Pagi itu, Maria dan Sean bersama-sama keluar dari rumah mereka di koloni Eden. Mereka melihat Malika yang terlihat kurang tidur, sementara Maribelle dan Bai Ying terlihat bersemangat. "Kemana Adel dan Tu Ying?" Ujar Maria kepada teman serumah Adel.
Maribelle dan Bai Ying tidak menjawab, mereka terlihat sibuk berpegangan tangan satu sama lainnya. Malika yang melirik mereka dengan mata penuh rasa lelah, kemudian menjawab "Nampaknya kemarin malam semua orang dalam rumah berpesta, kecuali aku." Malika mengeluarkan arlojinya dan menoleh kepada Maribelle, "Hari ini kau harus menyetir Maribelle, anggaplah bayaran dari apa yang kulakukan kemarin malam untuk kalian."
Maribelle tersenyum dengan penuh perasaan bersalah "Baiklah, kau tak usah khawatir, tapi kita harus menunggu Adel dahulu bukan?" Malika tidak menggubris perkataan Maribelle dan masuk ke dalam mobil kapsul tersebut untuk tidur. Maribelle mengangkat bahunya sambil mengajak Bai Ying untuk masuk ke dalam mobil kapsul tersebut. "Ayo, kita akan terlambat untuk pergi ke lapangan." Ujar Maribelle sambil mengaitkan jarinya pada tangan Bai Ying.
Maria yang melihat tingkah mereka hanya melempar pandang kepada Sean. Sean hanya tersenyum kepada Maria sambil merangkul pundaknya. Mereka berdua bisa membayangkan apa yang terjadi di rumah tersebut kemarin malam. Sean berbisik kepada Maria "Mungkin malam ini giliran kita." Maria hanya melirik Sean dan menjawab perkataan Sean dengan senyuman.
Setelah Adel dan Tu Ying keluar dari rumah tersebut dan bergabung bersama tim arkeologi, mobil mereka melaju menuju lapangan ruang kontrol utama. Adel memiliki beberapa arsip yang dia susun pada arlojinya sebagai bahan laporan bagi Derrik.
Derrik terlihat sedang menunggu kedatangan mereka di lapangan ruang kontrol utama. Dia berdiri bersama Nyonya Allen dan para ilmuwan yang bergerak dibidang biologi. Mereka tampak bercakap-cakap dengan cukup serius sambil melihat layar yang keluar dari arloji milik Nyonya Allen. Derrik kemudian melihat Adel datang, dia kemudian melambai kepada Adel.
"Selamat pagi, bagaimana penemuanmu di distrik Adenium kemarin. Aku dengar dari Alice bahwa tabung-tabung disana berisikan spesies-spesies yang berada dibumi, apakah menurutmu itu benar?" Derrik nampak penasaran dengan hasil penemuan Adel. Dia tidak sabar untuk mendengar laporan yang akan dia terima pagi itu.
Adel kemudian membuka arlojinya dan memperlihatkan jurnal-jurnal yang telah dia kerjakan berdasarkan arsip-arsip yang dia temukan malam kemarin. Beberapa judul pada jurnal yang telah disiapkan Adel membuat Derrik sedikit terkejut, "Darimana sumber jurnal yang kau tulis itu?" Ujar Derrik sambil menunjuk sebuah tulisan yang berjudul <
Adel bercerita mengenai hal yang dia temukan pada distrik Adenium pada hari itu. Dia menceritakan mengenai bagaimana dia memeriksa meja tersebut dan akhirnya bisa menemukan kunci laci tersebut secara tidak disengaja.
Setelah Derrik mendengarkan cerita Adel pada distrik Adenium, Derrik melihat layar yang keluar dari arloji Adel dengan lebih dekat "Ini sangat menarik." Ujar Derrik sambil menekan salah satu tombol jurnal yang disiapkan Adel semalam kemarin.
