~ 2Hrs sebelum waktu yang ditentukan.
Sebuah ruangan kecil dengan ukuran 3x3 meter di dalamnya terdiri dari dua sofa dengan kapasitas tiga orang dan sebuah meja yang lumayan besar untuk menampung berbagai makanan.
Biasanya ruangan tamu digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi dengan berbagai macam obrolan baik itu sedih atau senang.
Tetapi Ruang tamu saat ini tidak memiliki suara sedikitpun tidak ada diskusi, canda tawa, atau suara apapun, saking sunyinya ruangan tersebut bahkan suara hembusan napas pun dapat terdengar. Ruang tamu yang berisikan tujuh orang saat ini memiliki suasana suram, setiap orang memiliki wajah dengan expresi tidak percaya, terkejut, shock, bahkan ada yang memiliki tatapan kosong dengan keringat memenuhi seluruh wajahnya.
"Jadi maksud mu adalah jika seseorang mengalami kebangkitan mereka akan mendapatkan kekuatan seperti diri mu?"
Akhirnya sebuah kalimat terdengar dan memecahkan ke sunyian dalam ruangan tersebut.
"Aku tidak yakin jika semua kebangkitan dapat memiliki kekuatan seperti ku, tetapi seperti yang ku katakan sebelumnya, seseorang yang mengalami kebangkitan sepertinya dapat melihat sebuah layar transparan yang berisikan data personal dari orang tersebut seperti level, title, job, mana dan lain-lainnya."
Ucap Faishal sambil mengangkat salah satu telunjuknya seperti seorang guru yang sedang menjelaskan kepada muridnya.
"Dan juga setiap kekuatan yang digunakan akan menguras mana si penggunanya, seperti pada saat aku mengeluarkan bola api dan bola air barusan, itu menguras sekitar ¼ dari mana ku."
"Itulah mengapa aku bertanya sebelumnya, apakah pemerintah menyembunyikan informasi seputar magic atau bahkan mana?"
Jendral Vainer dan Jendral Hady yang dari tadi menutup muka dengan lengannya, mulai melihat ke arah Faishal dan berkata.
"Kami tidak memiliki informasi apapun tentang magic atau mana, sejujurnya kami bahkan baru mengetahui informasi tentang mana dan magic setelah kamu menjelaskannya tadi."
Ucap Jendral Vainer dengan nada berat.
"Vainer, apakah itu berarti musuh yang dihadapi oleh pasukan unknown sebelumnya telah mengetahui keberadaan mana dan sudah dapat menggunakan magic, tidak, apakah mungkin mereka sudah memiliki divisi untuk manusia yang memiliki kebangkitan?"
"Tidak, mereka tidak mungkin memiliki divisi seperti itu, bukankah kehendak dunia itu sendiri yang berkata bahwa baru ada satu manusia yang mengalami kebangkitan."
"Lalu apa sebenarnya yang dilawan oleh pasukan unknown?"
Keheningan sekali lagi menyelimuti ruangan itu, suasana semakin berat dengan kurangnya info yang dimiliki tentang musuh. Ketakutan akan terulangnya kerjadian beberapa saat yang lalu membuat mereka semakin frustasi.
"Jendral, aku tidak tahu apakah ini benar atau tidak karena apa yang akan aku ucapkan hanyalah sebuah spekulasi dari pengalaman yang aku alami ketika melawan musuh sebelumnya, apakah itu tidak masalah?"
"Yaa, tidak masalah katakan saja?"
"Jendral, aku pikir musuh yang kami lawan sebelumnya bukanlah makhluk dari dunia ini?"
Seluruh orang yang berada di ruangan itu langsung melihat ke arah Faishal, mereka memiliki expresi seperti 'omong kosong apa yang dikatakan oleh manusia ini' yaa kurang lebih seperti itu.
Mereka ingin mulai berkata, namun mengingat apa yang telah ditunjukan oleh Faishal akhirnya mereka memilih diam dan menunggu Faishal untuk melanjutkan perkataannya.
