Kimmy mengusap dengan sayang puncak kepala Alesha, dan bergantian mengusap pelan tangan lemah Alesha, dalam hatinya dia berdoa untuk kesembuhan sahabat mantan suaminya itu. Kimmy kembali mengingat masa-masa bersama Alesha, saat dulu mereka berdua menghabiskan waktu bersama di rumah untuk memasak banyak menu makanan, pada saat itu juga, Alesha meminta Kimmy untuk mengajarkannya bagaimana cara memasak rendang, waktu yang begitu singkat tersimpan jelas di ingatan Kimmy.
Kimmy dan Arka berada di satu ruangan, saat kedatangan Kimmy tadi mereka berdua tidak saling berbicara. Saat ini Kimmy terus mengusap punggung tangan Alesha, tiba-tiba dia merasakan sesuatu bergerak di perutnya, Kimmy mematung merasakan pergerakan di perutnya, Arka yang melihat Kimmy merasa heran.
"ada apa Kimmy?" tanya Arka heran.
"mereka bergerak." ucap Kimmy tersenyum bahagia menatap Arka. Ini pertama kali Kimmy merasakan perutnya sedikit kram ketika janinnya mulai aktif di dalam sana.
"benarkah?" tanya Arka, dia langsung melangkah ke arah Kimmy untuk memastikan.
"Arka mereka bergerak lagi." ucap Kimmy gembira. Dia berdiri dari duduknya, saat dia berdiri Arka sudah berada di dekatnya.
Tanpa sadar Arka ikut memegang perut Kimmy untuk ikut merasakan pergerakan anaknya, Kimmy sendiri tidak sadar dengan sikap Arka.
"aku merasakannya, mereka bergerak lagi." ucap Arka ketika merasakan janin di perut Kimmy bergerak. Arka tersenyum senang merasakannya, saat Arka baru ingin mencium perut buncit Kimmy, seketika Kimmy sadar dengan sikap Arka.
"apa yang kamu lakukan?" tanya Kimmy mundur dari hadapan Arka.
"maafkan aku, aku tidak berani,,," ucap Arka terpotong ketika mereka menyadari seorang Suster masuk ke ruang inap Alesha.
"Pagi." sapa balik Arka, dan Kimmy.
Arka kembali berpikir tentang sikapnya tadi, dia merasa malu pada Kimmy, bisa-bisanya dia ingin melakukannya tanpa sadar. Mungkin karena dirinya tadi merasa sangat bahagia, hingga dia tanpa sadar ingin melakukannya secara refleks. Kini mereka berdua memperhatikan Suster yang sedang mengganti air infus Alesha, dan menyuntikkan obat ke dalam selang infus Alesha.
"kapan dia akan sadar Sus?" tanya Kimmy pada Suster.
Isabella sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, seperti perjanjiannya dengan Arka tadi pagi, mereka akan bergantian untuk menjaga Alesha. Setelah beberapa menit dalam perjalanan, Isabella akhirnya sampai juga di rumah sakit.
"apa dia belum sadar?" tanya Isabella ketika sudah berada di dalam ruangan, dia melihat Arka duduk setia menunggu Alesha sadar.
Arka menggeleng tanda jawabannya tidak, kemudian dia bertanya pada Isabella. "bagaimana dengan pekerjaan kamu?" tanya Arka.
"lancar." jawab Isabella.
Sekarang Arka sudah sampai di rumahnya, dia meninggalkan Isabella sendirian di rumah sakit untuk menjaga Alesha. Sebelum Isabella sampai di rumah sakit tadi, dia dan Kimmy hampir saja di pergoki oleh Isabella di dalam ruangan Alesha. Beruntung saja Arka tahu bahwa Isabella akan berkunjung ke rumah sakit, saat itu juga dia memerintahkan Kimmy untuk pulang saja sebelum Isabella menemukan keberadaan mereka berdua.
Keesokan harinya, Arka dan karyawan kantor sudah bersiap-siap untuk meeting hari ini. Sebelum ke kantor tadi, Arka sempat ke rumah sakit dengan menggunakan pakaian santainya berniat menjaga
Alesha lagi, tapi begitu dia sampai di rumah sakit, Isabella memberitahunya bahwa hari ini jadwal meeting dengan para pejabat kantor.