Jurnal yang dibuka oleh Derrik adalah jurnal mengenai apa yang terjadi sebelum pesawat luar angkasa tersebut diluncurkan. Menurut jurnal tersebut, Proyek pesawat luar angkasa Eden dicanangkan selesai pada tahun 2250. Setelah manusia melindungi diri mereka dari udara luar yang penuh dengan polusi dengan membangun kubah-kubah besar bagi diri mereka, manusia di bumi menggunakan mesin medis yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan semaksimal mungkin.
Pada tahun 2249, ada sebuah wabah aneh yang terkait dengan penyakit yang dapat merusak sampai ke dalam tahapan sel punca manusia. Wabah ini salah satunya tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh sampah yang terus-menerus diakumulasikan oleh manusia di bumi. Dengan adanya wabah tersebut, sel punca tidak dapat lagi direplikasi dan menyebabkan mesin medis yang mereka gunakan menjadi tidak lagi berguna untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Para ilmuwan dibumi yang akan menaiki pesawat tersebut mengetahui karakteristrik wabah tersebut lebih awal daripada para dokter dan ilmuwan lainnya. Hal tersebut disebabkan karena para ilmuwan yang mengikuti proyek Eden adalah orang-orang yang memiliki otak jenius dengan DNA yang cukup sempurna untuk menghasilkan anak-anak di planet Kai.
Menurut arsip dokumen yang diperoleh Adel, Pengiriman para ilmuwan tersebut ke planet Kai dilaksanakan lebih awal daripada seharusnya pada tahun yang sama, yaitu pada tahun 2250. Oleh sebab proyek Eden berbasis di negeri China, otomatis para peneliti yang mengikuti proyek tersebut setengahnya merupakan orang-orang dari negeri tersebut. Dengan demikian, penggunaan bahasa resmi yang dipakai adalah bahasa mandarin.
Semua orang yang berada di lapangan tersebut melongo mendengar jurnal yang disiapkan Adel semalam kemarin. Malika tersenyum dan merasa lega bahwa sahabatnya itu tidak menghabiskan sepanjang malam dengan bercinta. Jurnal yang dibuat Adel saat itu disusun dengan sangat terstruktur dan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Malika mengetahui itu dan dia mengetahui dengan baik bahwa Adel mengerjakan jurnal-jurnal itu dengan sepenuh hatinya.
'Semua ini adalah hal yang akan terjadi di bumi dalam waktu seratus tahun setelah Amelia hidup' Maria melihat layar tersebut dan mengerutkan dahinya. 'Apakah aku dapat kembali? Apakah aku mau kembali? Bagaimana dengan nasib ayahku bila aku menghilang begitu saja?'
Maria kembali menatap layar itu dan mengingat kembali bagaimana reaksi ibu Maria ketika dia mengatakan bahwa Maria adalah segalanya baginya. 'Aku merindukan bapak. Aku ingin kembali dan berada disampingnya agar dia tidak lagi bersedih.' Pikirnya sambil mengepalkan tangannya yang tergantung pada kedua sisi tubuhnya.
Tepat pada saat itu, Sean memeluk Maria dari belakang sambil berbisik "Jangan terlalu banyak berpikir, sayangku." Ujar Sean sambil mengelus rambut Maria yang berwarna cokelat yang sudah mulai memanjang dibandingkan setengah tahun yang lalu. Maria tersenyum sambil menutup matanya "Tentu saja, untuk apa aku memikirkan hal yang tidak-tidak." Ujarnya seraya mengeluarkan suara dengusan kecil. Walau demikian, Maria mengetahui bahwa kerinduannya terhadap ayahnya selalu ada di pojok hatinya dan tidak pernah hilang selama ini.
Adel mematikan layar arlojinya setelah semua orang selesai membaca tulisan yang ada didalamnya. "Dengan adanya bukti tambahan yang kami ketemukan dari distrik Adenium, aku berharap bahwa ekspedisi kami hari ini dapat memberikan bukti-bukti lain yang dapat memberi kita kesimpulan mengenai apa yang terjadi pada koloni ini di masa lalu." Setelah mengatakan hal tersebut, Adel meminta izin kepada Derrik untuk mengunjungi distrik Viola dan distrik Akasia.
