Chereads / Sebuah Perjalanan di Dunia Kai / Chapter 15 - Sebuah Cerita tentang Perburuan

Chapter 15 - Sebuah Cerita tentang Perburuan

Untuk beberapa waktu, Maria sibuk menjalankan tugasnya sebagai pegawai perpustakaan. Menyusun buku-buku di raknya masing-masing, kotak-kotak data yang telah dikembalikan oleh para pengunjung, sampai dengan menunjukkan tempat yang dapat diduduki oleh para pengunjung sesuai dengan bahan pengetahuan yang mereka cari.

Sesekali, Sean datang mengunjungi perpustakaan. Dia datang untuk mengobrol dengan Maria dan mencari bahan-bahan pengetahuan mengenai fauna di bumi dan koloni yang diutus oleh para penghuni bumi ke beberapa belas planet yang dapat menyokong kehidupan. Setelah Maria membantunya untuk mencari bahan-bahan tersebut, dia kemudian membaca dan menonton bahan-bahan tersebut dengan sangat serius.

Maria terkadang menatap Sean dari kejauhan dengan rasa penuh penasaran. Lisbeth sering menggodanya ketika itu "Hei Maria, sedang menatap calon suamimu lagi?" Ujarnya sambil menepuk pundak Maria yang sedang berkonsentrasi melihat Sean. "Su-suami?! Kami bahkan tidak berkencan!" Sahut Maria sambil tergagap. "Hahaha… tapi muka kalian ketika saling bertatapan mencerminkan hal itu, kau tahu?" Timpal Lisbeth sambil tertawa dan kemudian melayani pengunjung yang datang. Maria hanya cemberut sambil memegang kedua pipinya yang terasa panas.

Sehabis mereka menyelesaikan tugas mereka sebagai pegawai perpustakaan, Lisbeth dan Maria sering menggunakan waktu luang mereka untuk memperluas wawasan mereka di perpustakaan itu. Maria yang penasaran dengan apa yang dilihat dan dibaca Sean, kemudian memisahkan bahan-bahan tersebut untuk dia tonton di waktu luang mereka.

Hari itu, Maria mengulangi hal yang sama setelah menyelesaikan tugas mereka, yaitu memakai fasilitas perpustakaan seperti layaknya pengunjung VIP. Pegawai di perpustakaan itu hanya empat orang, dua lelaki dan dua perempuan. Namun demikian para pustakawan lebih suka menghabiskan waktu mereka untuk memutari kota setelah bekerja seharian, sehingga yang tersisa pada perpustakaan tersebut di waktu senja hanya tinggal Maria dan Lisbeth.

Maria mulai membaca bahan bacaan yang sudah dibaca Sean mengenai fauna yang ada di bumi. Buku-buku tersebut terlihat sangat tebal dan berjilid-jilid. Judul buku-buku tersebut adalah fauna yang dipisahkan dalam jenis tulang punggung mereka, habitatnya, dan tahun kepunahannya. Isi dari tiap buku tersebut sangat familiar untuk Maria yang pernah hidup sebagai Amelia.

'Ini sangat mirip dengan apa yang kupelajari di kursi SMU.' Kata Maria dalam hati. Dia membalik-balikkan halaman yang ada pada buku tersebut, dan mahluk-mahluk yang ada di dalamnya sebagian masih hidup pada masa dia menjadi Amelia. Siput, kucing, anjing, ular, laba-laba, sapi, kambing gunung, teripang, bintang laut, dan daftar tersebut masih banyak sekali dibahas dalam buku-buku yang sangat tebal.

Suatu hal yang menarik perhatian Maria adalah bahwa Sean menggunakan beberapa pembatas buku di bagian fauna yang membahas mengenai serangga dan reptil. Pada halaman-halaman tersebut adalah bagian yang membahas mengenai hewan yang mereka ketemukan di hutan perburuan. Namun demikian, Maria tidak merasakan adanya hal yang ganjil yang disebutkan mengenai mahluk-mahluk yang ada dalam buku-buku tersebut, sehingga dia menutup kembali buku-buku tersebut tanpa mengambil pembatas yang ada.

