Chereads / DISANTET MANTAN / Chapter 5 - DIA BUKAN BUNGA TAIK AYAM

Chapter 5 - DIA BUKAN BUNGA TAIK AYAM

"Rak sepatu di rumah ini, isinya sepatu cewek semua, sepertinya ada bunga yang sedang mekar di rumah ini", celoteh salah seorang daripada enam pemuda yang menumpang nginap di rumah safitri.

Hari ini adalah hari pesta perkawinan salah satu anak tetangga di belakang rumah safitri. Anak kak umi yang pertama perempuan, dia baru saja menyelsaiakan sekolah SMA nya, terus ada yang lamar langsung diterima sama keluarganya, keluarga besar kak umi berada di Aceh Timur karena dia dan suaminya berasal dari sana, ke kampung ini mereka merantau mengadu nasib. Keluarga besar dan orang kampungnya yang dia undang, sebagian besar ikut menghadiri acara pesta perkawinan anaknya, dengan prinsip menjaga tali silaturrahmi dan melihat perkembangan kampung lain.

Karena ada yang datang ada sekitar lima puluh orang, mereka berpencar-pencar mencari rumah tetangga yang bisa numpang untuk berteduh dan sekalian untuk shalat zuhur, seperti para pemuda yang menumpang di rumah safitri, orang tua safitri menyuruh mereka masuk untuk bersantai di ruang tamu dan bisa rebahan di tikar yang telah digelar, butuh waktu empat jam dari aceh timur untuk tiba di kampung nya safitri.

Safitri tidak ada di rumah, hari ini sabtu, dia lagi di sekolah madrasah aliyah mengajar ilmu geografi. Sudah setahun belakangan dia menjalani profesi sebagai guru honor dan staf honorer di kantor camat kecamatan, kamis dan sabtu dia mengajar di sekolah, selebihnya di kantor camat. Sebentar lagi pulang dari sekolah, dia juga akan menghadiri pesta perkawinan tetangganya itu.

"sepertinya kita betah lama-lama di rumah ini ya, adakah yang mau menetap di sini? Siapa yang mau menetap di sini? Saya yakin bunga yang lagi mekar di rumah ini bukan sembarangan bunga, bukan bunga taik ayam", celotehan sebi membuat semua temannya tertawa terbahak-bahak, mereka lupa kalau lagi menumpang di rumah orang lain, bukan lagi di warung kopi.

"nafi, kamu kan masih jomblo, tinggal kamu di sini yang belum punya pasangan, ya sudah kamu saja yang menetap di sini ya, nanti kami akan sering-sering bertamu di sini kalau kamu sah di nobatkan sebagai pangeran di kerajaan ini". Sebi tidak berhenti ngoceh membuat perut temannya sakit karena tertawa terpingkal-pingkal.

Mereka lagi asik ketawa, safitri masuk ke pekarangan rumahnya dengan mengendari sepeda motor kesayangan revo, seketika mereka diam melihat cewek cantik menuju ke rumah ini, safitri tidak bisa melihat mereka sama sekali, karena kaca jendela depan rumahnya berwarna hitam, orang dari luar tidak kelihatan melihat ke dalam rumah, tapi orang yang di dalam rumah dapat melihat jelas ke luar rumah.

"ituh kan, apa saya bilang, bukan bunga taik ayam apalagi bunga bangkai, ini bunga mawar yang berwarna keemasan" celutuk sebi lagi, " memang ada ya bunga mawar berwarna keemasan?" sebi bingung dengan warna bunga mawar yang dia sebutkan sendiri.

"assalamualaikum", ternyata safitri masuk melalui pintu samping terus langsung ke kamarnya untuk ganti baju ke pesta.

"walaikumsalaamm" para pemuda itu menjawab salamnya bersamaan.

Safitri hanya melihat sekilas ke arah ruang tamunya terus keluar menuju ke tempat pesta tetangganya itu.

"sombong sekali dia, masak satu kelompok pemuda ganteng di sini tidak ada yang menarik perhatiannya satu pun? Kayaknya bunga keladi ini, tidak tertarik sama lawan jenis dia" akhirnya faisal ikut celoteh melihat sikap safitri yang begitu cuek.

"mungkin dia sudah punya calon kali, atau mungkin sudah menikah", setelah lama membisu akhirnya nafi ikut komentar. "fi coba langsung pastiin ke yang bersangkutan, masih single atau sudah double", nafi terus-terusan diusilin karena dia di kelompok ini yang masih single.

"tenang saja, sebentar lagi kita cegat orangnya di pintu masuk untuk diintrogasi, kita akan pastikan dia bunga teratai di tengah sawah atau bunga bunga di tepi jalan dekat limbah" ternyata nafi mempunyai selera humor juga.

"aku haus, mau balik ke rumah pesta mau ambil minuman segar, air timun pake es kayaknya enak, ada yang mau ikut?" nafi sepertinya punya maksud yang lain.

"ehem.. ehem.. mau cari minuman segar atau mau cari bunga ilalang?" celutuk faisal. "ah terserah kalian, mau ikut tidak? Jangan ada yang suruh ambil lebih ya, malu sampai ke ubun-ubun" nafi langsung beranjak pergi menuju rumah pesta lagi.