Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 46 - Distrik Adenium

Chapter 46 - Distrik Adenium

Pagi itu, Derrik mendengarkan laporan Adel mengenai hal-hal yang ditemukan oleh Adel dan Malika. Derrik tampak kaget ketika dia mendengarkan hipotesa Adel mengenai Ilmuwan gila yang melakukan proses menghisap nutrisi tubuh mahluk lain untuk menyembuhkan dan meremajakan dirinya sendiri selama dua ratus tahun.

"Menurutku, ilmuwan tersebut memanfaatkan para klon untuk menjadi makanannya untuk tetap hidup sampai saat ini." Adel menyimpulkan hipotesa awalnya. "Dari bukti-bukti yang kami kumpulkan, Ilmuwan tersebut sudah sukses menciptakan obat awet mudanya. Hal ini dapat terlihat dari kepala Zhao yang hidup selama ratusan tahun dari tumbuhan-tumbuhan yang sepertinya dia ganti setiap beberapa bulan." Ujarnya lagi menyatakan dasar pertimbangan yang memperkuat hipotesanya.

Derrik mengerutkan dahinya sambil mengelus janggutnya. "Apakah menurutmu ilmuwan tersebut masih hidup di luar sana?" Derrik nampak khawatir karena seandainya laporan Adel benar, maka hal tersebut dapat membuat kegemparan di koloni keenam belas. 'Sumber masalah tersebut harus dihancurkan sebelum mencapai koloni keenam belas.' Pikir Derrik sambil termenung melihat hasil penemuan Adel yang membuatnya takut untuk pertama kalinya.

Adel menatap Derrik dalam-dalam dan menjawab pertanyaannya, "Sayang sekali, kurasa orang tersebut masih hidup dan berkeliaran di suatu tempat." Adel memalingkan wajahnya sambil memberikan ekspresi wajah kecewa. "Satu hal yang pasti, untuk saat ini aku yakin bahwa orang itu belum memasuki kawasan koloni kita. Kurasa tidak ada orang yang melewati perbatasan pada laporan tahun lalu dari penjaga perbatasan koloni bukan?"

Derrik terdiam lagi sebentar sambil mengangguk "Yeah, kurasa juga demikian. Aku tidak menerima laporan apapun dari para penjaga perbatasan. Ini merupakan sebuah hal yang perlu disyukuri." Derrik kembali memandang Adel "Kau akan pergi lagi hari ini? Berapa lama kira-kira waktu yang kita butuhkan di tempat ini nona Garcia?"

"Kami membutuhkan sekitar dua atau tiga hari lagi untuk memeriksa tempat ini lebih lanjut, dan ya kami akan membutuhkan izin untuk kembali memeriksa distrik lainnya." Jawab Adel sambil mulai mengoperasikan komputer di ruang kontrol utama. "Aku akan membutuhkan lebih banyak informasi detail dari peta di koloni ini."

Adel mencoba mencari fungsi dari setiap distrik dan hubungan kabel dan pipa apapun yang saling menyambung dari distrik ke distrik, terutama distrik viola. Dia merasa sangat penasaran dengan selang besar di ruangan kemarin. Sesaat dia berpikir bahwa selang itu mungkin terhubung kepada manusia klon, tetapi mengapa manusia burung tidak membusuk ketika sumber energi mereka para manusia klon sudah membusuk semuanya.

 Ketika Adel membuka peta koloni tersebut dan memeriksa sambungan-sambungan kabel dan pipa di tempat tersebut, Adel mengerti mengapa dia tidak dapat memeriksa selang besar yang menyambung ke dinding tersebut. Selang itu tersambung melalui pipa di dinding bangunan dan bersatu dengan selang yang berasal dari tabung-tabung manusia klon menuju distrik Adenium. Adel menelan ludahnya 'Sumber energi dari distrik Viola berada jauh dari distriknya. Dua distrik… Menyambungkan pipa sebesar itu dengan jarak dua distrik? Tata kota semacam apa yang ingin dibuat disini?'

