Hari itu, sebuah pesan dari institusi pejuang masuk ke dalam arloji Maria. Isi dari pesan tersebut adalah pemilihan anggota dari distrik dodo yang akan mengikuti pelatihan untuk ekspedisi. Di dalam pesan tersebut, namanya disebutkan beserta nama-nama yang familiar baginya: Sophia, Isaac, dan Sean.
Seperti yang telah dikatakan oleh Sean, Abel tidak mengikuti misi ekspedisi kali ini. Menurut Sean dan Isaac, Abel adalah salah satu pejuang yang sangat handal dalam menggunakan perisai, bahkan melebihi keterampilan Sophia.
Dengan kurangnya anggota dari distrik dodo yang dapat mengikuti persyaratan dari institusi pejuang untuk misi kali ini, maka institusi para pejuang memutuskan untuk memadukan para pejuang dari distrik dodo dengan distrik lain, yaitu distrik Ibex.
Ketika Maria melihat pesan tersebut, Maria merasakan sedikit lega. Hal itu disebabkan karena para pejuang dari distrik Ibex cukup bersahabat dan Maria mengenal beberapa orang dari mereka. Ketika Maria melihat nama-nama pejuang yang terpilih dari distrik tersebut, Maria tersenyum.
Maribelle dan Adlyn akan mengikuti misi ekspedisi tersebut. Maribelle adalah salah satu pejuang veteran yang cukup akrab dengannya disamping Sophia. Selain itu, Maribelle juga adalah salah satu pejuang yang menggunakan pedang dua tangan dengan sangat handal.
Adlyn disisi lain adalah pengujinya ketika dia melakukan ujian dalam menembak jarak jauh pada ujian percobaan di awal pertama Maria masuk ke institusi pejuang. Dia adalah subordinat dari Tuan Barion yang cukup dipercaya karena keterampilannya baik dalam bidang menembak jitu dan administrasi departemennya.
Kedua anggota tersebut tentunya sangat diharapkan oleh Maria. Sayangnya, dengan jumlah anggota dari distrik Ibex yang juga hanya sedikit, Maria dan Sophia akan menjadi pengguna perisai yang menjadi tulang punggung perlindungan bagi para ilmuwan. Dalam hal ini, ilmuwan tersebut diantaranya adalah Adel dan Malika.
Maria hanya melihat sekilas mengenai anggota ilmuwan dari distrik dodo dan distrik Ibex. Dia tidak melihat seluruh anggota Ilmuwan yang akan ikut, karena jumlah mereka yang cukup banyak dibandingkan jumlah para pejuang. Hal ini berarti bahwa Maria dan Sophia akan memiliki tanggung jawab yang cukup berat dalam misi keamanan ekspedisi.
Untuk beberapa saat, Maria duduk di tempat tidurnya sambil mengharapkan Abel mengikuti ekspedisi ini. 'Tentu saja dia tidak akan ikut, pengguna perisai tetap harus dibagi dua kelompok dan sebagian harus tetap menjaga koloni. Apa yang aku harapkan.' Maria menghela nafasnya sambil melihat arlojinya. Pesan tersebut menyatakan bahwa ekspedisi yang disebutkan oleh Adel bulan lalu akan segera dimulai pada minggu depan.
Maria kemudian membuka laci di meja tempat tidurnya. Dia melihat sebuah aksesori untuk rambutnya yang sudah mulai memanjang. Aksesori kecil tersebut berbentuk kupu-kupu yang bisa menempel pada rambutnya dan bergerak.
Maria memandanginya sambil melengkungkan ujung bibirnya ke atas, sebelum dia menyematkannya pada rambutnya yang sudah menyentuh bahunya. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan melihat ke arah cermin, aksesori yang diberikan oleh Sean pada hari ulang tahun Maria tersebut menempel dengan sempurna di rambutnya.
