Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 44 - Chapter 45. Distrik Viola

Chapter 44 - Chapter 45. Distrik Viola

Malika menyusun laporannya kepada Adel dalam waktu yang singkat, "Hal yang kutemukan dari seluruh ruangan ini sudah kuvideokan dan kukirimkan pada arlojimu. Adapun kecurigaanku terhadap semua bukti tersebut adalah bahwa tulisan mengenai memakan nyawa orang lain untuk memperpanjang kehidupan adalah benar adanya."

Malika memperlihatkan video setiap ruangan yang dia kunjungi dan pada setiap video tersebut ada dua tempat tidur. Salah satu tempat tidur di setiap ruangan berisi manusia yang dibekukan yang sudah berada dalam keadaan membusuk.

Jumlah ilmuwan yang tercatat di lantai atas yang hanya ada lima belas orang. Dua orang diantaranya adalah Zhao dan kekasihnya, sepuluh orang sudah membusuk di tempat tidur kaca di masing-masing ruangan. Itu berarti ada tiga orang yang seharusnya masih selamat di koloni itu. 'Mengapa ruang kontrol utama hanya menuliskan populasi satu orang saja di tempat ini selama dua ratus tahun?' Adel berpikir sambil melihat ke arah Arlojinya yang berisi data-data yang dia kumpulkan di pusat teknologi Eden.

 Tiba-tiba saja, Adel berlari ke arah lift "Ayo, ikuti aku!" Ujar Adel kepada anggota timnya. Semua orang yang berada disitu segera berlari dan mengikuti Adel memasuki lift. Adel segera menekan tombol ke lantai satu.

Di lantai tersebut, Adel memeriksa semua ruangan di lorong tersebut, "Malika, tolong bantu aku untuk melihat semua hal yang ada di setiap ruangan. Aku akan mencari di lorong kiri, tolong kau periksa seluruh lorong yang kanan!" Malika mengangguk kepada Adel dan segera bergerak tanpa membuang waktu lagi.

Ruangan demi ruangan yang bertuliskan nama penelitinya, berisikan hasil eksperimen yang mereka kerjakan dari tahun 2248 sampai dengan tahun 2259. Ruangan yang tidak memiliki nama disusun seperti sebuah bangsal rumah sakit dengan beberapa tempat tidur di dalamnya.

Setiap tahun, para ilmuwan yang melakukan eksperimen tersebut berkurang. Contohnya pada tahun 2249, ada tiga belas orang ilmuwan yang melakukan riset dan eksperimen di ruangannya, namun tahun berikutnya hanya tersisa dua belas orang. Riset dan eksperimen yang mereka lakukan sangat banyak sehingga hampir setengah dari setiap ruangan di lantai bangunan teknologi merupakan hasil eksperimen setiap ilmuwan tersebut.

Di satu ruangan, Adel menemukan hewan dan tumbuhan dari bumi yang sedang tertidur di dalam tabung. Di meja tersebut ada sebuah buku dengan judul 'Bahtera Noah: Pembekuan mahluk hidup untuk proses hibernasi' Isi dari ruangan tersebut sangat beragam, mulai dari hewan pengerat sampai dengan hewan mamalia besar. Setiap tabung berisi sepasang mahluk hidup yang sejenis.

Di ruangan lainnya, Adel menemukan bangkai-bangkai hewan eksperimen dengan berbagai kerusakan di anggota tubuhnya. Meja di dekatnya memiliki buku berjudul 'Pengembangan pelayanan: Mutasi Manusia untuk dapat tetap melayani masyarakat.' Ketika Adel menyingkapkan gorden yang menutupi bagian kanan ruangan, Adel menemukan tabung-tabung penuh dengan manusia dengan anggota tubuh yang diganti dengan genetika hewan.

Adel memeriksa ruangan-ruangan lain dengan eksperimen-eksperimen gila yang ditulis baik dalam bahasa Mandarin, maupun bahasa Inggris. Malika datang dari sisi kanan lorong dan memberikan hasil yang sama dengan Adel, eksperimen gila di berbagai ruangan di tempat tersebut.

Malika menemukan kemiripan antara ruangan yang dikerjakan oleh para ilmuwan gila tersebut dengan tulisan yang mereka kembangkan di daftar tulisan yang mereka kerjakan. Malika menemukan sebuah ruangan tanpa nama dengan tabung-tabung tumbuhan yang sudah mulai layu yang disambungkan dengan seekor kodok yang tertidur di sebuah tabung kecil lainnya di dalam ruangan tersebut. Selain itu, Malika juga menemukan sebuah ruangan penuh obat-obatan dan tabung-tabung kimia berwarna-warni dengan tulisan 'Eksperimen obat kimia yang dapat memulihkan sel tubuh dari kerusakan plastik yang sudah tidak dapat ditangani.'

Para pejuang menyimak pertukaran informasi antara kedua arkeolog yang memeriksa seluruh bangunan teknologi. Setelah beberapa waktu mereka bercakap-cakap, Adel menoleh kepada para pejuang "Apakah kita masih memiliki waktu?" Tanya Adel kepada mereka sambil melihat jam di arlojinya yang menunjukkan pukul enam sore.

