Patty duduk di sofa hitam ruang tamu yang cukup luas bewarna putih bersih yang dihiasi lukisan-lukisan ikan koi. Di atas Patty, lampu neon dengan corak ukiran-ukiran menempel pada plafon putih yang agak berundak. Patty menyeruput teh tarik kesukaannya yang disediakan Bi Isom, pembantu di rumah Olive, dari mug Sullivan yang selalu ia pakai setiap ke rumah Olive. Lucunya, Olive dan Patty membeli 2 mug Sullivan dan 2 mug Mike Wazowski saat mereka pergi ke Shanghai Disney Land untuk disimpan di rumah mereka masing-masing dengan harapan persahabatan mereka bisa seperti Sullivan dan Mike di Monster Inc. Patty menjadi Sullivan dan Olive menjadi Mike.
Patty kembali meletakan mugnya ke atas coffee table manis berwarna coklat tua dengan kaca hitam di atasnya tepat ketika Henny, dengan terusan santai sutra berwarna krem miliknya, muncul dari balik partisi coklat marun, dengan beberapa guci berukir dan foto-foto juga buku-buku di atas raknya, yang memisahkan ruang tamu dengan ruang keluarga.
Henny duduk di sofa hitam kecil di sebelah sofa panjang yang diduduki Patty. Ia berdeham sebelum berkata pada Patty. "Nak Patty, sebenarnya ada apa antara Nak Patty dan Nak Olive?" tanya Henny sambil menatap lembut pada Patty.
Patty tidak tahu! Semuanya baik-baik saja sampai hari Sabtu sore. Patty masih ke rumah Olive, berniat mendandaninya untuk acara Welcoming Party Nick sore itu. Olive dan Patty masih bercanda, Patty sudah mendandani Olive habis-habisan bahkan meminjamkan cardigan kesayangannya agar dapat menutupi perut buncit Olive yang terlihat jelas dalam balutan dress yang baru dibelinya lewat online. Tapi saat Olive hampir masuk ke mobil Patty, Olive mendadak murung dan memutuskan untuk tidak jadi pergi. Semua orang di acara itu bingung karena Patty datang sendiri. Tentu saja mereka bingung. Patty adalah orang yang memohon pada Lexa agar Olive bisa ikut ke acara itu dan ia malah muncul sendirian. Apa coba salah Patty?
"Saya sendiri nggak tahu, tante. Tiba-tiba tadi pagi Olive mem-block whatsin saya." Kata Paaty sambil merogoh tasnya dan memberikan ponselnya pada Henny agar Henny dapat membaca whatsin terakhir Olive untuk Patty.
Tengah hari tadi ketika Patty baru bangun, ia kaget melihat chat dari Olive yang mengatakan 'Pat, gua kecewa banget' dan sekarang Patty tidak dapat lagi melihat foto Olive di whatsin atau mengirim chat atau telepon. Patty di-block.
Henny mengembalikan ponsel Patty sambil berkata "Ya ampun. Coba tante bilang ke…"
"Nggak perlu, ma." Olive muncul dari balik partisi dengan piyama Mike Wazowski miliknya, membuat Patty merasa bersalah seperti baru menghianati persahabatan mereka. Tapi Patty kan tidak berbuat apa-apa. Satrya yang menciumnya duluan, Satrya juga yang sebenarnya ingin bersama Patty. Malah Olive-lah yang menghalang-halangi Satrya. Seharusnya Patty yang marah pada Olive.
Olive menatap mata Patty sekilas. (kesel banget dia ga kuat liat mata orang lama-lama padahal dia pengen kaya ngasih perngatan) Sekeliling matanya sangat hitam karena eyeliner dan maskara yang luntur. Dia tidak menghapus makeupnya sejak kemarin sore? Ya ampun. "Pergi, Pat. Gua nggak mau berurusan lagi sama lu." Katanya kemudian berbalik.
Patty langsung berdiri. Ia marah. Apa-apaan Olive? Seakan-akan Patty berbuat sesuatu padanya. "Lu kenapa sih? Lu kira gua nggak cape berteman sama lu? Cewek yang cuman bisa jadi ekor gua kemana-mana, ngikut semua pilihan yang gua buat, bahkan suka sama cowok yang gua suka juga."
Olive berbalik dengan ekspresi tidak percaya. "Apa?"
"Iya, gua suka sama Satrya. Kemarin dia sudah cerita semua tentang kalian dan wow gua baru sadar betapa pathetic (menyedihkan)nya hidup lu." Patty langsung mengambil tasnya dengan kasar dan berjalan pergi, mengabaikan Henny yang kebingungan di sana.
***
Olive tidak masuk. Ini pertama kalinya sejak Olive lahir ia tidak masuk sekolah. Patty sedikit merasa bersalah tapi otaknya terus mengingatkannya bahwa ini semua memang salah Olive. Patty tidak melakukan kesalahan apapun. Ia hanya membela dirinya.
