Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 34 - Perhentian di depan hutan Misterius

Chapter 34 - Perhentian di depan hutan Misterius

Hari mulai sore ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju hutan misterius yang penuh dengan hewan di dunia sebelumnya. Para ilmuwan yang mengurus mengenai fauna di dunia Kai memulai aksinya dengan mengeluarkan sebuah serangga robot yang besarnya segenggaman tangan orang dewasa. Serangga tersebut kemudian mereka lepaskan dan dikontrol dengan menggunakan arloji mereka masing-masing.

Maria yang mengamati para ilmuwan tersebut melihat dengan terkagum-kagum. Pasalnya, kecepatan untuk mengontrol robot tersebut sangat cepat bagaikan mengendarai pesawat jet dengan satu tangan, biarpun robot tersebut tidak akan menabrak karena sistem yang telah dibuat bagi robot tersebut memiliki kepandaian buatan (AI) yang dapat membuat robot-robot tersebut merekam dengan kecepatan tinggi.

Para ilmuwan tersebut memanfaatkan waktu mereka untuk mendapatkan informasi dari seluruh hutan misterius tersebut. Setelah mereka menggunakan robot serangga tersebut ke berbagai tempat di hutan tersebut, robot itu selalu dapat kembali ke arloji para ilmuwan. Para ilmuwan tersebut kemudian mengekstraksi dan memperlambat semua gerakan robot serangga itu melalui tombol-tombol yang mengontrol arloji mereka.

Setelah mereka mengambil data-data yang mereka perlukan, tuan Brown meminta seluruh anggota untuk menyiapkan tenda-tenda agar para ilmuwan dapat melakukan langkah yang mereka butuhkan pada hari itu. Semua anggota yang dapat melakukan tugas tersebut segera bersiap dan mengikuti perintah yang diminta oleh Tuan Brown.

Tak lama kemudian, tenda-tenda tersebut dibangun tanpa adanya kesulitan yang berarti. Tuan Brown memberikan pengumuman bahwa hari ini mereka akan beristirahat pada area hutan misterius tersebut. Dia juga mengatakan bahwa para pejuang sebaiknya tetap bergiliran untuk bersiaga bersama dengan mereka.

Para ilmuwan menelaah gambar- gambar yang mereka dapatkan dan diluar dugaan mereka. Semua mahluk yang direkam oleh para ilmuwan melalui kondisi lingkungan yang dibawa oleh robot serangga tersebut. Mahluk-mahluk yang mereka temukan di tempat tersebut ternyata memang sama persis dengan mahluk-mahluk yang terlihat pada data ensiklopedia fauna di Bumi.

Tarantula, ular, burung elang tikus, tikus, dan beberapa binatang kecil lainnya yang disebutkan dalam data ensiklopedia menghuni hutan misterius. Sebuah hal yang pasti, biarpun ensiklopedia tersebut menyatakan bahwa mahluk-mahluk tersebut termasuk dalam golongan 'binatang kecil', kenyataannya ukuran mereka sangat besar seperti monster yang mereka temukan di hutan perburuan.

Para ilmuwan yang melihat berbagai jenis organisme ini merasa terkagum-kagum sekaligus menyatakan ketakutan mereka atas hal yang sebenarnya terjadi di area yang akan mereka kunjungi nantinya. Mereka mencurigai bahwa hewan-hewan ini merupakan satwa yang dibawa oleh para penguhuni dari koloni misterius tersebut.

Perdebatan terjadi antara kecurigaan mereka dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada area tersebut. Sebagian dari mereka mempercayai bahwa satwa-satwa tersebut merupakan hasil penelitian dari mutasi DNA yang dilakukan pada koloni misterius tersebut, sebagian menyatakan kemungkinan evolusi yang terjadi setelah koloni tersebut tiba, dan sebagian memperkirakan bahwa mahluk-mahluk di bumi tercemar sehingga satwa-satwa tersebut mengalami adaptasi sebelum dibawa ke planet Kai.

Untuk beberapa waktu, perdebatan sore itu menjadi sebuah topik hangat yang diobrolkan oleh anggota-anggota ekspedisi lainnya. Sebagian ilmuwan dari disiplin ilmu yang berbeda memberikan pendapatnya, sementara para pejuang berharap bahwa mereka dapat memberikan kepastian data bagi koloni enam belas, sehingga suatu saat tempat tersebut dapat mereka jamah sebagai area perburuan dengan regulasi tertentu.

Hari sudah semakin malam dan para wanita yang mengikuti ekspedisi saling bantu untuk memasak di tempat tersebut. Hal itu dilakukan untuk menghemat suplai makanan yang dapat mereka bawa pada truk kapsul yang membawa makanan. Apabila mereka membawa makanan yang sudah jadi, tentunya makanan tersebut akan cepat rusak atau tidak enak untuk dimakan.

Secara keseluruhan, Maria sangat bersyukur dengan adanya fasilitas yang disediakan pada ekspedisi tersebut. Setidaknya, kondisi mereka ketika melewati hutan tersebut masih jauh lebih enak dibandingkan dengan kondisi Amelia ketika dia belajar untuk bertahan hidup di hutan bersama dengan teman-temannya sesama Kowad. Ketika itu, Amelia harus mengidentifikasi makanan di hutan tersebut yang dapat dimakan, seperti ketika Sean terluka di hutan perburuan.

Maria tidak pintar memasak seperti beberapa ilmuwan yang memasak makanan mereka di area tenda. Para ilmuwan tersebut dipilih sesuai dengan keahlian mereka sebagai orang-orang yang dapat mengindentifikasi tumbuh-tumbuhan yang dapat dipakai di sekitar area perkemahan.

