"Mari aku bantu Arka." ucap Alesha melihat Arka sedang sibuk memperbaiki dasinya yang terlepas.
Arka hanya memperhatikan Alesha yang sibuk memperbaiki dasinya, dalam pikirannya, kenapa Alesha begitu perhatian padanya, padahal dirinya sendiri tidak menunjukkan perhatiannya pada Alesha secara langsung. Kadang dia memperhatikannya hanya sesekali saja, karena sebenarnya dia juga sangat peduli pada Alesha, Arka sangat bersyukur Alesha sangat sabar menghadapi sikapnya yang begitu cuek.
"kamu sangat tampan Arka." ucap Alesha setelah selesai merapikan dasi Arka.
"aku memang tampan dari lahir." ucap Arka menanggapi pujian Alesha.
Alesha tersenyum mendengar perkataan Arka, memang betul Arka sangat tampan dari lahir, melihat faktanya ada beberapa foto Arka dari masih baru lahir tersimpan di dalam album keluarga, Alesha pernah melihatnya.
"Oke kita berangkat sekarang." ajak Alesha, dia menyadari waktu terus berjalan mereka tidak mau terlambat ke kantor, apa lagi ini hari senin, hari di mana di mulai kesibukan untuk beberapa hari ke depan.
"mau berangkat semobil bersama aku?" tanya Arka menawarkan.
"tidak perlu Arka, kita naik mobil masing-masing saja." jawab Alesha menolak.
"kamu memang wanita mandiri, aku menyukai kamu seperti ini Alesha." ucap Arka sambil mengusap puncak kepala Alesha.
Seketika sikap Arka tadi membuat hati Alesha berdebar, merasakan kesenangan luar biasa, Arka baru saja bersikap manis padanya, dan memujinya juga mengatakan suka pada dirinya. Alesha yang mengenal Arka sangat cuek dan jarang berbicara. Menurutnya kalimat seperti itu mungkin jarang diucapkan oleh Arka, tapi faktanya Arka baru saja memujinya, ini mungkin tandanya Arka mempunyai perasaan yang sama pada dirinya.
"terima kasih Arka." ucap Alesha tersenyum bahagia.
"sama-sama." balas Arka.
Mereka berdua pun berangkat ke kantor bersama tapi menggunakan mobil masing-masing.
"Aku pergi ya Kim, hati-hati di rumah." pamit Dias pada Kimmy sahabatnya.
Dias sepertinya sudah terbiasa berangkat sendirian ke cafe, karena Kimmy sudah memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk menjaga keselamatan bayinya.
"iya kamu juga hati-hati di jalan ya Dias." ucap Kimmy memperingati Dias.
Setelah Dias pergi dan sudah tidak kelihatan, Kimmy kembali masuk ke dalam kontrakannya. Pagi ini Kimmy tidak seperti hari-hari sebelumnya, biasanya di setiap pagi dia selalu semangat bangun pagi dan beraktivitas, tapi tidak hari ini, dia begitu merasa malas untuk melakukan aktivitasnya. Mungkin karena hormon kehamilannya buruk, tapi Kimmy mengingat bahwa dirinya harus memulai aktivitas entah memasak atau berolahraga santai, karena dia sedang mengandung bayi, tentu saja itu membutuhkan asupan nutrisi, dan vitamin.
Kimmy juga sibuk memikirkan perkataan Dias semalam, di mana Dias menyarankan dirinya untuk kembali memulai hidup bersama Arka. Kimmy tidak setuju, karena dia sadar bahwa sosok Arka sangat tidak pantas untuk dirinya, dan Arka sendiri pun juga tidak mencintainya.
Dias sengaja menyarankan Kimmy ide seperti itu, karena Dias khawatir pada bayinya, jika anaknya sudah lahir tentu saja anaknya lahir tanpa seorang ayah, dan itu akan menjadi fitnah, dan berpengaruh pada kehidupan bayinya kelak.
Kimmy dan Arka memang sudah terlihat membaik, tapi bukan berarti mereka akan memulai hidup bersama kembali. Kimmy benar-benar sadar, dirinya dan Arka sangat tidak pantas, Arka memang sudah meminta maaf pada dirinya, dan menyadari sikapnya yang arogan, tapi bukan berarti Arka menginginkan dirinya untuk kembali lagi bersamanya.
Kimmy hanya menganggap bahwa sikap Arka sekarang karena Arka ingin bertanggungjawab atas perbuatan yang dia lakukan, bukan untuk menikahi dirinya kembali, tapi bertanggungjawab untuk memenuhi semua kebutuhan kehamilannya, dan semua kebutuhan bayinya kelak, mengingat bayi yang di kandungnya juga darah daging Arka sendiri.
Sejujurnya Kimmy sadar bahwa dirinya masih mencintai Arka, tapi memutuskan untuk kembali bersama Arka hal yang sangat tidak mungkin menurutnya, karena walaupun Arka mau kembali bersamanya, dia sendiri tidak mau untuk kembali memulai hidup bersama. Kimmy juga masih trauma dengan sikap Arka, dia takut semua pria seperti itu, dan dia harus lebih berhati-hati memilih pasangan hidup.
Kimmy mengusap perutnya dengan sayang, dia tidak menyesal Allah telah menitipkan janin ke rahimnya dengan jalan yang salah, justru dia sangat bersyukur, karena ini dia jadi bertambah menjadi wanita kuat dan mandiri.
Dia berjanji pada dirinya berusaha menghidupi, dan membahagiakan anaknya kelak seorang diri, ini sudah takdir yang harus dia jalani. Kimmy percaya setiap musibah yang menimpanya, pasti di baliknya ada rencana indah yang sudah di rencanakan yang kuasa untuknya, hanya saja, dirinya harus butuh kesabaran lebih, untuk menunggu hari kebahagiaan itu tiba.
Alesha melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia takut terlambat tiba di tujuannya. Alesha tidak memikirkan pakaian yang dia gunakan sekarang begitu formal, Alesha tidak mau lagi membuang waktunya, dia harus menyelesaikan masalah yang mengganggu pikirannya sekarang.
Tepat jam 1 siang, jam waktu kantor istirahat sedang berlangsung, dan Alesha baru tiba di rumah sakit tujuannya. Alesha sengaja pergi sebelum jam istirahat kantor di mulai, dia juga sudah meminta izin pada Arka untuk keluar sebentar, Arka tentu saja mengizinkannya.
Alesha kembali membaca alamat yang tertera di kertas yang dia curi di kamar Arka kemarin, di dalam kertas itu juga sudah tercantum ruangan Dokter tempat wanita itu memeriksa kandungannya. Setelah menanyakan di mana ruangan Dokter yang di maksud Alesha, resepsionis mengarahkan Alesha ke ruangan yang di maksud.
Tidak lama Alesha sudah tiba di depan pintu ruangan tujuannya, Alesha membaca nama Dokter yang tertulis jelas di pintu ruangan itu, sama persis dengan nama Dokter yang tercantum di kertas yang dia pegang.
Alesha melihat di sekitarnya sangat sepi, dan dia juga khawatir bahwa Dokter yang akan di temuinya juga tidak ada di ruangannya. Alesha mengetuk pintu ruangan, dan mengucapkan selamat siang, tapi dia tidak mendapatkan respon dari dalam, dua kali, tiga kali, Alesha mengetuk pintu dia juga tidak mendapatkan respon, dan Alesha kembali mengetuknya lagi, seketika dia terkejut dengan suara seorang wanita yang di belakangnya.
Alesha membalikkan badannya,
Seorang Dokter wanita berdiri tepat di belakangnya.