Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 55 - Kembali ke distrik Viola

Chapter 55 - Kembali ke distrik Viola

Adel memilih distrik Viola sebagai tempat tujuan mereka yang pertama di hari itu. Adel memilih tempat tersebut sebagai tempat pertama dengan pertimbangan bahwa mereka membawa Alice yang tentunya akan tertarik dengan proyek manusia burung dan manusia klon. Keduanya merupakan hasil mutasi dari manusia yang ada di bumi, karena itu keahlian Alice sebagai ahli biologist akan sangat membantu mereka di tempat tersebut.

Ketika mereka sampai di distrik Viola, Adel mengajak semua anggota untuk pergi menuju laboratorium pengembangan manusia burung di sayap kiri bangunan tersebut. Untuk pertama kalinya, Maria melihat sebuah kapel gereja yang sangat megah. 'Tempat ini seperti gereja katolik di eropa pada abad pertengahan' Maria memandangi patung-patung malaikat yang berdiri di dekat dinding-dinding bangunan tersebut.

'Kedua sayap bangunan ini terlihat sangat kontras, bagaikan langit dan bumi.' Sesaat Maria terkejut dengan pikirannya sendiri. 'Ah, mungkin dengan alasan itulah mereka membuat manusia-manusia ini bermutasi menjadi manusia burung, sebagai ganti dari gambaran para malaikat.' Maria kembali memandangi patung-patung tersebut sebelum mereka menuruni tangga di ruangan itu.

Untuk pertama kalinya, Maria sungguh-sungguh melihat secara langsung laboratorium yang menyimpan para manusia burung. Pemandangan tersebut sungguh berbeda daripada gambaran yang dipantulkan oleh arloji Adel ketika dia dan Malika saling menukarkan informasi pada kunjungan yang lalu.

Maria dapat melihat postur manusia burung yang relatif lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan keturunan manusia pertama. Pada tabung-tabung tersebut terlihat anak-anak manusia burung yang terlihat sama dengan manusia pada biasanya. Saat itu, Maria melihat Alice yang terpesona dengan pembentukan manusia burung di dalam tabung-tabung tersebut.

Setelah Alice terlihat memeriksa tabung-tabung di setiap tahap perkembangan manusia burung, dia segera pergi menuju ke komputer utama yang mengoperasikan jalannya tabung-tabung tersebut. Alice nampak sangat bersemangat ketika dia membuka komputer tersebut.

Maria mengamati para ilmuwan yang terlihat sibuk dengan urusan mereka masing-masing di tempat tersebut. Adel terlihat sibuk memeriksa kembali meja kerja dan semua selang yang ada di tempat itu, sementara Malika memeriksa jalannya mesin pada tabung-tabung itu.

Tiba-tiba saja, Alice berseru dan mengagetkan semua orang yang berada di tempat tersebut "Ya Tuhanku, aku tidak mempercayai ini." Maria dan Sean segera mendekati Alice. "Nona Garcia, kau harus melihat ini. Aku tak percaya kau melewatkan hal yang satu ini." Ujar Alice kepada Adel sambil menarik tangan wanita muda itu ke sampingnya.

Pada layar yang dibuka oleh Alice, Ada sebuah gambar besar yang menunjukkan tahapan perkembangan manusia burung dari janin sampai dewasa. Maria tidak mengerti hal apa yang membuat Alice takjub dalam gambar tersebut. Namun ketika Adel dan Malika melihat gambar tersebut, mereka juga ikut membelalakan mata mereka seperti apa yang dilakukan oleh Alice ketika melihat gambar itu.

"Ini luar biasa. Aku tak menyangka bahwa mereka dapat membuat sebuah chip yang hidup ke dalam DNA! Permutasian ini menjelaskan mengapa mereka dapat menarik sayap mereka ke dalam punggung tanpa adanya bekas." Adel memandangi gambar struktur tubuh manusia burung dan serangkaian benang melilit yang mereka sebut dengan DNA.

Maria yang melihat hal tersebut hanya melongo dan menoleh kepada Sean untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Sean hanya menyengir kepadanya sambil mengangkat bahunya "Kurasa karena itulah mereka disebut dengan ilmuwan." Ujar Sean kepada Maria. Mereka bersama-sama tertawa kecil di ruangan itu.

Malika kemudian memberikan komentarnya mengenai struktur dari manusia burung tersebut, "Dengan adanya rekayasa genetik pada tubuh manusia yang mereka panggil dengan manusia burung, mereka dapat menghasilkan kekuatan dan kecepatan burung-burung yang berasal dari alam liar. Perpaduan ini sangat sempurna bagi manusia yang memiliki otak sangat cerdas." Malika berjalan menuju salah satu tabung manusia burung dengan tahapan perkembangan yang sempurna. "Menurut kalian, apakah para manusia burung ini lahir dengan memori di otak mereka?"

