Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 43 - Rahasia pusat teknologi taman Eden

Chapter 43 - Rahasia pusat teknologi taman Eden

Bangunan besar berbentuk kubah yang berdiri ditengah distrik Akasia ternyata lebih besar lagi daripada apa yang mereka lihat. Bangunan besar tersebut memiliki ruangan-ruangan di bawah tanah. Bagian atas merupakan bagian pelayanan masyarakat dan eksperimen umum, sementara ruangan di bagian bawah tanah adalah ruangan untuk melaksanakan eksperimen yang lebih spesifik dan/atau berbahaya.

Adel dan Malika memikirkan hal yang sama. Kali ini Malika yang berbicara terlebih dahulu "Apabila ruangan bawah tanah adalah laboratorium yang melaksanakan eksperimen dengan tingkat bahaya lebih tinggi, maka sebaiknya kita mengunjungi tempat ini terlebih dahulu." Adel menambahkan omongan Malika "Tetapi sebelumnya, kita tetap harus mengambil peralatan di ruangan umum."

Mereka pergi bersama-sama ke ruangan umum dan para arkeolog mengambil jas laboratorium yang memiliki fungsi yang sama dengan jas mereka sebelumnya. Jas yang mereka ketemukan merupakan jenis yang sama dengan jas yang ada pada koloni enam belas, dengan sebuah kenaikan tingkat pada fungsi-fungsi tertentu. "Kurasa jas kita harusnya di-upgrade seperti ini." Kata Adel kepada Malika sambil cemberut. Malika tertawa atas omongan Adel yang setengah bercanda tetapi memang benar faktanya, mereka harus meng-upgrade fungsi jas lab mereka saat mereka pulang.

Area pelayanan umum dibuat seperti ruangan-ruangan pada rumah sakit dengan luas ruangan yang sangat besar. Di tempat mereka mengambil perlengkapan, Adel dan Malika memperhatikan bahwa ilmuwan yang melakukan eksperimen di tempat ini hanya beberapa belas orang saja. Hal ini terlihat dari jumlah jas lab yang tertinggal di tempat tersebut dan nama-nama pemilik jas labnya tersebut.

'Apabila mereka hanya memiliki beberapa orang ilmuwan, mengapa mereka membuat tempat ini sangat besar? Apa yang mereka lakukan disini?' Adel melihat-lihat nama ruangan pada lorong yang mereka lewati, setiap ruangan tersebut memiliki nama ilmuwan pemilik ruangan di atasnya. Namun ada beberapa tempat yang tidak memiliki nama pada lorong tersebut. Hal itu membuat Adel semakin penasaran.

Tim Arkeolog kemudian turun ke ruangan bawah tanah pada lantai pertama. Disana Malika turun bersama Maria dan Mirabelle, sementara itu Sean dan Adel tetap diam pada lantai lift tersebut dan turun ke lantai dua bersama Sean.

Setelah lift berhenti pada lantai kedua, Sean dan Adel turun dan menyalakan area tersebut. Adel cukup terkejut karena lantai tersebut merupakan sebuah ruang kontrol pesawat luar angkasa. Adel mengetahui dengan pasti bahwa setiap koloni yang dikirim dari bumi awalnya adalah sebuah pesawat luar angkasa yang cukup besar.

Namun dia tidak pernah mendengar ruangan kontrol pesawat luar angkasa yang diletakkan di bawah ruangan teknologi dan yang paling terpenting adalah bahwa ruang kontrol pesawat tersebut diletakkan di lantai dasar ruangan tersebut. Hal tersebut berarti bahwa titik awal pengembangan koloni Eden berasal dari tempat ini.

"Kurasa tempat ini memiliki seratus satu kejutan untuk kita semua," Ujar Adel kepada Sean. Sean yang sudah cukup terkejut dengan semua hal yang mereka temukan disini tidak lagi merasa seterkejut itu ketika melihat ruang kontrol pesawat di tempat yang tidak lazim. "Haha… kurasa koloni ini benar-benar sebuah penemuan besar."

Adel sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Sean. "Kurasa ekspedisi kali ini benar-benar tidak dapat dilakukan hanya dalam satu kali ekspedisi. Kita harus kemari lagi setelah beberapa waktu." Adel melihat ruang kontrol pesawat luar angkasa tersebut dan mencari riwayat dari aktivitas mesin pesawat tersebut.

Adel melihat bahwa kegiatan terakhir yang dilaksanakan pada mesin tersebut adalah dua puluh tahun yang lalu. 'Dan aktivitas terakhir yang dilakukan oleh manusia terakhir di koloni Eden adalah… mencabut kotak sinyal dari koloni tersebut.' Seketika mata Adel merasa panas, dadanya dipenuhi emosi kebencian yang meluap.

Sean melihat air mata menetes dari pipi Adel. Untuk pertama kalinya Sean merasa benar-benar terkejut setelah dia terbiasa melihat kejutan di koloni tersebut. Sean terlihat panik dan segera meraih pundak Adel sambil memalingkan tubuh Adel kepadanya "Ada apa denganmu?"

