Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 23 - YAHMAN

Chapter 23 - YAHMAN

Nafi menghitung setiap detik waktu yang berjalan, dia berharap azan ashar segera berkumandang. Entah sampaikan kapan dia akan menanti sore seperti ini, berharap azan selalu berkumandang dengan cepat, ingin rasanya dia yang jadi muazzin setiap masuknya waktu ashar. Safitri masih dengan bola matanya yang bergeser ke kiri dan kekanan, dia mencari secercah cahaya yang bisa memantulkan matanya. Nafi tidak melepaskan belaiannya sedetik pun dia masih terus membelai rambunya safitri yang mulai kusut.

"Allah huakbar Allah Huakbar, Allah.. huakbar Allah... huakbar" muazzin melantunkan azannya dengan syahdu. Nafi berharap kak umi datang di sore ini, saat ini dia tidak bisa meninggal safitri sendirian untuk beranjak wudhu. Kak umi tau kalau sore ini yahman datang untuk merajah safitri, nafi sangat berharap kak umi akan datang. Ternyata firasatnya nafi benar, sepuluh menit setelah azan, kak umi datang dengan membawa sepiring pisang goreng.

"kamu belum shalat kan silahkan pergi shalat dulu, safitri biar saya yang jaga". nafi langsung beranjak ke kamar mandi untuk wudhu. Sekarang kak umi yang lanjutin untuk mengelus-elus kepala safitri, kak umi tidak tau kalua safitri tidak bisa melihat saat ini.

Baru rakaat kedua nafi mengerjakan shalatnya, terdengar suara sepeda motor yang berhenti di pekarangan rumahnya. Nafi mencoba untuk tetap kusyuk melakukan ibadahnya, pikirannya coba menerka-nerka siapa yang datang di depan, dia sangat berharap kalau yang datang itu adalah yahman. Saat bangun dirakaat yang ketiga, tamu yang di depan rumahnya sudah memberi salam, " assalamualaiku" asslamaulaikum". Nafi masih berusaha kusyuk dengan bacaan shalatnya.

"walaikumsalam" kak umi menjawab dari kamar safitri tanpa beranjak pergi keluar mengecek siapa yang datang, dia tidak mau meninggalkan safitri sendirian, sebelum shalat nafi sudah berpesan supaya safitri tidak ditinggal sendiri karena keadaan matanya yang tidak bisa melihat.

Selesai salam dalam shalatnya, nafi langsung menuju depan rumah, dia melihat ada dua orang laki-laki yang menggunakan sepeda motor supraX, salah satu diantara mereka masih sangat muda, bisa dilihat dari perawakannya, anak laki-laki ini menggunakan baju kaos warna hitam berlengan pendek dengan paduan celana jean kecoklatan, sandal gunung bermerek eiger membaluti kakinya, dari perawakannya sepertinya dia masih duduk dibangku SMA, dia terlihat sedikit berdebu dengan rambutnya yang ikal dan kulitnya yang hitam. Sedangkan laki-laki yang satunya lagi, nafi menebak umurnya tidak lebih dari empat puluh lima tahun, tubuhnya yang tinggi ceking memperlihatkan kurang waktu istirahat, rambutnya yang keriting dan kantung mata yang seperti panda seolah-olah menjelaskan kalau dia baru saja keluar dari hutan.

'yahman?" tanya nafi memastikan ke orang yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"iya, saya yahman. Tadi kak lina yang menuntut saya ke rumah ini, tapi dia buru-buru tidak bisa ikut sampai ke sini". Yahman seolah menjawab pertanyaan nafi yang belum ditanyakan, kenapa dia bisa langsung sampai ke depan rumah nafi.

'silahkan masuk, safitri ada di kamarnya, langsung saja kita ke kamarnya di belakang". nafi membawa yahman menuju kamar safitri.

Safitri mencoba mengangkat kepalanya sekuat tenaga saat mendengar Langkah kaki yahman masuk ke kamarnya, yahman menatap bisu ke arah safitri, dia melihat safitri dari kepala sampai ujung kaki. Saat matanya melihat kedua tangan safitri, yahman mengernyitkan dahinya yang membuat alisnya ikut berkerut.

"ada kemenyan? Saya harus bakar kemenyan". Yahman meminta kemenyan.

"tidak ada, kami tidak pernah punya kemenyan dirumah" nafi menyembunyikan rasa kagetnya saat yahman meminta kemenyan.

" kita bisa minta tolong bogek, kasihkan uang kepada bogek biar dia mencari keude yang menjual rempah-rempah". Bogek adalah anak laki-laki yang dibawa bersama yahman.

Nafi menuju kamarnya mengambil sejumlah uang untuk diberikan ke bogek membeli kemenyan. Setelah menerima uang dari nafi, bogek pun berjalan dengan cepat keluar rumah mengenderai sepeda motornya untuk mencari kemenyan.

"siapkan wadah yang tidak mudah terbakar, taruk sedikit bara api didalamnya". nafi pun mengikuti permintaan yahman.

