Chapter 7 - Bonus 2

"Xa! Ya ampun, Xa!" seru Patty sambil mengguncang badan Lexa.

Lexa hanya duduk terdiam di kursinya. Matanya setengah terbuka. Tak ada yang ia lakukan selain mengedipkan matanya dan bernapas.

Nick tertawa terbahak-bahak. "Ini pertama kalinya seumur hidup gua lihat Lexa mabuk."

Satrya kembali meninju lengan Nick sambil berkata, "Iyalah! Lu kan cabut dari Indonesia waktu kita masih SD. Masa mereka sudah mabuk-mabukan?"

"Gua pikir Lexa nggak gampang mabuk loh. Nggak nyangka, baru juga empat shot dia sudah mabuk berat." kata Patty.

Mendengar itu, Lexa menatap Patty dengan muka datarnya dan berkata, "I'm so not drunk (gua benar-benar nggak mabuk)."

"Oh… you're so drunk (lu benar-benar mabuk)." kata Nick sambil tertawa.

"I'm not." kata Lexa kalem, membuat Patty tidak tahan untuk tertawa.

"Xa, ini benar-benar lu? Kayanya kali-kali lu memang harus mabuk supaya agak waras." kata Patty.

Nick terpana melihat tawa Patty. Tawa yang selalu ia rindukan selama di Korea.

"Where is my hon (mana hon (Ilyas) aku)?" tanya Lexa sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Kayaknya tadi Ilyas di…" Satrya memutar kursinya, menunjuk ke meja bar di dekat DJ, tempat tadi Ilyas dan sebagian Bandha Bandhu duduk. Tapi Satrya tidak dapat meneruskan kata-katanya. Telunjuknya yang tadi terangkat untuk menunjuk Ilyas perlahan terkulai lemas.

Melihat itu, Nick dan Patty ikut melihat ke meja bar yang hampir ditunjuk Satrya tadi. Melihat apa yang terjadi di sana, Nick dan Patty juga ikut terperangah. Ya ampun.

Ilyas sedang menari dengan bebas di atas meja bar. Ia tidak lagi mengenakan kemeja karena sekarang kemejanya sedang diputar-diputar di atas kepalanya seraya ia meloncat-loncat mengikuti irama. Tangan kirinya memegang sebotol champagne. Ya ampun, sudah berapa banyak yang ia minum sampai ia semabuk itu?

"Honey?" tanya Lexa lemah.

Perlahan Lexa berdiri menghampiri Ilyas dengan gontai. Patty, Nick, dan Satrya terlalu terkaget-kaget untuk menyadari hal itu. Mereka baru sadar ketika Lexa sudah berada di dekat meja, berusaha menyingkirkan kerumunan orang yang sedang menonton Ilyas.

"HAH?!" seru Nick sambil menunjuk Lexa.

Patty dan Satrya langsung menoleh ke bangku tempat Lexa tadi duduk kemudian melihat kembali ke depan. "Lexa?!"

Mereka langsung bergegas berjalan menuju Lexa. Tetapi Lexa sudah berada tepat di depan Ilyas, memegang kedua kaki Ilyas sampai Ilyas tidak dapat menari lagi.

"Honey~" panggil Lexa manja.

"Honey?" sahut Ilyas dengan semangat. Ilyas melepaskan kakinya dari pegangan Lexa kemudian berusaha turun secepat mungkin ke sebelah Lexa. "Haiii!!" katanya kemudian memeluk Lexa.

"Honey, I love you so so so so so so so so so much!" kata Lexa, membuat Nick, Patty, dan Satrya yang baru sampai ke hadapan Lexa bergidik jijik.

"Ah I love you too, honey!" seru Ilyas girang. Tapi kegirangan itu tidak berlangsung lama. Sesaat setelah Ilyas mengatakan itu, ia kembali melompat-lompat mengikuti irama dan akibatnya… Ilyas muntah di tempat.

***

"Yas! Sumpah ya! Berhenti nari nggak lu?!" ancam Nick yang sedang bersusah payah membopong Ilyas bersama Satrya.

"Mana bau banget lagi mulut lu, Yas!" omel Satrya.