"Xa!" seru Patty tiba-tiba.
Lexa yang duduk di sebelah Patty dan sedang asik melihat ingstaram sampai terlonjak, ponselnya terlempar dari tangannya. Sharon yang duduk di sebelah kanan Lexa sampai meloncat dari kursinya menangkap ponsel Lexa, dengan satu tangan yang masih memegang ponselnya tentu saja. Tentu saja, seperti refleks perempuan pada umumnya, Patty, Lexa, Sharon, bahkan Ayu yang duduk di sebelah kiri Patty, ikut teriak.
Sharon ternyata berhasil menangkap ponsel Lexa. Semua mata tertuju pada Patty sekarang dengan tatapan 'kenapa lu tadi teriak manggil Lexa sih?' tidak terkecuali Nick yang duduk di depan Patty yang terbangun dengan kaget saat Patty teriak tadi.
"Em… hehe" Patty menggaruk kepalanya sambil memandang teman-temannya.
"Well dear you better have a reason which is nice enough to startle me with your horrific scream (Sayang, lebih baik kamu punya alasan yang cukup baik untuk mengagetkan aku dengan jeritan mengerikanmu) ." Kata Lexa sambil mengambil ponselnya dari tangan Sharon.
"Well…" jawab Patty. Matanya sekilas melihat mata Nick yang memandangnya dengan penasaran. "Gua cuman semangat mau kasih tahu lu kalau gua sudah memutuskan untuk masuk ke QS." Kata Patty malu, ia baru berani menatap mata Lexa saat ia selesai berbicara.
Lexa melongo, begitu juga dengan Sharon. Ponsel Sharon sampai terjatuh dari tangannya ke meja. Ayu tidak terlalu kaget, entah apa yang ada dalam pikirannya saat mendengar hal itu.
"AAAH!!" jerit Lexa sambil berdiri dan memeluk Patty. "Finally dear! Oh dear!"
Nick kembali menatap ke depan, mukanya bingung dan terlihat tidak senang. Hanya ia satu-satunya di kelas itu yang tidak bersorak untuk merayakan masuknya Patty ke QS.
***
Ini pertama kalinya Patty menaiki tangga menuju foodcourt lantai 2. Tangga itu terlihat biasa saja terbuat dari tegel putih dengan pegangan putih. Namun, foodcourt di lantai 2 terlihat jauh berbeda daripada foodcourt lantai 1. Sama seperti lantai 1, lantai 2 juga memiliki konsep semi outdoor dimana tidak ada tembok di sekelilingnya, hanya tiang-tiang dan pagar. Lantainya dari ubin berwarna hijau tua, hijau muda, dan putih disusun seperti mozaik yang indah. Foodcourt ini dipenuhi dengan kursi-kursi dari besi dengan busa di atasnya yang nyaman berwarna hijau tua dengan meja berwarna putih dari kayu, stall-stall makanan yang ada di tengah foodcourt ini pun terlihat lebih mewah walaupun makanan yang dijual di lantai 2 mirip dengan di lantai 1. Terdapat beberapa meja dengan sofa-sofa panjang berwarna hijau yang telah ditempati beberapa siswa yang terlihat sangat elit. Langit-langitnya sangat tinggi dan di tengahnya terdapat lampu gantung indah berwarna kuning yang tergantung dari langit-langit lantai 3 dan di bawah lampu itu, tangga dari kayu berwarna hijau melingkar menuju ke lantai 3. Dari tempatnya berdiri, Patty dapat melihat beberapa pintu menuju ruang VVIP di lantai 3.
Lexa terus menggandeng Patty berjalan menuju meja di paling ujung, menghadap ke kolam renang, tentu saja meja dengan sofa-sofa panjang. Patty mengikuti Lexa, duduk di ujung sofa diikuti dengan Sharon dan Ayu yang duduk di depan Patty.
Tidak seperti di foodcourt lantai 1, dimana Patty harus berdiri dan memesan ke booth makanan, di sini mereka hanya perlu scan QR code di meja untuk melihat menu dan memesan dari ponsel mereka.
"Lu mau makan apa, Pat?" tanya Lexa lembut.
"Kita nggak akan tunggu Listy dan Debby?" tanya Ayu dingin, seperti biasa.
"Ah iya, dimana mereka?" gerutu Lexa sambil mengeluarkan ponselnya. Siap menelpon kedua gadis itu ketika Debby dan Listy muncul dari tangga sambil berlari-lari menuju meja.
"Hey sorry tadi toiletnya penu..." Debby tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Ia kaget melihat ada manusia baru di sana. "Hello!" serunya pada Patty.
"Our new member girls!" seru Lexa.