Sean melihat jam pada arlojinya dan memutuskan untuk memberi mereka waktu untuk memeriksa hal lebih lanjut. "Kurasa kita dapat mengulur waktu kita dan pulang sampai dengan jam sembilan malam nanti. Apakah kalian membawa bekal?" Sean mengeluarkan beberapa kotak Beri dari arlojinya dan melepaskan sekotak beri yang tergantung pada pinggangnya. "Aku memiliki sebuah trauma dengan makanan, sehingga sekarang aku sering membawa makanan kemanapun aku pergi. Maria tertawa kecil karena ia mengerti apa maksud Sean.

Para anggota tim melihat beri-beri segar tersebut dan memakannya bersama. "Mengapa kau taruh sekotak buah beri di pinggangmu, mengapa tidak kau simpan semua dalam arlojimu?" Tanya Maribelle kepada Sean. "Maksudku, hal itu sangat aneh sekali dan cukup mengganggu."

Sean memakan buah berinya sambil bercerita mengenai pengalamannya di hutan perburuan bersama Maria, "Untung saja saat itu ibu Maria memberikan sekotak samosa dan kebetulan Maria membawanya di pinggangnya." Tukas Sean sambil menikmati buah-buahan ranum tersebut di mulutnya.

Tak lama setelah itu, tim arkeolog bersiap-siap untuk pergi ke distrik Viola. Ruang kontrol utama mengatakan bahwa distrik tersebut mengembangkan teknologi untuk mengembangkan pelayan di koloni ini. Adel merasa bahwa hal ini sangat janggal karena mereka membagi teknologi dalam tiga distrik sekaligus. 'Itu berarti orang yang mengelola tempat ini selama dua ratus tahun membutuhkan ruangan yang besar untuk melakukan risetnya.'

Mobil kapsul yang mereka tumpangi melaju kencang dan distrik Viola terletak bersebelahan dengan distrik Akasia, sehingga mereka dapat tiba ke tempat tersebut dalam beberapa menit saja. Adel yang awalnya terlihat sangat tertarik dengan koloni ini mulai berubah menjadi lebih serius. Dia tidak lagi banyak bercerita, sebaliknya dia lebih banyak terdiam dan berpikir di mobil tersebut.

"Aku sungguh tidak dapat mempercayai ini." Adel memandang keluar jendela mobil kapsul yang melaju kencang. Maribelle yang duduk di sebelahnya menyandarkan dirinya ke kursi mobil. "Mungkin saja mesin-mesin itu rusak, atau mungkin mereka memang mengirimkan semua orang gilanya ke planet ini." Celetuknya tanpa berpikir panjang.

Maria menoleh ke tempat duduk di belakangnya "Dengan bukti-bukti sekuat ini, aku akan lebih mempercayai Adel daripada dirimu Maribelle." Maribelle memandang Maria dengan sedikit cemberut seraya menimpalinya "Setidaknya aku tidak berharap untuk melihat tragedi di tempat ini lebih lanjut daripada ini. Maksudku, kurasa koloni ini tidak berkaitan dengan koloni kita bukan?"

Adel memandang Maribelle yang duduk disebelahnya, "Mengapa kau berpikir demikian? Dua puluh tahun lalu satu-satunya orang di koloni ini membunuh puluhan orang dari koloni kita, mengapa kau yakin dia tidak akan melakukannya lagi?" Adel nampak kesal.

"Baiklah, baiklah. Sebaiknya kau tenangkan pikiranmu." Maribelle menepuk-nepuk punggung Adel yang terlihat marah. Malika melihat mereka dan berkata "Adel benar. Ini bukan saatnya untuk menggampangkan situasi, kuharap populasi nol sejak tahun kemarin disebabkan oleh kematian dari orang tersebut."

Ketika mereka berbincang-bincang, Sean menyela mereka "Apakah ini bangunan yang kita cari?" Tanya Sean kepada Adel.

Berbeda dari distrik Akasia, bangunan yang ada di distrik Viola masih utuh. Namun, setiap bangunan tersebut berbentuk seperti rumah di koloni mereka. Sean pergi ke satu-satunya bangunan yang bentuknya berbeda dari sisanya dan pada bangunan itu ada sebuah papan besar dengan sandi Mandarin yang disebutkan oleh Maria dan Adel.

Adel membaca tulisan di papan itu kemudian mengangguk "Ya, ini adalah pusat pengembangan manusia yang dibuat untuk melayani para penghuni koloni." Adel melengkungkan telunjuknya dan menaruhnya dibibirnya. "Siapa yang membutuhkan banyak pelayan apabila penghuni koloni ini hanya seorang?"

Anggota yang lain memandang Adel dan terdiam tanpa bicara. Mereka kemudian mendongak dan melihat bangunan tersebut yang sangat besar dibandingkan dengan bangunan lainnya. Sean mengajak semua orang yang berada disana untuk masuk, "Sebaiknya kita memeriksa dahulu ke dalam sebelum kita menyimpulkan hal yang salah, karena semua hal disini nampaknya penuh dengan kejutan."

