"Ahh yang mulia, apakah akhirnya aku akan merasakan pertama kalinya di sini?"
"Apa maksud mu, tidak perlu khawatir aku akan memastikan semuanya baik-baik saja."
Setelah mendengar perkataan yang terdengar seperti jaminan dari Tuannya, Laura pun dengan tenang menutup kedua matanya dan menjulurkan bibirnya.
'Sial apakah efek samping dan damagenya menjadi begitu mengerikan setelah semuanya menjadi kenyataan, mengapa dia berkata seperti seseorang yang ingin mati?' Faishal semakin khawatir setelah mendengar perkataan dan suara Laura yang mulai semakin mengecil. Dia dengan cepat melepas seluruh armor yang di gunakan oleh Laura dan menyisakan pakaian yang sepertinya merupakan set kedua dari ketiga set yang Laura miliki.
Setelah itu Faishal dengan cepat merapalkan Mantra penyembuh tingkat tinggi.
[Restoration] Sebuah mantra tingkat sepuluh yang dapat menyembuhkan berbagai luka dan menghilangkan debuff dan lain sebagainya, lalu mengembalikan seluruh vitalitas kepada target yang dipilih. Sebagai mantra tingkat tinggi penggunaannya mengonsumsi banyak energi. Oleh karenanya Faishal jarang menggunakan magic ini kecuali di saat-saat tertentu.
Dia kembali merapalkan sebuah mantra.
[Diagnosis] Mantra tingkat empat yang memeriksa segala macam luka, debuff, racun, efek samping dan lain-lain yang mungkin tidak terlihat atau masih tersembunyi.
Melihat bahwa sudah tidak ada efek samping apapun dalam tubuh Laura, Faishal melepaskan helm dan sarung tangannya. Lalu dia mengecek denyut nadi Laura dan menempelkan telinganya di dada Laura dengan niat untuk mendengar detak jantungnya.
'Ternyata npc memang berubah menjadi makhluk hidup seutuhnya. Tetapi mengapa denyut nadi dan detak jantungnya menjadi lebih cepat?'
Setelah mendengar dan merasakan denyut nadi dan juga detak jantung Laura, Faishal mengalihkan pandangannya ke wajah Laura dan menemukan bahwa wajah Laura menjadi semakin memerah.
"Laura, Laura ada apa dengan mu, apakah ada yang salah dengan tubuh mu, apakah kamu sakit, perlukah aku membawa mu kepada Diana?"
Meskipun Faishal menyeimbangkan seluruh statnya, bukan berarti dia berspealisasi sebagai healer dan juga pengetahuannya hanya terbatas ketika Path of Conqueror masih berupa game, saat ini ketika Path of Conqueror menjadi sebuah kenyataan dia memikirkan kemungkinan penyakit yang mungkin unik atau bahkan tidak ada di Path of Conqueror.
Oleh karena itu dia ingin menanyakan tentang hal ini kepada Diana, sebagai Dragon Empress yang rentang hidupnya sudah tidak terbayang betapa lamanya, dia mungkin mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh Faishal.
Namun Laura yang mendengar perkataan Faishal langsung bangkit dan berkata.
"Aku tidak apa-apa yang mulia."
Laura menundukan kepalanya, mungkin karena menyadari kesalah pahaman yang terjadi wajahnya meremah hingga mencapai telinganya.
Dia dengan cepat kembali mengenakan armornya dan menyisakan helm yang belum terpasang.
Mendengar perkataan Laura, Faishal menghela napas syukur. Lalu mengulurkan tangan kanannya dan membelai pipi Laura.
"Syukurlah kamu baik-baik saja, jika kamu merasa ada yang salah dengan tubuh mu, jangan sungkan untuk memberitahu ku, tidak, aku harap kamu akan langsung memberitahukan ku jika kamu memiliki masalah."
Laura tersipu malu dengan perkataan Faishal dan langsung mengenakan helm yang dari tadi ia pegang.
"B-b-b-baiklah Yang mulia."
"Tidak perlu memanggil ku dengan sebutan seperti itu, cukup panggil aku Athan saja."
"Tidak, bagaimana bisa hamba yang rendah ini menyebutkan nama yang mulia agung seperti itu?" Laura melihat langsung ke arah Faishal dan tanpa sengaja menaikan suaranya.
"Tidak masalah, karena aku berniat untuk membiarkan semua orang memanggil ku seperti itu. Jadi tidak perlu sungkan, oke?"