"Of course! It's about time ya! Welcome girl!" kata Debby sambil memeluk Patty dan mereka bercipikacipiki ala ibu-ibu. Membuat Patty merinding.
Debby melepaskan pelukannya pada Patty dan duduk di sebelah Lexa sedangkan Listy tersenyum lembut pada Patty dan berkata, "Welcome." katanya sebelum ikut duduk di sebelah Ayu, tepat di seberang Patty.
Seperti biasa, percakapan dan canda tawa mengalir dengan sangat alami setelah mereka masing-masing memesan makanan mereka.
"Wah look who's here!" seru sebuah suara berat dari sebelah Patty. Satrya! Muka Patty langsung merah padam.
"Say 'hi' to QS's new member!" seru Lexa dan Debby berbarengan.
Muka Satrya terlihat kaget. Ekspresi kagetnya terlalu berlebihan sampai Nick dan Ilyas yang dari tadi berada di sebelahnya bingung.
"Kenapa lu, Sat?" tanya Nick sambil menepuk pundak Satrya.
"Oh, gua nggak nyangka saja hari ini datang juga." Katanya sambil tertawa.
"Berhubung ini pertama kalinya lu makan di lantai 2, gimana kalau kita gabung meja saja?" usul Nick ceria.
"Uu.. what a great idea (ide yang bagus banget)!" seru Lexa kemudian berdiri. "Hon tolong geser meja kalian!"kata Lexa pada Ilyas. Seperti kerbau dicocok hidung, Ilyas menurut begitu saja pada perintah Lexa.
Ilyas, diikuti dengan Nick dan Satrya menggeser meja di sebelah meja QS. Oh, tentu saja. Sangat tidak mengherankan bahwa Bandha Bandhu-lah yang menduduki meja itu. Satrya dengan sigap langsung duduk di sebelah Patty sedangkan Nick duduk di sebrang Satrya. Kemudian seperti biasa, dimana ada Nick di situ ada tawa dan keseruan. Ditambah lagi ada Zaki Moray, siswa tertampan ketiga di GIS. Ibunya, Elyaan Tapiheru, adalah anak dari salah satu pendiri Kastil Group, grup properti terbesar nomor tujuh yang cukup banyak membangun mall dan hotel terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur. Grup ini baru mulai berjaya pada awal tahun 1990an karena adanya investasi besar dari perusahaan asal Skotlandia yang saat itu diwakili oleh anak pemegang saham mayoritas dari perusahaan itu, Magnus Moray. Ya, lalu begitulah pertemuan ayah dan ibu Zaki.
Zaki memang sangat tampan karena perpaduan darah ini. Matanya memiliki warna yang langka, hijau, dan hidungnya mancung dan kokoh. Namun, tidak seperti orang bule biasanya, ia memiliki mata yang cukup bulat, kulit kecokelatan seperti layaknya orang Maluku, rahangnya yang kokoh dan agak kotak, bibirnya agak tebal dengan gigi putih yang rata. Badannya sangat tinggi hingga mencapai 188 cm dengan badan yang gagah berotot. Rambutnya yang keriting berwarna merah dipotong dengan model high fade.
Semua anggota Bandha Bandhu dan QS selalu menyukai suasana yang terbangun karena mereka berdua. Tentu saja. Mereka tidak henti-hentinya tertawa karena ulah kedua orang itu. Memang tidak salah keputusan Patty untuk menjadi anggota QS.
***
Ini pertama kalinya Patty menaiki tangga menuju foodcourt lantai 2. Tangga itu terlihat biasa saja terbuat dari tegel putih dengan pegangan putih. Namun, foodcourt di lantai 2 terlihat jauh berbeda daripada foodcourt lantai 1. Sama seperti lantai 1, lantai 2 juga memiliki konsep semi outdoor dimana tidak ada tembok di sekelilingnya, hanya tiang-tiang dan pagar. Lantainya dari ubin berwarna hijau tua, hijau muda, dan putih disusun seperti mozaik yang indah. Foodcourt ini dipenuhi dengan kursi-kursi dari besi dengan busa di atasnya yang nyaman berwarna hijau tua dengan meja berwarna putih dari kayu, stall-stall makanan yang ada di tengah foodcourt ini pun terlihat lebih mewah walaupun makanan yang dijual di lantai 2 mirip dengan di lantai 1. Terdapat beberapa meja dengan sofa-sofa panjang berwarna hijau yang telah ditempati beberapa siswa yang terlihat sangat elit. Langit-langitnya sangat tinggi dan di tengahnya terdapat lampu gantung indah berwarna kuning yang tergantung dari langit-langit lantai 3 dan di bawah lampu itu, tangga dari kayu berwarna hijau melingkar menuju ke lantai 3. Dari tempatnya berdiri, Patty dapat melihat beberapa pintu menuju ruang VVIP di lantai 3.
