Faishal membuka matanya dan melihat sekeliling, lalu dia menyadari bahwa tempat dimana dia berada sekarang adalah tempat yang asing dengan seluruhnya berwarna putih cahaya.
"Huh dimana ini?"
"Hallo, apakah ada orang disini?"
Saat Faishal ingin berjalan dia baru menyadari bahwa dirinya sedang melayang, melihat ke bawah yang Faishal lihat adalah sebuah tempat yang tidak berujung baik kanan, kiri ataupun atas.
"Hah, apakah aku sedang di bulan atau semacamnya?, tidak, kemungkinan aku sudah mati sangat tinggi, Aku ingin tau apakah aku berhasil membunuh Kuhard atau tidak ya?, lalu bagaimana dengan bawahan ku yang lain, berapa banyak dari mereka yang berhasil selamat?"
Faishal teringat akan perjuangannya melawan Kuhard bersama bawahannya yang lain, lalu rasa sedih muncul mengingat bahwa banyak dari bawahannya yang gugur dalam tugas.
"Apakah aku bisa bertemu mereka disini?"
"Hahh Sudahlah, jika aku ingin mencari mereka sebaiknya aku harus mulai bergerak, tapi bagaimana cara bergerak sekarang, jika kaki ku bahkan tidak bisa berjalan?"
Lalu Faishal mencoba mengingat-ngingat video yang pernah dia tonton sebelumnya tentang luar angkasa, dan akhirnya mencoba bergerak dengan cara seperti berenang.
"Wow ini bekerja, itu keren, jadi seperti ini rasanya di luar angkasa."
"Mmm, lalu jalan mana yang harus aku tempuh sekarang?"
"Baiklah, ayo kita gunakan cara tradisional"
Faishal berkata sambil menunjuk jarinya kearah atas, bawah, kanan, dan kiri.
"Cap cip cup kembang kuncup, pilih mana yang mau dicup, oke kita ke kanan."
Faishal menelusuri jalan nan panjang tanpa ujung itu sendirian, dia bergerak seolah-olah itu adalah hal wajar bahwa dia berada disini dan menulusuri tempat ini.
"Hallo, Apakah ada yang bisa mendengarku, Chirss, James, Jonas…"
Faishal menyebutkan bawahannya yang gugur satu per satu.
"Sialan, kemana perginya mereka, apakah mereka sudah duluan pergi menuju alam selanjutnya, dasar bawahan tidak sopan, tidak seharusnya mereka pergi terlebih dahulu sebelum pimpinannya."
Ketika Faishal berbicara seperti itu, Air mata mengalir melalu mata sebelah kiri.
"Hah, kenapa aku menangis, seharusnya aku bangga pada mereka karena mereka mati terhomat dalam menjalankan tugas, ya aku seharusnya bangga pada mereka."
Faishal mencoba mengulang-ngulang perkataan tersebut untuk menanamkan sugesti pada dirinya sendiri, tetapi semakin dia ngulang kalimat tersebut semakin sakit dan sedih yang dirasakan olehnya sekarang, dan semakin banyak pula air mata yang berlinang.
Sampai akhirnya Faishal menyerah dan berkata…
"Maafkan aku, seharusnya aku memaksa kalian untuk pergi, seharusnya aku saja yang mati, seharusnya kita menunggu sampai bala bantuan tiba, seharusnya aku tidak perlu ragu dalam mengambil keputusan, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf...….."
Faishal mengulangi kata-kata tersebut terus menerus entah sudah berapa lama dia mengatakan hal tersebut, karena disini tidak ada jam atau konsep waktu.
Cahaya kecil berbentuk seperti bola muncul ketika Faishal sedang bersedih.
Faishal yang menyadari bahwa ada sesuatu yang mendekat membuka matanya dan melihat ke arah cahaya itu.
Seketika cahaya itu berubah wujud menjadi seorang kakek tua dengan rambut lebat berwarna putih, jenggot lurus rapih dan panjang hingga dada.