Sekali lagi Laura tertunduk malu, menangkupkan kedua tangannya di sekitar perutnya dan mulai memanggil Faishal dengan suara kecil yang terdengar imut.
"A-Athan-sama."
Seketika pikiran Faishal melayang terbang setelah mendengar suara Laura, dia membayangkan expresi seperti apa yang sedang Laura keluarkan dari balik helmnya itu.
"Bisa kamu menyebutkannya sekali lagi?"
"A-Athan-sama."
"Sekali lagi"
"Athan-sama."
'Keughhh, Sialann, suaranya imut sekaliii!!!'
Pikiran Faishal --- Athan saat ini dipenuhi oleh Hasrat seperti 'Ahh suaranya imut sekali', 'Ahh aku ingin sekali memeluknya.' Tapi dia disadarkan oleh suara dari Laura.
"Athan-sama ada apa?"
"Ahh, Ahem-ahem, tidak, tidak ada apa-apa Laura. Sebenarnya kamu tidak perlu menambahkan 'sama' untuk memanggilku, cukup dengan 'Athan' sajah."
"TIDAK, aku tidak bisa, mohon maafkan saya Athan-sama, tapi saya tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak hormat seperti itu."
Athan terkejut dengan suara keras yang sudah terdengar seperti teriakan dari Laura. Karakter yang biasanya selalu terlihat ceria tiba-tiba memiliki ekspresi serius bahkan mengeluarkan teriakan seperti itu.
'Mmm dia marah hanya karena sesuatu seperti menghilangkan sebuah kata hormat di akhir nama ku, apakah itu berarti dia menghormati ku atau apakah itu bukti loyalitas? Hah sialan aku tidak tahu, lebih baik untuk melihat loyalitas para npc seiring dengan berjalannya waktu.'
Menyelesaikan pemikirannya, Akhirnya Athan bertanya kepada Laura.
"Ahem-Ahem, jadi bagaimana Laura, apakah kamu puas dengan kemampuan yang dimiliki oleh senjata ini?"
"Ya, Seperti yang di harapkan dari senjata yang di ciptakan untuk anda sendiri Athan-sama, tidak hancur meskipun anda mengeluarkan kekuatan yang luar biasa seperti tadi. Meskipun aku ingin melihat kekuatan sejati dari pedang itu."
"Jika ada kesempatan lain, aku akan menunjukan kekuatan sejati yang dimiliki oleh Nebula."
"Uhn."
Ekspresi Laura berubah seperti sedia kala, wajah yang ceria dan suara yang manis bisa kembali terdengar, membuat Athan menghela napas lega di hatinya.
Setelah itu Athan melihat ke sebuah gedung yang memiliki jam besar, dan menyadari bahwa baru 60 menit berlalu sejak dia masuk ke heavenly training ground lalu berlatih dengan Laura, berarti masih ada waktu 60 menit lagi sebelum pertemuan dimulai.
"Laura Bia Atlanta."
Athan tiba-tiba memanggil Laura dengan nama panjangnya. Dia memanggilnya dengan nada normal, tapi bagi Laura itu seperti sebuah sihir yang memaksa instingnya langsung berlutut.
"Laura Bia Atlanta siap menerima perintah!"
'Uwaahh, apakah itu insting atau apakah dia dapat membaca isi pikiran ku?'
Bukannya dia tidak mengetahui hal seperti itu, justru karna dia pernah melewati hal seperti itu sebagai Faishal di masa lalunya dia memahami sikap Laura. Ketika dia masih menjalani kehidupan militer dulu, dia sering mengalami perubahan panggilan yang tiba-tiba dari atasannya, yang biasanya hanya memanggil nama depan, seketika berubah dan memanggilnya dengan nama lengkap. Dan tentunya ketika hal itu terjadi selalu diiringi dengan sebuah perintah.
"Umu, Laura Bia Atlanta ku perintahkan kamu dan pasukan mu untuk membuat kelompok kecil terdiri dari 15 orang, dan buatlah perimeter di luar tembok seluas tiga sampai lima kilometer. Minta bantuan Diana untuk memberikan pengawasan sekaligus backup baik itu dari dataran atau udara. Juga, hindari pertarungan sebisa mungkin, jika kamu menemukan makhluk bersahabat undang dia ke kekaisaran kita. Laporkan segala hal yang terjadi dalam waktu 80 menit, temui aku di lapangan upacara."
"Baik Athan-sama."