Adel melihat Sean dan tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir deras. "Manusia terakhir di koloni ini… Aku- Aku akan mencarinya… sampai- sampai kemanapun…" Adel terisak-isak sambil berusaha menyeka air matanya. "Mengapa… Mengapa dia tega melakukan ini kepada kita." Adel memperlihatkan aktivitas terakhir dari pesawat luar angkasa tersebut.

Saat itu juga, Sean menyadari apa yang dimaksud oleh Adel. Kotak sinyal yang diketemukan Adel dan ekspedisi ke padang gurun di arah selatan koloni ke enam belas dua puluh tahun yang lalu adalah kotak sinyal dari koloni Eden. Sean merasakan simpati kepada Adel dan memeluknya perlahan. "Bersabarlah. Belum tentu orang tersebut yang menjebak kita, mungkin ada sesuatu yang kita tidak ketahui. Mungkin ada yang membuat orang tersebut terpaksa melakukan ini." Sean menenangkan Adel yang menangis penuh kebencian.

***

Setelah Adel sedikit tenang, Adel mengambil video mengenai riwayat aktivitas pesawat tersebut dengan arlojinya dan kemudian menutupnya kembali riwayat. "Maafkan atas sikapku dan terima kasih telah meminjamkan pundakmu" Tukas Adel sambil berdiri dari tempat duduk yang ada di depan mesin tersebut.

"Tak masalah" Ujar Sean singkat. "Apakah ada hal lain yang ini kau periksa lebih lanjut di tempat ini?" Tanya Sean kepada Adel. Adel menggelengkan kepalanya "Dengan melihat riwayat aktivitas di pesawat ini, tidak ada hal yang dapat kuperiksa lagi disini. Selain aktivitas 20 tahun lalu, aktivitas sebelumnya adalah aktivitas 200 tahun yang lalu. Itu artinya aktivitas sebelumnya adalah proses pengembangan kapal ini menjadi sebuah koloni."

"Ah… baiklah, aku mengerti. Apakah itu artinya kita akan menyusul yang lainnya?" Tanya Sean kembali kepada Adel. "Kurasa demikian" Jawab Adel singkat. Tak lama kemudian, keduanya pergi dari tempat tersebut dan mengambil lift ke ruang bawah tanah kesatu.

Di lantai atas ruang kontrol pesawat, Adel melihat sebuah lorong besar dengan beberapa ruangan. Setiap ruangan bertuliskan nama dari para pemilik jas yang ada di laboratorium pelayanan umum. Adel merasa aneh, 'Mengapa hanya beberapa nama di lorong lantai satu bangunan teknologi, sementara di lorong bawah tanah ini setiap orang memiliki ruangan sendiri?'

KRIEEKK!

Suara pintu dari salah satu ruangan di lorong tersebut membuka, Adel dan Sean menoleh ke arah pintu tersebut. Dari dalamnya Malika menutup mulutnya sambil membelalak. Maribelle dan Maria kemudian menyusulnya sambil mengerutkan dahi dan saling memalingkan muka, seakan mereka telah melihat sesuatu yang menjijikkan.

Adel mendekati mereka perlahan sambil setengah berbisik "Ada apa? Mengapa kalian memasang tampang seperti itu?" Ketika Maria melihat Adel dan Sean berjalan mendekat, Maria mencegah mereka untuk melangkah lebih maju. "Kalian tidak akan ingin melihat apa yang kami lihat."

Adel mengernyitkan dahinya "Tidak masalah, aku adalah seorang arkeolog. Aku disini untuk melihat apapun yang terjadi di tempat ini." Adel tetap mendekati ruangan tersebut dan memasukinya. Ruangan yang bertuliskan 'Zhao Li Wei' tersebut terbuka lebar.

Di dalamnya ada ratusan tumbuhan bunga dengan kelopak yang sudah layu yang disimpan di dalam sebuah tabung. Dalam tabung di seberang jajaran tabung tersebut, ada tabung-tabung tanaman yang masih cukup segar.

Tabung-tabung tersebut tersambung dengan sebuah tempat tidur kaca. Kaca tersebut penuh dengan uap dan tidak terlihat apapun, kecuali area yang disapu oleh tangan Malika. Adel melihat isi dari tempat tidur kaca itu dengan pandangan penuh kengerian.

Di dalamnya adalah seorang wanita dengan jas lab bertuliskan nama ruangan tersebut. Muka wanita itu sangat ayu dan terpelihara dengan baik, namun lehernya terpenggal dan tersambung dengan tabung tumbuh-tumbuhan layu tersebut. Tubuh wanita itu hanya terpisah beberapa centimeter. Tubuhnya ditaruh di bawah tempat tidur tersebut tetapi sudah membusuk dan tidak lagi berbentuk.

Adel menoleh ke arah sebuah arloji di meja yang terletak di ruangan tersebut. Arloji itu nampaknya milik Zhao. Malika nampaknya sedang melihat arloji itu sebelum Adel datang ke ruangan tersebut. Menu arloji itu menampilkan video-video yang dimiliki Zhao sebelum dia meninggal. Tanggal pada arloji itu menunjukkan waktu sebelum pesawat ini sampai di planet Kai.