Kakek tua itu melihat ke arah Faishal dan berkata.
"Selamat datang, di dunia tanpa akhir, ataukah harus ku sebut dengan tempat tanpa akhir, Lorong tanpa akhir, yaa apapun itu sama saja, intinya selamat datang."
'Huh, apakah dia seseorang dari murim atau semacamnya, penampilannya seperti kakek bijak yang sudah melewati banyak pertempuran.'
Melihat bahwa ada seseorang selain dirinya di tempat ini, Faishal merasa sedikit terhibur, dan berusaha untuk menghilangkan kesedihannya.
"Salam hormat kakek, perkenalkan saya adalah Faishal Dharma Maja."
"Ya, aku sudah tau nama mu."
"Ehh, apakah kita sudah bertemu sebelumnya kakek ?"
"Bisa jadi iya, bisa juga tidak."
'Hah, ada apa dengan kakek aneh ini?'
"Umu-Umu, begitu-begitu ternyata perkenalan dengan cara seperti ini dianggap aneh ya?" Ucap sang kakek sambil menganggukan kepalanya dan mengelus jenggotnya.
"heh?"
Faishal terkejut dengan jawaban dari si kakek tua itu, karena dia memberikan jawaban atas apa yang Faishal pikirkan.
"Anoo, Apakah kakek dapat membaca pikiran seseorang?"
"Ohhh, Kamu memang cepat tanggap, di tempat ini tidak ada yang tidak bisa aku lakukan."
"Apakah kakek pemilik tempat ini?"
"Benar, lebih tepatnya akulah yang menciptakan tempat ini."
"Heh?!, Apakah itu bearti anda adalah dewa, jika anda dewa tolong kirimkan aku ketempat dimana bawahan ku berada, aku ingin bertemu mereka."
Faishal terkejut dengan jawaban dari sang kakek, lalu tanpa sadar mengubah bahasanya dengan sopan, sambil membungkuk untuk memberikan hormat.
"Hahahaha, aku memang bisa membawa mu ketempat bawahan mu berada sekarang, tapi sayangnya itu tidak bisa dilakukan."
"Kenapa tidak bisa dilakukan, ermm dewa?"
"Tidak perlu kaku, panggil saja aku sesuka mu."
"Yaahh, untuk jawaban kenapa tidak bisa, karena kamu belum mati."
"Hah, kalau aku tidak mati kenapa aku bisa berada disini, apakah aku koma atau semacamnya?" Ucap Faishal dengan nada mengejek.
"Kuhahahahaha, kamu memang anak yang menarik, ya kamu tidak sadarkan diri, itu karena aku memanggilmu kesini."
Faishal kebingungan dengan ucapan sang kakek pun mengerutkan alisnya.
"Sabarlah wahai anak muda."
'Mmm sudah lama aku tidak dipanggil anak muda, yaa mungkin wajar saja jika melihat rentang umur antara dia dan aku.' Ucap Faishal dalam pikirannya.
"Kakek, sebelum anda melanjutkan upacan anda boleh kah aku bertanya sesuatu?"
"Silahkan"
Faishal mengatur napasnya dan berkata.
"Kenapa, Kenapa aku tidak mati."
"Hohhh, disaat semua makhluk hidup menginginkan kehidupan panjang dan sejahtera, kau memilih mati?"
"Kakek, aku memang menginginkan hidup sejahtera, dan tentu saja ketika mendapatkan hidup sejahtera aku ingin panjang umur, tetapi aku tidak memiliki kesejahteraan dalam hidup, aku adalah manusia gagal sebagai pemimpin, banyak bawahan ku berguguran sementara aku hidup, hidup ku tidak lebih sebagai lelucon, kenapa, kenapa hanya aku yang selamat?"
"Takdir yang memberikan mu keselamatan, dan keberuntungan yang menyelatmakan mu dari kematian, dan juga masih ada beberapa bawahan mu yang selamat."