"Apa yang ku katakan tadi bukanlah spekulasi liar, akan tetapi berdasarkan pengamatan dan penilaian yang telah aku pikirkan beberapa hari belakangan ini."
Faishal menyilangkan kakinya dan merangkupkan jari-jarinya seperti seseorang pebisnis yang sedang melakukan negosiasi.
"Aku memiliki beberapa point dari penilaian yang telah aku pikirkan, Pertama musuh yang kami lawan tidak memiliki satu pun senjata api. Kedua mereka tidak menggunakan rompi anti peluru sama sekali, namun mereka dapat bertahan dari ledakan granat dan bahkan masih dapat hidup ketika peluru sudah menembus kepala mereka. Ketiga dan yang paling penting Bahasa dan tulisan yang mereka gunakan tidak mengandung Bahasa dari dunia ini bukan?"
Para bawahan Faishal dari anggota Alpha menganggukan kepalanya satu persatu sebagai tanda persetujuan. Jendral Vainer dan Jendral Hady juga sudah mendengar dan mengetahui semua itu berkat laporan yang berikan oleh anggota Alpha yang tersisa dan juga sudah melihat langsung berkas laporan yang dibuat oleh musuh yang berhasil diamankan.
Pada awalnya mereka berpikir bahwa anggota Alpha yang tersisa mengalami gangguan mental dan berkas laporan musuh yang berhasil diamankan adalah sebuah kode sandi unik dari negara tertentu.
Namun setelah bekerja hari demi hari untuk memecahkan misteri dari Bahasa aneh itu, tim intelijen tidak dapat mengetahui apapun isi dari berkas tersebut, meskipun sampai saat ini mereka masih berusaha untuk memecahkan Bahasa tersebut akan tetapi masih tetap tidak membuahkan hasil.
Perkataan Faishal barusan membuat kedua Jendral mulai memikirkan kembali laporan yang telah disampaikan oleh anggota Alpha.
"Jendral apakah anda membawa berkas yang aku minta?"
Jendral Vainer langsung mengeluarkan setumpuk document dan menaruhnya di meja.
Faishal mengambil document itu dan memilah-milih mana document yang memiliki isi paling penting. Berhenti disalah satu document dan menaruh sisa document di meja.
"Faishal apa yang sedang kau lakukan?"
Ketika Jendral Vainer menanyakan pertanyaan tersebut kepada Faishal. Salah satu sudut mulut Faishal naik ke atas.
"Heh, Jendral aku lupa memberitahu bahwa aku memiliki Passive skill, yaitu Auto-Translating. Dengan kata lain, aku dapat mengetahui arti dari Bahasa yang digunakan oleh musuh."
Mendengar perkataan Faishal, mereka semua seketika langsung membelakkan mata. Khususnya Jendral Hady sebagai salah satu pemimpin divisi intelijen dia sudah sangat kelelahan dengan tugasnya saat ini yang masih tidak membuahkan hasil, oleh karena itu saat dia mendengar bahwa Faishal dapat mengartikan Bahasa yang termuat dalam document, Jendral Hady sudah seperti seseorang yang hampir ingin menangis.
"Faishal, Ka-Kamu, Kamu dapat mengetahui arti dari Bahasa ini?"
Ucap Jendral Hady dengan suara bergetar.
"Yaa, kurang lebih seperti itu, aku juga baru pertama kali menggunakannya, jadi tolong jangan berharap lebih."
Faishal langsung membaca document itu dalam diam. Yang lain pun ikut terdiam ketika mereka melihat bahwa Faishal sedang serius dalam membaca document itu.
Tidak berselang lama, akhirnya Faishal selesai membaca seluruh document itu.
"Huuhh" dengan suara hembusan napas panjang akhirnya Faishal melihat ke arah semua orang yang berada di ruangan.
"Hahaha, aku sudah menduga apa yang terjadi, namun ini melebihi expetasi ku."
"Apa, Faishal apa isi dari document itu?"
Ucap Jendral Hady yang sudah tidak sabar untuk mendengarnya.
