Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 60 - Kepulangan anggota Ekspedisi

Chapter 60 - Kepulangan anggota Ekspedisi

Dengan hasil akhir dari pertemuan yang dilakukan pada pagi itu, Derrik memerintahkan semua anggota ekspedisi untuk mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk kembali ke koloni keenam belas. Semua anggota segera membubarkan diri mereka dan mempersiapkan diri mereka.

Sebagian anggota ekspedisi pergi menuju tempat peralatan, sebagian kembali menuju rumah mereka masing-masing dan membereskan barang-barang mereka di tempat tersebut. Derrik terlihat sibuk bercakap-cakap dengan Lao Ying.

Lao Ying kemudian bercakap-cakap dengan para manusia burung. Mereka nampak berkoordinasi untuk memilih orang-orang yang akan ikut dengan para anggota ekspedisi. Sebagian dari mereka terbang dari koloni Eden dan meluncur ke angkasa.

Sean menggenggam lengan Maria dan mengecupnya dengan perlahan, "apakah kau mau kembali ke rumah untuk beristirahat sejenak sebelum kita pergi? Aku dapat membawamu kesana." Maria menoleh ke arah Sean sambil tersenyum, "Apabila kau tak keberatan."

Saat itu juga, Sean segera menggendong Maria dan membentangkan sayapnya. Mereka terbang ke angkasa dan meluncur dengan kecepatan yang tinggi. "Nampaknya kau sudah sangat terbiasa untuk terbang sekarang." Ujar Maria kepada Sean.

Kedua sejoli itu tiba di 'rumah' mereka yang terletak di distrik bunga bangkai. Setelah mereka melepaskan baju zirah mereka, Sean membawa Maria ke tempat tidur yang mereka gunakan bersama selama ekspedisi tersebut. Ia mendudukkan Maria di tepi tempat tidur mereka.

"Maria," Sean berbisik perlahan kepada Maria. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari arlojinya dan berlutut di hadapan Maria. "Apabila semua ini telah berakhir, apakah kau mau menikahiku?" Ujar Sean sambil membuka kotak kecil itu didepan Maria.

Kotak kecil itu berisikan sebuah cincin berwarna hijau muda yang berkilau. Sean meraih tangan Maria perlahan dan menyematkan cincin tersebut di jari manisnya. "Aku menemukan ini di tempat peralatan. Mungkin cincin ini bukanlah sesuatu yang berarti, namun kuharap kau dapat merasakan apa yang kurasakan saat ini." Sean menatap Maria dengan penuh kelembutan, kemudian menciumi jemari Maria dimana cincin itu tersematkan.

Maria terpesona dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sean. Untuk beberapa saat, ia terdiam sambil menatap Sean dengan pandangan penuh arti. Jantungnya berdegup sangat kencang dan mukanya terlihat merah padam. Kecupan-kecupan kecil di jemarinya membuat Maria terpana.

"Maria?" Ujar Sean sambil menatapnya dengan pandangan memelas. Maria segera terkejut dan tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum lebar kepada Sean "Tentu saja. Tentu saja aku mau menikahimu. Kau tahu pasti perasaanku kepadamu." Maria kemudian memalingkan wajahnya sambil menunduk dengan muka merah padam.

Senyum penuh kebahagiaan terpancar di wajah Sean. Ia segera menempelkan tangan yang dia ciumi di pipinya. "Terima kasih. Aku sangat senang sekali." Sean segera mendekati wajah Maria dan mengecup bibirnya dengan lembut.

Kecupan Sean mendarat di bibir Maria dan kecupan itu segera dibalas oleh Maria. Kecupan-kecupan yang dilakukan oleh kedua insan tersebut berubah perlahan menjadi sebuah ciuman-ciuman yang penuh dengan hasrat.

"Uhm..." Maria menghentikan ciuman tersebut dan mengambil jarak dari wajah Sean yang masih memegang wajahnya. "Kurasa kita harus menghentikan ini untuk sekarang. Kau tahu bahwa mereka akan mencari kita disini bila kita terlambat berkumpul."