Lexa terus menggandeng Patty berjalan menuju meja di paling ujung, menghadap ke kolam renang, tentu saja meja dengan sofa-sofa panjang. Patty mengikuti Lexa, duduk di ujung sofa diikuti dengan Sharon dan Ayu yang duduk di depan Patty.
Tidak seperti di foodcourt lantai 1, dimana Patty harus berdiri dan memesan ke booth makanan, di sini mereka hanya perlu scan QR code di meja untuk melihat menu dan memesan dari ponsel mereka.
"Lu mau makan apa, Pat?" tanya Lexa lembut.
"Kita nggak akan tunggu Listy dan Debby?" tanya Ayu dingin, seperti biasa.
"Ah iya, dimana mereka?" gerutu Lexa sambil mengeluarkan ponselnya. Siap menelpon kedua gadis itu ketika Debby dan Listy muncul dari tangga sambil berlari-lari menuju meja.
"Hey sorry tadi toiletnya penu..." Debby tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Ia kaget melihat ada manusia baru di sana. "Hello!" serunya pada Patty.
"Our new member girls!" seru Lexa.
"Of course! It's about time ya! Welcome girl!" kata Debby sambil memeluk Patty dan mereka bercipikacipiki ala ibu-ibu. Membuat Patty merinding.
Debby melepaskan pelukannya pada Patty dan duduk di sebelah Lexa sedangkan Listy tersenyum lembut pada Patty dan berkata, "Welcome." katanya sebelum ikut duduk di sebelah Ayu, tepat di seberang Patty.
Seperti biasa, percakapan dan canda tawa mengalir dengan sangat alami setelah mereka masing-masing memesan makanan mereka.
"Wah look who's here!" seru sebuah suara berat dari sebelah Patty. Satrya! Muka Patty langsung merah padam.
"Say 'hi' to QS's new member!" seru Lexa dan Debby berbarengan.
Muka Satrya terlihat kaget. Ekspresi kagetnya terlalu berlebihan sampai Nick dan Ilyas yang dari tadi berada di sebelahnya bingung.
"Kenapa lu, Sat?" tanya Nick sambil menepuk pundak Satrya.
"Oh, gua nggak nyangka saja hari ini datang juga." Katanya sambil tertawa.
"Berhubung ini pertama kalinya lu makan di lantai 2, gimana kalau kita gabung meja saja?" usul Nick ceria.
"Uu.. what a great idea (ide yang bagus banget)!" seru Lexa kemudian berdiri. "Hon tolong geser meja kalian!"kata Lexa pada Ilyas. Seperti kerbau dicocok hidung, Ilyas menurut begitu saja pada perintah Lexa.
Ilyas, diikuti dengan Nick dan Satrya menggeser meja di sebelah meja QS. Oh, tentu saja. Sangat tidak mengherankan bahwa Bandha Bandhu-lah yang menduduki meja itu. Satrya dengan sigap langsung duduk di sebelah Patty sedangkan Nick duduk di sebrang Satrya. Kemudian seperti biasa, dimana ada Nick di situ ada tawa dan keseruan. Ditambah lagi ada Zaki Moray, siswa tertampan ketiga di GIS. Ibunya, Elyaan Tapiheru, adalah anak dari salah satu pendiri Kastil Group, grup properti terbesar nomor tujuh yang cukup banyak membangun mall dan hotel terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur. Grup ini baru mulai berjaya pada awal tahun 1990an karena adanya investasi besar dari perusahaan asal Skotlandia yang saat itu diwakili oleh anak pemegang saham mayoritas dari perusahaan itu, Magnus Moray. Ya, lalu begitulah pertemuan ayah dan ibu Zaki.
Zaki memang sangat tampan karena perpaduan darah ini. Matanya memiliki warna yang langka, hijau, dan hidungnya mancung dan kokoh. Namun, tidak seperti orang bule biasanya, ia memiliki mata yang cukup bulat, kulit kecokelatan seperti layaknya orang Maluku, rahangnya yang kokoh dan agak kotak, bibirnya agak tebal dengan gigi putih yang rata. Badannya sangat tinggi hingga mencapai 188 cm dengan badan yang gagah berotot. Rambutnya yang keriting berwarna merah dipotong dengan model high fade.
Semua anggota Bandha Bandhu dan QS selalu menyukai suasana yang terbangun karena mereka berdua. Tentu saja. Mereka tidak henti-hentinya tertawa karena ulah kedua orang itu. Memang tidak salah keputusan Patty untuk menjadi anggota QS.
***
"Lu yakin, Xa?" tanya Patty sekali lagi dengan muka khawatir.
"Iya!" Lexa mengangguk semangat di sebelah Patty.