Ilyas, dengan bahagia, masih tetap berusaha menari. Ia tetap meloncat-loncat dengan oleng ke sana kemari. Mendorong Nick dan Satrya untuk ikut menari bersamanya. "Whooo is the prettiest girl (siapa gadis yang paling cantik)?" nyanyinya dengan nada lagu Pop R&B yang menjadi salah satu soundsrack film kartun kegemaran Lexa sejak kecil.

Lexa, yang sedang dibopong oleh Patty di depan mereka, menyanyi dengan pelan dan lembut. "It is me. You know it. (aku. kamu tahu itu)" melanjutkan lagu tadi.

Patty sampai bergidik geli mendengar lirik lanjutan yang dinyanyikan Lexa itu. Tapi untunglah Lexa tidak mabuk seperti Ilyas. Lexa masih dapat berjalan meskipun harus bersender pada Patty. Setidaknya ia tidak banyak bergerak seperti Ilyas.

Nick memukul kepala Ilyas dengan keras sambil berkata, "Berhenti woy!"

Ilyas meronta-ronta dari bopongan Satrya dan Nick. "Ah lepaaas!"

Satrya yang sudah lelah dengan itu semua, melepaskan bopongannya membiarkan Ilyas pergi. Ilyas lepas begitu saja dari tangan Nick yang sudah mulai lelah.

Nick menatap Satrya dengan kesal sebentar sedangkan Satrya hanya mengangkat bahu dengan muka tidak bersalah. Haduuh… kerjaan baru nih.

Nick langsung berlari menyusul Ilyas yang sedang berjalan terhuyung-huyung menuju Lexa. Tepat sebelum Ilyas menyentuh Lexa, Nick melompat menindih Ilyas seperti singa menerkam rusa.

Nick dan Ilyas jatuh ke tanah. Nick membekap mulut Ilyas agar tidak berkata yang macam-macam. Mengerikan sekali kalau tadi Ilyas benar-benar sampai pada Lexa. Entah apa yang akan Ilyas lakukan.

Bayangkan saja, Patty yang sekurus itu, membopong Lexa yang lebih tinggi dan besar daripadanya dan sedang mabuk. Itu saja sudah berat. Apalagi kalau ditambah terjangan dari pria mabuk dengan badan kekar seperti Ilyas. Ya ampun.

Dengan susah payah, Nick membantu Ilyas berdiri dan mereka berjalan sampai ke pintu gerbang. Ilyas masih terus berjoget-joget sedangkan Lexa masih terus diam seribu bahasa.

"Pat," panggil Satrya.

Patty menoleh menatap Satrya. Rambutnya berkeringat karena lelah menyangga Ilyas dan beberapa butir keringat turun di wajahnya. Ya ampun, tampan sekali. Patty sampai sulit bernapas melihatnya.

"Lu diantar supir?"

Patty menggeleng lesu kemudian berkata, "Gua bareng Lexa nih. Tapi gua bingung juga. Kalau begini, gimana ya?"

"Kalau gitu lu sama gua saja." kata Satrya sambil tersenyum tampan.

"Tapi Lexa gimana?"

"Gampang. Kan ada supirnya. Sebentar lagi harusnya supir gua sampai di sini." kata Satrya sambil tersenyum. Melihat Patty yang masih berpikir, Satrya menambahkan, "Pleaaaase" dengan muka memelas.

Ah, Patty luluh juga akhirnya.

Ketika mobil Satrya datang, Satrya langsung melepaskan Ilyas begitu saja. Nick yang kaget pun oleng dan hampir terjatuh karenanya. "Oy Sat!"

Satrya, yang sedang menarik Lexa, tidak menghiraukan teriakan Nick. Malah, ia menarik Lexa perlahan dan menyenderkannya pada Ilyas.

"Ah my beautiful girl!" seru Ilyas.

"Honey?" tanya Lexa.

"Woy, Sat!!" seru Nick lagi.

Satrya, yang kali ini sedang membukakan pintu untuk Patty, menyeringai pada Nick sambil berkata, "Sorry bos!"

Patty ikut menoleh pada Nick sambil tersenyum dan tertawa salah tingkah. "Maaf ya, Nick." katanya.

Ya sudahlah. Nasib.