'Sayang sekali aksesori ini tidak dapat sering-sering aku pakai. Tetapi hari ini aku akan pulang ke rumah Ibu, jadi aksesori ini tentu dapat aku pakai.' Ujar Maria dalam hati. Aksesori kupu-kupu itu bergerak sesekali dan mengepakkan sayapnya di rambut Maria ketika Maria bersiap-siap untuk bertemu Ibunya sebelum dia pergi ke ekspedisi mendatang.
Maria terdiam kembali ketika dia mengingat bahwa dia akan kembali ke rumahnya setelah setengah tahun berpisah dengan ibunya. Dia tidak lagi gembira sepenuhnya ketika dia mengingat lagi percakapannya dengan Sean, Isaac, dan Sophia beberapa waktu lalu. Ada sebuah perasaan gundah yang berakar pada hatinya sejak saat itu.
Setiap pejuang yang akan ikut serta dalam misi keluar koloni diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya untuk beberapa waktu sebelum mereka mengikuti misi tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada garansi bahwa mereka dapat pulang dengan selamat.
Pada perburuan yang lalu, ada dua orang pejuang veteran yang tidak dapat pulang dengan selamat karena mereka bertemu dengan manusia burung yang semakin agresif. Sean dan Isaac mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak lazim dan baru terjadi sejak sekitar delapan bulan yang lalu. Waktu tersebut bertepatan dengan waktu dimana Amelia baru saja terbangun sebagai Maria.
Terkadang, Amelia bertanya-tanya kepada dirinya mengapa dia terbangun sebagai Maria di waktu tersebut. Dari obrolannya dengan Sean dan Isaac, Maria baru saja mengetahui bahwa kesadaran Amelia yang masuk ke dalam tubuh Maria tersebut terjadi bertepatan dengan kericuhan yang terjadi karena Manusia Burung yang ditangkap di koloni ke enam belas.
Tepat pada saat itu, Manusia burung yang ditangkap untuk diobati oleh koloni kemudian memberontak dan merusak salah satu gardu di dekat pusat medis. Menurut Isaac, walaupun hanya beberapa saat, listrik di pusat medis sempat padam dan membuat orang-orang yang berada dalam keadaan kritis yang diobati dengan mesin pengobatan meninggal dunia.
Dari keterangan Isaac, hanya satu orang yang selamat dalam kejadian itu. Saat itulah Maria baru mengetahui bahwa dia adalah pasien yang selamat ketika dia berobat di pusat medis pada waktu tersebut.
Keempat sahabat yang berkumpul saat itu semuanya terkejut. Isaac baru saja menyadari bahwa Maria adalah satu-satunya korban yang selamat saat itu. Sean dan Sophia bercanda dengan mengatakan bahwa keterampilan Maria mungkin berasal dari kejadian itu. Maria terdiam dan tidak merespon candaan kedua temannya tersebut, karena dia mengetahui secara persis bahwa tepat pada saat itu, kesadaran Amelia mengambil alih tubuh Maria seminggu setelah kejadian tersebut.
Sejak saat itu, Maria berpikir apakah boleh baginya untuk merasa gembira ketika bertemu dengan ibunya. 'Amelia adalah orang yang mengambil alih tubuh Maria, anak ibu Anjali.' Suara Isaac kemudian terngiang di telinga Maria 'Hari itu, semua orang yang menggunakan mesin pengobatan meninggal karena padamnya listrik yang berakibat fatal pada mesin tersebut.'
Maria menelan ludahnya ketika dia ingat kembali perkataan Isaac. Dia kemudian menepis ingatan tersebut dari kepalanya. 'Biarpun aku mengambil alih kesadaran Maria, kurasa tidak ada gunanya untukku saat ini memikirkan masalah tersebut. Kurasa Maria tidak akan terbangun lagi, bila aku tidak mengambil alih tubuhnya.' Maria berusaha untuk menepis perasaan bersalah yang tiba-tiba menggerogoti hatinya saat itu. 'Aku mungkin bukanlah Maria, tetapi ibu Maria tetap akan berharap anaknya hidup apapun caranya.'
