Chereads / Monolog Seorang Psikopat / Chapter 19 - 33-21 hari sebelum HUT sekolah. ~~~Silvia Anggraini.

Chapter 19 - 33-21 hari sebelum HUT sekolah. ~~~Silvia Anggraini.

Semakin lama aku tinggal bersamanya- semakin lama aku berada di dekatnya, semakin aku menyadari betapa menakjubkannya dia... dan betapa tidak bergunanya aku.

Dia tetap mengerjakan tugasnya tanpa keluh kesah. Dia tetap menjaga hubungan pertemanannya meskipun sibuk. Aku bersyukur dia masih di sini dan bahkan rela mengerjakan tugas anggota lain yang sudah tidak datang lagi. Dia menggunakan hubungannya dengan orang lain untuk meminta data-data yang belum mereka kirimkan dan dari itu, dia menyelesaikan yang belum selesai. Dia bisa saja berjalan pergi seperti anggota-anggota lainnya...

Apa itu normal? Jujur saja, aku tidak tahu dan tidak peduli apa standar normal. Bagiku, siapa pun yang bisa melakukan itu, adalah orang yang luar biasa.

Atau karena aku adalah ketua maka dari itu aku lebih sibuk...? Tidak. Dia sibuk dan aku juga sibuk. Tidak ada yang beda. Yang berbeda hanyalah keinginan untuk berteman dengan orang lain.

Aku lihat di ruangan multimedia, dia selalu bercakap-cakap dengan orang lain yang belum pernah aku lihat. Aku tidak tahu apa dia sudah mengenal orang-orang itu sebelum Majelis dibentuk, tapi setiap kali aku menengok ke arahnya, selalu orang yang berbeda yang berbicara dengannya. Jadi, dia tidak hanya memiliki sebuah kelompok atau lingkaran pertemanan, dia berteman dengan siapa pun. Apa itu disebabkan sifatnya sehingga dia didekati oleh banyak orang? Atau karena dia yang mendekati orang lain?

...Tidak! Aku tidak boleh menyalahkan ini kepada sifatku saja. Jika dia diam dan duduk di tempat saja, apa dia bisa mengenal banyak orang? Tentunya tidak! Dia berusaha keras untuk sampai di titik tersebut.

Jika aku memiliki keinginan, seharusnya aku juga bisa. Itulah permasalahannya. Pandanganku sempit. Aku memandang rendah orang lain, sedangkan dia? Jika pandangannya juga sempit, tidak mungkin dia bisa menerima dan bercakap-cakap dengan berbagai macam orang yang memiliki berbagai macam sifat dan pandangan hidup. Jika itu aku, aku akan langsung menolak siapa pun yang memiliki prinsip hidup yang bertentangan denganku. Aku ini sangat bodoh.

Semuanya menjadi kacau karena aku.

Jika dia yang jadi ketua... apa dia bisa mencegah, bahkan mengatasi ini?

Apa lebih baik aku meminta tolong kepadanya...?

Tidak... ini tanggung jawabku. Ini permasalahanku. Akulah yang menyebabkannya, jadi aku juga yang harus menyelesaikannya. Aku tidak boleh lari dari semuanya ini. Hanya karena satu hal tidak sesuai apa yang kuinginkan, bukan berarti aku boleh melarikan diri. Ketika aku menerima jabatan ketua ini, aku tahu apa yang akan kuhadapi.

Aku selalu sibuk dengan HUT, jadi aku sangat jarang sekali bertemu dan menjaga Dea... Tidak! Salah lagi! Aku hanya beralasan sibuk! Jika memang aku ini adalah temannya, seharusnya aku bisa meluangkan waktu untuk berada bersama dengannya. Tapi masalahnya sekarang, aku memang betul-betul sibuk; banyak anggota yang tidak ikut rapat bahkan berhenti mengerjakan lagi. Banyak orang di grup chat menjadi tidak aktif juga...

Ahhhh! Gobloknya aku! Kenapa ketika dulu waktu belum sesibuk ini, aku tidak berusaha bersama dengan Dea?!

...Jika dia ada di posisiku, apa dia bisa menyelesaikan pembulian Dea? Apa dia masih tetap bisa meluangkan waktu dengan Dea? Dia pasti bisa, 'kan?!

Aku harus apa?

Bagaimana dengan HUT? Bagaimana dengan Dea?

"Erghh..." Rasanya dadaku sesak.