Tanpa disadari, Adel mengeluarkan erangan kemarahan yang mencerminkan perasaannya yang penuh dengan frustasi. Derrik yang berdiri di belakangnya kemudian bertanya "Ada apa nona Garcia? Mengapa kau tiba-tiba marah?"

Adel menoleh kepada Derrik, "Nampaknya tempat ini penuh dengan misteri yang disebabkan oleh satu orang yang sama. Orang itu pula yang membunuh rekan-rekanku dua puluh tahun yang lalu." Emosi Adel meledak setiap kali dia mengingatkan hal itu kepada dirinya sendiri. Saat itu, Derrik menepuk punggung Adel perlahan "Bersabarlah. Kita akan menemukan orang ini."

"Tuan Brown, dapatkah aku mengunjungi distrik Adenium hari ini?" Tukas Adel kepada Derrik yang berusaha menenangkan dirinya. Derrik yang berada disampingnya menjawab sambil terkekeh "Tentu saja, alasan ekspedisi ini terutama disebabkan karena kita ingin mengetahui tempat ini secara terperinci. Apa jadinya apabila kau mengatakan bahwa aku menghalangi kelancaran ekspedisi ini."

"Terima kasih, Tuan Brown." Adel tersenyum kepadanya dan menoleh kepada Malika. "Malika, apakah kau sudah siap?" Malika hanya menganggukkan kepalanya kepada Adel. "Para pejuang yang bertugas untuk tim Arkeolog, apakah kalian sudah siap?" Sean menjawab dengan singkat, "Tentu saja, kapanpun kau inginkan."

Adel membalikkan tubuhnya kepada Derrik dan membungkuk kepadanya "Terima kasih atas bantuannya Tuan Brown. Kami akan segera pergi sekarang juga." Adel berbalik kepada tim Arkeolog dan tersenyum "Ayo kita pergi, semuanya." Semua orang di tempat itu terkecuali Derrik, keluar dari tempat itu dan bergegas menuju mobil kapsul mereka.

***

Perjalanan mereka menuju distrik Adenium tidak melewati distrik Viola, namun mereka masih melewati distrik Akasia. Itu artinya bahwa pipa yang terhubung dari distrik Viola menuju ke distrik Adenium seharusnya terhubung melalui distrik Akasia. Peta yang dilihat oleh Adel justru memperlihatkan sambungan yang tidak seharusnya. Pipa tersebut langsung tersambung menuju distrik Adenium dengan memotong jalur di distrik Akasia.

Sesampainya mereka pada distrik Adenium, semua orang di mobil kapsul itu melongo karena mereka melihat sebuah bangunan yang benar-benar raksasa. Bangunan yang bertuliskan Laboratorium Mutasi itu berukuran hampir dua kali lipat dari luas dan tinggi bangunan di distrik Viola. "Mengapa bangunan ini seperti bangunan untuk seorang monster? Jangan kau bilang kita harus bertarung melawan monster di sini?" Maribelle merasa khawatir dengan isi dari bangunan tersebut.

Sean tertawa mendengar omongan Maribelle, "Itu sangat tidak mungkin. Koloni ini dapat berdiri selama dua ratus tahun dengan dua buah distrik yang sama sekali tidak tersentuh. Apabila bangunan ini berisi monster, tentunya bangunan tersebut sudah hancur sebelum kita kemari bukan?" Sean melangkah maju dan memasuki area bangunan tersebut.

Anehnya, bangunan yang mereka masuki sudah hancur setengahnya. Adel melihat puing-puing bangunan tersebut dan berharap bahwa setengah bangunan yang tersisa dapat memberikan petunjuk mengenai 'makanan' yang dikonsumsi oleh tabung-tabung di area Viola.