"Aku mendapatkan beberapa point setelah membaca dari document tersebut, yang pertama pemimpin dari musuh bernama Kuhard. Kedua mereka memang bukan dari dunia ini, namun mereka tidak datang ke dunia kita dengan kemauan mereka, akan tetapi mereka terseret oleh sesuatu seperti bencana alam atau apapun itu. Ketiga mereka telah berada di negara kita sekitar enam sampai delapan bulan, dan selama itu pula mereka mencari informasi tentang dunia kita dan cara untuk kembali ke dunia asalnya...
Faishal menghentikan perkataannya dan melirik kembali ke arah document yang baru saja dia baca.
Dengan suara "heh" yang keluar dari mulutnya, dia melanjutkan kembali percakapannya.
...Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa dunia kita tidak memiliki mana dan magic lalu mulai mencoba untuk menaklukan dunia kita, tujuan pertamanya adalah membuat dunia kita memiliki mana dan setelah itu menjadi penguasa tunggal dunia kita."
"..."
Mereka semua yang telah mendengar perkataan Faishal merasakan kengerian dari ambisi Kuhard. Bagaimana tidak, mengingat kuhard sendiri dapat memusnahkan hampir semua anggota dari pasukan unknown, ditambah dengan bawahannya yang memiliki kekuatan super, tidak berlebihan jika Kuhard dapat menguasai sebuah negara.
"Dengan lawan yang kuat seperti itu, untung saja Unknown dapat mengalahkan mereka, jika tidak, kugh….."
Jendral Hady tidak dapat meneruskan perkataannya dan hanya dapat menekan kepalanya kepada kedua lengannya.
"...."
Mereka semua kembali terdiam bukan karena depresi namun lebih kepada rasa syukur, akan tetapi Jendral Vainer melihat masih ada sesuatu yang disembunyikan oleh Faishal.
"Faishal"
"...."
"Apalagi yang masih kamu sembunyikan?"
Mereka semua langsung melihat ke arah Faishal dengan tatapan bingung. Faishal sendiri melihat ke arah Jendral Vainer dengan tatapan "seperti yang kuduga"
"Hahh, Seperti yang diharapkan dari Jendral Vainer, tidak ada yang bisa ku sembunyikan dari anda?"
"Heh, Menurut mu sudah berapa lama aku mengenal mu bocah?"
"Hehehehe"
Dengan senyuman Canggung Faishal menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Jadi apalagi yang kamu ingin katakan?"
"Cough-Cough" dengan suara batuk palsu dari Faishal, Faishal pun berkata.
"Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, pertama ritual yang dilakukan oleh Kuhard untuk pemanggilan mana kurasa telah berhasil dilakukan, karena saat ini aku dapat menyadari keberadaan sesuatu yang nyaman disekitar diriku, dan juga aku dapat merasakan bahwa mana yang telah terpakai sebelumnya mulai terisi sedikit demi sedikit, lalu kedua ini menyangkut dengan background Kuhard di tempat asalnya, yaitu kuhard merupakan salah seorang master sihir ke tujuh dari Menara sihir...
Mereka semua yang mendengar memiliki expresi terkejut sekaligus bingung disaat yang sama, namun seperti yang telah diduga oleh Faishal, Faishal pun melanjutkan perkataannya.
...yang aku takutkan adalah kemungkinan tentang apakah bencana alam yang menyeret kuhard dapat terjadi kembali di dunianya, maksudku apa yang akan terjadi jika bencana alam itu menyeret seseorang yang setara dengan Kuhard atau bahkan lebih kuat darinya, seperti yang kalian dengar sebelumnya bahwa Kuhard adalah master sihir ke tujuh, itu berarti setidaknya masih ada enam master sihir yang sekuat Kuhard yang memiliki kemungkinan akan terseret atau sudah terseret ke dunia kita."
BAAM!!! "Sialan, Vainer kita harus segera menghadap Panglima sekarang, tidak kita harus mengadakan rapat dengan Presiden." Jendral Hady memukul meja dengan sekuat tenaga dikarenakan rasa kaget, khawatir dan frustasi akan apa yang telah dikatakan oleh Faishal.