Dengan berusaha untuk berpikir demikian, Maria kemudian membereskan sekotak kecil choker dan pita-pita yang bisa dia bawa untuk pulang. Dia menyematkannya kotak kecil tersebut di pinggangnya sebelum kemudian berdiri dan keluar dari kamarnya.
Para pejuang yang akan pulang berkumpul di aula pejuang pada pagi itu. Derrik menyampaikan bahwa ekspedisi ini akan menjadi salah satu ekspedisi yang cukup berbahaya mengingat area ekspedisi tersebut merupakan area yang sangat dekat dengan teritori manusia burung. Dia mengatakan bahwa dalam setiap detik, para pejuang harus mengingat orang yang mereka cintai, karena para pejuang hidup dan bertarung demi mereka. Tidak ada yang tahu apakah para pejuang dapat pulang dengan selamat, namun waktu tersebut sangat berharga karena adanya orang-orang yang disayangi.
Dengan pidato Derrik tersebut, semua orang yang berkumpul di aula tersebut diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing untuk beberapa hari. Di sisi kiri pintu aula pejuang, Sean berdiri sambil memperhatikan para pejuang yang pulang ke rumahnya masing-masing.
Saat itulah, Maria menghampiri Sean dan menyapanya. "Hai Sean." Tangan Maria yang dia goyangkan di depan muka Sean yang sedang melamun menyadarkan Sean dari lamunannya. "Kau akan tinggal di institusi ya? Tidak ada tempat yang ingin kau kunjungi sebelum misi?" Tanya Maria kepada Sean.
Sean menatap Maria dengan penuh kelembutan. Sean kemudian mengangguk pada Maria "Aku tidak akan kemana-mana, kecuali kau mengundangku untuk pergi bersamamu ke rumahmu" Sean tertawa sambil mengelus rambut Maria dan menyentuh aksesori yang dia pakai. Dalam hatinya, Sean merasa senang melihat barang tersebut tersemat di rambutnya.
Maria menatap Sean dengan mata sedikit membesar "Ide bagus. Ayo kita lakukan itu!" Maria mengetahui bahwa Sean tidak memiliki keluarga dan Maria juga dihantui perasaan bersalah kepada ibu Maria. Apabila Maria membawa Sean ke rumahnya, mungkin semua perasaan bersalah itu dapat dia singkirkan dari benaknya.
Disisi lain, Sean yang mendengar tanggapan Maria atas candaannya merasa sedikit terkejut, namun dia dipenuhi perasaan gembira seakan-akan Maria sudah menerima dirinya. "Baiklah, Aku akan pergi denganmu mengunjungi ibumu." Sean tersenyum dengan penuh perasaan senang. "Biarkan aku mengemasi barangku, dan aku akan segera bergabung denganmu."
Maria melihat Sean yang terlihat begitu gembira dan tersenyum kepadanya "Tentu saja, aku akan menunggumu. Mau kutunggu disini? Atau aku ikut denganmu?" Tanya Maria kepadanya. Sean segera menggenggam tangan Maria dengan riang, "Baiklah ayo ikut bersamaku, kau dapat menunggu di kamarku. Aku akan segera bersiap-siap dalam waktu sekejap mata!" Maria tertawa kecil melihat raut wajah Sean yang tersenyum sedemikian rupa, yang sangat jarang dia lihat selama ini.
Keduanya pergi bersama-sama meninggalkan aula para pejuang. Dari kejauhan, Derrik yang sedang bercakap-cakap dengan Leon melihat hal tersebut dan tersenyum simpul. Sementara itu, Leon segera menegurnya untuk lebih fokus kepada percakapan mereka dan Derrik kembali bercakap-cakap dengan Leon mengenai persiapan yang dibutuhkan sebelum misi ekspedisi.