Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 11 - LAMARAN

Chapter 11 - LAMARAN

Sebenarnya ada satu orang yang tidak setuju dengan lamaran ini. Bibi, orang aceh menyebutnya dengan panggilan Makcek, adik perempuan bapaknya safitri, tantenya yang ini tidak setuju safitri menerima lamarannya nafi, menurut dia safitri bisa mendapatkan laki-laki yang lulusan sarjana juga, pendidikan yang setara dengan safitri. safitri juga bisa mendapatkan laki-laki yang lebih mapan dari nafi, seperti saiful dan kontraktor kaya yang pernah mendekatinya. Makceknya tidak habis pikir kenapa safitri memilih nafi untuk menjadi suaminya.

Bagi safitri restu mamaknya adalah yang paling utama, dia tidak akan melangkah tanpa restu dari ibunya. Jika ada keluarga besarnya baik dari pihak bapaknya atau mamaknya yang tidak setuju itu adalah hal yang wajar, karena tidak mungkin bisa menyatukan semua pikiran menjadi satu. Lagian makceknya tinggal di kampung yang berbeda, setelah pesta perkawinan nanti usai, dia tidak akan lagi mencampuri keputusan safitri.

Rombongan keluarga nafi datang dengan empat mobil, satu mobil kijang innova, dua mobil avanza dan satu mobil lagi pikap yang daihatsu yang terbuka belakang, mobil ini digunakan untuk membawa talam-talam kue khas aceh yang biasanya dibawa saat lamaran, seperti dodol, meusekat, bajek, haluwa,penajoh thoh, rasidah, kue boi, boh limeng sago dan ada beberapa macam lagi.

Sepertinya keluarga nafi sangat antusias dengan acara lamaran ini, terlihat dari jumlah mereka datang, biasanya untuk acara lamaran seperti ini, hanya perangkat desa saja yang datang menemani, pak kechik, pak lurah dan pak imam. tapi, ini jumlah mereka sampai 20 orang, ada yang membawa anak kecil juga. Nafi tidak ikut masuk ke dalam rumah, dia sudah bilang sama safitri akan mengantar rombongan lamaran sampai pintu pagar depan rumah saja, nafi dan beberapa temannya akan beristirahat dirumahnya kak umi. Sebi paling terkejut dengan acara lamarana ini, ternyata faisal memenuhi janjinya dengan nafi, tidak akan cerita ke yang lain sampai hari lamaran itu tiba. "ternyata si nafi penyelam yang paling handal, tau-tau dia muncul dengan mutiara digenggamannya" celoteh sebi, akhirnya kelompok mereka tidak ada lagi yang jomblo, semua telah menemukan tulang rusuk yang hilang.

Pihak keluarga dan tetangga safitri, telah menunggu rombongan lamaran dengan berbagai macam menu, ada bebek masak putih, ayam tangkap, ayam kampung masak kari, daging rendang, kuah pliek, udang masak tumis, ikan tuna masak asam keung, keumamah, telur bebek asin, telur ayam sambal lado, pergedel, sambal goreng hati. Ada juga beberapa jenis sayuran seperti urap, pecal, acar timur dan ada beberapa jenis makanan snack seperti serabi, puding, tape, timphan asoe kaya, bulukat kuah tuhe, dan untuk jenis minumannya ada air timun parut, pepaya cincau, rujak manis, sop buah, teh manis, kopi, dan air sirup. Semua masakan khas aceh tersaji lengkap di rumah safitri hari ini.

"nafi masak kita sembunyi kelaparan disini, yang lain makan enak tuh di rumahnya safitri, kenapa hidup tidak adil begini sih? Telepon safitri, suruh kak umi bawain makanan untuk kita di sini", celoteh sebi yang takut kelaparan. Nafi tersenyum mendengar celoteh temannya itu, nafi menekan ponselnya menelepon safitri menyuruh seperti yang diminta sebi. Safitri tertawa saat mendengar nafi menceritakan celotehan sebi. " iya, ini saya minta tolong kak umi antarin makanannya, dipastikan tidak ada yang kelaparan, sabar ya". Safitri menutup teleponnya memanggil kak umi yang sedang sibuk di dapur.

Setelah acara jamuan makan selesai, tibalah di puncak acara. Pak kechik mewakili keluarganya nafi menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang yaitu untuk ijin memetik sekuntum bunga yang sedang mekar, bunga itu berhasil memikat seekor kumbang dengan semerbak wanginya.

Pantun tentang cinta dan kalimah-kalimah cinta bersenandung di ruang tamunya rumah safitri hari ini, akhirnya lamaran diterima dengan mahar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, mahar safitri yaitu sebesar 11 mayam emas murni atau 33 gram emas murni. Mahar segini lumayan tinggi saat ini, tapi mengingat safitri lulusan sarjana, pihak keluarga nafi tidak keberatan dengan mahar yang disebutkan.

Safitri di minta keluar dari kamarnya untuk dipasangkan cincin tunangan, salaman dengan ibunya nafi dan keluarga besarnya nafi, safitri tersipu malu saat keluar dari kamar, wajahnya menunduk, tidak berani menatap tamu satu persatu. Para tamu tersenyum saat melihat safitri, safitri terlihat begitu cantik dan anggun, dia mengenakan gaun panjang berwarna maroon dan jelbab senada yang dihiasi oleh peyet seperti lingkaran mahkota di kepalanya, wajahnya dipoles dengan make up yang minimalis, dia pantas dijuluki bunga desa, aura kecantikannya memancarkan kelembutan. Dia membungkuk menyalami tamu satu persatu, terlihat jelas raut wajah bahagia di muka ibunya nafi.

Proses lamaran hari ini berjalan khidmat, tidak ada yang kurang satu pun, tidak ada keluarga yang malu karena lamaran ditolak atau makanan belum siap untuk disaji, semua berjalan seperti rencana. Hanya makcek safitri yang tidak ikut merasakan kebahagian hari ini, safitri yakin seiring berjalan waktu, dia akan menerima nafi sebagai mantu dari suami ponakannya. Kini, cincin tunangan dari nafi melingkar cantik di jari manisnya safitri. Pihak keluarga nafi meminta waktu tangguh enam bulan untuk mengadakan pesta pernikahan, ibunya safitri tidak keberatan dengan hal itu, karena adik safitri sebentar lagi sudah lulus SMA, jadi nanti dia tidak harus minta ijin pulang untuk menghadiri pesta perkawinan kakaknya.