"Tenanglah Hady"
"Sialan, bagaimana aku bisa tenang dengan ancaman bagi negara kita yang sudah di depan mata?"
"Jendral Tenanglah, aku masih belum menyelesaikan perkataan ku"
"T-tenang lah jendral mari kita dengarkan bersama apa yang ingin komandan katakan."
"B-betul jendral mari kita dengarkan komandan terlebih dahulu."
Bukan hanya Jendral Hady yang merasakan khawatir dengan situasi saat ini, namun semua orang yang berada di ruangan juga merasakan hal yang sama, akan tetapi mereka masih menahan dan mendengarkan apa yang ingin Faishal katakan terlebih dahulu.
Dengan berbagaikan bujukan yang diberikan, Jendral Hady mendapatkan kembali ketenangannya. Melihat suasana telah kembali kondusif Faishal pun mulai berbicara kembali.
"Pertama mari kita asumsikan bahwa seseorang yang sekuat Kuhard telah ikut terseret dan terdampar di dunia kita dan mari kita asumsikan bahwa mereka telah berhasil menguasi negara tersebut, lalu bagaimana menurut kalian, apa yang akan kalian lakukan pertama kali saat kalian berhasil menguasai sebuah negara di dunia yang asing?"
Mereka semua mulai berpikir satu persatu, dan Jendral Vainer adalah orang pertama yang mengeluarkan pendapatnya.
"Pertama-tama aku akan melihat situasi politik di negara itu, Menyusun strategi untuk menghilangkan kemungkinan pemberontakan terjadi, lalu melihat situasi keuangan, pangan, dan jumlah penduduk untuk memastikan bahwa negara memiliki masa depan dan menyiapkan pasukan untuk memulai invasi atau untuk pertahanan negara."
"Benar, lalu apa yang akan kalian lakukan setelah itu?
"Melihat situasi dunia itu sendiri, seperti komposisi pasukan negara tetangga, negara dengan perekonomian tinggi dan negara adidaya." Ucap Jendral Hady.
Sebuah senyuman muncul di wajah Faishal, melihat Faishal memiliki senyuman di wajahnya, semua orang yang hadir seolah-olah memiliki sebuah jawaban atas kekhawatiran mereka.
"Seperti yang telah kalian pikirkan, sekuat apapun musuh dari dunia lain, mereka tidak akan mungkin langsung melakukan penyerangan frontal kepada negara lain, itu karena mereka takut akan menarik perhatian negara adidaya atau negara kuat lainnya dan meskipun kita tidak memiliki magic tetapi teknologi kita jauh di atas mereka berkat sains yang telah berkembang hingga titik ini. Lalu seperti yang kalian pikirkan juga mereka akan membuat strategi untuk menguasai dunia, ntah itu mereka akan membuat divisi magic atau skema lain. Tapi yang jelas kita masih memiliki waktu"
Faishal menekan dahinya dengan kedua jari telunjuk seolah-olah seperti sedang berpikir keras.
"Mmm aku tidak tahu kapan, akan tetapi aku rasa kita akan memiliki waktu setidaknya setahun sebelum mereka benar-benar siap untuk muncul di hadapan dunia dan dalam waktu setahun itu pula kita harus dapat mengetahui negara mana yang sudah dikuasai oleh makhluk dari dunia lain...
Akhirnya dia menunjukan tatapan serius, dan tanpa sadar Faishal juga mengeluarkan aura yang mengcekam membuat semua orang yang hadir kesulitan bernapas.
...Dan membuat aliansi dengan seluruh negara untuk membunuh makhluk dari dunia lain itu."
Setelah menyelesaikan perkataannya aura mengcekam yang berasal dari Faishal menghilang.
"Tapi itu semua hanyalah spekulasi belaka, karena kita tidak mengetahui apakah benar-benar ada makhluk lain yang ikut terseret dari dunia lain, jadi tidak ada salahnya untuk membuat rencana persiapan."
Dengan mendengar perkataan dari Faishal mereka semua mulai menganggukan kepala sebagai tanda persetujuan dan mulai memikirkan rencana selanjutnya, khususnya kedua Jendral, mereka seperti terjatuh dalam lamunan yang dalam hingga memiliki tatapan kosong.