"Baiklah, kalian dapat pergi menuju ke dua distrik tersebut hari ini. Terkait dengan laporan Malika dan Alice mengenai daftar spesies yang ada pada distrik Adenium, para ahli biogeografi dan biologist akan menyelidiki lebih lanjut mengenai verifikasi spesies yang ada di tempat tersebut hari ini." Derrik memberikan tugas untuk para ilmuwan lainnya dengan spesifikasi keilmuan yang diperlukan pada penyelidikan tersebut.
"Kami dapat mengikuti mereka dan menjaga mereka di tempat tersebut." Isaac dan Sophia mengangkat tangan mereka dan siap untuk menjadi penjaga bagi para ilmuwan tersebut secara sukarela. James yang melihat kedua orang tersebut berpartisipasi dalam ekspedisi tersebut akhirnya ikut mengangkat tangannya, "Aku satu-satunya anggota yang tersisa dari tim distrik ibex dan dodo yang belum mendapatkan penugasan untuk perihal penjagaan, karena itu biarkan aku juga mengikuti penjagaan untuk para ilmuwan ke distrik Adenium hari ini."
Derrik menoleh kepada James dan melihatnya dengan bangga "Baiklah. Dengan demikian, kita telah memilih siapa saja yang pergi menuju lokasi-lokasi tersebut. Bagi orang-orang yang telah terpilih, silakan mempersiapkan diri kalian sebelum pergi." Dengan pengumuman Derrik, semua orang yang berada di tempat tersebut menyiapkan diri mereka masing-masing.
"Kau yakin kau tidak membutuhkan bantuan klan kami untuk pergi ke distrik Adenium?" Tanya Lao Ying kepada Derrik. Derrik menjawab pertanyaan itu dengan percaya diri "Kurasa kami dapat menangani ini. Lagipula, klan kalian harus berburu untuk mencari makanan untuk desa kalian hari ini. Kurasa meminta klan kalian untuk melakukan semuanya itu akan menyulitkan kita semua."
Lao Ying memangku dagunya sambil menutup matanya "Perkataanmu itu benar. Baiklah, kita akan beroperasi dengan pengaturan ini. Bai Ying dan Tu Ying, kalian harus segera menyiapkan diri kalian untuk mengikuti tim yang dipimpin oleh nona Garcia." Kedua pemuda itu nampak bersemangat ketika mendengar hal itu. Lao Ying memandangi kedua orang itu dengan keheranan, karena tingkah mereka yang tidak seperti biasanya.
Lao Ying melihat tingkah Bai Ying yang masih terlihat bertengkar dengan Maribelle, namun kali ini mereka terlihat bertengkar dengan mendekatkan tubuh mereka satu sama lain. Sementara itu, Tu Ying yang selalu terlihat tenang menjadi sangat gelisah ketika dia mengajak Adel untuk terbang bersamanya kembali hari itu.
Seperti biasanya, para penerbang yang pergi ke distrik Viola terlihat sudah siap dengan pasangan mereka masing-masing. Hanya Ricardo dan Alice yang mengganti pasangan mereka dengan pemuda lain dari klan manusia burung. Hal itu disebabkan karena para pemuda yang menerbangkan mereka kemarin memiliki tugas untuk berburu pada hari ini.
Sean tersenyum kepada Maria sambil berkata "Kau sudah siap untuk pergi sayangku?" Maria nampak tersipu malu mendengar Sean yang berkali-kali memanggilnya dengan ucapan sayang pada hari itu. Dia memandang Sean dengan tatapan penuh arti dan membalas panggilan sayang tersebut "Tentu saja, sayang. Kita dapat pergi kapanpun kita semua siap."
Sean tertawa mendengar perkataan Maria. Dia menyadari bahwa di tempat itu ada orang lain selain mereka berdua, namun dia tidak dapat membendung perasaannya untuk Maria. Sean kembali menatap Maria sambil berkata "Tentu saja. Setelah kita semua siap." Dia mengulangi perkataan Maria yang ditujukan kepada dirinya sambil mengaitkan rambut Maria ke belakang telinganya. 'Kekasihku yang telah lama kutunggu.' Pikirnya dalam hati.