Adel melirik Tu Ying dan para manusia burung yang berdiri di dekat dinding ruangan tersebut, "Kurasa kita memiliki beberapa sampel hidup yang dapat menjawab pertanyaanmu." Adel menatap Tu Ying dengan perasaan yang kompleks. "Kita tidak tahu berapa lama ilmuwan tersebut membutuhkan waktu untuk mengembangkan seorang manusia burung yang sempurna dari tabung-tabung ini."

Saat itu, diluar dugaan semua orang, Tu Ying menatap Adel dengan senyum sendu "Kami terlahir tanpa memori apapun, yang kuingat pertama kali di tempat ini adalah bahwa aku terbangun pada altar tersebut bersama Dewa dan Lao Ying di sampingku." Tu Ying mengelus tabung yang berisi saudara-saudaranya yang tertidur. "Kurasa setiap dari mereka yang memiliki tubuh sempurna sudah tertidur disini lebih dari lima puluh tahun."

Alice memandang puluhan tabung raksasa tersebut dan berkata "Itu berarti manusia burung hanya memiliki satu sampai dengan tiga keturunan setiap tahun, apabila kita melihat jumlah tabung yang berada di dalam ruangan ini." Dia melanjutkan perkataannya "Itu sangat sedikit sekali."

Tu Ying kembali menjawab pernyataan Alice "Setiap anggota kami cukup kuat untuk bertarung sampai lebih dari lima puluh tahun sejak kami dilahirkan." Kali ini, Tu Ying menjawab dengan penuh kebanggaan terhadap klannya "Bagi kami, setiap anak yang lahir dari tempat ini adalah saudara-saudara kami yang sangat berharga."

Saat itu, Maria memandang Tu Ying dan para manusia burung 'Jadi karena hal itulah tembakanku pada waktu perburuan pertama membuat para manusia burung mundur dari peperangan.' Maria mengingat kembali betapa kuatnya manusia burung dibandingkan dengan para pejuang manusia pertama pada umumnya. Dia mengingat kembali bahwa beberapa lusin manusia burung yang menyerang mereka pada kejadian itu dapat memukul mundur pasukan pejuang di perburuan.

Sean memandang Maria dan dia mengetahui apa yang ada dalam pikiran Maria pada saat itu. Sean mengingat bahwa dia harus berusaha sangat keras untuk mengimbangi pertarungan dengan para manusia burung. Adalah sebuah keberuntungan bagi Sean bahwa dia bertemu dengan Maria ketika itu. Sean dapat membayangkan apa yang terjadi bila Maria tidak ada disampingnya saat itu.

Tu Ying menatap ketiga ilmuwan yang berada di hadapannya sambil berbicara dengan nada putus asa "Kami berharap… bahwa kalian dapat membantu kami untuk membangunkan saudara-saudara kami yang ada di dalam tabung-tabung ini." Tu Ying mengepalkan tangannya ketika dia mengatakan hal itu.

Pada saat yang sama Bai Ying yang biasanya terlihat emosional hanya menepuk pundak Tu Ying sambil mengatakan hal yang sama. "Kami akan membantu kalian dalam hal apapun yang kami bisa, seandainya saja kalian dapat memberikan kami saudara-saudara kami."

Alice menatap mereka dengan tatapan lurus, "Kami tidak berjanji akan hal ini, tetapi kami akan berusaha untuk membangunkan mereka. Dan apabila mungkin, kami bisa mendapatkan teknologi yang dimiliki oleh ilmuwan yang menciptakan ini semua untuk kepentingan penelitian selanjutnya." Alice mendongak dan memandang ke sekeliling ruangan tersebut.

Adel mengangkat bahunya sambil memandang ke arah Tu Ying, "Sejujurnya aku ingin membantu kalian. Namun dengan semua keterbatasan ilmu yang kupelajari sampai saat ini, terutama bidang rekayasa genetika dan teknologi biologi…" Adel berhenti dan tidak lagi melanjutkan kalimatnya. Dia menghindari tatapan Tu Ying dan berbalik ke arah komputer.

Adel kembali bercakap-cakap dengan Alice. Mereka membicarakan mengenai permasalahan rekayasa genetika yang dialami oleh manusia burung di tempat tersebut. Alice melihat komputer besar tersebut dan menjelaskan segala yang dia ketahui kepada Adel. Di sisi lain, Adel memperhatikan semua perkataan Alice dengan daya tangkapnya yang sangat luar biasa.

Maria melihat semua pekerjaan yang sedang dilakukan para ilmuwan tersebut berakhir dengan kesimpulan bahwa dia tidak dapat membantu mereka sedikit pun pada bidang tersebut. Maria hanya menatap mereka bekerja dan menunggu di dekat pintu gerbang laboratorium.