Sebagai gantinya Maria membantu mereka untuk memotong dan menyediakan bahan-bahan mentah menjadi bahan setengah jadi untuk mereka masak. Para ilmuwan tersebut menggunakan sebagian tumbuhan yang dapat ditemukan di daerah tersebut dengan cara meminta kepada para pejuang untuk mencari pucuk-pucuk daun yang dapat dipakai sebagai bumbu.

Area tenda yang dialokasikan oleh Tuan Brown cukup strategis. Letaknya berada diantara pintu masuk hutan yang misterius, namun tidak terlalu dekat sehingga tempat tersebut relatif aman dari berbagai serangan hewan yang menghuni daerah tersebut. Para pejuang hanya perlu menempatkan beberapa orang saja untuk bergiliran berjaga di daerah tersebut.

Setelah makanan siap untuk disantap, para ilmuwan yang menangani masakan tersebut kemudian memanggil seluruh anggota untuk bersantap bersama. Setiap pejuang diminta untuk berada tetap dekat dengan para anggota dari distrik mereka masing-masing. Hal tersebut dilakukan agar setiap anggota dapat duduk dengan teratur.

Maria berjalan bersama Sophia dan Maribelle, sementara para pejuang pria berjalan di belakang mereka sambil menunggu giliran mereka untuk mendapatkan makanan. Adel dan Malika berada di garis antre paling depan, karena para ilmuwan sangat diutamakan dalam perjalanan tersebut.

'Sayang sekali aku tidak dapat bercerita lebih banyak dengan Adel, tapi kurasa seperti ini pun tidak jelek.' Maria melirik Sean dengan ujung matanya, sementara bibirnya sedikit melengkung ke atas. Sophia dan Maribelle terlihat asik bercakap-cakap mengenai penggunaan senjata yang mereka pegang masing-masing. Mereka saling membandingkan kelebihan dan kekurangan keduanya dari sudut pandang lawan bicaranya.

Tim dari distrik dodo dan distrik ibex kemudian makan bersama dengan membentuk sebuah lingkaran di tanah perkemahan. Para arkeolog menceritakan betapa ganjilnya kondisi dan keadaan di hutan misterius tersebut, sementara para pejuang dari kedua distrik mendengarkan mereka.

"Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa ada banyak sekali mahluk besar yang dibawa dari bumi dan hidup dengan bebas di tempat ini?" Salah seorang arkeolog yang sudah cukup tua menyatakan pendapatnya. "Kurasa dengan ukuran mahluk-mahluk tersebut, mahluk-mahluk tersebut sudah berada dalam tahap usia dimana mereka siap berkembang biak. Bahkan sebagian dari mereka sepertinya sudah mulai berkembang biak di hutan ini."

Seorang arkeologi lainnya berpikir sambil menanggapi arkeolog tersebut. "Walaupun para biogeografer yang melakukan beberapa tes mengenai kondisi lingkungan disekitar bisa menemukan beberapa tulang belulang di beberapa area di hutan ini, belum tentu tulang-tulang tersebut merupakan tulang yang sudah lama ditinggalkan. Kita harus memeriksanya lebih lanjut untuk mengetahui usia dari tulang belulang tersebut."

Ketika pernyataan tersebut dilontarkan, semua ahli arkeologi setuju dengan pendapat arkeolog tersebut. Adel kemudian menanggapinya "Kita harus mengumpulkan data-data lebih lanjut untuk mengetahui lebih detail mengenai kondisi area misterius tersebut. Terutama ketika Tuan Smith yang melaporkan kepadaku bahwa ada banyak pohon berry dengan ukuran normal di daerah koloni misterius tersebut…." Adel terdiam sesaat sebelum melanjutkan kalimatnya, "Tanpa keterangan lebih lanjut, kita tidak dapat menarik kesimpulan apapun."

Semua orang yang duduk bersama di tempat tersebut setuju dengan argumentasi Adel. "Adalah sebuah hal yang percuma untuk memperdebatkan kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan data yang kita miliki saat ini. Besok akan menjadi hari yang cukup penting bagi para arkeolog dan kami sangat berharap kerja sama dari para pejuang untuk melindungi kami. Kami akan melakukan pemeriksaan akan tulang belulang besar tersebut."

Adel mengambil kembali mangkuknya yang dia taruh di tanah. Dia kemudian beranjak dari tempat duduknya dan bersiap untuk mengembalikan mangkuk tersebut ke truk kapsul yang menangani suplai makanan. "Hari sudah malam, kita harus banyak menghemat tenaga kita untuk esok hari kawan-kawan." Ujar Adel dengan sikap yang selayaknya seperti seorang pemimpin. Adel yang kekanakan tidak lagi terlihat ketika ia memimpin tim arkeologi.

Semua anggota yang telah selesai makan kemudian menaruh mangkuknya di sebuah mesin besar yang berwarna putih. Mesin itu terlihat seperti dishwasher pada jaman Amelia. "Kurasa fungsinya juga akan sama seperti dishwasher.' Pikir Maria sambil menaruh mangkuknya di tempat tersebut. Para pejuang wanita dari distrik dodo dan Ibex menaruh mangkuk mereka bersama-sama, diikuti oleh para arkeolog dan para pejuang pria.

Dari kejauhan, Maria dapat melihat bahwa mesin yang sudah ada dalam kapasitas penuh kemudian menutup untuk beberapa waktu yang cukup singkat. Tidak seperti mesin cuci piring yang biasanya membutuhkan waktu sangat lama, Maria dapat melihat hasil dari mesin tersebut dalam waktu kurang dari satu jam, waktu yang mereka habiskan untuk berbincang-bincang bersama.