Setiap langkah yang mereka ambil rasanya seperti berbunyi "awk…ward, awk…ward
(cang…gung cang…gung)". Mereka semua sadar apa yang menjadi penyebab kecanggungan ini
kecuali sang biang kerok, Patty.
Mereka berjalan menuju bioskop dalam bisu. Patty sampai beberapa kali menggaruk
kepalanya bingung. Kenapa sih suasanya menjadi sangat hening begini? Apa Patty yang terlalu
introvert, tertutup, pemalu, tidak bisa bergaul?
Mereka akhrinya sampai di bioskop dan sedang mengantri untuk membeli tiket film
superhero malam itu. Namun, meskipun sudah sampai di sana, mereka masih hening seribu
bahasa.
"Bang!" seru Lexa yang sekarang mengantri bersama Ilyas di depan Patty dan Satrya.
Satrya menatap Lexa tanpa berkata apa-apa.
"Lu…" Lexa yang biasa ceria pun sampai kelu menghadapi dinginnya Satrya malam itu.
"Mau nonton yg 4D atau yang biasa?" tanya Ilyas dengan sigap. Lexa memandang Ilyas
dengan kagum. Oh Ilyas.... walaupun kamu sangat pendiam dan tidak bisa bergaul tapi kamu
memang sangat pintar dan dapat diandalkan. Oh… Ilyas… Ilyas.
"Kita kan sudah setuju yang biasa jam 8." kata Satrya dingin.
"Yakin nggak kemalaman?" tanya Nick dari belakang Satrya dan Lexa sambil tertawa.
"Kita kan besok sekolaaah." katanya dengan nada anak manja.
Lexa tertawa, lega sekaligus berusaha mencarikan suasana. "Ah lu! Padahal di kelas juga
lu tidur mulu!"
"Tapi gua beneran loh. 4D saja yuk. Gua belum pernah nih nonton 4D." kata Nick
sambil tertawa.
"Bohong!" seru Patty yang senang akhirnya suasana mulai cair. "Memang di Korea nggak
ada?"
"Ada sih… nggak pernah ikut teman-teman nonton saja." kata Nick sesantai mungkin
sambil mengangkat bahunya. "Ayo dong, Sat. Gua tahu lu sudah sering nonton 4D, tapi kasihani
gua anak cupu ini."
"Nggak sering, sih." kata Satrya melunak.
"Masa sih nggak sering? Anak sepopuler lu pasti sering lah diajak nonton 4D. Apalagi
kalau ada film-film superhero baru keluar seperti sekarang." kata Nick sambil merangkul leher
Satrya.
"Nggak juga, sih." kata Satrya sambil tertawa kecil. "Tapi ayo saja. Kasihan juga lu."
Nick menghembuskan napas lega. Untung lah. Ia harus cepat-cepat pergi setelah ini
karena ada sesuatu yang harus ia kerjakan….
Ah, tapi kalian para pembaca sudah tahu kan apa yang hendak ia lakukan? Betul! Pergi ke rumah Olive.
***
"Gua duluan ya, guys." kata Nick setelah mereka keluar dari studio bioskop.
"Lu mual ya sampai buru-buru begitu?" tanya Satrya sambil tertawa.
"Iya, nih. Bye!" seru Nick kemudian cepat-cepat pergi dari sana.
Lexa menatap Nick dengan iri. Kesal sekali Nick menduluinya pergi dari sana. Sekarang
pasti aneh kalau Lexa juga mendadak kabur begitu saja. Lexa tidak mau harus duduk lagi satu
meja dengan Patty dan Satrya untuk makan malam.
"Ya sudah. Kita makan, yuk! Gua yang traktir, deh." kata Satrya.
"Hah? Serius bang? Baik banget!" seru Patty menatap Satrya dengan kagum. Sudah
tampan, tinggi, gagah, pintar, kaya, baik pula. Sempurna sekali.
Satrya tertawa melihat Patty kemudian berkata, "Serius, dong!"
"You don't have to treat us though (lu nggak usah traktir kami)." kata Lexa sambil
tersenyum serba salah. "I… (gua…)"
"Why? Don't have to feel bad (kenapa? Nggak usah nggak enak)." kata Satrya tertawa
sambil merangkul Patty. "You guys (kalian) sudah mau nge-date bareng kami. Jadi the least I can do (seenggaknya) gua bisa traktir kalian."
"Well…" Lexa tidak jadi mengucapkan kata berikutnya ketika melihat perubahan di
wajah Satrya dan Patty. Ia jadi tidak berani melanjutkan kata-katanya. Ia berdeham dan berkata, "Well, gua sama Ilyas kayanya mau pulang saja. Capek."
"Why?" tanya Ilyas kaget dan kecewa. Kan jarang-jarang ditraktir Satrya. Apalagi Satrya sedang pendekatan. Pasti ditraktir yang lumayan mahal, kan?
"Ah sudahlah, hon. Ayo!" Lexa menarik tangan Ilyas menjauh kemudian melambaikan tangan pada Patty dan Satrya sambil berkata, "Dadah!"
"Bye..." kata Ilyas lesu.
Satrya melambaikan tangannya. Patty juga melambaikan tangannya sambil cemberut lalu berkata pada Satrya, "Kenapa, ya?"
Satrya mengangkat bahunya kemudian mernagkul Patty dan berkata, "Mungkin kemalaman. Ya sudah kita pulang, yuk!"