Duduk di Parlemen sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat mewakili rakyat dan banyak aspirasi, membuat Balaputera harus lebih fokus terhadap pekerjaannya mengemban amanat rakyat.
Dedikasi, Loyalitas, Professionalisme yang selalu di pegang teguh dalam keluarganya tidak ingin mengurangi sedikitpun dari banyaknya tugas dan tanggung jawab yang kini harus di emban olehnya.
Sebab dirinya menjadi seorang legislator di badan legislatif harus benar - benar memberi dampak yang positif dengan berkontribusi lebih membela kepentingan rakyat.
Sebelum menjadi Seorang Ketua Parlemen, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat di Badan Legislatif dalam kampanyenya telah Terbukti dan di buktikan bagaimana programnya sudah berjalan dengan baik dengan dukungan banyak pihak tanpa pandang bulu.
Balaputera berkeyakinan bahwa rakyat juga butuh kepercayaan dan keyakinan secara penuh melalui rekam jejaknya, terlebih Balaputera sama sekali tidak memikirkan mau berhasil atau tidak menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dirinya harus memberi pembuktian agar rakyat benar percaya terhadapnya dan ternyata pada hasilnya dirinya terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat di Pusat, Senayan Jakarta melalui Daerah Pilihan Provinsi Jawa Tengah.
Saat telah menjadi Ketua Dewan Perkilan Rakyat, Mulai dari Makan yang sudah tidak teratur, Istirahat yang kurang, selalu begadang memikirkan rakyat melalui pola pikir perencanaan program-program yang dapat membantu rakyat, olahraga yang dapat di katakan sebagai rutinitas kebugaran tidak di pikirkan kembali olehnya setelah banyak di tangguhkan beban.
Mengikuti jejak Ayahanda, Narendra Sanggrama yang terkenal karena kearifan budaya lokal, cara pandang dan berpikir, bersikap dengan bijak, serta kebijakan yang terpikirkan dari ilham-ilham anugerah Tuhan selalu memikirkan nasib rakyat.
Banyak mendapat wejangan dari sang ibu, Putri Anggraini bercerita bagaimana sang ayah, Narendra Sanggrama yang selalu dapat mengemban tugas dengan baik demi kepentingan rakyat tanpa memikirkan perihal kepentingan pribadi.
Narendra Sanggrama ayahandanya wafat karena sakit yang di derita mengalami gagal fungsi hati tanpa dirasa ayahandanya, penyakit tersebut membawa kematian dan kesedihan dalam keluarga Balaputera.
Sebagai Kepala Keluarga, Ayahandanya Narendra Sanggrama di kenal Ramah, Bijak, Humanis dan Humoris terhadap keluarga, memberi kasih sayang yang mendalam baik terhadap istri Putri Anggraini maupun kepada semua anak-anaknya Samudera dan Balaputera.
Hanya saja, Quality Time atau Waktu Bersama yang kurang dan sangat singkat di samping Narendra Sanggrama banyak berkontribusi di berbagai organisasi dan tugas negara yang mewajibkan untuk berkonsenterasi demi memikirkan nasib bangsa dan rakyat.
Cerita dan kisah yang mendetail dari sang ibu selagi masih hidup, adapun cerita berdasarkan orang-orang yang pernah dekat dan mengenal Narendra Sanggrama sejarah mencatat bagaimana sepak terjang sang ayah dalam memperjuangkan negara dan tanah air demi kepentingan orang banyak tanpa ada kata mengeluh dan lelah di wajahnya.
Sehingga dapat di katakan orang-orang mengenalnya sebagai inspirasi dan motivasi hidup dalam bekerja dan di juluki sebagai "Si Gila Kerja" karena kinerja Narendra Sanggrama yang penuh rasa tamggung jawab dalam setiap hal.
Balaputera meyakini dan sadar dengan perasaan dan apa yang pernah di rasanya terlebih mengenai Narendra Sanggrama yang memang patut sebagai pedoman dan teladan.