"Lu kan sudah kaya, Xa. Untuk apa lu "hibur" oom-oom ini?" Patty menahan tangan Lexa yang mulai melangkahkan kakinya menaiki anak tangga pertama menuju lantai 3 foodcourt GIS. Patty takut sekali. Sekarang sudah lewat jam 8 malam dan sudah tidak ada lagi orang di GIS kecuali para satpam di depan.
Lexa melepaskan tangan Patty dengan tangan satunya sambil tersenyum nakal. "Menurut lu, gimana caranya gua beli dress mahal yang kita pakai sekarang dan bayar makeup artist kita tadi?"
Ya ampun!
Tadi pagi Lexa tiba-tiba meminta Patty untuk menemaninya belanja seusai sekolah. Patty menurut saja. Patty sempat heran mengapa Lexa tiba-tiba memaksanya untuk ikut mencoba dress dan memaksa untuk membelikan dress emas yang simpel dan elegan untuk Patty dan memaksanya untuk langsung memakai dress itu dengan heels emas yang cantik. Lebih heran lagi saat tiba-tiba Lexa membawanya ke studio makeup Lalavio, makeup artist yang sangat terkenal di Bandung dan tiba-tiba Patty malah ikut didandani di sana.
Lexa terus memuji bahwa Patty terlihat sangat cantik dengan rambutnya yang dibuat dengan model half updo dan bersikeras untuk menunjukkan ini pada orang-orang. Setelah itu Lexa langsung memaksa Patty masuk kembali ke mobil Mercedex-Benz S-Class hitam miliknya dan mereka kembali ke sekolah. Di sinilah Patty mulai takut. Apalagi saat Lexa memaksanya untuk ikut ke lantai 3 foodcourt dan berkata bahwa ia mau Patty menemaninya untuk "menghibur" para oom yang ada di sana. Memangnya itu legal, Lexa?!
Lexa tersenyum nakal kemudian menarik tangan Patty ke atas. Patty takut sekali tapi dia lebih takut kalau harus berjalan kembali ke luar GIS sendirian malam-malam. Patty ikut ke atas dengan ketakutan.
Mereka sampai di lantai 3 foodcourt. Kalau saja Patty tidak sedang ketakutan, ia pasti tekagum-kagum melihat lantai 3 ini. Lantainya terbuat dari granit mewah berwarna putih gading, dindingnya berwarna putih gading dengan pilar-pilar mewah yang atasnya dilapisi cat berwarna emas, langit-langitnya tinggi berwarna putih dengan plafon berundak tinggi yang indah dan lampu gantung yang menjuntai dengan indah berwarna kuning keemasan. Terdapat 5 buah pintu besar dan tinggi dengan ukiran Eropa kuno berwarna kuning muda.
Lexa menarik tangan Patty seperti sedang menyeret anak kecil yang sedang menangis di mall karena tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya. Mereka menuju pintu yang paling besar yang berada di ujung lantai 3 itu. Semakin mendekati pintu itu, Patty semakin gemetar dan secara tidak sadar setengah bersembunyi di belakang Lexa.
Lexa mendorong pintu itu dan melangkah masuk. Tiba-tiba terdengar dua suara ledakan, membuat Patty terlonjak kaget sambil berteriak dan menutup kedua telinganya. Apa oom-oom di sini membawa senjata? Apa Patty tertembak? Apa Patty akan meninggal?
Patty membuka satu matanya karena mendengar banyak orang tertawa terbahak-bahak, termasuk suara tawa Lexa yang terdengar sangat puas. Di ruangan yang besar dengan nuansa yang sama dengan lorong tadi, ia melihat... semua anggota QS dengan dress emas yang senada dengan dress Lexa dan Patty. Selain itu, semua anggota Bandha Bandhu juga ada di situ. Semua sedang tertawa terbahak-bahak, tidak terkecuali Ayu. Ya, Ayu tidak tertawa sih tapi setidaknya ia tersenyum geli.
"Lu apakan dia, Xa? Sampai ketakutan begitu!" tanya Nick sambil tertawa terbahak-bahak. Duh, jahat banget sih!
"Gua cuman ikuti rencana awal kita, kok!" kata Lexa sambil terbahak-bahak.
"What?!" seru Zaki kemudian tertawa terbahak-bahak. "You really did that?"
Semua orang di ruangan itu tertawa semakin keras. Beberapa berusaha menerangkan kepada Patty apa yang terjadi tapi tidak ada yang kuat menahan tawa. Kemudian Sharon, yang terlihat sangat cantik dengan rambut wavy-nya, mendekati Patty dan menjelaskan. "Sejak kemarin sore, setelah lu masuk QS, kami semua rencanakan welcoming party buat lu. Tapi kita mau buat lu sedikit kaget dan Lexa came up with that idea."
