Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 21 - MENCARI DUKUN YANG LEBIH SAKTI

Chapter 21 - MENCARI DUKUN YANG LEBIH SAKTI

Tangan safitri sekarang dua-dua membentuk seperti kepala ular kobra, entah keberanian darimana kak umi berani mengelu-elus tangan safitri, pelan-pelan jari-jari tangan safitri yang membentuk seperti ular itu dibuka satu persatu oleh kak umi, dia menaruh minyak kayu putih, dia urut-urut berharap tangan itu akan kembali normal. Ternyata itu tidak berpengaruh sedikitpun, begitu tangan kak umi pindah dari tangannya safitri, tangan safitri akan melengkung lagi seperti kepala ular kobra.

" kak umi, besok pagi minta tolong kakak jagain safitri bisa kak? saya akan keluar cari tahu kemana kita bisa membawanya untuk berobat, untuk mengeluarkan sihir yang jahat ini". Nafi kelihatan sangat geram dengan sihir yang melilit istrinya, dia menggigit giginya sehingga menonjolkan bentuk gerahamnya.

" iya bisa, besok hari minggu anak-anak pada tidak sekolah, jadi saya bisa disini menemani safitri" mendengar jawaban kak umi nafi jadi lega. Besok pagi sebelum menanyakan ke orang lain, nafi akan terlebih dahulu menanyakan ke kak lina, biasanya tetangganya yang satu ini banyak mengetahui informasi-informasi mengenanyi tempat berobat selama ini.

Malam ini dia dan kak umi mungking kembali tidak bisa tidur karena keanehan yang baru, muncul didirinya safitri, tangan yang membentuk seperti ular kobra itu sangat menakutkan. kak umi tidak tau harus berkata apa lagi sama nafi untuk menyemangati, sudah habis kalimat wejangan selama ini dia keluarkan.

Nafi sudah tidak sabar menanyakan tempat dukun ke kak lina, dia ingin segera tau kemana dia bisa membawa istrinya, tiba-tiba terbesit dihatinya untuk menanyakan malam ini ke kak lina, firasatnya bilang kalau kak lina pasti tau, nafi melangkah keluar rumahnya menuju pintu pagar samping kanan untu memanggil kak lina.

"assalamualaikum, assalamualaikum", nafi menyapa kak lina lewat pintu sampingnya.

"walaikumsalam" kak lina menjawab salam dari dalam rumahnya.

" eh nafi, ada apa? Masuk! Bagaimana kabar safitri? Saya sangat sibuk di sekolah akhir-akhir ini, masih dalam minggu ujian jadi belum sempat lagi jenguk safitri dalam minggu ini, rencana besok pagi mau jenguk, uda ada perkembangan untuk sembuh?". Ternyata kak lina sudah berencana besok pagi kerumah safitri.

" tidak usah masuk kak, diluar saja saya tidak lama, safitri masih belum ada perkembangan kak, justru nambah muncul yang aneh lagi dibadan safitri" ujar nafi.

"aneh bagaimana nafi?". Kak lina penasaran

"tangan safitri melengkung membentuk seperti kepala ular kobra yang ingin mematuk kak" ujar nafi sambil menarik nafas panjang.

"astaghfirullah". Kenapa bisa seperti itu ya, kak lina sangat terkejut mendengar perkataan nafi.

" kata tengku hasan, safitri kena sihir kak, makanya ini saya mau menanyakan kemana kita bisa membawanya kak? Mungkin kak lina tau ada tempat yang bisa mengeluarkan sihir". nafi berharap kak lina mengetahui tempatnya.

" ada, ada. ada sih yang saya dengar di desa Kubu Tengku, ada satu orang dukun, dia dipanggil yahman, tapi saya tidak tau yahman ini mampu atau tidak mengusir sihir dari tubuhnya safitri". nafi tidak salah orang bertanya, ternyata dia benar, kak lina tau tempat dimana ada dukun.

" saya akan coba dulu kak, nanti baru kita tau dia sanggup melepaskan sihir dibadan safitri atau tidak, besok pagi saya akan ke sana kak". Biarpun desa Kubu Tungku ini lumayan jauh, tapi lebih dekat dari tempat yang di bilang oleh tengku hasan.

"kamu tidak usah kesana, saya punya kontak teman yang satu desa dengan yahman tersebut, coba saya telepon teman saya dulu, minta tolong dia untuk tanyain apakah yahman itu mau datang kemari, kalau dia mau datang biar yahman itu saja yang kerumah kamu, biar safitri tidak sendirian. Tunggu sebentar ya". Kak lina masuk kedalam rumah mengambil ponsel untuk menelepon temannya yang dia bilang satu desa dengan yahman.