Untuk sesaat, Sean tampak melongo dengan ekspresi tak bersalah. Detik berikutnya, Sean dan Maria tertawa bersama di ruangan tersebut. "Baiklah. Kurasa ini sudah waktunya kita kembali." Sean berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Maria. "Ayo kemarilah. Kita akan segera pergi, sayangku." Maria tersenyum kepadanya dan meraih tangannya "Tentu saja, kekasihku yang tampan."

***

 Setelah semua orang berkumpul di lapangan ruang kontrol utama, Derrik segera memberikan komando untuk berkelompok seperti saat mereka melakukan perkemahan. Isaac mengurus anggota kelompok distrik dodo dan Ibex.

Anggota distrik tersebut bertambah dua orang, yaitu Tu Ying dan Bai Ying. Keduanya nampak tidak lepas dari pasangan mereka, yaitu Maribelle dan Adel. James yang melihat hal itu tampak kesal, karena selama ini Maribelle adalah teman seperjuangannya dalam berbagai situasi. "Ah aku sangat kecewa saat ini, nampaknya aku dilemparkan begitu saja seperti sebuah keset bekas."

Maribelle melirik kepadanya dan tersenyum sinis seperti biasanya "Ha… itu membuktikan bahwa aku memang memiliki daya tarik tersendiri. Tidak seperti seseorang disini." Perkataan Maribelle tersebut ditanggapi oleh tawa James yang menepuk punggung Maribelle dengan keras "Baiklah, kali ini aku kalah darimu."

Malika tersenyum kepada mereka berdua. Ia kemudian merangkul pundak James dan berkata kepadanya "Sekarang kita senasib, kau lihat sahabatku yang sedang bermesraan di pojok sana." Ujar Malika sambil menunjuk Adel dan Tu Ying yang sedang berpegangan tangan sambil terlihat malu-malu.

Adel tertawa mendengar komentar teman baiknya tersebut, "Wah, situasi ini sangat berbahaya. Apabila Malika meninggalkanku, maka aku tidak akan memiliki seorang asisten handal yang dapat kupercayai sepenuh hatiku."

Ucapan Adel ditanggapi dengan gelak tawa dari anggota kedua distrik. Kelompok tersebut terlihat riang dan bersemangat untuk kembali pulang bersama dengan dua anggota barunya. "Ngomong-ngomong ini sudah waktunya kita pergi." Ujar Sophia sembari tersenyum kepada semua anggota dari kedua distrik tersebut.

Perjalanan kembali ke koloni enam belas berjalan dengan cukup lancar. Mereka melewati hutan misterius dan menemukan beberapa mahluk raksasa yang cukup buas, namun kerja sama dari setiap tim pejuang dan para manusia burung membuat pertarungan demi pertarungan menjadi mudah.

Formasi para pejuang di daratan membuat binatang-binatang tersebut kesulitan ketika hewan-hewan tersebut bertarung di antara tumbuh-tumbuhan yang menutupi pandangan mereka. Di sisi lain, predator angkasa mengalami kesulitan dalam menyerang karena adanya manusia burung yang mengikuti mereka menuju koloni enam belas.

"Kurasa Alice akan merasa senang ketika kita kembali ke koloni enam belas." Adel mengangkat kedua lengannya dan meletakkannya di kepala. Sore itu, dia bersantai bersama Malika dan duduk di sisi area perkemahan. Malika tertawa mendengar perkataan Adel "Akupun berpikir demikian. Aku dapat membayangkan mereka melakukan penelitian-penelitian di ruang kerja mereka sepulang dari tempat ini."

"Nona Garcia, kau dipanggil oleh tuan Brown!" Sophia memanggilnya dari kejauhan. Adel beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Malika untuk pergi bersamanya, "Ayo, Tuan Brown sudah memanggil kita, itu artinya akan ada tugas baru untuk kita." Mereka berjalan bersama ke arah Sophia.

Derrik terlihat berdiri tegap bersama Lao Ying. Keduanya terlihat berkoordinasi mengenai strategi mereka untuk bertarung melawan binatang-binatang besar seperti serigala hutan dan cockatrice yang mungkin mereka temukan di area perburuan.

