ini? Jiwa dan ragaku yang terluka bahkan tidak bisa sembuh dengan ini." Seikha meremas surat dari ayahnya itu.
****
Seikha kembali teringat saat dirinya menemukan surat balasan di laci meja belajar kamarnya. Entah kapan Kusno menaruhnya di sana. Sebenarnya Seikha menyangka semua adalah palsu. Bahwa Kento yang membuatnya, termasuk surat untuk Yumi dari ibunya di Jepang. Seikha bahkan entah meninggalkan lembarannya di mana.
Namun saat ini wajah Seikha pucat pasi. Seikha melihat sosok pria yang masuk ke rumah mendekatinya. Kaki Seikha mundur perlahan, tidak mengenal sosok asing yang berada tepat di depannya.
Seikha mengayunkan pisau yang dipegangnya seolah-olah akan menikam, tangannya sedikit melemah karena keterkejutannya. Seikha berusaha untuk tidak gentar.
"Siapa, siapa! Kenapa bisa masuk ke rumah saya! Jangan coba-coba mendekat, saya akan lapor polisi!" Seikha mengancam pria dengan bayangan gelap itu. Menggunakan topi, kakinya terlihat pincang.
"Seikha, ini Ayah," ucapnya kali ini lebih jelas.
"Bukan! Ayahku sudah mati!" Seru Seikha merespon pria yang wajahnya tertutup topi berwarna hitam.
"Memang aku bukan Ayahmu sesungguhnya, tapi aku adalah Ayahmu, Sei! Pria itu membuka topinya. Walaupun sudah paruh baya, wajah tampannya tetap terlihat. Ada belas luka besar di pipi kirinya.
"Ayah?!!!" Seikha terperanjat tak percaya.
"Maaf Ayah baru muncul sekarang. Ayah sungguh tidak berguna," ucap pria itu.
"Buktikan. Kalau anda benar Ayah saya yang sudah mati." Sambil mengacungkan pisau, Seikha mengultimatum.
"Apa yang perlu dibuktikan? Tanggal lahir Seikha? Jam berapa Seikha lahir? Atau kapan kita melihat gerhana matahari bersama? Yang mana, Sei?" Tanya pria itu kembali, air matanya berlinang.
Pria itu maju satu langkah, Seikha refleks mundur satu langkah. Tangannya masih memegang gagang pisau dapur, tidak mau melepaskan.
"Silahkan kalau Seikha mau bunuh, Ayah rela." Ucap pria itu kembali mendekat satu langkah pada Seikha.
"Saya bilang jangan mendekat!" Seikha berteriak.
Tangis pria itu pecah, emosinya memuncah. Ditakuti oleh Seikha yang dikasihi, sungguh ia tak bisa berkata-kata. Pria itu terduduk sembari menahan kesedihannya. Berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya, sambil terus meyakinkan Seikha.
"Seikha, apapun yang kamu dengar saat ini, adalah yang sebenarnya terjadi. Silahkan tusukan pisau itu ke jantung Ayah. Mati di tangan Seikha yang menderita karena Ayah, tidak apa-apa. Sungguh Ayah rela. Duduklah dulu dan dengarkan baik-baik," pria itu meminta pengertian Seikha dan mulai perlahan mengkisahkan.
"Sebenarnya Ayah Seikha memiliki saudara, kembar identik bernama Kurniodihardjo (Kurnio). Itu adalah Ayah yang Seikha lihat di depan mata Seikha saat ini. Pasti Seikha sangat bingung, Ayah akan menceritakan semuanya. Tolong Seikha pahami pelan-pelan...." ujar pria yang mengaku bernama Kurnio itu.
Seikha terbelalak menolak percaya dengan realita yang sedang menghampirinya.
Flashback
Yogyakarta (1992-2006)
Kusnodihardjo dan Kurniodihardjo merupakan putra dari Darsono Hardjo. Salah satu keluarga pejuang kemerdekaan dari Kakeknya yang bernama Marsidihardjo. Kehidupan nyaman sudah mereka dapatkan bahkan saat Indonesia belum merdeka, masih dijajah.
Namun sayang, saat Kurnio berusia 19 tahun, ia tidak sengaja melukai teman kuliahnya hingga tewas. Bercandaan yang berujung maut itu hanya dipicu oleh sebuah taruhan, alhasil Kurnio divonis 7 tahun penjara. Satu-satunya yang meringankan hukumannya adalah karena tidak disengaja, bukan pembunuhan berencana.
Tahun 1999, Kurnio bebas setelah mendapatkan remisi. Ia mencari Kusno dan menemukan dirinya sudah menikah dengan Yumi. Kurnio saat itu hanya menemui Kusno sekali di perusahaan, lalu pergi menuju Melbourne, Australia. Kurnio pun memutuskan menetap di negeri kangguru itu.