Adel menyalakan video yang ada pada arloji tersebut. Dia melihat Seorang anak perempuan yang berada di sebuah barak penuh anak-anak remaja seusianya. Mereka terlihat senang bermain di barak tersebut sampai salah seorang dengan baju tentara membawa salah seorang teman Zhao. Anak tersebut berteriak-teriak "Aku tidak ingin mengikuti eksperimen itu! Zhao… Aku takut. Tolong aku!!" dan video itu dipadamkan oleh Zhao.

Adel mencari lagi video lain dari daftar video yang ada. Salah satunya bertuliskan 'Bi Ye Shi Jian' yang berarti masa kelulusan Zhao. Zhao terlihat senang dengan jas putih bersama seorang teman pria dengan jas yang sama memeluk pundaknya. Teman prianya tersebut kemudian mengatakan "Aku akan melamar ke tempat yang sama denganmu agar aku dapat selalu dekat denganmu." Saat itu, Zhao tersipu. Langit di belakang mereka terlihat ditutup oleh kubah seperti koloni keenam belas.

Video lain menunjukkan Zhao yang sedang berjalan dengan arlojinya sambil memberikan narasi "Kau lihat, ini adalah pesawat ruang angkasa yang akan kita naiki. Namanya Eden." Teman pria yang ada di waktu Zhao lulus kemudian masuk ke dalam video tersebut sambil mencium pipi Zhao "Aku pasti akan menikahimu di planet itu. Aku senang mereka menemukan planet tersebut dan mengirimkan sinyal kesini." Zhao tertawa bersama pria tersebut.

Video terakhir yang diputar Adel membuatnya meniru raut wajah Malika yang baru saja keluar dari ruangan tersebut. Saat itu, teman pria Zhao tersenyum di depan arloji sambil mengarahkan arloji itu ke arah tempat tidur kaca tersebut. Dia kemudian membuka tempat tidur itu dan menciumi Zhao yang berada dalam keadaan setengah membeku. "Dengarkan aku cintaku, aku merekam ini untuk kita." Teman prianya mulai melakukan hal yang tidak senonoh kepada Zhao yang masih berada dalam keadaan tidak sadar.

Hal berikutnya yang dilihat Adel membuat dirinya mual. Teman pria Zhao menciuminya sambil memotong lehernya dan menyambungkan urat-urat nadi utamanya dengan selang-selang yang disambungkan ke dalam tabung penuh cairan dengan ratusan tanaman bunga dengan bunga berkelopak merah di dalamnya. Lelaki itu tersenyum penuh kelembutan di depan Zhao yang tentunya sudah tidak bernyawa.

Sean tidak mengerti bahasa yang mereka ucapkan dalam video tersebut. Tetapi Sean ikut membelalak ketika dia melihat adegan kegilaan yang dilakukan ilmuwan itu. Dengan adanya video tersebut, Sean menarik kesimpulan bahwa satu-satunya orang yang selamat di koloni tersebut memang seorang ilmuwan yang sudah gila.

Adel menelan ludahnya dan emosi kembali meluap di dadanya. "Kurasa memang orang ini sudah gila. Kurasa dia adalah orang yang sama dengan orang yang menumbuhkan koloni ini di sini, orang yang menyarankan tulisan-tulisan gila itu, dan orang yang meledakkan kotak sinyal di gurun pasir itu." Adel menggertakkan giginya sekuat-kuatnya dengan raut penuh amarah yang tidak lagi tertahankan.

Kali ini, Sean terdiam dan hanya menutup matanya untuk menenangkan dirinya dari semua kegilaan di koloni ini. Maria masuk kembali ke ruangan tersebut dan menepuk punggung Sean sambil menyiratkan kesedihan di wajahnya.

Maribelle nampak berada di depan ruangan bersama Malika. Mereka berdua nampak menenangkan diri mereka sendiri di luar ruangan. Sesekali Malika melihat ke arah Adel sambil menghela nafas.

Setelah beberapa saat, semua orang dari tim arkeolog tampak kembali tenang. Adel mengambil arloji itu dan membawanya di saku jas labnya. Dia berdiri di depan tempat tidur kaca tersebut sambil melihat kepala Zhao yang disokong oleh tumbuh-tumbuhan di dalam tabung tersebut. Adel memegang selang-selang yang menyokong kehidupan kepala Zhao dan menariknya. "Selamat tidur, Zhao. Beristirahatlah dengan tenang." Ujarnya dalam bahasa mandarin.

Adel kemudian berbalik keluar ruangan dan menunggu Malika memberikan laporan untuknya. Malika berdiri dari sandarannya di dinding ruangan tersebut dan mengeluarkan arlojinya ke hadapan Adel. Dia menyalakan arloji tersebut yang berisi kegiatan yang dia lakukan selama Adel memeriksa ruangan bawah tanah yang kedua.