Pagi itu, Maria membuka matanya di kamar yang asing baginya. Di sebelahnya tertidur seorang pemuda tampan dengan rambutnya yang platinum. Kali ini, Maria tidak lagi terlonjak kaget dari tempat tidurnya, dia memandangi wajah tampan yang terbaring di sampingnya.
Maria tersenyum tanpa ia sadari, dia merasa dipenuhi kebahagiaan saat itu. Maria mencoba mengelus wajah tampan itu. Tepat ketika Maria menyentuh pipi Sean, lengan besar Sean meraih tangan yang menyentuh pipinya tersebut. Sepasang mata berwarna kuning keemasan yang selama ini menjadi favorit Maria, memandang lurus ke arahnya.
Tangan besar Sean yang memegang Maria kemudian membawa tangan Maria ke mulutnya sambil tetap memandang ke arah Maria. Dia menciumi tangan kecil yang berhasil dia genggam itu dengan perlahan dan menikmati setiap sentuhan jari Maria di bibirnya. "Selamat pagi Maria." Ujar Sean tersenyum manis kepada Maria. Maria nampak tersipu malu. Dia berusaha menghindari tatapan mata Sean dan berkata perlahan "Selamat pagi." Ujarnya.
Setelah keduanya menikmati waktu mereka pagi itu, arloji Sean berbunyi dan menunjukkan sebuah pesan dari Derrik. Sean bangun dengan eggan dan melihat pesan tersebut. Pesan di arlojinya menyebutkan agar Sean kembali ke ruang kontrol utama di koloni tersebut bersama Adel dan Maria.
"Haaa..." Sean menarik nafas dan menoleh kepada Maria. Dia tersenyum kecewa sambil berkata kepada Maria "Nampaknya kita harus pergi ke ruang kontrol sesegera mungkin. Derrik menunggu kita disana." Sean mencium dahi Maria "Aku masih ingin menghabiskan waktu disini bersamamu."
Maria tersenyum kepada Sean "Kita masih memiliki banyak waktu di lain hari" Ujarnya sambil bangun dan memungut choker-chokernya yang bertebaran di lantai. Dia memasang lembaran-lembaran pita tersebut di setiap bagian tubuhnya dan mengaktivasinya.
Setelah Maria siap dengan baju ketatnya, Sean terlihat sedang memakai baju ketat miliknya. Keduanya bersiap-siap bersama di rumah itu dan berciuman untuk beberapa saat setelahnya. Baik Maria dan Sean tertawa bersama setelah ciuman itu selesai.
Saat itu, Sean membayangkan betapa bahagianya apabila Maria sungguh menjadi miliknya. Sebuah potret antara kehidupan mereka berdua di sebuah rumah seperti ini di masa depan melintas di benaknya. Ia tersenyum dan mengikuti Maria turun untuk memakai baju zirahnya di lantai satu.
***
Ketika Maria dan Sean tiba di ruang kontrol utama, Derrik sudah menunggu mereka disana bersama kepala teknisi komputer dan Adel. Kepala teknisi komputer tersebut memberikan penjelasan kepada orang-orang yang ada di tempat tersebut mengenai sirkuit dan teknis komputer yang sudah direparasi kemarin malam. Mereka menjelaskan bahwa mulai hari itu mereka dapat menikmati listrik pada distrik satu dan dua.
Kepala teknisi komputer tersebut juga menjelaskan mengenai kelistrikan di distrik lainnya yang sudah dapat mulai diaktivasi, namun masih menunggu untuk masa aktivasi setelah dilakukan analisis oleh para arkeolog. Hal tersebut disebabkan oleh kemungkinan buruk yang dapat terjadi apabila proses aktivasi tersebut langsung dilakukan tanpa mengetahui isi dari setiap distrik yang ada.
