Hari itu hari Sabtu; artinya sekolah libur.
Dia hampir tidak pernah ada di rumah. Dia selalu punya alasan untuk ada di luar rumah.
Misalnya dia harus kerja kelompok, main bersama teman, olahraga lari waktu subuh, dan seterusnya. Dan anehnya, ayahnya selalu melepaskannya tanpa menanyakan alasan.
Aku heran akan hal itu, jadi aku menanyai ayahnya. Kata ayahnya, dia percaya. Jawabannya membuatku semakin heran.
Meskipun begitu, dia selalu kembali sebelum malam dan selalu makan malam di rumah. Terkadang, kita keluar makan atau menonton film bersama-sama seperti keluarga biasa. Jadi memang dia tidak sepenuhnya mengabaikan kepentingan keluarga... Mungkin karena itu ayahnya memercayainya?
Aku sedikit terkagum dia bisa mengatur itu semua.
Aku melirik ke arahnya yang sedang bermain bersama Luki dan Luka.
Aku sedang mengerjakan tugas sekolah dan pekerjaan HUT menggunakan laptop di ruang tamu.
Aku sedikit iri dia bisa main bersama adik-adikku. Padahal dia tidak pernah punya adik sebelumnya, jadi bagaimana caranya dia bisa menarik hati adik-adikku?! Apa dia secara rahasia main sama anak kecil di luar rumah? Apa mungkin itu? Aku dengar sendiri dari ayahnya bahwa dia tidak pernah punya adik atau saudara dekat, jadi gimana? Apa karena talenta? Karisma...?
Belakangan ini juga, Luki dan Luka sudah menyerah membuatku main bersama mereka. Mereka memutuskan untuk mengajak kakak mereka satunya yang selalu memberi jawaban oke...
Memang aku tidak pernah melihatnya mengerjakan tugas sekolah atau pekerjaan HUT sama sekali, tapi aku tahu dia punya laptop di kamarnya. Aku juga pernah melihat-lihat pekerjaan HUT-nya, dan aku tidak bisa menemukan kekurangan kuota pekerjaannya.
Entah bagaimana caranya, dia bisa menemukan waktu untuk teman, keluarga, dan sekolah.
Mungkin karena aku adalah ketua HUT aku lebih sibuk? ...Nggak. Mungkin bukan karena itu.
Mungkin aku sudah menyerah menyisakan waktuku untuk hal-hal di luar pekerjaan. Apa namanya itu? Workaholic? Gila kerja?
Jika dia bisa menemukan keseimbangan dan melakukan itu semua, kenapa aku juga tidak bisa?
Aku memperbarui resolusiku dengan menggelengkan kepalaku. Aku menyingkirkan pikiran-pikiran yang tidak berguna dan segera menyelesaikan tugas di depanku.