Mendengar itu, sontak Lexa tertawa semakin keras. "Gua tahu lu banget, Pat. Lu pasti takut banget to break any rule."
Tiba-tiba musik mengalun, musik yang cepat dan menyegarkan yang dimainkan oleh Wilson Gunawan, salah satu dari anggota Bandha Bandhu yang merupakan DJ di UnholyTail, klub malam milik ayahnya. Satrya membawa ember berisi es batu dan tiga botol whiskey dan beberapa botol soju kemudian meletaknnya di atas meja garnit di sana dan mulai membagi-bagikan minuman-minuman itu ke dalam sloki-sloki kaca yang disediakan di dalam lemari kaca di pojok ruangan. Beberapa anggota Bandha Bandhu dan QS ada yang menari, ada yang mengambil minuman, ada pula yang duduk di sofa atau kursi bar sambil berbicara dan memakan pizza dan sayap ayam panggang yang sudah tersedia di dalam ruangan itu saat Patty datang, mungkin mereka sengaja memesannya untuk caamilan.
Patty, Lexa, Satrya, dan Nick duduk di kursi kayu tinggi di ujung ruangan, dekat meja tempat Satrya meletakan minuman-minuman tadi, sudut yang tidak terlalu berisik dibandingkan tempat lainnya di ruang itu. Masing-masing dari mereka memegang sloki mereka masing-masing dan melakukan toast.
Patty menghela napas lega setelah menghabiskan seluruh minumannya dalam sekali teguk. "Gua benar-benar nggak menyesal masuk QS!" serunya.
"What about your puppy, dear?" tanya Lexa sambil tersenyum nakal seperti biasanya.
"Lu punya puppy sekarang, Pat? Kok gua nggak tahu?" seru Nick girang.
Lexa memukul kepala Nick dengan tinjunya kemudian berkata. "Bukan puppy betulan, tahu!"
Nick memegang kepalanya bingung, melihat ke arah Patty, meminta penjelasan dari kata-kata abusrd Lexa tadi.
Patty berdeham, entah mengapa ia merasa bersalah akan mengatakan ini pada Nick tapi biarlah toh memang kenyataannya begitu. "Maksud Lexa, puppy gua itu Olive."
"Hah?" Nick mengangkat sebelah alisnya tinggi. Apa maksudnya? Bisa-bisanya Olive dianggap sebagai puppy Patty. Jahat sekali.
Patty mengangkat bahunya frustrasi. "Soalnya dia selalu mengikuti gua kemana pun gua pergi. Dari mulai menunggu gua setiap pagi di gerbang sekolah, sampai mengikuti semua kelas yang gua ambil."
"Bukannya sekarang gua juga mengikuti semua kelas lu, Pat?" tanya Nick bingung. "Lexa juga selalu begitu setiap tahun, kan?"
"Wuih, update juga lu Nick! Padahal lu di Korea selama ini!" goda Lexa sambil tertawa.
"Harus selalu up to date dong!" balas Nick kemudian tertawa sambil menepuk keras pundak Satrya.
"Padahal lu baru tahu itu dari gua waktu kita main basket Sabtu kemarin! Sok-sokan banget sih!" kata Satrya dengan tawa sambil meninju lengan Nick. Kelewat keras sampai Nick mengaduh.
Patty terdiam sebentar selama mereka bercanda. Iya juga, ya. Tapi kan… "TAPI!" seru Patty membuat mereka semua kembali melihatnya. "Kalian kan nggak ada yang selalu nunggu gua di depan gerbang, mengekor gua kemana pun gua pergi, selalu minta keputusan gua untuk apapun yang kalian akan lakukan, telepon gua setiap hari atau datang ke rumah gua untuk kerjakan tugas, atau…atau…"
"She really did all of those? " tanya Lexa dengan muka tidak percaya dan jijik.
Patty mengangguk kesal. "Makanya gua kesal banget!"
"Lu sudah coba bilang Olive kalau lu nggak suka dia begitu, Pat?" tanya Nick sambil menatap Patty serius. Tumben Nick bisa serius begini.
"Em…" Patty gelagapan. Ia tidak pernah berkata apa-apa pada Olive selama ini.
"Gimana dia bisa tahu lu nggak suka kalau lu nggak pernah bilang?" sambung Nick.
"Chill, dude!" kata Satrya sambil merangkul Nick. "Olive seharusnya tahu kelakuannya menyebalkan. Gua saja yang lihat sudah gerah rasanya. Olive itu terlalu posesif, ya nggak Pat?"
Patty mengangguk sambil cemberut pada Nick. Nick kan tidak tahu apa yang terjadi antara Patty, Satrya, dan Olive. Mana mungkin dia mengerti, sih?
