Keheningan menyelimuti seluruh area baik dari dalam kota atau pun diluar kota masing-masing kubu tidak ada yang membuat gerakan sehingga terlihat seperti patung hidup yang berkilau. Seseorang akan mengetahui dalam sekali lihat jika pasukan dari masing masing kubu adalah pasukan kelas satu dengan tingkat displin yang tinggi dan juga mental yang kuat.
Perbedaan dari masing-masing kubu hanyalah Jumlah mereka. Kubu penyerang memiliki Jumlah yang sangat banyak sehingga manusia terlihat seperti butiran debu yang berada dipadang pasir yang luas. Apabila warga sipil melihat banyaknya pasukan yang berkumpul, mereka akan merasakan intimidasi yang sangat kuat sehingga mereka mungkin akan langsung pingsan ditempat.
Situasi saat ini dapat dikatakan sebagai pengepungan kota.
"Wakil komandan, bagaimana dengan bantuan yang kita minta?"
"Kabar baik komandan, dua benteng dan kota terdekat akan segera mengirimkan pasukan bantuan yang kita minta, bantuan akan sampai dalam waktu tiga sampai hari."
"Uhm syukurlah, lalu bagaimana dengan kerajaan?"
"Mereka masih belum memberikan kabar pasti komandan."
Zaed tidak membalas ucapan dari bawahannya, akan tetapi ia langsung berjalan menjauh dan mendekati meja. Di atas meja itu adalah sebuah peta, peta yang menggambarkan struktur kota Citra dan di atas peta itu berdiri beberapa bidak catur dengan warna putih dan hitam. Dia melihat ke arah peta dan menggerakan beberapa catur berwarna putih.
"Dari arah inilah pasukan bantuan akan datang, itu berarti kita harus memberikan pertahanan kepada gerbang barat, agar pasukan bantuan dapat langsung memasuki kota pada saat mereka tiba. Tapi kita juga harus mengulur musuh untuk menjauhi gerbang barat untuk menghilangkan korban yang tidak perlu."
"Itu akan sulit komandan, musuh pasti akan mengelilingi seluruh kota untuk menjaga kita agar tidak bisa kabur."
Zaed dengan tenang mendengarkan bawahannya sambil memikirkan strategi yang tepat untuk peperangan yang akan datang.
"Kepala keluarga."
Kali ini Zaed melirik bawahannya dan menyadari bahwa bawahannya memiliki expresi masam.
"Ini adalah ulah para bangsawan bukan?"
Zaed tidak membalas perkataan bawahannya, karena dia tahu itulah titik masalahnya.
Keluarga Ausdeus pada awalnya hanya sebuah keluarga biasa, sebuah keluarga kecil yang tidak penting di antara ratusan ribu keluarga biasa lainnya di kerajaan Kagaru. Akan tetapi keluarga kecil itu dapat melahirkan seorang pendekar pedang luar biasa dan seiring berjalannya waktu orang itu mendapat kan pengakuan dari malaikat lalu menjadi paladin.
Orang tersebut adalah Khalir Gaya Ausdeus leluhur Zaed yang membawa keluarga Ausdeus mencapai kejayaannya.
Pada masanya Khalir Gaya Ausdeus adalah seorang paladin yang di takuti oleh banyak negara. Saking kuatnya, dia mendapatkan banyak undangan untuk bergabung dengan berbagai negara dengan jaminan posisi dan status. Namun itu semua di tepis olehnya dan tetap setia kepada negara tempat ia di lahirkan. Raja yang mengetahui hal itu terdorong oleh rasa loyalitas Khalir dan memberikannya sebuah gelar bangsawan yaitu {Baron} lalu memberikannya sebuah bidang tanah di dekat perbatasan timur. Bukan hanya itu bahkan pembangunan kota di tanah yang diberikan seluruhnya ditanggung oleh negara.