Maria memutuskan untuk meletakkan buku-buku tersebut dan beralih pada kotak data yang ditonton Sean pada hari itu. Kotak-kotak data tersebut berjudul tentang koloni yang dikirim dari bumi dan permulaan perburuan. Maria kemudian mengambil sebuah kotak data yang berkaitan dengan perburuan dari susunan kotak-kotak tersebut.

Dia memasukkan kotak data itu ke dalam komputer yang ada didepannya dan mulai menonton apa yang telah ditonton oleh Sean sepanjang hari di perpustakaan tersebut.

***

Film dokumenter tersebut dimulai dengan Manusia yang berhasil mendirikan koloni di planet baru mereka yang mereka sebut dengan planet Kai. Para peneliti berdiri di dekat ruangan kontrol koloni yang baru dan menggunakan headphone yang tersambung ke dalam sebuah komputer besar.

Narator dalam film itu kemudian memulai ceritanya mengenai kehidupan pada zaman tersebut. "Pada tahun 2150 manusia pertama sampai di bumi ini dan membangun koloninya yang mereka namakan sesuai dengan nomor pesawat mereka, yaitu koloni ke enam belas. Selama lima tahun ke depan, manusia pertama mengirimkan sinyal ke bumi dan planet lainnya untuk menyatakan bahwa planet tersebut aman untuk ditinggali."

Film tersebut kemudian memperlihatkan wajah para peneliti tersebut yang terlihat putus asa. Di luar ruangan tersebut, terlihat banyak orang yang kemudian mulai bercocok tanam dan membesarkan hewan ternak di sebuah kubah besar yang berupa sebuah lahan pertanian yang sangat luas. Hewan-hewan ternak dan tanaman berkembang seiring dengan manusia yang bertambah tua.

"Karena tidak adanya balasan dari sinyal yang telah mereka kirimkan, para manusia pertama mulai memikirkan cara mereka untuk hidup berkelanjutan. Salah satu kubah yang mereka miliki dibuka untuk penanaman hewan ternak dan tanaman, agar semua orang dalam koloni dapat tetap hidup. Seiring dengan waktu, para manusia pertama menemukan bahwa ternak dan tanaman yang mereka pelihara membutuhkan waktu yang sama seperti waktu penuaan mereka."

Para manusia pertama terlihat memiliki anak-anak dan pertanian semakin berkurang. Para pemimpin koloni bertengkar dan terjadi pemberontakan dari manusia-manusia dengan wajah yang sama yang terlahir dari sebuah tabung klon. Manusia-manusia tersebut bertarung dengan para penghuni koloni dan berakhir pada keluarnya manusia klon dari koloni. Sebelum mereka berpisah, para Manusia pertama bercakap-cakap dengan seorang manusia klon dan memberikan beberapa peralatan yang mendukung kehidupan mereka di luar sana.

Film tersebut kemudian kembali disertai dengan narasi "Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi setiap hari, keterbatasan lahan, dan lamanya waktu tumbuh hewan dan tumbuhan, kelangkaan pangan terjadi. Para manusia klon yang memiliki status sebagai pelayan dan pekerja dalam koloni terpaksa dijadikan prioritas terakhir. Para manusia klon tidak menerima hal ini, sehingga mereka meminta para manusia pertama untuk melepaskan mereka dari koloni untuk mengatasi kelangkaan pangan koloni enam belas. Para manusia pertama kemudian memberikan bekal bagi mereka untuk berkembang biak yaitu dengan memberikan mereka teknologi klon."

Terlihat bahwa para manusia pertama mulai kebingungan dalam menangani masalah pangan mereka dari tahun ke tahun. Seiring waktu berjalan, beberapa pemuda yang semakin besar kemudian memberikan sebuah proposal pada para manusia pertama. Proposal itu kemudian membuat mereka berdebat, sampai mereka mengadakan poling pada proposal tersebut.

"Dengan masalah pangan yang semakin memuncak, para keturunan manusia pertama mencari cara untuk mengatasi hal tersebut. Keturunan para manusia pertama menyarankan agar mereka melihat dunia luar dan mencari makanan di daerah liar. Proposal pertama untuk kegiatan perburuan menjadi pro dan kontra bagi para penghuni koloni."