Arka sempat menolak pertemuannya hari ini dan memerintahkan Isabella untuk membatalkannya, tapi Isabella menolak, dia merasa tidak enak dengan pejabat kantor lain yang sebelumnya mereka sudah menyepakati akan mengadakan meeting hari ini.
Menurut Isabella Arka yang harus hadir dalam meeting itu, bukan dirinya. Walaupun Arka sendiri memerintahkan dia untuk menghandle semua pekerjaan kantor, Isabella beralasan bahwa dia berjanji menjaga Alesha dengan baik, dan Arka bisa menghadiri meeting tanpa harus merasa khawatir dengan keadaan Alesha.
Kimmy turun dari mobil taksi setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya dia sampai juga di rumah sakit. Hari ini dia berniat menjenguk Alesha lagi.
Perut buncitnya yang terlihat sangat jelas, Kimmy berjalan masuk ke gedung rumah sakit sambil menenteng paper bag yang berisi rantang makanan untuk Arka. Kimmy berpikir mungkin saja Arka belum sarapan pagi ini karena terlalu fokus, dan tidak ingin meninggalkan Alesha sendirian di dalam ruangan.
Kimmy tadinya sempat menghubungi Arka untuk memberitahu bahwa dia ingin berkunjung ke rumah sakit, tapi ternyata panggilan telponnya tidak diangkat oleh Arka. Kimmy pun memutuskan untuk pergi saja ke rumah sakit.
Kimmy mengetuk pintu ruang inap Alesha, dan kemudian dia langsung memutar knop pintu itu. Saat pintu ruangan sudah terbuka lebar, terlihat jelas siapa yang berada di dalam ruangan bersama Alesha.
"anda keluarga pasien?" tanya Suster ketika melihat Kimmy berdiri di ambang pintu.
"saya teman pasien Sus." jawab Kimmy.
Kimmy tidak melihat Arka di dalam ruangan itu, dia berpikir mungkin saja Arka sedang mencari makan di luar.
"di mana keluarga pasien yang sedang menjaganya Sus?" tanya Kimmy memastikan.
"pria yang menjaganya tadi sedang keluar sebentar Bu, saya di perintahkan untuk menjaga pasien." jawab Suster.
"Suster bisa kembali bertugas, saya yang akan menjaganya." ucap Kimmy.
"baik Bu." ucap Suster kemudian meninggalkan Kimmy bersama Alesha di dalam satu ruangan.
Kimmy meletakkan paper bag nya di atas meja dekat sofa, dan dia menurunkan bokongnya duduk di kursi dekat brankar, sambil menatap Alesha dengan perasaan iba, sampai detik ini Alesha belum juga sadar dari komanya.
Setelah membayar makanannya, Isabella terburu-buru meninggalkan kantin rumah sakit, dia tidak mau meninggalkan Alesha lebih lama, walaupun dia sudah memerintahkan Suster untuk menjaga Alesha, tapi dia tetap khawatir. Setelah berjalan beberapa menit Isabella tiba di depan ruangan Alesha, dia memutar knop pintu. Isabella merasa terkejut ketika melihat di dalam ruangan hanya Alesha seorang diri tanpa di temani Suster yang di perintahnya tadi.
Seketika darah Isabella naik, dia mulai emosi dengan sikap Suster yang seenaknya meninggalkan Alesha tanpa di temani seorang pun. Isabella memutar badannya berbalik ingin segera menemukan Suster tadi, tapi belum sempat Isabella membalikkan badannya, dia malah mendengar suara dari dalam toilet, diapun mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ruangan, dia menunggu sampai seseorang di dalam toilet keluar.
Isabella melihat sesuatu yang terletak di atas meja, dengan perasaan penasaran. Dia pun membuka paper bag tersebut. Isinya rantang makanan, Isabella berpikir saat dia meninggalkan ruangan tadi, dia tidak melihat benda itu di atas meja, mungkin saja seseorang membawanya kemari, tapi siapa? batin Isabella bertanya pada dirinya.