Maribelle terlihat berdiri bersama Bai Ying. Bai Ying terlihat sedang menatap lurus kepada para ilmuwan. Maribelle memandang Bai Ying dengan penuh perasaan khawatir, Maribelle kemudian memegang tangan Bai Ying tanpa mengatakan sepatah kata pun terhadap Bai Ying. Bai Ying yang merasakan sentuhan tangan Maribelle kemudian mengalihkan pandangannya kepada Maribelle dan menatapnya dengan penuh arti.

Setelah beberapa waktu, Alice terlihat menyalin data-data yang ada pada komputer besar tersebut ke dalam arlojinya. Adel terlihat mengambil beberapa dokumen dari meja kerja yang ada di pojok ruangan tersebut. Malika mengambil beberapa sampel dari cairan dan senyawa yang berada pada tabung reaksi yang berderet di atas meja kerja tersebut. Malika kemudian memasukkan sampel dari semua cairan tersebut ke dalam sebuah rak tabung reaksi dan memasukkan rak tersebut ke dalam sebuah tas besar yang muncul dari arlojinya.

Adel kemudian bercakap-cakap kembali dengan Malika dan Alice. Setelah beberapa waktu, Adel berbalik kepada para pejuang dan manusia burung yang menunggu mereka. "Kurasa data yang kita dapatkan kali ini sudah cukup untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai para manusia burung." Adel menunjukkan sebuah tumpukan dokumen yang dia apit di dadanya. "Dokumen-dokumen ini sepertinya ada pada setiap ruangan laboratorium. Nampaknya pekerjaan kami akan menjadi lebih banyak daripada sebelumnya." Ujar Adel kepada Alice dan Malika.

"Apabila menurutmu data yang kita miliki sudah cukup untuk pengujian sampel dan bukti arkeologi di tempat ini, kita dapat segera pergi menuju sayap kanan bangunan ini." Ujar Malika kepada Adel dan Alice. Alice terlihat sangat bersemangat ketika mereka mengajaknya ke sisi kanan bangunan tersebut. Dia merasa penasaran dengan teknologi manusia klon di tempat tersebut.

***

Hanya dalam waktu beberapa menit, mereka tiba ke sayap kanan dari bangunan tersebut. Maria tidak melihat adanya perbedaan sejak mereka terakhir berkunjung ke tempat ini seminggu yang lalu. "Tempat ini sungguh tidak lagi memiliki penghuni. Kurasa ilmuwan tersebut benar-benar sudah meninggalkan para manusia burung sejak setengah tahun yang lalu." Maria mengemukakan pendapatnya kepada Sean dan Adel yang berjalan di dekatnya.

Adel menatap ruangan kosong tersebut dengan anak tangga yang sudah terbuka di dalamnya "Sebuah hal yang menjadi misteri bagiku adalah mengapa dia meninggalkan para manusia burung tersebut dan membunuh para tetua di tempat tersebut."

Sean mengikuti gerakan Adel yang menatap ke arah anak tangga tersebut. "Yang ada dalam pikiranku saat ini adalah kekuatan para manusia klon yang dibawa oleh ilmuwan tersebut sehingga mereka dapat mengalahkan para tetua manusia burung. Bukankah mereka bilang bahwa manusia burung memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada keturunan manusia pertama?" Sean melirik para manusia burung yang berjalan di samping Maribelle.

Mereka kemudian terdiam sampai akhirnya Adel berbicara kepada Alice "Aku harap kita dapat mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai para manusia klon yang berada pada tempat ini." Adel kemudian melirik kepada Sean sebelum dia mengalihkan pandangannya kembali kepada Alice. "Tuan Smith disini merasa bahwa ilmuwan yang menciptakan mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas para manusia klon, sehingga mereka memiliki kekuatan yang mirip dengan para manusia burung."

Alice menggaruk dagunya sambil mengangguk "Kurasa itu sangat mungkin terjadi. Sebaiknya kita memeriksa tempat ini terlebih dahulu, sehingga kita dapat melihat perbedaan DNA yang terdapat pada klon yang ada di tempat ini."

Ketika Malika mendengar perkataan Alice, ia kemudian membelalakkan matanya seakan dia teringat sesuatu yang mengerikan. "Adel, kau ingat apa yang terjadi di tempat ini? Nyonya Allen, kurasa semua klon yang berada di tempat ini sudah membusuk terakhir kali kami kemari."

Alice yang mendengar hal itu kemudian mengerutkan dahinya, "Ini akan menjadi pekerjaan yang sulit. Aku tidak suka berurusan dengan mahluk-mahluk mati dan membusuk." Alice kemudian menuruni tangga di belakang altar ruangan tersebut sambil berkata "Kuharap kita masih dapat mengekstraksi gigi dan tulang mereka…"