Sebagai anak jelas saja Balaputera memiliki Perasaan dan Rasa yang sama terhadap Narendra Sanggrama sebagai Ayahandanya.
Balaputera bahkan dalam bekerja sudah tidak memiliki banyak waktu luang untuk bersama keluarga dengan waktu yang di miliki tersita oleh rutinitas yang padat sebagai wakil rakyat yang harus berjuang untuk banyak orang bukan atas golongan.
Barangkali sudah seharusnya Balaputera bersantai, beristirahat dan merajut kebersamaan dengan keluarga, namun tidak mungkin apabila waktunya tersebut sudah memikirkan kepentingan rakyat yang Sifatnya harus tanpa ada kata tidak, sehingga sudah barang tentu mutlak tidak bisa di ganggu gugat.
Berpedoman terhadap Ayahandanya, Narendra Sanggrama yang banyak di puja dan di puji oleh kalangan berbagai pihak yang menilai bahwa Narendra Sanggrama adalah orang yang selalu berkompeten pada setiap bidang.
Narendra Sanggrama selalu cemerlang dalam mengemban berbagai jabatan fungsional.
Namanya sudah begitu harum di kenang oleh rakyat.
Karena kerjanya yang selalu membuahkan hasil dengan baik, tidak heran kariernya selalu melesat dengan tajam dan singkat.
Namun yang paling berkesan di hati para pemujanya, Narendra Sanggrama bukanlah tipikal orang yang menginginkan prestasi di atas segala-galanya dengan berbagai cara yang dimungkinkan.
Oleh karena kata-kata Narendra Sanggrama di jadikan Inspirasi dan Motivasi bagi banyak orang.
Narendra Sanggrama tidak ingin hanya "Demi Prestasi Harus Menjatuhkan Orang Lain".
Demikianlah sejarah berbicara sebagai saksi yang buta dan tuli penuh kejujuran tanpa adanya sebuah manipulasi dan kepalsuan belaka.
Hal iti justru membawa momok berat yang menakutkan di hati, pikiran dan jiwa Seorang Balaputera sebagai Anaknya Langsung dari darah daging sang ayah, Narendra Sanggrama.
Membawa momok yang berat karena sebagai anak, harus mampu lebih baik, menyaingi, dan melebihi sang ayahanda, Narendra Sanggrama.
Baik dalam segi karier, kinerja dan hal lainnya berupa pencapaian yang harus di perjuangkan dengan berbagai usaha dan pengorbanan tanpa adanya batasan waktu yang perlu di hiraukan atau dapat menjadi belenggu yang akan menghambat hal tersebut.
Maka setelahnya takdir yang lebih tepat yang akan berbicara, bagaimana hasil akhirnya.
Narendra Sanggrama memiliki jasa yang amat besar bagi bangsa dan negara, namun dosanya juga besar.
Memang belum bisa di buktikan bahwa Narendra Sanggrama adalah orang yang korup, atau disebut koruptor.
Dikenal sebagai jiwa yang dingin dan bersahaja.
Narendra Sanggrama tidak pernah mau memakan uang rakyat.
Lantas mengapa dirinya dapat di katakan memiliki jasa yang besar di balik dosanya pun yang besar.
Sebagai makhlus sosial, makhluk ciptakan Tuhan dan sebagai manusia biasa, Narendra Sanggrama juga sebagai manusia biasa tidak luput akan kesalahan, dosa dan kekhilafan insan manusia.
Sebab dan musabab hal tersebut berasal dari bisnis terselubung di balik bayangan negara dan polemik masyarakat sebagai pembisnis dan mafia ilegal.
Bisnis perjudian yang di anulir sebagai otak di balik kesuksesan materil Narendra Sanggrama juga dapat di katakan sebagai hal yang tidak terpuji.