Setelah itu Laura menghilang dan meninggalkan Faishal di arena latihan yang luas ini sendirian.
"Satte, apa yang harus ku lakukan sekarang yaa?"
*****
Sebuah ruangan kecil yang terlihat seperti ruang kerja, ruangan itu tidak memiliki banyak barang, hanya ada dua meja, lemari, dua buah sofa, dan satu kursi. Salah satu meja memiliki banyak makanan seperti buah-buahan dan minuman yang tertata rapih, sementara meja lainnya memiliki tumpukan document yang berantakan.
Seseorang sedang fokus membaca dan memberikan stampel kepada dokumen yang telah ia baca --- sampai akhirnya.
Pintu yang berada di hadapannya terbuka dan ia melihat seseorang masuk secara tergesa-gesa.
"K-komandan, lapor komandan."
Seorang yang baru memasuki ruangannya langsung berlutut dan berbicara dengan nada naik turun.
Orang yang tadi fokus mengerjakan dokumen, bangkit dan berjalan ke orang memasuki ruangannya barusan. Menepuk bahunya dan berkata.
"Tenanglah, jika kamu memiliki laporan penting katakan itu dengan jelas, jika kamu berbicara seperti ini, aku tidak akan mengerti satupun kata yang ingin kamu sampaikan. Apakah kamu ingin minum?" Katanya sambil menuangkan air ke dalam gelas.
"Komandan, itu tidak penting sekarang. K-kita, kita di serang."
*****
Tembok setinggi Tujuh meter mengililingi sebuah kota, orang-orang berlarian seperti sebuah festival, tetapi sayangnya itu bukanlah sebuah festival melainkan kekacauan.
Semua orang yang berada di dalam sana sedang dilanda kepanikan karena suara lonceng yang berbunyi dari gerbang kota.
Mereka berlari, berlari seolah-olah malaikat pencabut nyawa akan mencabut nyawa mereka jika mereka berhenti.
Pasukan yang berada di atas tembok dapat melihat bahwa ada banyak sekali manusia yang sedang mengelilingi tembok, mereka memakai Armor berwarna putih, menggenggam perisai berbentuk lingkaran dengan lambang seperti Viper di dada armor dan di tengah-tengah perisai mereka.
Meskipun semua orang yang ada diatas tembok menggunakan armor dan perisai dengan warna serupa, tetapi armor mereka memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan orang-orang yang berada luar tembok, dan perbedaan lainnya adalah lambang yang ada di dada dan perisai mereka berbentuk seperti Pegasus.
Kota ini Bernama Citra, sebuah benteng kota yang berada dekat dengan perbatasan. Sebagai kota yang dekat dengan perbatasan Citra adalah kota yang paling rawan akan serangan, ntah itu serangan yang dilakukan oleh monster atau negara lain. Kota ini di bangun 200 tahun yang lalu setelah 400 tahun berdirinya kerajaan Kagaru. Pada awalnya benteng kota ini di bangun sebagai pertahanan pertama dari kerajaan Kagaru dan Raja pada masa itu memberikan kota ini kepada seorang Paladin dengan perintah untuk menghalau dan menghentikan segala macam bentuk penyerangan dari musuh atau monster. Seiring berjalannya waktu Paladin yang memerintah kota ini diketahui sebagai Paladin pertama dalam sejarah kerajaan Kagaru dan merupakan sosok yang sangat mengerikan, dia dapat menyapu bersih seluruh penyerangan yang terjadi, baik itu yang dilakukan oleh monster ataupun negara lain, yang akhirnya kota ini perlahan berubah menjadi kota paling aman dengan pusat perdagangan antar negara. Hingga beberapa saat yang lalu…..
"Komandan, bagaimana hasil rapat dengan para bangsawan dan pedangan?"
"Keugh, kacau, sangat kacau, mereka semua masih belum memiliki keputusan pasti."
Zaed Markeni Ausdeus, pemimpin guardian knight dari Kagaru Kingdom, sekaligus Feudal Lord dari Fortress city Citra saat ini sedang memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Dia menekan rasa khawatir dan mempertahankan rasionalitasnya.
"Komandan, pasukan musuh setidaknya memiliki 10x pasukan dari yang kita miliki. Jika pasukan pribadi bangsawan dan pasukan aliansi pedagang tidak membantu segera, kita akan tamat."
"Wakil komandan, dengan pasukan yang kita miliki, menurut mu berapa lama kita bisa bertahan sebelum pasukan bangsawan dan pasukan aliansi pedagang ikut membantu?"