***
Patty sampai ke sekolah sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi. Semua ini karena ia sangat lelah rasanya karena berpesta sampai tengah malam kemarin. Untung saja Satrya mengantarnya pulang setelah selesai minum. Patty tidak mau satu mobil dengan Lexa yang mabuk berat. Entah apa dia akan masuk hari ini.
Patty setengah berlari melewati gerbang masuk seperti kebanyakan murid yang lain, takut bel berbunyi sebelum Patty sempat masuk ke gedung sekolah. Kalau begitu, pasti deh nama Patty dicatat di buku kelalaian dan dihukum piket setelah pulang sekolah. Tidak mau, deh.
"Pat!"
Patty menoleh ke arah datangnya suara. Nick keluar dari gedung parkir dan berlari menuju ke arah Patty sambil melambaikan tangannya. Patty tersenyum melihat Nick dan membalas lambaian tangannya.
"Nggak bareng Olive?" tanya Nick.
Patty menggeleng. "Olive juga nggak nunggu di gerbang tuh."
Nick tertawa kemudian berkata. "Lucu lihatnya. Padahal sejak gua masuk GIS kayanya selalu lihat kalian bareng kemana-mana."
"Ya karena Olive mengekor terus kemana-mana. Rasanya capek tahu!"
Nick tertawa sedikit kemudian berkata sambil menatap ke depan. "Tapi dari waktu kita SD, kalian memang selalu main bareng, kan? Gua inget lu selalu melindungi Olive dan Lexa kalau ada yang macam-macam pada kalian."
"Itu karena gua tahu lu bakal bantu kalau mereka macam-macam sama gua!"
Nick tertawa terbahak "Jadi gua seperti bodyguard lu, ya?"
Patty tersenyum kemudian tertawa mengingat bagaimana dulu mereka berempat sering main bersama. Jadi kangen. "Kapan-kapan kita ke sana lagi, yuk! Seperti dulu."
Nick mengangguk sambil tersenyum pada Patty. "Anytime. Sekarang kayanya kita harus lari deh." kata Nick sambil menunjukkan smartwatch-nya pada Patty.
Mereka berlari bersama dengan siswa yang lain dan sampai di kelas sebelum guru datang. Kelas sudah sangat penuh. Hanya ada beberapa bangku yang tersisa. Dua di belakang, di sebelah Olive, dan dua di deretan tengah di sebelah Sharon dan Ayu. Satu lagi adalah kursi yang biasanya diduduki oleh Nick, di depan Patty saat Patty duduk bersama anggota QS lainnya.
Olive mengangkat kepalanya melihat Patty dan Nick. Entah apa yang dipikirkannya tapi kemudian Olive membuang muka dan melihat ke luar jendela. Patty kesal melihatnya. Ia langsung berjalan dan duduk di sebelah Sharon.
Sharon mengangkat kepalanya dari ponselnya kemudian tersenyum manis pada Patty. "Morning. Tumben hampir telat, Pat."
"Iya, nih. Capek banget gua." kata Patty kemudian duduk.
Nick berjalan melewati Patty ke deretan kursi di belakang. Patty cukup kaget melihatnya. Ia kira Nick akan duduk di depannya seperti biasa tapi tidak, Nick memilih untuk duduk di sebelah Olive. Patty melihat Nick menepuk pundak Olive. Olive mengangkat kepalanya dan melihat Nick. Kenapa sih Nick harus baik begitu pada Olive?
"Lexa kayanya nggak akan masuk, ya?" kata Patty pada Sharon. Biar saja! Toh Patty juga punya teman, kok! Memangnya Olive yang hanya punya 1 teman?
Sharon yang ternyata masih tersenyum pada Patty, mungkin karena terlalu senang Patty bergabung di sana, mengejapkan matanya beberapa kali dan berpikir. "Biasanya setiap kali dia mabuk berat sih dia nggak bakal masuk sekolah."
"Kalau begitu," ucap Ayu yang duduk di sebelah Sharon. "Lu mau coba jadi wakil ketua QS hari ini?"
"Wakil ketua?" Patty belum pernah mendengar mengenai hal itu.
Ayu mengangguk dingin. "Selama ini, setiap kali Lexa nggak masuk sekolah salah satu anggota QS akan menjadi wakilnya. Karena Lexa sering nggak masuk, jadi kita putuskan untuk bergiliran menjadi ketua QS sesuai ranking. Kebetulan hari ini giliran gua. Lu mau gantiin gua?" muka Ayu terlihat sangat datar tapi entah bagaimana Patty tahu Ayu malas untuk melakukan hal seperti ini.
"Mau mau!" seru Patty girang.
***
Wah luar biasa! Setelah Ayu mengumumkan bahwa Patty yang menjadi wakil ketua QS hari ini, semua anggota QS berkumpul di depan kelas Patty begitu jam istirahat. Sekarang, ia berdiri di paling depan diikuti Sharon dan Ayu kemudian Debby dan Listy. Semua siswa dan siswi otomatis menyingkir dan menyapa Patty dengan penuh kekaguman.