Di saat Balaputera menggantikan peran sang ayahanda mengakuisisi bisnis tersebut kiranya sudah terpikirkan perihal nasehat-nasehat bijak dan petuah dari Sang Ayahanda Narendra Sanggrama yang jelas saja memiliki reputasi dan pengalaman yang sudah tidak di ragukan lagi.
Kiranya perlu di sikapi dengan bijak, adapun dampak dan hal-hal yang akan di timbulka akan membuat dilema Balaputera.
Merasa sudah memiliki hal yang nantinya sudah terpikirkan dan terencana bagi kehidupan di era kehidupan mendatang.
Maka sudah saatnya bagi Balaputera inilah moment dimana dirinya harus benar-benar memutuskan tentang apa yang sudah diperbuat dan di katakan oleh ayahansanya Narendra Sanggrama dalam maksud yang tersirat.
Dalam maksud tersirat yang telah di ucapkan Narendra Sanggrama sebagai ayahanda kepada Balaputera pada saat pengalihan Balaputera memimpin menggantikan peran sang ayahanda sebagai mafia perjudian yang pada saat ini belum sempat tercerna oleh Balaputera.
Zona hitam yang kelam yang terdapat di dalam bisnis gelap, zona hitam yang kelam menimbulkan prahara di dalam tubuh negara.
Meminta wejangan kepada sang kakak Samudera, Balaputera bersama Samudera pada akhirnya memecahkan kebuntuan berpikir.
Agar tercipta keputusan yang bijak yang dapat merugikan banyak pihak maka adapun langkah-langkah untuk mengurangi suatu dampak sebagai negeri dengan mayoritas penduduk yang menggilai Perjudian telah dapat di ambil keputusan yang matang.
Di dalam Bisnis yang sebelumnya telah terdapat kaum Prostitusi yang beralih bekerja meninggalkan Prostitusi dan bekerja ke dalam bisnis tersebut demi mengembalikan harkat dan martabat kaum perempuan ke arah yang lebih baik, kriminalitas preman-preman yang berkecimpung mengganggu masyarakat juga masuk ke dalam bisnia demi menciptakan kehidupan yang lebih baik dan tidak menggangu kepentingan masyarakat di luar sana ternyata disisi lain bisnis yang di ciptakan dan di bentuk Ayahandanya Narendra Sanggrama sangat memiliki kebijakan yang terencana dengan jenius dan menghasilkan sisi yang positif.
Untul itu berdasarkan keputusan bersama antara Balaputera dan Samudera.
Bisnis ilegal perjudian tidak di tutup.
Adapun royalti bisnis di dalam negeri persentasenya akan di bagi berdasarkan kegunaan kepentingan yang lebih baik.
Dananya akan di alokasikan untuk pengelolaan museum bersejarah peninggalan orang tuanya, Narendra Sanggrama dan Putri Anggraini.
Pembangunan Pesantren di Nusantara, Bantuan Sosial kesenjangan dan keterbelakangan Rakyat di Nusantara, kemudian pengembangan bisnis ilegal perjudian yang berkembang di Asia Tenggara, wilayah Asia, dan Eropa akan di pergunakan sebagai eksisitensi bagi Balaputera dan Samudera yang di nilai berguna untuk memperjuangakan kepentingan negara dan rakyat karena di indonesia modal finansial sangatlah umum untuk menunjang banyaknya kepentingan yang nantinya dapat duduk dan memperjuangkan nasib rakyat.
Tidak salah Ayahdanya menyebut bahwa hitam dan putih sebagai Zona Hitam yang Kelam juga tergabung, berkolaborasi, berkombinasi dan terkontaminasi antara yang hitam dan putih menjadi samar-samar yaitu dunia yang abu-abu.
Hal tersebut menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat tinggal bagaimana menyikapi dengan bijak agar dapat berjalan dengan baik tergantung bagaimana seseorang merealisasikan ke arah yang lebih baik.