"Selain itu, Takdir mu bukan hanya untuk menyelamatkan diri mu seorang, tetapi seluruh bumi atau mungkin lebih dari itu."
"Waktu ku tidak banyak, jadi aku hanya akan memberi mu petunjuk sekaligus hadiah."
Lalu kakek itu pun duduk bersila dan mengulurkan jari telunjuk seperti sedang mengajar.
"Pertama bumi akan mengalami perubahan dan cara menghentikan perubahannya berada di DownFall. Kedua kamu adalah manusia tetapi disaat bersamaan juga bukan, karena Path of Conqueror mengalir dalam jiwa mu. Keempat pergilah ke Heaven Realm karena di sanalah semua pertanyaan mu akan terjawab."
"Dan sebagai hadiah, aku akan memberikan mu tempat ini. Tempat ini aku beri nama sebagai Asal Mula, tempat ini akan membantu mu dalam banyak hal di masa depan."
"Waktu ku sudah habis, jika kau ingin semua pertanyaan mu terjawab datanglah ke heaven realm."
Perlahan tapi pasti bentuk kakek itu berubah menjadi seperti debu yang terbang terbawa angin diiringi dengan sinar cahaya yang menerangi seluruh tempat itu.
"Tunggu kakek, dimana itu DownFall, Apakah Path of Conqueror yang anda maksud adalah sebuah game, dan dimana itu heaven realm, lalu bagaimana cara menggunakan hadiah ini."
"Oyyy kek, kakek, Kakeeeeeee….."
*****
"KAKEEEK"
Faishal membuka matanya dan langsung bangun dari tempat tidurnya seperti seseorang yang baru bangun dari mimpi buruk.
'Hah, hah, hah, apakah tadi itu mimpi, tetapi tadi itu sangat nyata, siapa kakek itu sebenarnya, dan apa yang dia maksud dengan Path of Conqueror apakah itu adalah game yang biasa aku mainkan?'
Faishal yang masih syok mencoba mengatur napasnya dan menenangkan pikirannya, lalu dia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa dua bawahannya dari tim nightowl sedang melihatnya dengan mata terkejut.
'Hahhh, jadi begitu aku berada di rumah sakit.'
"Laporkan segala hal yang terjadi setelah hari itu."
"Komandan, saya pikir anda masih harus beristirahat terlebih dahulu, kami senang melihat anda sudah siuman, oleh karena itu kami akan pergi dan akan melaporkan hal yang anda perintahkan 2-3 hari lagi Komandan."
Setelah itu mereka pun beranjak pergi.
Faishal kembali melihar sekeliling dan hanya dia satu-satu yang berada di ruangan itu.
'Sepertinya mereka memasukan ku ke ruangan VIP'
Setelah itu Faishal tiba-tiba teringat tentang sebuah notifikasi yang muncul pada saat melawan Kuhard.
'Mmm bagaimana cara memunculkan layar transparan itu?, jika menggunakan pengalaman sebagai seorang pembaca novel fantasi, seharusnya….'
Sebagai pencinta novel dan komik genre fantasi Faishal menggunakan pengetahuannya sebagai refresensi. Lalu berkata.
"Status open…"
'Aree, kok ga muncul apa-apa, Hmm, mari kita coba yang lain.'
"Properties Open….."
'Hah, kenapa masih ga ada yang muncul, coba yang lain.'
'Status bar open…'
'Window open…'
'Setting open…'
….
….
….
~30 menit kemudian
"hah, hah, hah, sial, kenapa tidak ada yang berhasil, baiklah ini percobaan terakhir."
'Tenang, tenanglah diriku, Tarik napas, buang, Tarik napas, buang, jangan emosi, mohon bersabarlah diriku mungkin ini ujian.'
Akhirnya Faishal kembali tenang, lalu memfokuskan dirinya dan berkata.
