"What?!" Patty mengangakan mulutnya ketika ia sampai di depan gerbang rumahnya.
Nick duduk di belakang kemudi Porsye Panamera hitam milik Gelfara dengan atap yang dibuka. Ia mengenakan kemeja biru tua dan kacamata hitam. "Halo!" katanya sambil tersenyum lebar.
Patty melangkah keluar melalui gerbang yang dibukakan Inem. Setelah berterimakasih pada Inem, ia langsung masuk ke mobil dan bertanya, "Ngapain lu bawa Porsye?"
"Karena… kita mau ke sweet seventeen saudara gua?" kata Nick sambil terkekeh.
"Iya gua tahu tapi kenapa bawa Porsye? Gua kira lu bawa Jeguer Oom Gelfara."
"Ya… tadinya aku memang mau bawa Jeguer dia. Tapi sebelum pergi aku dengar dia dan Tia mendadak mau pergi makan malam."
Patty jadi geram. Tuh, benar kan? Ada saja cara Tia untuk menghalang-halangi Nick.
"Jadi daripada mereka pergi pakai Porsye, lebih baik aku bawa saja. Lagipula mereka pasti sekarang pergi naik Leksus Tia." kata Nick sambil terkekeh.
"Loh? Kenapa?"
"Karena sebelum pergi aku sudah kempeskan 2 ban depan Jeguer dia." kata Nick kemudian tertawa terbahak-bahak diikuti tawa Patty yang puas.
Nick menjalankan mobilnya tetapi pikirannya masih terus mengulang kejadian saat Patty masuk ke mobilnya tadi bagai adegan slow motion. Patty terlihat sangat menawan dengan dress kasual hitam polos dan heels pendek hitam. Rambutnya dibiarkan tergerai membingkai mukanya dan poninya yang sudah mulai panjang dikepang ke belakang bersama dengan sedikit rambut di sisi kanan kepalanya. Uliran pita panjang berwarna biru metalik ikut dikepang dalam kepangan itu menambah kecantikan Patty malam itu. Aduh, Nick harus mengalihkan pikirannya dari Patty. Siapa tahu ada lagu enak di radio.
Patty memandang ke luar jendela. Benar keputusan Nick untuk menutup atap mobil. Pasti sangat bau asap kalau mereka tetap membiarkan atap mobil terbuka. Walaupun impulsif tapi Nick pintar juga. Bukan pintar dalam hal akademik seperti Satrya dan Patty, tapi pintar dalam kehidupan sehari-hari. Benar-benar seperti sisi kebalikannya Patty. Tidak hanya itu, Nick juga pintar bersosialisasi dan membawa diri, sigap, lucu, tam...pan.
Ya ampun! Ada apa dengan Patty? Ia harus mengalihkan pikirannya. Ah, nyalakan radio saja! Supaya tidak terlalu sepi juga, kan?
Begitulah ceritanya sampai tangan mereka berdua bertemu di tombol "power" radio. Patty yang kaget langsung salah tingkah. Ia menarik tangannya dengan cepat dan tetawa gugup. "Hahaha. Kok pas banget, ya?"
Nick juga tertawa gugup dan cepat-cepat menekan tombol power dan mengeraskan volume radio. Semoga lagu ini dapat mengalihkan pikirannya dari Patty.
Tentu tidak semudah itu oh Nicky.
Tepat saat itu, intro sebuah lagu mengalun lembut. Oh untunglah! Nick tahu lagu ini! Ini lagu yang hits sejak tahun lalu! Sebaiknya ia menyanyi saja deh!
"When your legs don't work like they used to before..."
Tuh, kan! Lagu ini! Bagaimana Patty bisa berhenti memikirkan Nick?!
"And I can't sweep you off of your feet..." eh tunggu. Nick mulai menyadari lagu ini. Tapi Nick being Nick, tetap bernyanyi dengan impulsif.
Apalagi suara Nick juga ternyata lumayan bisa didengar meskipun cempreng dan fals. Ya, bisa didengar kan? Meskipun tidak enak di telinga.
"Will your mouth still remember the taste of my love? Will your eyes still smile from your cheeks?" entah mengapa Nick malah membayangkan hidup sampai tua bersama Patty dan melihat Patty tua tersenyum padanya.
Karena frustasi tidak berhasil berhenti memikirkan Patty, Nick mulai menyanyi dengan lebih keras, "Darling I will be loving you till we're 70!" loh kok cocok? Memang Nick tidak yakin ia dapat berhenti mencintai Patty.
Ya ampun! Nick cepat berhenti bernyanyi! Rasanya seperti Nick sedang menyatakan perasaan pada Patty. Patty menggigit bibirnya seraya melihat ke luar jendela. Entah mengapa pemandangan kota Bandung yang macet dan berantakan dengan mobil di sana sini terlihat indah.
"Oh me I fall in love with you every single day. I just wanna tell you ..." Nick berhenti bernyanyi. Wah bahaya. Lagu tadi benar-benar sesuai dengan perasaan Nick pada Patty. Nick melirik Patty yang sedang menatap ke depan.
Perlahan, Patty menatap balik pada Nick. Pandangan mereka bertemu tapi tidak ada satu pun yang mengatakan apa pun sampai...
TIIIN!!!
Oh tidak. Apa yang akan terjadi pada Nick dan Patty? Saksikan di part berikutnya.
(Maafkan kegaringan author ini)
***