"Tanpa bantuan dari pasukan pribadi bangsawan dan pasukan aliansi pedagang, kita dapat mempertahankan kota ini selama seminggu, dan jika kita memperhitungkan stok makanan yang kita miliki, setidaknya kita dapat bertahan selama dua minggu."
Bawahannya berkata dengan nada berat sambil mengerutkan alisnya.
Zaed yang telah mengenal dengan baik bawahannya mengetahui bahwa bawahanya itu masih memiliki keraguan.
"Ada jika ada keraguan dalam dirimu, ucapkan saja."
"Kepala keluarga, sejujurnya bahkan jika seluruh bangsawan dan aliansi pedagang yang ada di kota ini bersatu, masih sulit untuk mempertahankan kota ini mengingat jumlah musuh yang sangat besar. Juga, melihat dari perlengkapan mereka saat ini, dapat di pastikan bahwa mereka adalah prajurit kelas satu dengan pengalaman tinggi, meskipun pasukan kita adalah yang terbaik, namun pasukan kita masih minim akan pengalaman perang yang sesungguhnya."
Zaed mendengarkan perkataan dari bawahannya dengan seksama lalu memikirkan tentang perkataan dari bawahannya.
"Lalu menurut mu, apa yang kita lakukan untuk dapat mempertahankan kota ini?"
"Kita perlu menerima bantuan dari kota atau benteng terdekat dan meminta bantuan kepada kerajaan untuk mengirimkan pasukan utama. Kita dapat memperpanjang waktu hidup kita apabila menerima bantuan dari pasukan terdekat. Dan kita dapat memastikan kemenangan bila pasukan utama kerajaan datang."
"Baiklah, siapkan penyihir untuk mengaktifkan bola kristal dan minta bantuan dari kota dan benteng terdekat, juga kirimkan pesan kepada kerajaan, katakan kepada mereka bahwa ini keadaan darurat dan kita meminta kerajaan untuk memobilisasi pasukan sesegera mungkin."
"Baik kepala keluarga."
Ketika bawahannya pergi, Zaed melihat ke langit dan berkata dengan nada lirih yang tidak terdengar oleh siapapun.
"Sudah berapa lama, sejak terakhir kali aku di panggil sebagai kepala keluarga?"
"Apakah ini adalah akhir dari keluarga Ausdeus?" Ucap Zaed saat dia melihat ke arah lautan manusia di sisi lain tembok.
*****
Zaed Markeni Ausdeus adalah seorang pria yang merupakan keturunan dari keluarga Paladin pertama dalam sejarah kerajaan Kagaru, leluhurnya telah mempertahankan kota ini dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Sebagai keluarga paladin yang bahkan telah bertahan hingga 200 tahun lamanya, kekuatan dan kekayaan dari keluarga itu sangatlah banyak, jika di akumulasi secara total kekayaaan keluarganya adalah ¼ dari kekayaan keluarga kerajaan. Namun beberapa puluh tahun terakhir mereka mengalami kemunduran, karena mereka terlalu berfokus dalam mengejar kekayaan hingga melupakan identitas asli dari keluarganya yaitu paladin.
Hingga Zaed lahir dan mengembalikan kejayaan keluarganya sebagai keluarga paladin paling kuat di kerajaan Kagaru. Dia berusaha keras berlatih teknik bela diri yang di turunkan dari leluhurnya dan di sela-sela latihannya dia selalu menyibukkan diri untuk mempelajari tentang manajemen.
Zaed menyingkirkan seluruh saudaranya dalam upayanya meraih kursi kepala keluarga. Akhirnya setelah berjuang mati-matian, dia dapat menjadi kepala keluarga di usia ke 20 dan membuktikan kepada seluruh negara bahwa dia adalah kesatria terkuat di umurnya yang masih muda yaitu 23. Akan tetapi dia menyadari bahwa kualitas dari pasukannya secara keseluruhan telah menurun hingga titik menyedihkan. Dia pun melatih dan merombak struktur pasukannya secara besar-besaran. Perjuangannya selama delapan tahun pun terlihat, kualitas pasukannya naik ke titik baru.
Namun pada umurnya ke 31, setelah akhirnya ia hampir mengembalikan kejayaan keluarganya secara keseluruhan, tempat tinggalnya di serang. Kota benteng Citra yang tidak pernah mengalami penyerangan sama sekali sejak 100 tahun lamanya, mengalami peperangan setelah sekian lama.