Kusno tidak pernah memberitahu Yumi perihal Kurnio karena dari awal mengaku kalau ia sebatang kara. Sampai suatu ketika, sekitar tahun 2003, Kusno memberitahu Kurnio bahwa Yumi mengalami guncangan dan sakit. Kusno menyalahkan dirinya dan memberitahu perihal hubungannya dengan Kento.
Kurnio tidak terkejut karena Kusno terkenal akan sifatnya yang lembut dan mudah terpengaruh. Kusno yang begitu percaya pada Kento, pernah mengunjungi Kurnio yang berada di Australia di pertengahan Desember 2004. Hanya Kento yang mengetahui rahasia terdalam dirinya.
Hingga tragedi yang menimpa Yumi tiba. Kusno yang merasa putrinya dalam bahaya dan terancam dengan Kento, menceritakan seluruh kejadian pada Kurnio, meminta tolong padanya. Kurnio datang ke Indonesia untuk berkabung bahkan menemui Seikha. Namun Seikha kecil tidak menyadari hal tersebut.
Kusno dan Kurnio merencanakan sesuatu yang besar. Kusno akan pergi meninggalkan Indonesia bersama putrinya, Seikha. Namun saat Kusno merencanakan, Kento tidak sengaja mendengar percakapan mereka di perusahaan. Alhasil rencana pun gagal.
Kusno dan Kurnio memanfaatkan basement untuk berdiskusi atau bersembunyi. Tidak ada yang tahu basement rahasia keluarga selain mereka berdua. Namun sayang sekali, kejadian maut tidak terelakkan.
Kusno sedang berada dalam perjalanan ke rumah mereka di Bantul, Yogyakarta saat kejadian itu tiba. Berniat mengambil berkas perusahaan yang tertinggal saat sedang staycation bersama Seikha di hotel. Tentu saja Kento ikut menghampiri mereka.
Kusno menelepon Kurnio, meminta bantuan karena daratan bergoyang hebat. Kurnio yang ternyata berada di basement berlari untuk menolong saudara kembarnya.
Namun kekuatan dahsyat dan getaran hebat membuat Kurnio terjatuh. Setelah beberapa saat, Kurnio keluar dari basement dan mendapati Kusno sudah tidak bernyawa terkena reruntuhan. Perasaannya luar bisa hancur. Mereka sangat dekat, hanya memiliki satu sama lain.
Kurnio memakamkannya di rumah, tepatnya di taman, agar Kusno selalu dekat dengannya. Diatasnya ditaburi dan dipenuhi bunga dandelion favoritnya. Saat itu, Kurnio harus memutar otak untuk menyelamatkan keponakannya, Seikha. Sebelumnya Kurnio mengambil ponsel Kusno, terlihat banyak panggilan dan pesan dari Kento.
Kurnio membalasnya, berpura-pura menjadi Kusno agar dapat membawa Seikha. Kurnio tidak kembali ke rumahnya di Melbourne, dan memutuskan menjadi Kusno, ayah Seikha. Hari-hari dilalui Kurnio tanpa masalah. Seikha mengira Kurnio adalah Ayahnya.
Sampai suatu saat, Kento menyadari keanehan demi keanehan dalam diri Kusno. Lebih banyak diam, lebih tegas, menjauhi Kento sepenuhnya. Kento tahu bahwa Kusno memiliki tanda lahir pada pinggang belakang. Saat Kurnio sedang berganti pakaian di kamarnya, Kento menyadari hal tersebut.
Kemudian Kento menyelidiki, menelepon alamat Kurnio di Melbourne, dan benar saja Kurnio sudah lama tidak tinggal di sana. Akhirnya Kento yang marah menculik Kurnio di rumahnya, persis saat Seikha sedang bersama Kusno di Taman Dandelion, tahun 2010 saat Seikha berusia 10 tahun.
Kento dengan cepat dan sigap melukai kaki Kurnio agar tidak bisa berlari. Lalu pisau itu ditancapkan oleh Kento ke dada bagian kanan. Darahnya memercik ke dinding ruangan. Lalu Kurnio yang pingsan diseret olehnya, dimasukkan ke dalam mobil.
Kento membawa Kurnio yang penuh darah ke rumahnya. Dimana ada Sarasvati, kekasih Kento saat itu. Sarasvati yang juga merupakan dokter segera memberi pertolongan pertama. Mendengar detak jantung Kurnio normal, Sarasvati segera memasukkan beberapa alat medis agar kondisi nya stabil.
"Syukurlah," ujar Sarasvati yang lega karena berhasil menyelamatkan pria yang tidak dikenalnya.
"Siapa ini mas? Kamu menemukannya dimana? Tanya Sarasvati bingung karena Kusno malah membawanya untuk ke rumah bukan rumah sakit.
"Dia kakak iparku, aku menemukannya di jalan. Sebaiknya aku bawa ke sini, aku tidak percaya polisi. Sampai sekarang kakakku saja belum ditemukan," lanjut Kento.