Negara-negara lain yang melihat Khalir sebagai ancaman mulai mempersiapkan pasukan dan melakukan serangan kepadanya. Akan tetapi itu semua berhasil di gagalkan oleh pasukan Khalir bahkan tanpa meminta bantuan dari kerajaan.
Kemenangannya pun terserbar hingga seluruh penjuru negeri dan sebagai seorang paladin banyak warga kerajaan Kagaru dan negara tetangga yang mengidolakannya, lalu berpindah dan mendaftar sebagai pasukan Khalir. Akhirnya dalam waktu 30 tahun kotanya mendadak mengalami lonjakan pasukan. Dia pun melakukan penyerangan terhadap negara tentangga yang merupakan sebuah negara dengan bentuk principality dan menang tanpa membawa atau memanggil pihak ketiga.
Raja senang mendengar berita itu dan menaikan statusnya menjadi {Viscount}. Tetapi negara lain melihatnya dengan cara yang berbeda. Mereka menunggu sampai Khalir turun dari posisinya dan sampai dia memasuki umur rentan. Setelah itu mereka membuat aliansi dengan gabungan tiga negara dan menyerang wilayah Khalir. Namun betapa terkejutnya mereka mendapati bahwa ada dua paladin baru yang muncul di wilayah Khalir yang akhirnya menyebabkan penyerangan itu menjadi kekalahan total. Peristiwa itu di sebut sebagai Dumb Operation oleh kerajaan Kagaru. Raja pun kembali menaikan status keluarga Ausdeus menjadi {Earl/Count}.
Dan itulah awal mula keluarga Ausdeus dibenci oleh bangsawan lain atas peristasinya, bagaimana tidak, agar seseorang dapat menaikan gelarnya, mereka harus melakukan prestasi besar dan hebat, itupun mereka tidak bisa menaikan gelarnya dalam satu generasi, butuh beberapa dekade atau bahkan abad untuk bisa naik satu atau dua peringkat, tapi bagaimana jadinya apabila muncul seseorang yang dapat menendang tangga itu ditambah orang tersebut berasal dari kaum rakyat biasa. Tentunya akan melahirkan percikan api cemburu dan iri di mata orang lainnya, walaupun begitu Ausdeus adalah keluarga dengan kekuatan luar biasa, jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah diam dan memendam api cemburu.
Setelah peristiwa bersejarah itu keluarga Ausdeus di kenal sebagai keluarga paladin, karena mereka terus melahirkan paladin baru sampai 100 tahun berlalu semenjak kejayaan Ausdeus.
100 tahun setelah kejayaan keluarga Ausdeus, mereka tidak pernah lagi melahirkan paladin. Meskipun tidak melahirkan paladin, dengan wilayah Ausdeus yang luas, mereka dapat memperkaya diri mereka sendiri. Akan tetapi dengan berjalannya waktu kekayaan mereka mempengaruhi kualitas kekuatan yang lahir di Ausdeus. Mereka bahkan tidak pernah membangkitkan seorang sword master.
Penurunan kualitas selama 100 tahun terakhir membuat bangsawan yang memendam rasa benci melihat secerah harapan, dan akhirnya mereka mulai untuk mengusik keluarga Ausdeus dengan berbagai cara. Sampai Zaed muncul di hadapan publik dan menunjukan skillnya. Di usia yang masih muda, Zaed telah mencapai tingkatan sword master, jika di beri waktu bukan tidak mungkin baginya untuk menjadi paladin. Sayangnya keluarga Ausdeus tidak pernah ikut campur dengan urusan politik dalam negeri dan hanya fokus dengan kekayaannya sendiri, oleh karena itu, meskipun Zaed dapat membawa keluarganya kembali ke masa jayanya, jalannya selalu tidak selalu mulus dan mendapatkan banyak rintangan.
