Malam ini juga nafi akan membawa safitri ke bungkah, dia ingin merasakan hangatnya matahari esok pagi. Saat dia ke belakang, di atas meja sudah ada kopi hangat dan nasi goreng, siapa lagi yang menyiapkannya selain kak umi, safitri masih tertidur dengan tangan yang seperti ular disamping badannya. "semoga nanti malam ada keajaiban tuhan sayang, semoga tuhan mengirim penawarnya melalui orang tersebut". Nafi berbisik dalam hati sambil memandang sendu wajah safitri.
" kak umi, nanti malam saya akan membawa safitri ke bungkah untuk berobat, kira-kira mobil siapa yang bisa kita sewa ya kak? Karena safitri tidak mungkin dibawa dengan becak". Nafi meminta saran pada kak umi.
"kamu bisa sewa mobil pak abdullah, beliau biasanya bahkan mengijinkan mobilnya dipakai secara gratis jika ada orang yang mengalami musibah sakit atau meninggal". Tidak salah nafi meminta saran kak umi, kak umi lebih tau banyak hal tentang kampung ini dibandingkan dia.
Sore nanti nafi akan meminta pinjam atau menyewa mobilnya pak abdullah untuk membawa safitri ke bungkah, kata menyerah tidak ada dalam kamus hidup nafi. Saat melakukan ijab kabul dengan kata "aku terima nikahnya", disitu juga segala keluh kesah, susah senang, derita bahagia, sehat sakit akan dilewati bersama. Pernah kawannya bercanda untuk menyuruh nafi menikah lagi karena safitri belum tentu akan kembali normal kalau dia sembuh nanti, nafi sangat marah mendengar candaan kawannya " pernikahan bukan Cuma tentang kebahagian saja yang kita terima". setelah mengeluarkan kalimat tersebut, nafi beranjak pergi meningalkan temannya itu.
"assalamualaikum pak abdullah, assalamualaikum pak abdullah", nafi berteriak di depan pintu pagar rumah pak abdullah. Sepertinya pak abdullah tidak ada di rumah, sudah beberapa kali nafi memberi salam tetapi tidak ada sahutan dari dalam rumah, apakah pak abdullah sedang shalat?, mobil ada di garasi, nafi menerka dalam hatinya.
Saat bang nafi berbalik arah mau pulang, pak abdullah muncul membuka pintu depan rumahnya, "walaikumsalam, maaf saya sedang shalat ashar barusan, ada keperluan apa nafi?, pak abdullah langsung menebak kalau nafi lagi ada keperluan.
"saya mau minta tolong pak abdullah, saya butuh pertolongan pak abdullah untuk menyewakan mobilnya kepada saya sebentar pak, saya mau membawa istri saya berobat nanti malam ke bungkah". nafi tidak terlalu kenal dengan pak abdullah ini, tetapi dia memberanikan diri demi kesembuhan istrinya.
"boleh, dengan senang hati. Apakah ada sopir yang akan menyetir? Kalau tidak ada biar saya antar sekalian". Ternyata pak adullah ini sangat baik orangnya, nafi tidak terfikir akan sopir sama sekali, dia tidak teringat sama sekali untuk mencari sopir dan tidak tau siapa yang akan diminta untuk menyetir. Akhirnya nafi mengiyakan atas bantuannya pak abdullah, jadi nanti malam pak abdullah yang akan mengantar safitri ke bungkah.