Pintu utama laboratorium mutasi masih utuh dan dapat dibuka dengan mudah, seakan-akan bangunan tersebut tidak perlu penjagaan. Seluruh anggota dari tim arkeologi memasuki tempat tersebut dan ruangan pertama yang mereka lihat sangat kosong.

Adel melihat ke samping kiri, "Tempat ini seharusnya masih beroperasi melihat bangunan di sisi ini masih utuh." Ujar Adel sambil berjalan menuju tempat tersebut. Maria menahan Adel untuk berjalan lebih jauh. "Biarkan aku masuk lebih dahulu. Kau memiliki bagian penting disini, sebaiknya kau tidak ceroboh."

Adel tertawa kecil pada Maria, "Apakah selama ini kau bersikap seperti ini kepada Malika?" Tanyanya kepada Maria. Pertanyaan yang dilontarkan Adel kepada Maria dijawab dengan tawa kecil Malika "Yah… Maria selalu seperti ini. Apakah kau tahu Adel, aku sangat menyukai sisi ini pada Maria." Ketika Malika memuji Maria, wajah Maria terlihat merah padam. Malika tersenyum kepadanya sambil berujar "Aku sungguh-sungguh memujimu lho."

Maribelle menyilangkan lengannya ketika mendengar Malika memuji Maria saja "Kurasa hanya aku yang tidak membantu di tempat ini. Sebaiknya aku pulang saja." Ujarnya sambil bercanda. Seluruh anggota tim tersebut tertawa mendengar ucapan Maribelle yang menyilangkan tangannya sambil pura-pura cemberut. Maribelle kemudian melanjutkan ucapannya "Kurasa aku sudah teracuni sifat Adel." Tawa mereka terdengar semakin keras setelah Mirabelle mengatakan hal tersebut. Suasana tegang ketika mereka datang di tempat itu kembali mencair.

Sean maju di depan Maria sembari berkata "Biar aku saja yang membukanya terlebih dahulu." Dia kemudian membuka pintu di sisi kiri bangunan tanpa ada keraguan. Ketika pintu tersebut terbuka, mereka melihat sebuah tabung yang sangat besar yang berisikan ular dengan ukuran sebesar apa yang mereka lawan di area perkemahan beberapa hari yang lalu.

Tabung tersebut berada di tengah-tengah ruangan raksasa tersebut. 'Tidak heran bangunan ini dibuat sebesar mungkin, rupanya ada tabung sebesar ini dalam bangunan ini.' Adel berpikir sambil melihat kepada Malika. 'Kurasa Malika memiliki pemikiran yang sama denganku.'

Sebelum Adel sempat mengatakan sesuatu, Malika menyampaikan apa yang ada di pikirannya "Kurasa ruangan di sisi samping kanan bangunan ini juga memiliki isi yang sama seperti ini."

Adel melihat ke sekeliling ruangan tersebut. Hari itu, mereka kembali menemukan hal mengejutkan pada koloni tersebut. Tabung-tabung yang ada di sekeliling mereka berisikan berbagai macam hewan yang terlihat familiar. Setiap tabung tersebut berisikan sepasang mahluk dengan spesies yang sama dalam keadaan tertidur.

Saat itu juga, Maria mendekati tabung-tabung tersebut. "Hewan-hewan bumi." Ujar Maria sambil memegang permukaan dari salah satu tabung tersebut. Maria memegang setiap tabung sambil menyebutkan nama dari setiap hewan tersebut, "Kadal, Ular, Tarantula, Burung elang, Tikus…" Daftar nama hewan yang disebutkan Maria di setiap tabung tersebut semakin panjang.

Adel, Malika dan Maribelle terlihat melongo ketika mendengar Maria menyebutkan setiap spesies yang tertidur dalam tabung tersebut. Hanya Sean yang melihat Maria dengan pandangan yang kompleks, seakan-akan Sean dapat kehilangan Maria setiap saat.

