Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 16 - TENGKU HASAN

Chapter 16 - TENGKU HASAN

"assalamualaikum'. nafi beranjak cepat dari sajadahnya saat mendengar ada yang memberikan salam didepan rumah.

"walaikumsalam" belum mengetahui siapa yang memberikan salam, tapi nafi langsung jawab salam dari dalam rumah.

Ternyata tengku hasan sudah tiba dirumah nafi, tengku hasan mengenakan baju koko lengan panjang berwarna putih, kain sarung kotak-kotak berwarna coklat dan pecinya berwarna hitam dengan motif bunga reubong kala khas aceh di pinggirnya. Terlihat jelas diraut wajah bang nafi kalau dia sangat senang dengan kedatangan tengku hasan, biarpun dia belum tahu apakah tengku hasan bisa menyembuhkan penyakit istrinya atau tidak, tapi saat ini dia penuh dengan harapan akan kesembuhan istrinya.

" bagaimana tengku tahu rumah saya? Apakah ada bertanya di jalan atau firasat tengku saja kalau ini benar rumah saya?". nafi penasaran tengku hasan langsung berada tepat di depan pintu rumahnya.

"Saya sempat bertanya dulu tadi sama anak-anak yang lagi bermain di jalan, dan dia mengarahkan rumah ini, ternyata tidak sulit mencari rumah kamu nafi". Tengku hasan menjelaskan kenapa dia tau rumahnya nafi.

Buru-buru nafi mempersilahkan tengku hasan masuk ke dalam rumahnya untuk melihat kondisi istrinya, istrinya yang dari tadi tidur, sekarang sudah membuka matanya dan menatap kearah langit-langit rumah.

Tengku hasan sedikit iba saat melihat ke arah safitri, dia iba melihat tatapan kosong dari seorang perempuan yang terbujur lemah dengan perutnya yang membuncit karena lagi mengandung. Mulut tengku hasan terus-terusan membaca surah an-nas sambil sesekali ngobrol menanyakan cerita ke nafi kenapa istrinya sampai bisa terbaring seperti ini.

Setelah nafi bercerita panjang lebar, tengku hasan bilang dia akan coba rajah, rajah itu pengobatan dengan bacaan ayat-ayat suci alquran. " saya akan coba rajah selama 3 malam kita lihat apakah ada perubahan nanti, kalau tidak ada perubahan juga, saya juga tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya". Ujar tengku hasan kepada nafi.

Hari ini adalah hari pertama tengku hasan melakukan rajah terhadap safitri, saat tengku hasan membaca surah al-kahfi, diikutin baca sama safitri, tapi ada ayat yang dibalik sama dia, dia bacanya sambil tertawa terkekeh. Tidak lama kemudian, safitri menyuruh tengku hasan untuk berhenti melafadhkan ayat suci alquran, tapi tengku hasan tidak menghiraukan permintaan safitri, tengku hasan tetap melanjutkan bacaannya dengan kusyuk. Tiba-tiba safitri mengerang seperti orang yang sesak nafas, perlahan-lahan air matanya jatuh. " sudah cukup tengku, jangan dibaca lagi, saya tidak sanggup mendengarnya lagi". safitri merengek dengan nada memelas agar tengku hasan berhenti membacanya.

Sementara nafi duduk di dekat kasur istrinya dengan wajah yang begitu pilu, raut wajahnya seakan berkata, andaikan penyakitnya bisa dipindahkan, pindahkan saja ke tubuhnya. Dia sudah tidak kuat menyaksikan istrinya kesakitan seperti itu. Raut wajah itu menunjukan betapa cinta dan sayangnya dia terhadap istrinya, cinta yang begitu besar, sehingga rasa ingin melindungi begitu besar juga.

"biar kamu cepat sembuh dan bisa keluar rumah lagi untuk melihat matahari". Ujar tengku hasan disela-sela dia merajah. Lebih kurang satu jam tengku hasan merajah safitri hari ini, baju tengku hasan basah dengan keringat. Setelah selesai merajah, tengku hasan disuguhkan teh manis dan biskuit sama nafi. Sambil menikmati biskuit, tengku hasan berkata kepada nafi bahwa istrinya diganggu sama makhluk halus.

"Mahklus halus? Maksudnya diguna-guna tengku?".nafi sangat terkejut dengan pernyataan tengku hasan.

"Digangguin sama makhluk halus itu tidak mesti diguna-guna, bisa jadi diikutin sama makhluk halus saat keluar di malam hari. Makanya perempuan lagi hamil itu pantangan keluar malam". Sepertinya tengku hasan masih percaya dengan mitos orang jaman dulu, atau memang itu fakta bukan mitos.

Setelah menikmati suguhan teh manis dan biskuit, tunggu hasan pamit untuk segera pulang.

" saya permisi langsung pulang, biar tidak magrib di jalan". Tengku hasan mengutarakan alasannya kenapa harus segera pulang.

"tidak shalat magrib di sini saja tengku?". nafi basa basi kepada tengku hasan.

"jangan, kasihan istri saya sendirian di rumah". Tengku hasan berkata sambil tersenyum kepada nafi.

Setelah shalat magrib, nafi membaca surah yasin disamping istrinya dengan kusyuk. safitri keliatan tidur begitu lelap, hembusan nafasnya terlihat begitu tenang. Rambutnya yang lurus terurai diatas bantal dikepalanya. Sambil membaca alquran, sesekali nafi melirik ke arah istrinya.

" wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-kholq, a fa laa ya'qiluun" yang artinya, " dan barang siapa kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada awal kejadian (nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?". Ayat ini membuat air mata nafi jatuh bercucuran, dia tidak kuasa membendung lagi air matanya, dia menahan tangisannya begitu kuat agar tidak bersuara, dia khawatir istrinya terbangun karena tangisannya.

"tuhan.. jika hanya satu doa yang bisa engkau kabulkan dariku, aku mohon jangan ambil dia dari hidupku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya dia berpisah dariku, aku tidak tahu apakah aku masih bisa mengucapkan kata syukur kepadaMu kalau malaikatmu datang menjemputnya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan hidupku, mungkin aku akan menjadi manusia yang bernyawa tanpa jiwa. Aku sangat mencintainya tuhan.. aku sangat mencintainya, dia separuh hidupku, dia adalah jiwaku". nafi bermunajat dengan derai air mata kepada rabnya, dadanya begitu sesak saat terlintas di benaknya jikalau istri tidak bisa sembuh.