Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 25 - SUARA SAFITRI SEPERTI NENEK TUA

Chapter 25 - SUARA SAFITRI SEPERTI NENEK TUA

Dua puluh menit setelah magrib berlalu, pintu depan diketuk dengan ketukan membawa harapan. Yahman sudah tiba dengan asistannya sekaligus ojeknya. Saat pintu terbuka yahman memberikan salam dan langsung menuju kamar safitri, wajahnya begitu optimis bisa menyembuhkan safitri, dia membawa sesuatu dalam bungkusan plastik.

"ini penangkalnya sudah siap, tali ini diikat di pinggangnya, jangan pernah dilepas sebelum dia sembuh". yahman menyerahkan bungkusan plastik ketangan nafi, ternyata dalam bungkusan plastik itu berisikan tali yang berwarna hijau berukuran panjang seputar empat puluh centimeter yang ditengahnya ada gumplan tanah liat. Tanpa bertanya sepatah kata pun nafi menerima bungkusan plastik itu dengan raut wajah tidak senang, dia tidak senang dengan sesuatu yang berbau syirik, tapi saat ini dia tidak punya pilihan, hanya istighfar yang terus dia lafazkan dalam hatinya.

"siapkan kemenyan dan ayam hitam, kemenyan langsung dibakar dalam piring dan ayam hitam jangan dilepas ikatan kakinya" perintah yahman kepada nafi.

Bau kemenyan mulai menyengat dikamarnya safitri, ayam hitam diletakkan di dekat kasurnya safitri, mulut yahman mulai komat kamit membaca mantranya. Sepuluh menit setelah bacaan mantra berjalan, safitri menangis histeris seperti orang yang sangat kesakitan.

"siapa yang menyuruh kamu kemari? Darimana kamu datang?" yahman bertanya kepada jin yang ada di badannya safitri.

"ayah, ayah ku yang menyuruhku kemari, aku datang tidak jauh dari sini, rumahku dekat kuburan selang tiga kampung dari sini, aku datang tidak pakai sandal, aku jalan kaki kesini, kaki aku sakit menginjak bebatuan di jalan" safitri menjawab dengan suara seperti nenek.

Sontak nafi dan kak umi kaget mendengar suara safitri yang seperti nenek tua," apakah jin yang di dalam badan safitri sudah tua? ", Bisik nafi dalam hatinya.

"siapa nama ayah mu? Kenapa kamu disuruh datang kemari? Apa tujuan kamu kemari? Kenapa kamu ganggu perempuan yang lagi hamil?", yahman mulai keluar keringat di dahinya, dia tidak berhenti membaca mantranya sambil menyela dengan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dia tau.

Safitri tidak menjawabnya lagi, dia hanya menangis dengan suara gemetar seperti nenek tua. Dia berusaha mengangkat kepalanya melihat kearah nafi, safitri terus melihat wajah suaminya dengan wajah memelas dan menahan rasa sakit. Hati nafi hancur melihat istrinya yang begitu kesakitan, ingin rasanya dia mengelus kepala istrinya, tapi yahman sudah bilang sebelumnya, jangan menyentuh atau kasih minum safitri saat dia sedangn merajah.

"tolong jangan bunuh aku, aku harus tetap disini tidak boleh pulang". Safitri masih menjawab dengan suara nenek tua.

"kenapa kamu harus disini, disini bukan tempat mu". Yahman masih adu mulut dengan jin itu.

" kalau aku pulang, ayah ku akan menyiksaku. Aku akan dihukum, akan diikat dan tidak dikasih makan". Hiks hiks hiks jin dalam badan safitri menangis memelas kepada yahman.

"disini bukan tempat mu, kamu harus pulang, kalau kamu tidak mau pulang dengan baik-baik, aku akan memaksa dan akan membunuh mu kalau kamu tidak pulang" yahman mulai bernegosiasi dengan jin itu.

Hik hik hik jin itu menangis lagi dengan nada memelas, dia berada dikondisi serba salah, kalau dia pulang akan dihukum atau bahkan dibunuh oleh ayahnya, sedangkan kalau dia menetap di badannya safitri dia juga akan disiksa oleh yahman. Yahman tidak iba sama sekali, dia tidak bisa diperdaya sama jin yang sudah tua ini.

"kamu pulang sekarang atau aku akan memidahkan mu kedalam badan ayam jantan ini?". Yahman masih bernegosiasi dengan jin tua itu.

"aku tidak berani pulang, aku akan dihukum oleh ayah ku, biarkan aku disini saja". Ternyata jin itu tidak takut dengan ancaman dari yahman.

Yahman mendekatkan ayam jantan warna hitam itu ke dekat kepalanya safitri, ayam itu mengeluarkan suara seperti tercekek lehernya. Sementara safitri terus menangis memohon ampun pada yahman, sepertinya jin dalam badan safitri mulai kesakitan disiksa sama yahman. Perlahan-lahan safitri mulai menyerah, sepertinya mantra yahman sangat kuat untuk mengusir jin itu.

"ya, aku akan pulang, jangan siksa lagi aku, aku akan pulang ya.. aku akan pulang". Yahman masih memegang ayam jantan hitam dekat kepala safitri, sepertinya mantra yang dia baca adalah untuk mentransfer jin tua itu kedalam badan ayam jantan.

Ayam jantan itu seperti mau mati, dia tidak sanggup lagi mengangkat kepalanya, tapi yahman tidak berhenti membaca mantra. Dia sepertinya akan menjadikan ayam itu sebagai tempat kurungannya jin tua itu. Perlahan-lahan safitri diam, tidak lagi menangis tidak mengeluarkan suara nenek tua lagi.

"ambil ayam ini masukin balik ke sangkar, kalau besok dia sudah mati, tolong dikuburkan jangan dibuang ke hutan atau lembah, tapi kalau dia masih hidup lepasin saja dia jangan dipotong, tidak boleh dimakan". Yahman menyerah ayam itu ke nafi.

Nafi membawa ayam hitam yang sudah lunglai itu kembali ke sangkarnya. Yahman masih berlumuran keringat, dia sangat lelah merajah safitri malam ini, kalau dilihat dari lelahnya yahman, jin dalam badan safitri bukanlah jin yang biasa, jin itu bisa dibilang kuat atau sangat bandel.

"semoga tidak balik lagi jin nya, benang penangkal yang sudah saya kasih langsung ikat di pinggang istri kamu, oh iya, itu ada bunga dalam plastik, besok pagi mandikan dia dengan bunga-bunga itu ya". Setelah menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh nafi, yahman pun pamit pulang.