Setelah beberapa menit kemudian, kak lina keluar ke depan rumahnya lagi menemui nafi.

"nafi, kita tunggu sebentar ya, itu teman saya lagi menuju ke rumah yahman, memastikan dia bisa datang ke sini atau tidak". Sambil menunggu informasi dari teman kak lina, mereka duduk di teras kak lina mengobrol tentang keanehan sakitnya safitri.

Karena banyak yang bilang itu adalah bawaan hamil, tapi setelah melihat tingkahnya dalam tiga hari belakangan, ada sesuatu yang bersembunyi di tubuhnya safitri.

" kasian safitri ya, saya sangat prihatin, ujian buat kalian, yang banyak sabar ya nafi, insyallah safitri akan segera sembuh, kan setiap penyakit pasti ada obatnya termasuk sihir". Kak lina meminta nafi untuk berbesar hati dengan cobaan yang sedang dia hadapi.

Tiba-tiba ponsel kak lina berdering, " ya, bagaima? Bisa dia yang kemari?" dari pertanyaan kak lina di obrolan ponselnya, nafi sudah tau itu pasti dari temannya kak lina yang dibilang tadi.

"nafi, dia bisa datang kemari, tapi ongkos ojeknya kamu yang bayarin, bagaimana? Kak lina melihat ke arah nafi meminta jawaban.

" boleh kak suruh datang saja, saya yang tanggung ongkosnya". Nafi siap membayar ongkos ojeknya yahman.

Kak lina memberitahukan temannya memberitahu yahman untuk datang besok kerumahnya bang nafi, akhrinya nafi pamit balik kerumah nya, kak lina juga kembali masuk ke dalam rumahnya.

Malam ini nafi masih melewati malam yang tanpa ketenangan, dia belum menemukan jalan terang untuk istrinya kembali tersenyum. Saat dia mengecek ke kamar istrinya, mata safitri lagi memandang langit-langit rumah, disamping badannya seolah-olah dia lagi dijaga sama dua ekor ular, tangannya masih membentuk seperti ular. Kak umi sudah tertidur diatas tikar dekat kasurnya safitri, kak umi ikut lelah dengan cobaan rumah tangga nafi dan safitri. nafi tidak kembali ke kamarnya, dia duduk di ruangan depan kamar safitri menunggu cahaya ufuk timur menyapa.

Azan subuh berkumandang sayu, nafi beranjak ambil wudhu, dia hampir jatuh saat menuruni anak tangga yang terakhir, beban pikirannya sangat berat, ditambah mata yang belum bisa terpejam membuat langkahnya sempoyongan. Kapan cobaan ini akan berakhir?, nafi tidak bisa menjawabnya, saat ini dia selalu berharap waktu berjalan dengan cepat, baru subuh, dia sudah berharap ashar segera datang menghampiri. Yahman, dukun yang akan mengobati safitri, akan datang disore hari, nafi tidak mengerti kenapa pengobatan untuk mengusir jin atau sihir itu kebanyakan di lakukan disore hari atau malam hari.

" jadi berangkat pagi ini cari tempat obatin safitri?". kak umi belum tau kalau nafi sudah mendapatkan orang yang akn mengusir sihir dari badannya safiti.

"sudah ketemu orangnya kak, namanya yahman dari desa kubu tungku, nanti sore dia datang, sudah di telepon sama kak lina semalam, kak umi kalau mau pulang ke rumah untuk istirahat tidak apa-apa kak". Kak umi senang mendengar kabar kalau nafi sudah mendapatkan orang yang akan merajah safitri.

Seperti biasa sebelum pulang kerumahnya di pagi hari, kak umi terlebih dahulu menyiapkan sarapan untuk nafi dan safitri. Setelah itu, kak umi baru pulang kerumahnya untuk mempersiapkan sarapan untuk keluarganya.

Nafi hanya bisa menatap sendu ke arah safitri, sekarang safitri sudah benar-benar tidak sadarkan diri sepertinya, kedua tangannya yang membentuk seperti ular, sekarang bola matanya sering terbalik keatas, entah bagaimana caranya matanya yang hitam menghilang, kini matanya terlihat putih semua. Nafi sudah kehabisan air mata, matanya sudah tidak mengeluarkan air mata, mungkin kalau dia menjerit menangis lagi, hanya darah yang tersisa di matanya.