"System Open"
[DING! Selamat datang kembali host]
[DING! Selamat host adalah kebangkitan pertama]
[DING! Menghitung poin experience yang didapatkan]
[DING! Menganalisa hadiah yang didapatkan]
[EROR!!! Tidak dapat menentukan poin experience]
[EROR!!! Tidak dapat menganalisa hadiah]
'Hah, loh kok eror?'
'Jadi maksud mu, setelah kerja keras dan rasa sakit yang kuterima pada saat itu sia-sia'
Emosi Faishal seketika memuncak, pada saat dia ingin mengeluarkan sumpah serapah…
[DING! Host adalah manusia terpilih, sebagai manusia terpilih host dapat pergi ke dimensi lain yaitu Downfall]
Ketika Faishal membaca notifikasi baru yang masuk, seketika itu juga dia diam membeku.
Meragukan matanya, Faishal menggosok kedua matanya dan kembali melihat ke arah layar transparan itu.
Ada satu kata yang membuatnya terdiam, meragukan matanya, dan meragukan pikirannya.
[Downfall]
'bumi akan mengalami perubahan dan cara menghentikan perubahannya berada di DownFall.'
Faishal mengingat kembali perkataan dari kakek itu dan secara tidak sadar dia pun berguam.
"Jadi itu semua nyata?"
****
Dua hari kemudian Faishal kedatangan tamu yaitu para jendral yang mengetahui keberadaan Unknown dan bawahannya yang tersisa untuk memberikan laporan apa yang terjadi setelah dia pingsan.
"Jadi begitu, tim beta, charlie, delta telah dimusnahkan, dan dari tim alpha hanya tersisa dua anggota."
Faishal yang mendengar laporan itu mengepalkan tangannya, hatinya dipenuhi oleh kesedihan, meskipun di permukaan dia terlihat biasa saja, tetapi dalam hatinya dia merasa hancur dan sedih.
"Jangan bersedih, itu adalah sebuah kematian yang mulia demi melindungi negara, dan jangan khawatir biaya keluarga dari prajurit yang meninggal akan di tanggung oleh pemerintah sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dan tentunya biaya perawatan untuk prajurit yang terluka juga." Ucap salah seorang Jendral.
Jendral Vainer yang mengenal Faishal dari saat Faishal masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mencoba menenangkannya. Dia berjalan ke arah Faishal duduk disampingnya dan menepuk pundaknya lalu berkata.
"Upacara pemakaman mereka telah dilakukan dengan cara militer, dan mereka telah di makamkan di makam taman pahlawan."
"Terimakasih Jendral" ucap Faishal sambil membungkukkan badannya.
"Tidak tidak tidak, itu sudah wajar bagi kami untuk menghormati para prajurit yang bertempur digaris depan untuk negaranya." Ucap Jendral Vainer sambil menggoyangkan kepalanya.
Setelah itu mereka berbincang-bincang sebentar. Lalu pada saat mereka ingin pergi Jendral Vainer berkata.
"Faishal, Regu Unknown akan dibekukan untuk 6-12 bulan, pada saat itu prajurit yang tersisa dari unknown akan dipindahkan kebagian Gudang senjata, tentunya tidak ada pemotongan gaji atau apapun itu."
'Jadi mereka memberikan kami cuti selama 6-12 bulan ya.'
"Terimakasih Jendral."
Setelah itu mereka pun berpamitan dan pergi.
~Dua minggu telah berlalu.
Selama Dua minggu terakhir Faishal menyibukkan diri untuk bertemu dengan keluarga dari bawahannya, meminta maaf kepada mereka, dan memberikan mereka kebutuhan pokok, lalu melakukan perkerjaannya di Gudang senjata.
Setelah Dua minggu berlalu rasa sedih dihatinya mulai berangsur-angsur menghilang.
Saat ini Faishal sedang berada di kamarnya, menatap layar monitor sambil menggerakan mouse, keyboard dan berkata-kata seperti chuunibyou.