"Ma-Maria… Bagaimana kau mengetahui nama-nama mahluk yang tertidur disitu?" Tanya Adel dengan penuh rasa penasaran. Maria menoleh kepada Adel, "Tentu saja, mereka'kan hewan-hewan yang sangat umum terlihat di bumi."

Tepat ketika dia menyelesaikan kalimatnya, Maria menyadari bahwa perkataan yang baru saja dia lontarkan. Ketika itu juga, Maria segera meralat kalimatnya, "Maksudku, itulah yang kupelajari dari perpustakaan di koloni enam belas." Ujarnya sambil menyengir.

"Uh… Aku tak tak tahu bahwa kau bisa menjadi sehebat itu dalam membedakan jenis-jenis hewan hanya dengan mengunjungi perpustakaan setiap harinya." Ujar Maribelle sambil menggelengkan kepalanya kepada Maria. "Mungkin aku harus mengunjungi perpustakaan bila aku kembali dari sini." Malika menahan senyumnya mendengar ucapan Maribelle.

 Adel mendekati salah satu tabung dengan sepasang hewan di dalamnya, kemudian menoleh ke arah tabung besar berisi ular yang berada di hadapannya. Adel memperhatikan bahwa ular tersebut terhubung dengan sebuah selang besar dengan warna yang sama seperti selang yang ada pada distrik Viola.

Saat itu juga, mata Adel membesar dan melihat ke arah area di sekitar tabung yang dia pegang. Adel segera memeriksa isi tabung itu satu persatu. Dia tidak menemukan pasangan dari ular yang berada dalam tabung besar tersebut.

"Ha…" Adel menghembuskan nafasnya dengan kencang. Dia melirik ke arah pintu ruangan tempat mereka berkumpul. Maria melihat Adel yang terlihat gelisah "Apa yang kau pikirkan Adel? Mengapa ekspresimu seperti orang yang sedang kesulitan?"

Adel memandang Maria dan mengalihkan pandangannya kepada semua orang yang hadir disitu, "Aku memiliki sebuah hipotesa baru." Adel menelan ludahnya sebelum dia melanjutkan perkataannya "Sepertinya aku mengetahui kemana perginya mahluk-mahluk yang berada di ruangan yang terletak pada sisi kanan bangunan ini."

Semua orang yang mendengar perkataan Adel di tempat tersebut kemudian membelalak. Malika mencoba menyelami jalan pikiran Adel dengan mengingat kembali semua bukti-bukti yang mereka kumpulkan. "Maksudmu… di ruangan itu ada tabung-tabung seperti ini?"

Adel menggelengkan kepalanya, "Maksudku, di ruangan itu ada tabung-tabung yang sebesar ini." Adel menyentuh tabung besar yang berisi ular di seberang pintu masuk. "Ilmuwan tersebut menggunakan tulisan dari ilmuwan lain untuk mengisi tempat ini. Dia memperbesar ukuran mahluk tersebut dan membuat mahluk tersebut menjadi makanan bagi para manusia burung dan manusia klon yang belum lahir."

Semua orang yang berada pada ruangan tersebut terhenyak ketika mendengar penjelasan Adel mengenai fungsi dari sayap kanan bangunan tersebut. "Bagaimana caranya dia melakukan hal itu?" Malika tidak habis pikir dengan kesimpulan Adel mengenai hal ini.

"Kurasa dia mengambil proyek Bahtera Nuh yang menyimpan semua jenis binatang yang dapat mereka kumpulkan di pusat teknologi dan menaruhnya di tempat ini." Adel menjelaskan dengan terperinci mengenai hipotesanya. "Ilmuwan itu menggunakan tulisannya sendiri mengenai penyerapan nutrisi dari mahluk lain untuk mengembangkan para manusia burung dan manusia klon. Dan apabila perkiraanku benar…" Adel terdiam untuk sesaat, "Maka ilmuwan itu menggunakan para manusia burung dan manusia klon untuk menjadi obat awet mudanya."