PROK!!
Suara tepukan tangan terdengar membuat semua orang tersadar dari lamunannya melihat ke arah sumber suara dan orang yang membuat suara tepukan tangan itu tidak lain adalah Faishal sendiri.
"Baiklah, karena aku sudah menjelaskan informasi dari musuh yang akan kita hadapi di masa depan, mari kita masuk ke acara utama, yaitu alasan sebenarnya kenapa aku memanggil kalian semua."
Apa yang baru saja dikatakan Faishal membuat semua orang yang hadir kebingungan, mereka berpikir bahwa alasan Faishal memanggil mereka adalah untuk memberikan informasi tentang musuh dan tentang kebangkitan.
Melihat bahwa semua orang yang hadir memiliki wajah kebingungan, senyuman mulai muncul di wajah Faishal.
"Hehehe, aku tidak memanggil kalian kesini bukan hanya untuk frustasi dan stress dengan musuh yang akan kita hadapi di masa depan, namun juga untuk memberikan solusi untuk melawan musuh di masa depan."
Lagi-lagi mereka semakin kebingungan dengan apa yang dikatakan Faishal barusan dan senyuman Faishal pun semakin lebar. Akhirnya Faishal pun tidak dapat menahannya lagi dan mulai tertawa.
"Hahahaha, tujuan ku kali ini yang sebenarnya adalah membuat kalian semua menjadi awakening."
Seketika mereka semua membelakkan mata bahkan beberapa dari mereka terlihat seperti loncat dari kursinya lalu menggapai pundak Faishal dan mulai mengguncangnya.
"F-F-F-F-F-F-FAISHAL, K-KAMU MEMILIKI METODE AGAR SESEORANG DAPAT MENJADI AWAKENING?"
Jendral Hady yang terlalu antusias mendengar perkataan Faishal tanpa sadar meninggikan suaranya.
"Aku hanya memiliki teorinya namun tidak pernah mempraktekkannya, Jendral tolong berhenti, aku seperti ingin muntah sekarang."
Jendral Hady akhirnya tersadar dengan apa yang dilakukannya saat ini dan mulai memberikan batuk palsu.
"Cough-Cough, jadi Faishal, metode seperti apa yang kamu miliki?"
Faishal melirik ke arah empat bawahannya dan muncul sebuah layar transparan yang berisikan informasi tentang mereka seperti strength, Agility, Mana, durability, dan lain-lain.
Setelah melihat secara keseluruhan dan memastikan kembali Faishal akhirnya mulai berbicara.
'Umu-umu ini bagus setidaknya mereka semua memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat.'
"Mmm, pertama Edwin, aku pernah ingat bahwa kamu pernah memainkan game RPG pada saat SMA bukan?"
"Betul Komandan"
"Umu, kalau begitu pembicaraan kita akan mudah. Mmm sekarang coba kamu bayangkan bahwa sihir di dunia ini nyata dan dunia ini memiliki mana"
"Bayangkan lah pertempuran kita sebelumnya lebih tepatnya bayangkanlah pertempuran kita pada saat melawan Kuhard, lalu yakinkan lah dirimu bahwa sihir dan mana di dunia ini ada."
Edwin yang mendengarkan perkataan dari komandannya mulai memejamkan matanya dan mencoba untuk membayangkan dirinya pada saat pertempuran melawan Kuhard, lalu dia seperti terbawa ke alam bawah sadarnya.
Membayangkan dirinya kembali di tengah-tengah pertempuran melawan Kuhard, dia merasakan kembali perasaan ketakutan dan ketegangan pada saat itu.
Saat ini Edwin dipenuhi dengan keringat disekujur tubuhnya, expresi pucatnya menjelaskan semua orang yang hadir betapa mengerikannya pertempuran saat itu, bahkan Edwin sampai mengeluarkan suara "ugh" dari mulutnya tanpa sengaja.
Keluar cahaya putih dari tubuh Edwin di ikuti dengan suara teriakan menyakitkan.