Dan pada titik ini bukan hanya para bangsawan yang takut dengan kenaikan Ausdeus, tapi negara tetangga juga. Apa jadinya jika keluarga Ausdeus yang saat ini sudah kaya dapat membangkitkan garis darahnya yaitu melahirkan kembali seorang paladin. Tentunya mereka tidak ingin hal itu terjadi.
"Para bangsawan sialan itu, mereka melihat kita sebagai ancaman dan ingin menyingkirkan kita dengan berbagai cara, melupakan seluruh perjuangan kita dan perjuangan leluhur kita yang telah mengabdikan dirinya pada kerajaan ini, apakah kita pernah mengancam mereka, apakah kita pernah melakukan hal yang dapat menghancurkan negara ini, apakah kita pernah melakukan kesalahan?"
Kali ini Zaed melihat langsung ke arah bawahannya, mendekatinya lalu memegang kedua bahunya dan berkata.
"Kita sendiri adalah ancaman dan kita sendirilah kesalahan itu."
"Apa maksud mu komandan?"
Zaed berjalan kembali ke arah meja lalu duduk dalam diam, dia tidak menjawab pertanyaan dari bawahannya akan tetapi berkata hal lain.
"Viscount Dred, lupakanlah, tidak akan ada yang berubah dengan kamu menanyakan hal itu. Lebih baik kita berfokus pada peperangan yang akan terjadi."
"Tapii komandan…."
"Mari kita ke sampingkan masalah ini untuk….."
Zaed tidak dapat menyelesaikan perkataannya, karena ia mendengar suara dari kejauhan.
Suara terompet dan drum dapat terdengar dari luar tembok di iringi oleh suara hentakan kaki yang memenuhi ruangan itu.
Zaed dan Dred mengetahui maksud dari suara itu.
Zaed tidak bisa menahan diri untuk mendecakkan lidahnya dan dia mengepalkan tinjunya.
"Perang sudah dimulai."
*****
Keheningan yang menyelimuti seluruh area sirna ketika kubu penyerang memulai gerakan mereka, diiringi oleh suara dentuman drum, tiupan terompet dan suara hentakan kaki dari puluhan ribu pasukan membuat siapapun yang melihat adegan ini akan merasakan mati rasa di seluruh tubuh mereka.
"Pasukan pemanah! Bidik musuh yang terlihat seperti memiliki pangkat tinggi atau terlihat seperti kuat, dan jangan buang amunisi dengan musuh yang tidak bisa kalian bidik."
"Laksanakan Komandan!"
Pasukan penyerang mulai mendekati Gerbang kota dengan Battering Ram mereka, bahkan beberapa pasukan penyerang sudah menginjakan kaki mereka di tembok berkat siege Tower yang mereka bawa. Oleh karna itu Intensitas peperangan meningkat ketingkatan yang baru.
Sudah tiga hari berlalu semenjak peperangan di mulai. Tapi Zaed tidak melihat tanda-tanda kelelahan dari musuh, bahkan mereka terus menyerbu dengan ganas.
"Kapan pasukan bantuan akan tiba?"
"Kami masih belum menerima pesan terbaru komandan."
Seseorang berlari mendekati Zaed dengan wajah yang terlihat seperti kabar buruk.
"Ko-komandan, berita buruk, kota dan benteng terdekat mengalami pengepungan juga, kita tidak akan mendapatkan bantuan dalam waktu dekat."
Perasaannya benar, mendengar kabar tersebut membuat situasi yang saat ini sudah buruk berubah menjadi kacau.
Meskipun sebelumnya Zaed dapat menyatukan dan menyakinkan para bangsawan serta aliansi pedagang yang berada di bawah yurisdiksinya untuk berperang bersama dengan jaminan bantuan, tapi saat ini jika mereka mengetahui bahwa bantuan tidak akan datang, situasi akan berubah 180O, mereka akan dengan cepat kehilangan semangat bertarung yang akan menyebabkan menurunnya moral pasukan. Itu adalah situasi yang harus dia hindari sebisa mungkin.