Adel mengangguk dan mendekati komputer besar di hadapannya. "Jadi setelah kami dapat menjamin bahwa distrik lain tidak membawa perangkat berbahaya, kami dapat mengaktivasinya, begitu bukan?" Kepala teknisi komputer mengangguk "Tentu saja. Apabila kita sudah mengetahui bahwa distrik tersebut aman dari segala macam hasil laboratorium yang mungkin berbahaya, kita tentu dapat mengaktivasi mesin-mesin di area tersebut."
"Baiklah, kalau begitu aku dan Malika akan segera memulai pekerjaan kami. Tuan Brown, kau dapat meninggalkan kami atau memberi kami beberapa pejuang untuk berjaga di daerah sini." Adel mendongak ke arah layar komputer yang terpampang di hadapannya. "Biarpun kurasa kami tidak akan membutuhkannya disini." Ujar Adel yang jemarinya menari di antara tombol-tombol di meja komputer besar tersebut.
Derrik kemudian memberikan isyarat agar Sean dan Maria berjaga di area tersebut, sementara Maribelle diajak pergi olehnya keluar ruangan. Mereka tampak bercakap-cakap sambil berjalan ke pintu keluar. Kini yang tersisa hanyalah Adel dan Malika sebagai ahli arkeolog yang sedang sibuk mengoperasikan komputer tersebut dan Sean dan Maria yang berdiri di belakang Adel dan Malika sambil memperhatikan apa yang mereka kerjakan pada komputer tersebut.
Ketika komputer tersebut mulai menyala, Maria melihat bahasa yang dipakai oleh koloni tersebut adalah bahasa yang sama dengan apa yang mereka gunakan, bahasa inggris. Adel kemudian memilih opsi untuk melihat keadaan distrik yang ada di tempat tersebut. Semua bagian distrik tersebut menyala dan memberikan informasi mengenai jumlah distrik dan fungsi distrik yang ada pada koloni tersebut.
Seluruh distrik yang ada pada koloni tersebut berjumlah tiga belas distrik dengan dasar penamaan distrik tersebut adalah nama-nama flora yang terkenal di bumi. Distrik tersebut dibagi berdasarkan fungsinya dan kontribusinya bagi penghuni koloni.
Maria melihat fungsi-fungsi distrik tersebut sambil sedikit maju menghampiri Adel. Maria sangat tertarik dengan tiga distrik yang dilampirkan pada komputer koloni tersebut, yaitu distrik Akasia, Distrik Adenium dan distrik Viola. Distrik Akasia merupakan distrik yang mengolah teknologi yang ada pada koloni tersebut, distrik Adenium adalah distrik yang menangani mutasi, sementara distrik Viola adalah distrik yang memiliki laboratorium yang berkaitan dengan pengembangan pelayan bagi para penghuni koloni tersebut.
'Mengapa mereka memisahkan distrik teknologi, mutasi, dan pengembangan pelayan? Bukankah pengembangan pelayan berarti mereka membutuhkan teknologi untuk itu? Atau setidaknya, apabila mereka menggunakan teknologi klon, bukankah mereka membutuhkan lab mutasi untuk melaksanakan pengembangan pelayanan?' Maria berasumsi bahwa pengembangan pelayan itu berarti bahwa mereka menggunakan teknologi kloning atau Artificial Intelligence yang diterapkan pada robot.
'Setidaknya, bukankah koloni ke enam belas menggunakan teknologi kloning untuk pengembangan pelayan? Kurasa koloni kami menyatukan ketiga fungsi tersebut.' Maria semakin penasaran dengan pembagian ketiga distrik tersebut, karena bagaimanapun dia pikirkan, pembagian tersebut semakin tidak masuk di akal.
Adel kemudian membuka bagian fungsi setiap distrik dengan detail dan menampilkan nama dari koloni tersebut yang dituliskan dengan bahasa mandarin. Maria terkejut karena bahasa tersebut adalah bahasa yang sangat populer pada masa Amelia hidup. Tulisan itu bertuliskan Yi Dian Yuan, Adel sempat sedikit membelalak, namun kemudian dia kembali mengoperasikan komputer tersebut. Adel kemudian mengubah bahasa yang tertulis pada menu tersebut dengan bahasa inggris sepenuhnya.