Disamping Derrik terlihat seorang pria dari distrik Ibis sedang bercakap-cakap dengan Derrik. Pria itu terlihat mungil ketika dia berdiri disamping kedua orang yang berdiri bersamanya. Derrik menoleh ke arah Adel "Ah nona Garcia, kemarilah kami sudah menunggumu." Derrik menyambut Adel dan memberikan sebuah tempat baginya dan Malika di lingkaran tersebut.

"Ada kepentingan apakah Tuan Brown?" Ujar Adel kepada Derrik. Dia dan Malika kemudian berdiri di samping ilmuwan pria tersebut. Derrik kemudian melirik kepada pria tersebut "Tuan Allison disini ingin memastikan mengenai binatang-binatang yang dimasukkan dalam tabung di distrik Adenium. Kudengar kalian menyimpan semua dokumen yang dicatat oleh ilmuwan di tempat tersebut."

Tuan Allison membungkukkan badannya sedikit dan memberi salam "Perkenalkan, namaku George Allison, Ilmuwan yang mempelajari mengenai biogeografer dari distrik Ibis." George kemudian mengulurkan tangannya dan menyalami Adel "Kudengar dari Ricardo bahwa kalian melakukan ekspedisi bersama ke distrik Adenium sebelum para ilmuwan lainnya. Dari pertemuan terakhir, aku memperhatikan bahwa kalian memiliki dokumen mengenai jenis spesies yang ada di distrik Adenium."

"Itu benar." Jawab Adel dengan singkat. "Namun demikian, orang yang membuat daftar mengenai spesies-spesies yang ada dalam laboratorium tersebut adalah sahabat disampingku ini, dia adalah Malika Jelani." Ujar Adel melanjutkan perkataannya.

"Ah, baiklah." George mendongak kepada Malika "Nona Jelani, kami para biogeografer sedang memeriksa daftar mahluk raksasa yang terlepas dari laboratorium tersebut. Namun demikian, karena setiap spesies yang sudah terlepas dari laboratorium tersebut bercampur baur dengan penghuni asli hutan misterius, kami membutuhkan petunjuk dari dokumen-dokumen mengenai daftar semua spesies yang ada di tempat tersebut."

Tuan Allison menjelaskan bahwa keberadaan dokumen-dokumen tersebut akan sangat membantu mereka untuk memisahkan spesies-spesies tersebut dari hewan yang memang sudah tinggal di tempat tersebut sejak sebelum adanya koloni Eden. Dengan demikian, Malika membantu George untuk kembali membuat daftar spesies yang tinggal dalam tabung-tabung tersebut.

Setelah mereka berunding mengenai spesies-spesies yang ada di hutan misterius tersebut, George akhirnya menganggukkan kepalanya "Jadi kebanyakan spesies laboratorium yang meloloskan diri dari koloni Eden merupakan spesies golongan serangga dan reptil."

George kembali bercakap-cakap dengan Derrik sebelum akhirnya dia berkata "Dari perjalanan pulang ini, kita mendapatkan beberapa spesimen untuk laboratorium kami. Dengan keterangan dari nona Jelani, kami mungkin dapat memisahkan spesies asli dan spesies yang datang dari bumi. Aku sangat mengharapkan bantuanmu setelah kita sampai kembali ke koloni enam belas." George menjabat tangan Malika dan tersenyum.

"Tentu saja, itu adalah sebuah kehormatan bagiku." Ujar Malika sambil menjabat tangannya. "Aku akan menantikan hal tersebut." Adel terlihat sedikit cemberut ketika Malika terlihat bersemangat dalam penelitian para biogeografer tersebut. "Uh… Sepertinya aku akan benar-benar kehilanganmu setelah kita kembali ke koloni."

"Tentu saja tidak demikian nona Garcia. Kami hanya ingin mencocokan data kami dengan dokumen yang kalian miliki." George terlihat memaksakan senyumnya karena ia khawatir dengan Adel yang memiliki posisi sebagai kepala Arkeolog dari distrik Dodo. Adel tertawa kecil "Tentu saja tuan Allison, kau tidak perlu khawatir. Aku hanya bercanda saja." Ujar Adel sambil bertolak pinggang seperti anak kecil.