Anggota tim Arkeolog setuju dengan anjuran Sean, mereka melangkah memasuki bangunan besar tersebut, sambil berharap bahwa isi bangunan ini lebih wajar daripada isi bangunan yang baru saja mereka kunjungi sebelumnya.

Bangunan tersebut nampaknya sangat besar dari luar, namun kenyataannya bangunan itu hanya memiliki satu lantai, tetapi dengan langit-langit yang sangat tinggi sekali. "Mengapa langit-langit bangunan ini sangat tinggi?" Tukas Maribelle sambil mendongak melihat langit-langit di tempat tersebut.

"Sebaiknya kita periksa tempat ini agar rasa penasaranmu terpenuhi." Kali ini, Adel tersenyum kepada Mirabelle. Adel mendongak ke langit-langit tersebut, rasa penasaran di dadanya bahkan lebih besar daripada rasa penasaran Mirabelle. Seratus satu pertanyaan melintas dalam benaknya.

"Malika, apakah kau ingin kita membagi dua kelompok kita seperti tadi?" Tanya Adel kepada asistennya tersebut. Malika melihat ke kanan dan ke kiri, dia kemudian menjawab "Kelihatannya akan lebih baik begitu. Kau dapat memeriksa ruangan di sayap kiri dan aku dapat pergi ke sayap kanan. Dengan demikian kita akan menghemat banyak waktu." Ujar Malika sambil menunjuk arah kemana dia harus pergi dengan ibu jarinya.

Dengan demikian, dua kelompok yang sama dibentuk kembali seperti di pusat teknologi. Adel pergi ke sayap kiri bangunan. Sayap kiri bangunan memiliki struktur yang megah seperti sebuah gereja di abad pertengahan.

Adel berjalan bersama Sean dalam ruangan megah tersebut. Hal aneh yang diperhatikan oleh Adel adalah bahwa ruangan tersebut dibiarkan kosong dengan sebuah altar di ujung ruangan dan karpet merah yang membentang dari pintu masuk menuju altar tersebut. Relief pada dinding dan kaca ruangan tersebut dibentuk menyerupai malaikat wanita. Pada langit-langit ruangan tersebut diproyeksikan gambar para malaikat lelaki yang terbang dengan keanggunan.

Adel mendekati altar tersebut. Dia kemudian menyalakan arlojinya untuk merekam pemeriksaan yang akan ia lakukan di tempat itu. Setelah Adel menyalakan arloji tersebut, ia memeriksa seluruh bagian altar, termasuk ukiran dan benda-benda yang berada di atasnya. Sean membantu Adel untuk memeriksa ruangan tersebut, apabila ada hal aneh yang bisa mereka temukan di tempat tersebut.

Setelah beberapa lama, Sean menemukan sebuah tombol pada dinding kiri tempat tersebut, tepat disebelah rangkaian bunga plastik di ruangan tersebut. Sean memanggil Adel "nona Garcia, kau harus melihat ini." Sean menunjuk pada bunga plastik dan tombol tersebut.

Adel berjalan mendekati Sean sambil melihat apa yang dia tunjukkan. Hal pertama yang dilihat Adel adalah bunga plastik tersebut. Adel melihat bunga tersebut dengan pandangan yang aneh, dia kemudian menyentuh bunga plastik tersebut. "Apakah bunga-bunga di bumi memang seperti ini adanya? Rasanya sungguh aneh ketika aku memegang bunga ini, sangat keras sekali."

Sean mengangkat bahunya. "Kau juga tak dapat memilinnya. Setidaknya semua tumbuhan di planet kita dapat dipilin dan mengeluarkan cairan ketika batangnya rusak." Sean kemudian menunjukkan tombol di samping bunga tersebut "Aku ingin menunjukkan tombol ini kepadamu."

Adel baru melihat adanya tombol tersebut setelah Sean menunjuknya dari dekat. "Tombol ini sangat tersembunyi. Kurasa tombol ini bukanlah jebakan apabila kita melihat posisinya." Adel menekan tombol itu tanpa keraguan.

Sesaat setelah menekan tombol itu, sebuah tangga menuju ruang bawah tanah terbuka di belakang altar pada ruangan tersebut. Kedua orang yang berada di ruangan tersebut sempat menganga sambil melihat lantai di tempat tersebut bergeser.

"Ini seperti yang kita lihat di film-film jaman dahulu yang mereka simpan dari bumi." Adel merasa terkagum-kagum melihat tangga itu muncul. "Ayo tuan Smith, kita harus memeriksa tempat tersebut. Aku yakin tempat ini memiliki kejutan seperti halnya pusat teknologi yang membuat kita kaget setengah mati." Adel berjalan mendekati tangga itu dan menuruninya. Sean mengikuti Adel dari belakang dan ruangan tersebut kembali senyap setelah mereka turun ke bawah tanah.