Proposal tersebut pada akhirnya disetujui oleh koloni. Para pemuda dan pemudi mulai mengambil peralatan dari area peralatan koloni dan menggunakannya untuk berlatih untuk bertarung di kawasan liar. Area pertambangan yang dilihat Maria sebelumnya kemudian ditampilkan dalam film tersebut. Adegan demi adegan kemudian ditampilkan, perjalanan mereka di luar koloni, sampai dengan pertarungan mereka melawan mahluk-mahluk raksasa.

"Dengan disetujuinya proposal perburuan untuk memenuhi kebutuhan penghuni koloni, para Manusia pertama memberikan keturunannya akses ke area peralatan dan area pertambangan mulai dibuka setelah perjalanan pertama mereka keluar koloni. Dengan berbekal peralatan yang mereka kembangkan, para pejuang pertama lahir di koloni ke enam belas."

Setelah adegan heroik yang dilakukan oleh para pejuang pertama, Maria kemudian melihat anggota para pejuang veteran hilang satu demi satu. Hal tersebut menyebabkan para pemuda dan pemudi yang beranjak dewasa bercakap-cakap dengan para pejuang. Mereka kemudian mengajukan proposal lain kepada para manusia pertama dan para manusia pertama mengangguk kepada mereka.

"Jumlah para pejuang pertama di koloni enam belas semakin berkurang dalam setiap perburuan. Hal tersebut disebabkan karena pejuang pertama baru memiliki sedikit pengalaman yang tidak dapat diturunkan kepada para pejuang selanjutnya. Tingkat kemampuan pejuang yang baru sangat rendah dan pejuang yang sudah lama bertarung harus menjaga para pejuang baru. Para pemuda yang ikut mengungkapkan keprihatinannya atas nasib para pejuang, akhirnya meminta untuk ikut mengambil bagian. Para manusia pertama memberikan izin tersebut dengan syarat bahwa pemuda pemudi yang mengikuti perburuan tersebut berada di atas usia 50 tahun."

Plok!

Maria kaget dengan adanya tepukan di pundaknya. Ia segera membuka kacamata tiga dimensinya dan melihat ke belakang. Lisbeth sedang berdiri di belakangnya sambil menyeringai, kemudian dia melemparkan canda kepada Maria "Ini sudah waktunya perpustakaan tutup, pengunjung terakhirku." Maria membalas Lisbeth dan menyeringai padanya "Aku diusir oleh pustakawati ini, aku akan mengadukanmu." Lalu keduanya tertawa.

Maria menutup komputernya dan mengambil kembali kotak data tersebut. 'Nampaknya informasi dari kotak data ini sudah cukup bagiku, film tersebut juga hanya tinggal tersisa beberapa menit saja, jadi sebaiknya aku mengembalikan ini.' Pikirnya sambil berjalan ke pusat penyimpanan data di bagian belakang perpustakaan.

Setelah Maria menyimpan kotak data tersebut, Maria pergi ke depan pintu perpustakaan. Dia melihat Lisbeth sedang berdiri di depan pintu tersebut. "Hei Beth, apakah kau akan mengantarku pulang hari ini?" Tanya Maria. Lisbeth menggelengkan kepalanya "Tak mungkin kulakukan. Aku mempunyai jadwal kencan hari ini."

Mata Maria membesar "Kau sudah punya teman kencan?"

"Tentu saja, aku sudah mendapatkan medali kedewasaan dan aku cukup populer. Apabila kencan kami lancar, kami dapat menikah tahun depan." Ujar Lisbeth bangga. Maria berpura-pura cemberut "Jadi kau meninggalkan aku sendirian karena itu." Setelah itu, raut wajahnya segera berubah dan dipenuhi senyum, "semoga kencanmu lancar Beth. Undang aku bila kau jadi menikah nanti!"

Lisbeth menimpalinya "Tentu saja, akan kujadikan kau Best maid-ku!" Tubuh Lisbeth mendorong tubuh Maria dengan pelan. "Dan kau harus menjadikanku Best maid-mu bila kau menikah dengan pria tampan yang sering menyapamu itu!" Lisbeth menggodanya.

"Aku dan dia hanya teman!" Ujar Maria dengan pipi memerah. Kedua sahabat itu berjalan sampai ke dekat jalan utama dan mereka memproyeksikan mobil mereka masing-masing sebelum keduanya mengucapkan salam perpisahan.