Butuh waktu tiga hari bagi Kurnio untuk sadar. Belum lagi mencerna segala hal. Kurnio dibawa oleh Kento ke rumah dekat air terjun Wringin. Kento mengultimatum, bahwa ia tahu Kurnio bukan Kusno dan dapat membunuhnya setiap saat.
Kento menanyakan keberadaan Kusno asli dan Kurnio memberitahu kebenaran padanya, bahwa Kusno telah tewas dalam gempa dahsyat Bantul. Seperti petir di siang bolong, Kento lemas. Setiap tahun Kento pergi ke Tugu Prasasti mengenang almarhum Kusno yang telah tiada.
Sesuai pada foto terakhir yang Seikha temukan di berkas coklat, dimana Kusno berdiri depan Tugu Prasasti. Kento tidak mengetahui persemayaman terakhir Kusno yang sesungguhnya.
****
Kurnio sedang mengisahkan apa yang terjadi saat itu dalam versinya.
"Kejadiannya tanggal 26 Mei, sehari sebelum peristiwa gempa bumi yang menggemparkan di Bantul. Sebelumnya Kusno dan Kento melakukan upacara penghormatan pada Dewa Matahari. Mereka mengajak Seikha yang belum mengerti."
"Semua adalah rencana Kusno, agar melepaskan diri dari seorang Kento. Maaf Sei, namun Ayahmu dan Kento melakukan perbuatan yang salah, hingga disesalinya seumur hidup. Mengkhianati Yumi, hingga depresi, ingin bunuh diri." Kurnio mengenang.
"Kakek Seikha dari Yumi adalah Ketua Sekte Matahari. Mereka mengorbankan jiwa dan raga..." sebelum selesai berbicara, Seikha memotong kalimat Kurnio.
"Karena Dewa akan marah jika mereka tidak mentaati janjinya? Mereka menganggap diri mereka adalah utusan Dewa, penyelamat umat manusia. Ibadah mereka yang paling tinggi dengan mengorbankan, mempersembahkan diri." Seikha memotong omongan Kurnio.
"Betul sekali. Tampak seperti omong kosong di era canggih seperti ini, namun ini realita. Kento adalah pemimpinnya saat ini. Dari mana Seikha tahu?" Kurnio terkejut karena Seikha sudah tahu.
"Kento yang memberitahu." Jawab Seikha.
"Ayah Kusno awalnya tidak mau, namun rasa cinta dan percaya pada Yumi membuatnya melakukan apapun. Namun semua berubah menjadi tragedi, saat cinta terlarang mampir di hidup orangtuamu, Sei....." Pria itu diam sejenak, suaranya bergetar, karena akan mengungkap hal yang sensitif.
"Bukan orang lain, namun Kento, adik ipar Ayah Kusno sendiri. Mohon maaf jika Seikha akan sedikit terkejut. Kusno bukan seorang gay, tapi Kento bisa membuat Kusno lupa daratan. Kepuasan seksual yang tidak Kusno bayangkan sebelumnya, membuatnya ketergantungan." Ucap Pria itu sambil menundukan kepalanya.
"Apa?! Hubungan sejenis?! Tidak mungkin....." Seikha terengah-engah, nafasnya lebih cepat. Memori buruk dan ketakutan kembali muncul dalam pikirannya. Membayangkan kesakitan Yumi, Ibunya. Seikha menahan untuk mendengar lebih lanjut lagi.
"Bencilah Ayah. Maafkan Ayah, Sei.....Maafkan Ayah Kusno...." Kurnio mengkhawatirkan keterkejutan Seikha akan hubungan terlarang.
Seikha tertegun, banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Bingung dengan segala hal yang pria itu bicarakan. Apalagi saat Seikha mendengar tentang hubungan terlarang sejenis yang terjadi antara orangtua dan pamannya. Seikha tercengang, tidak percaya.
"Apa yang anda bicarakan?! Kenapa Ibu disakiti hingga seperti itu! Bahkan memasungnya....?!" Suara Seikha gemetar, rasanya ingin meledak. Seikha berusaha sekuat tenaga, menahan tangis.
"Seikha, bahkan saat Seikha dewasa dan menikah nanti, semua hidup akan terasa baru. Semua orang bisa berubah dalam sekejap. Mungkin tepatnya bukan berubah, melainkan menunjukan sifat aslinya," ucap Kurnio menatap Seikha hangat.
"Kehidupan itu jika diibaratkan seperti sekolah. Semua orang bertarung melawan dirinya sendiri. Semua yang kita lalui adalah ujian, baik bahagia maupun penderitaan. Ayah Kusno pernah kalah, salah, khilaf, menyerah dan pasrah. Namun ia orang yang baik."
"Ayah Kusno membuat pasung agar Yumi tidak pergi. Tidak menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. Untuk membuatnya sadar agar tidak selalu di dunianya sendiri, bahwa ia memiliki malaikat kecil yang harus dilindungi. Memberikan penjelasan atau pembenaran akan seperti alasan untuk Seikha."
Kurnio.