"Kuhahaha, Aliansi dari kerajaan lemah seperti kalian ingin mengalahkan dan menghancurkan kekaisaran Ilahi ku, tidak mungkin, kalian masih 1000 tahun terlalu cepat."
"Sudah ku katakan bahwa kalian tidak mungkin menang, kenapa kalian selalu keras kepala. Baiklah mari kita balas dendam, akan ku hancurkan kerajaan kalian dan mengosongkan semua sumber daya yang kalian miliki, Kuahahaha."
Faishal saat ini sedang bermain game, game yang dia mainkan adalah Path of Conqueror.
Path of Conqueror sendiri adalah game bertema kerajaan dengan genre Strategi, dan Path of Conqueror adalah game paling mendunia dalam 16 tahun terakhir yang bahkan tidak memiliki pesaing dalam 16 tahun terakhir. Game ini memiliki banyak merchandise yang selalu sold out bahkan sebelum barangnya rilis dan memiliki E-Sport internasional dengan hadiah yang paling Fantastis sepanjang sejarah game yaitu sebesar USD $.100Juta yang diadakan sekali dalam setahun. Dengan hadiah yang selalu fantastis setiap tahunnya Team Pro-Player game Path of Conqueror untuk internasional melebihi dari 1000 pemain.
Sistematis dari tournament Path of Conqueror adalah perang antar aliansi yang mana masing-masing dari aliansi memiliki maksimal 50 anggota, dan saling menghancurkan bangunan aliansi atau menghancurkan negara pemimpin dari aliansi. Siapa yang hancur pertama mereka yang kalah.
Faishal adalah salah satu dari mantan Pro-Player Path of Conqueror meskipun dia sudah pensiun tetapi Namanya selalu dikenang oleh para player Path of Conqueror, itu karena selama 8 tahun sebelumnya Faishal selalu menjadi juara satu dalam tournament Path of Conqueror 8x berturut-turut, meskipun sudah pensiun, Faishal terkadangan diundang dalam pertandingan persahabatan yang biasanya melawan para Top 10 juara tournament dan tentunya Faishal masih tidak pernah terkalahkan.
Gameplay dari Path of Conqueror itu sendiri dimulai dengan player menjadi kepala desa > menjadi seorang pedagang atau menjadi seorang kesatria > menjadi seorang Bangsawan > Memiliki Gelar Duke > Mendirikan principality > menjadi sebuah kerajaan atau melakukan kudeta > lalu menjadi sebuah kekaisaran atau melakukan kudeta > menjadi kekaisaran suci > dan terakhir menjadi kekaisaran ilahi.
Path of Conqueror memiliki 2 sistem level utama yaitu level dari karakter player dan level dari wilayah. Maksimal level dari sebuah karakter adalah 100 yang mana disetiap kenaikan level, player dapat memilih 3 skill ataupun magic untuk karakternya dan setiap kenaikan 10 level dan kelipatannya, player dapat memilih sebuah job untuk karakternya.
Maksimal level dari sebuah wilayah adalah 120 yang mana setiap kenaikan 15 level dan kelipatannya, player dapat mengubah status atau drajat dari wilayahnya, dari yang sebelumnya sebuah principality menjadi sebuah kerajaan. Lalu player dapat memperluas wilayahnya setiap kenaikan 5 level dan kelipatannya, dan membuka menu atau toko, dll setiap naik 1 level.
Sudah hampir 23 tahun sejak dirilisnya game Path of Conqueror, tetapi baru hanya ada 7 player yang dapat menaikan level wilayah mereka ke tingkatan kekaisaran ilahi atau level 120 dan baru hanya ada 3 player yang dapat menaikan level karakter mereka ke level maksimal atau 100.
Faishal adalah satu-satunya player yang mencapai level maksimal baik itu level wilayah atau pun level karakter, oleh karena itu para player dari game Path of Conqueror menyebutnya sebagai LEGENDA HIDUP.