Sore ini adalah hari kerja biasa bagi anggota Majelis Perwakilan Siswa.
Aku semakin sering melihat Silvia Anggraini berbicara dengan para kakak kelas. Namun, bukan dalam arti yang baik.
Silvia Anggraini dipandang rendah oleh para kakak kelas. Satu atau dua kakak kelas setiap harinya terus datang ke Silvia Anggraini. Entah apa isi percakapan mereka, aku bisa melihat Silvia Anggraini mulai menjadi panas.
Akan enak bagi dunia jika aku membantu menyelesaikan konflik ini, tapi ini adalah masalahnya Silvia Anggraini dan pihak kakak kelas. Jika aku melakukan kesalahan dalam meleraikan kedua pihak, aku bisa dibenci oleh Silvia Anggraini atau kakak kelas. Dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak memusuhi Silvia Anggraini...
Manusia itu sangat rentan cemburu. Aku bisa terlihat memihak salah satu sisi dan memicu api kecemburuan yang tidak aku inginkan.
Lagi pula, ini bukan masalah besar. Kita hanya harus sampai ke HUT dan Majelis Perwakilan Siswa bisa dibubarkan.
Majelis Perwakilan Siswa baru saja dibentuk. Suatu saat nanti, mereka akan menjadi terbiasa satu sama lain.
Aku menyisakan fokusku pada suara-suara menarik di sekitarku.
"Eh! Ngapain ini?! Ayo kerja!" Tiba-tiba seseorang di ruangan multimedia berteriak marah.
Telingaku menangkap salah satu murid perempuan di ruangan sedang memarahi murid laki-laki yang sedang main di handphonenya.
Teriakkannya tidak sekeras yang kubuat-buat. Suaranya tenggelam di tengah kumpulan suara gerak-gerik dan perbincangan kecil di sana sini. Bahkan, orang-orang di sekitarku hanya memasukkan suara teriak itu sebagai "keramaian di ruangan".
Aku berpura-pura tidak mendengarnya dengan tidak menengokkan kepalaku dan tetap memandang layar laptopku.
Aku mulai memfokuskan pendengaranku ke arah tersebut.
"Kan bagianku sudah..."
"Ya, nggak usah main game dong! Cari kerjaan atau bantu yang lainnya!"
Aku mengambil kesimpulan bahwa percakapan mereka tidak berguna.
Aku kembali mengalihkan pendengaranku ke sekitar sambil masih mengerjakan tugasku di laptopku.
Permasalahan kapitalisme, adalah kesenjangan kekayaan yang besar antara kaum buruh dengan modalwan.
Dari keburukan kapitalisme, tercipta sosialisme. "Jika kapitalisme dibuat untuk semua orang, maka persamaan akan tercapai dan semua orang akan hidup sebagai manusia yang tidak terikat oleh uang." Itu adalah ideologi di belakang sosialisme.
Misalnya, jika Alex Mahes dan Calista Anita tinggal di dasar gunung tanpa apa pun selain rumput. Sekarang mereka harus mengolah lahan, tapi karena menanam satu atau dua tanaman tidak akan membuat mereka hidup panjang, mereka harus membajak lebih banyak lahan dan menanam lebih banyak tanaman.
Tapi itu tidak mungkin hanya dengan dua orang saja. Jadi, mereka memerlukan banyak bantuan. Dan ketika semakin banyak orang bergabung, pada akhirnya kelompok itu menjadi desa.
Semua penduduk desa akan bekerja sama untuk membajak lahan, dan mereka semua tidak boleh mengusir satu orang pun ketika panen buruk tiba. Maka, mereka semua harus membagi makanan yang sangat sedikit tersebut. Seperti itulah semua orang hidup di masa lalu.
Karl Marx mendasarkan ideologinya pada "masyarakat pertanian" ini. Mungkin Karl Marx ingin semua orang hidup seperti penduduk desa tersebut.
Tapi bagiku- sebagai seorang realis yang telah beradaptasi, sosialisme itu salah.
Di tahun 1922, negara sosialis pertama yaitu Uni Soviet, punah.
Sosialisme di Uni Soviet tidak dapat berjalan lancar. Padahal yang disarankan Karl Marx itu secara etis; adalah benar.
Sosialisme adalah ideologi etis yang dimaksudkan untuk mengutamakan kebahagiaan semua orang. Tapi pada akhirnya, manusia berhenti "mencoba" di mana dunia semua orang sederajat.
Tidak ada lagi alasan untuk membuat sesuatu yang lebih bagus daripada yang lain. Hasilnya, perekonomian Uni Soviet tidak berjalan lancar dan mencapai jalan buntu, menuju ke kehancurannya sendiri.
Di abad ke-19, Robert Owen mencoba hal yang sama dan gagal.
Ketika makanan di komunitas sangat sedikit, pembagian makanan yang sama rata menjadi berhenti. Robert Owen gagal ketika orang-orang mulai bertengkar demi makanan.
Hanya ada empat negara sosialis yang masih ada sampai hari ini. Tapi, tidak ada dari keempat negara tersebut yang mengadopsi bentuk awal sosialisme.
Namun, bukan berarti kapitalisme itu benar. Sosialisme maupun kapitalisme, sama-sama memiliki kelemahan.
Yang menakutkan dari sebuah kelompok yang sangat terikat, adalah jika ada satu orang yang mengganggu persatuan, mereka akan disingkirkan tanpa ampun. Semakin besar cintanya kepada kelompoknya, semakin hebat penyingkiran yang akan terjadi.
Jika semua orang bekerja keras untuk membajak lahan, tapi ada seseorang yang malas, dia akan dikucilkan supaya kelompok bisa menjadi damai kembali.
Ketika sebuah kelompok terbentuk, identitas sebagai individu menghilang. Dan jika ada seseorang yang menyingkir dari jalan sedikit saja, kelompok tersebut akan berubah menjadi seekor monster bernama "massa".
Hal-hal yang terlalu takut untuk dilakukan ketika sendirian, menjadi sangat mungkin di sebuah kelompok.
Dan pada dasarnya, kelas di sekolah adalah salah satu bentuk sosialisme.
...Aku mendapat satu ide lagi.