Tidak lama kemudian, bogek pulang dengan membawa kemenyan ditangannya. Kemenyan itu diserahkan ke tangan ke yahman, yahman mengambil kemenyan dan menaruknya kedalam bara api yang sudah dipersiapkan oleh nafi. Setelah asap mengepul dari kemenyan yang dibakar, yahman meletakkan wadah yang berisi kemenyan tersebut di samping ujung kakinya safitri, mulut yahman komat kamit membaca mantra. Nafi menonton kerjaan yahman dengan wajahnya yang tegang, dia tidak ingin istrinya diobati dengan cara seperti ini, tapi selama ini semua cara sudah dilakukan belum ada hasil, terpaksa dia mengikuti pengobatan oleh dukun.

"istri kamu disantet oleh orang yang iri pada kalian, santetnya menggunakan ayam jantan berwarna hitam, ayam jantan itu diikat lehernya dengan benang tujuh warna, kemudian diisyaratkan menyantet istri kamu, makanya istri kamu tidak bisa makan dan minum. Selama ini apa yang dia makan dan minum keluar balik kan dari mulutnya? Tidak bisa masuk ke dalam perutnya? Itu karena leher istri kamu terasa seperti di ikat, seperti yang dialami oleh ayam jantan yang saya bilang tadi". Yahman menjelaskan hasil penerawangannya ke nafi.

Nafi sangat kaget mendengarnya, apakah betul yang dibilang sama yahman, tapi safitri selama ini memang tidak bisa makan atau minum, makanan yang dimakannya tidak pernah sampai ke perut, hanya sampai tenggerokan terus dimuntahkan kembali.

"dia bersekongkol dengan kakak dan adiknya, mereka tiga-tiga perempuan. Kakaknya sudah menjanda selama tujuh tahun, adiknya sering mondar-mandir di jalan depan rumah kalian, dia sering menggunakan selendang warna abu-abu di kepalanya. Nah yang mencari dukun adalah anak perempuan tengah, dia seorang guru, setiap pagi sekolah memakai baju dinas warna coklat dengan sepatu warna hitam, dia membawa anaknya sekalian diwaktu pagi, anaknya dimasukin ke sekolah yang dekat dengan sekolah tempat dia mengajar. Hari itu sebelum istri kamu sakit, dia ada kasih istri kamu semangkuk kuah ikan tumis, dia memasukan santetnya ke dalam kuah tersebut, dia juga ada melemparkan biji bunga matahari kedalam sumur kalian". nafi menghela nafas panjang setelah mendengar pernyataan yahman.

Dia mencoba untuk tidak percaya apa yang dikatakan oleh yahman, terlebih lagi sosok yang dibilang itu sangat menjurus ke kak lina. Tetangga yang sudah sangat baik kepada mereka selama ini, tidak mungkin kak lina tega menyantet safitri, untuk apa dia menyantet? Tidak mungkin. Tapi memang benar kak lina ada mengantarkan semangkuk ikan tumis sebelum safitri sakit. nafi tetap mencoba untuk tidak su'uzan sama kak lina ini salah satu alasan kenapa dia tidak suka sama dukun, nafi terus menepis dipikirannya apa yang dikatakan oleh yahman.

"yang penting safitri sembuh, tidak penting siapa yang telah menyantetnya, aku tetap harus baik sama kak lina, tidak boleh su'uzan sama tetangga sendiri". nafi tidak mau memikirkan siapa yang telah menyantet istrinya, dia Cuma mau fokus untuk kesembuhan safitri. Tapi, banyangan wajah kak lina juga merasuki pikirannya saat ini.

"jadi apa langkah selanjutnya, apa yang harus dilakukan untuk melepaskan santet dibadan istri saya?". Tanya nafi pada yahman.

"kamu harus mempersiapkan seekor ayam jantan berwarna hitam, ayamnya harus sudah besar biar ayamnya tidak mati saat jin dibadannya istri kamu, saya pindahkan ke badan ayam jantan tersebut. Kalau ayam sudah dapat nanti jangan kamu ikat di terik matahari, ikat dia dalam rumahmu, kamu bisa mengikatnnya di dapurmu mungkin. Terus saya minta uang satu setengah juta, uang ini untuk membuat jimat yang akan kita ikat di pinggang istrimu". Yahman dengan entengnya menyebut angka satu setengah juta.

nafi sangat kesal dalam hati saat mendengar kata jimat dari yahman, tapi saat ini dia tidak punya pilihan lain, pikirannya buntu.

"baiklah, saya akan cari ayamnya dan mempersiapkan uang yang yahman minta, kapan jin dalam tubuh istri saya di usir?". nafi ingin segera berakhir dari dunia perdukunan yang sangat dia benci.

"besok malam, besok setelah magrib jin nya akan saya pindahkan ke dalam badannya ayam jantan". Yahman meyakinkan nafi besok malam jin ditubuh safitri akan dia keluarkan. Setelah mengatakan apa yang terjadi dengan safitri dan bagaiaman cara menyembuhkannya, yahman dan bogek pun pamit pulang.