Seketika itu, orang-orang yang ada pada tempat tersebut terkaget-kaget dengan nama koloni tersebut. Nama yang dipilih oleh orang di bumi untuk koloni yang dikirimkan ke planet ini adalah taman Eden, surga bagi para penghuni bumi.
Setelah nama dari koloni tersebut, Adel dan Malika kembali terkejut dengan usia koloni tersebut. Komputer pada koloni tersebut menyebutkan Tahun 2248 pada tahun pembuatannya. Itu berarti bahwa koloni ini Baru sampai sekitar tahun 2300 di planet kai.
Adel menoleh kepada Sean "Tuan Smith… tolong kau beritahu kepada tuan Brown bahwa kami membutuhkannya di tempat ini segera. Koloni ini mungkin memiliki informasi lebih banyak daripada perkiraanku" Ujar Adel dengan penuh semangat.
Adel kemudian mulai memeriksa semua fungsi dari setiap distrik dan jumlah populasi pada distrik tersebut dari waktu ke waktu semenjak dibuatnya koloni tersebut. Hasilnya membuat Adel semakin terbelalak dan melihat ke arah Malika yang sama-sama terkejut seperti Adel.
Adel kemudian melihat riwayat aktivitas dari setiap distrik dan mencari kegiatan apa saja yang ada pada distrik tersebut. Mereka mencari riwayat mengenai distrik yang masih melakukan aktivitas pada tahun-tahun terakhir selain kegiatan yang dilakukan oleh Sean dan Maria setengah tahun yang lalu.
Ketika melihat aktivitas terakhir yang ada dari semua distrik tersebut, Adel melirik Malika yang sama-sama terkejut seperti dirinya, lalu Adel menghela nafas panjang. "Kurasa kita harus berhenti dahulu sampai disini. Aku sungguh kebingungan dengan apa yang aku lihat sekarang." Ujar Adel dengan nada frustasi.
Maria yang berdiri di belakang Adel selama ini terdiam seribu bahasa. 'Apabila ada satu orang yang selamat dari distrik Akasia, mengapa populasi tersebut menyebutkan satu sampai dua ratus tahun kemudian? Adakah manusia di bumi yang berusia dua ratus tahun? Bahkan orang-orang yang terlahir di planet Kai hanya hidup sampai seratus lima puluh tahun.'
Maria termenung dengan hasil yang dia lihat di komputer tersebut, sampai akhirnya Adel menepuk pundaknya dan menyadarkannya dari lamunannya. "Maria. Aku tahu kau sama kagetnya seperti kami. Jadi jangan kau mengatakan apapun mengenai ini kepadaku, oke?" Ujar Adel sambil mengalihkan rasa frustasinya dengan melontarkan candaan.
Maria menoleh kepada Adel dan tersenyum kecil "Kau kan arkeolognya, tentu saja kau yang harus memberikan kami fakta dari ini semua." Ujar Maria kepadanya. Jawaban Maria membuat Adel cemberut sambil mengernyitkan dahinya "Baiklah kalau kau mau begitu, aku akan mengarang sebuah cerita untuk kalian nanti." Semua orang yang ada di ruangan tersebut kemudian tertawa. Suasana tegang yang ada di tempat tersebut cair seketika setelah mereka tertawa.
Derrik dan Sean datang tepat pada saat mereka tertawa, mereka bingung dengan hasil arkeologi dari koloni tersebut. Derrik yang melihat reaksi mereka kemudian mengharapkan hasil positif dari penemuan mereka. Sementara itu, Sean terlihat kebingungan dengan reaksi mereka, karena dia melihat nama dan waktu mendaratnya koloni ini sebelum dia pergi.