Mereka duduk di meja kantin biasa. Ketika makanan datang, Lexa tiba-tiba menelpon dengan video. Patty mengangkatnya dan mengangkat ponselnya tinggi-tinggi supaya semua anggota QS dapat ikut dalam panggilan video itu.
"Patty! Finally! Kamu benar-benar jadi anggota QS!" seru Lexa.
Patty tersenyum canggung. "Lu masih hangover, Xa?"
Lexa tertawa. Mukanya yang tanpa makeup tetap terlihat cantik dan menawan. "Masihlah! Kepala gua pusing banget, perut gua sakit. Lu kemarin pulang sendiri, Pat?"
"Nggak..." belum selesai Patty menjawab, tiba-tiba Satrya muncul di belakangnya dan merangkul pundak Patty.
"Dia pulang sama gua." Kata Satrya sambil tersenyum. Tampan sekali.
"Wah! Kalian kapan official-nya, nih?" seru Lexa, mukanya terlihat sangat bersemangat meskipun sambil berbaring di kasur dengan sprei emasnya yang besar.
"Doain saja, Xa." Kata Satrya dengan percaya diri. Apa? Jawaban dia kok begitu? Berarti dia juga berharap, dong?
Semua anggota QS dan anggota Bandha Bandhu berseru menggoda mereka berdua. Tidak terkecuali Lexa yang tiba-tiba terduduk dan menari-nari heboh sebelum kemudian berbaring lagi sambil mengaduh memegang kepalanya.
"Senang banget, deh. Bestie kesayangan gua dan sepupu tertampan gua akhirnya mau jadian!" seru Lexa. Muka Patty langsung memerah. Mereka masih jauh dari jadian, kok!
"By the way, coba gua mau lihat Bang Ilyas dong!" kata Lexa semangat.
Jantung Patty seperti berhenti berdetak saat Satrya menggenggam tangan Patty sebelum menarik ponsel Patty dari tangannya. Patty melirik pada Satrya dan mendapati Satrya tersenyum manis padanya. Ya ampun.
Ilyas langsung muncul di sebelah Satrya dengan muka sedih memandang Lexa. "Yah, kamu kok ga masuk sih?" katanya dengan nada manja membuat semua anggota QS berpandangan. Seorang Ilyas yang sangat gagah dan pendiam itu bisa menjadi seperti ini?
"Iya nih hon kepala aku sakit banget lagian aku juga baru bangun." Lexa tertawa malu.
"Ya sudah nanti selesai sekolah aku ke rumah kamu bawa Pocari sama sup kesukaan kamu, ya. Kamu ada buah apa di rumah?"
"Aww..." goda para anggota QS.
"Jangan lupa buat jus, ya! Istirahat yang benar nanti kalau sudah nggak pusing coba olahraga ringan, ya! Kabarin aku!" kata Ilyas.
"Idaman banget sih lu, Yas!" seru Debby disusul dengan seruan dari semua anggota Bandha Bandhu.
"Iya honey aku tunggu, ya! By the way Nicky mana Nicky?" jawab Lexa dengan santai. Ya memang itulah Lexa, mungkin karena terlalu banyak yang mengejarnya, Lexa tidak pernah menganggap perhatian dari semua pacarnya berharga.
"Lagi sama pacarnya tuh di lantai 1." Satrya mengarahkan kameranya pada mukanya.
"Nicky punya pacar?!" seru Lexa kaget.
"Si gendut Olive." Kata Satrya sambil menggelengkan kepalanya. Si gendut Olive? Tega sekali Satrya. Tapi wajar, kan? Satrya pasti risih karena kelakuan Olive.
"Ya ampun, mata Nicky dimana, sih? Anyway Sat gua mau foto lu dan Patty!" seru Lexa.
Satrya kembali membungkuk dan mengarahkan kameranya pada Patty. Pipi kanannya bersentuhan dengan pipi kiri Patty membuat muka Patty memerah dan jantungnya berdetak cepat. Semoga Satrya tidak sadar!
"One... two..." kemudian Lexa men-screenshoot tampilan panggilan video saat itu. Beberapa saat kemudian, Patty mendapat notifikasi dari ingstaramnya dari Lexa dan Satrya. Lexa menyebut Patty dan Satrya pada story-nya yang menampilkan foto mereka bertiga saat panggilan video tadi dengan tulisan: "Finally my two favorite people are gonna be together! @patriciapatty @bang_satrya". (Akhirnya dua orang terfavorit gua akan bersama!) Satrya kemudian memasukan story Lexa itu pada story-nya tanpa tulisan apa pun.