"EDWIN APAPUN YANG TERJADI JANGAN KEHILANGAN KESADARAN." Ucap Faishal yang tanpa sadar meninggikan suaranya.
Cahaya dan Teriakan yang keluar dari Edwin bertahan hingga beberapa menit, seluruh orang yang hadir merasakan merinding disekujur tubuhnya tidak terkecuali Faishal.
'Haiyaa, itu pasti sangat menyakitkan, Ughh, bahkan aku tidak ingin merasakannya kembali.'
"F-Faishal apa yang terjadi dengan Edwin?"
"Mmm Edwin saat ini sedang mengalami rekontruksi tubuh Jendral."
"..."
"Yaa, bisa dibilang saat ini Edwin sedang merasakan rasa sakit melebihi apapun yang pernah dia rasakan, tenanglah kalian juga akan merasakannya, namun akan aku katakan sekali lagi, saat kalian sedang menjalani rekontruksi tubuh, jangan sampai kehilangan kesadaran kalian jika kalian masih menyayangi nyawa kalian."
"Gulp"
Mereka semua menelan seteguk ludah kering saat mendengar perkataan Faishal, lalu menganggukkan kepalanya secara serempak.
Akhirnya rekontruksi tubuh Edwin selesai, dia langsung tergeletak di lantai, seluruh badannya lemas, napasnya tidak teratur seperti seseorang yang tidak makan selama seminggu dan langsung melakukan Latihan berat dan bahkan untuk berbicara saja sulit.
"Baiklah mari kita lanjutkan selanjutnya kita akan mulai dengan yang pernah memainkan game RPG atau sesuatu semacamnya yang tidak asing dengan sihir dan mana."
Faishal pun memulai kembali proses kebangkitan dimulai dari satu anggota yang tersisa dari Alpha lalu Jendral Vainer.
Namun hal yang aneh terjadi ketika melakukan proses kebangkitan kepada Jendral Hady dan anggota dari Night Owl.
"Faishal, ada apa mengapa aku tidak merasakan apapun?"
'Kalau anda nanya ke saya, saya nanya ke siapa?'
Faishal yang juga kebingungan dengan situasi mereka, mencoba untuk mengingat kembali petunjuk pada saat melawan Kuhard sebelumnya.
'Kughh, Sial, aku tidak menemukan petunjuk apapun, bagaimana caranya agar mereka dapat menjadi seorang awakening?'
Berpikir dan Berpikir, saat ini Faishal sedang tenggelam dalam lamunannya ketiga orang yang belum menjadi awakening menunggu dengan sabar sedangkan ketiga lainnya sedang mengumpulkan kembali tenaga mereka.
'Tunggu, kurasa aku pernah menemukan sesuatu seperti ini disalah satu novel yang pernah ku baca, benar kurasa ini akan berhasil'
Faishal membuka Smartphonenya, lalu mencari novel yang pernah dia baca dan menunjukan bagian pertempuran antar penyihir kepada Jendral Hady dan kedua anggota Night-Owl.
"Nahh sekarang coba kalian baca ini lalu bayangkanlah pertempurannya."
Setelah memberikan Smartphonenya kepada mereka, Mereka pun mulai membaca dengan seksama dan mulai membayangkan pertempuran itu.
Ketika mereka memejamkan matanya, Faishal menyentuh punggung salah kedua dari mereka dan mulai mentransfer mana secara paksa ke dalam tubuh mereka, lalu hasilnya….
"Faishal, akhirnya aku mendapatkan notifikasi kebangkitan." Ucap Jendral Hady dengan nada bersemangat.
Faishal hanya memberikan dua Jempol atas ucapan Jendral Hady, itu karena dia juga mengalami kelelahan hebat setelah melakukan Transfer mana ke dalam tubuh mereka.
'Hahahaha ini mungkin adalah metode paksa agar seseorang dapat menjadi seorang awaken.'
Setelah itu satu per satu dari mereka mulai menjalani rekontruksi tubuh dan tentunya mereka semua berteriak sekuat tenaga.