'Apa yang harus aku lakukan?' Zaed dengan cepat memikirkan strategi demi strategi baru di kepalanya.
"Lapor Komandan! Battering ram musuh sedang mencoba untuk membobol pintu gerbang utara."
"Sialan! Tuangkan minyak dan bakar mereka."
Battering ram yang sedang mencoba untuk menghancurkan gerbang disirami oleh minyak dan seketika terbakar berkat panah api dari kubu bertahan.
Jeritan demi Jeritan menyakitkan terdengar dari kubu penyerang baik yang disebabkan oleh terbakar api, tertusuk panah, atau tersayat oleh pedang.
Tetapi itu tidak mengurangi moral dari pasukan penyerang yang masih berusaha untuk masuk kedalam kota baik itu melalui tembok atau menghancurkan gerbang kota.
Waktu demi Waktu berlalu, baik pihak penyerang atau bertahan bertarung dengan segenap kekuatan mereka. Bunuh dan membunuh itulah isi pikiran mereka saat ini.
Ketika waktu berjalan terus menurus, sampai akhirnya gerbang kota pun hancur.
"Komandan! Gerbang kota telah hancur"
BAAMM!!!
Zaed memukul meja dengan sekuat tenaga dikarenakan rasa frustasi terhadap situasinya saat ini, belum sempat untuk menenangkan dirinya, dia kembali menerima laporan yang memperburuk situasi saat ini.
"Lapor Komandan!! Ke-keberadaan sword master telah terlihat dan mereka mengirimkan setidaknya lima sword master yang sedang menerjang ke arah kita."
"Wakil komandan, apakah guardian knight sudah siap?"
"Mereka sudah siap dan menunggu untuk perintah anda komandan."
"Bagus, wakil komandan kamu akan memegang kendali di sini. Aku akan terjun langsung ke medan perang."
*****
Di sisi lain tembok, terdiri dari banyak tenda dan di salah satu tenda tersebut memiliki banyak orang di dalamnya.
"Lapor Jenderal! Gerbang kota telah berhasil kita hancurkan."
"Akhirnya! Akhirnya! Kirimkan Heavy cavalry disusul dengan Heavy Infantry, juga katakan kepada lima pilar untuk segera bergerak dan mengamuk sepuasnya. Ahh, Ingatlah Prioritas pertama adalah membunuh Count Zaed, menguasai kota adalah prioritas kedua."
"Baik Jendral"
"Semuanya mari kita pergi untuk melihat moment bersejarah, sejarah yang akan terpajang nama kita di dalamnya."
'Sebuah era baru akan lahir.'
SWOSSHHHH, DOOMM
Ketika sang Jenderal dan rombongannya keluar dari tenda tiba-tiba sinar yang sangat menyilaukan masuk dalam pandangannya, diikuti dengan suara nyaring berdengung di telinganya.
Cahaya yang muncul itu memiliki sinar yang sangat jauh, sejauh mata menandang, seakan-akan Sinar dari cahaya itu menyelimuti seluruh dunia. Cahaya itu juga memancarkan aura nan Agung membuat seluruh makhluk terdiam dan melupakan seluruh pekerjaan mereka, bahkan ada yang bersujud dan menyembah Cahaya itu.
Tentu saja tidak terkecuali mereka yang sedang berperang, pasukan yang seharusnya saling membunuh satu sama lain seketika melupakan apa yang harus mereka lakukan, dikarenakan Cahaya yang indah nan Agung tersebut. Di dalam hati mereka, mereka ingin langsung bersujud, tetapi ditahan oleh insting mereka. Jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah melihat sambil meneteskan air mata dikedua sudut mata mereka.
Cahaya yang muncul dari langit membentangkan 10 pasang sayap putih yang megah dan perlahan-lahan mendekati tanah.
"Indah sekali….."
Dan seketika....
'DOOOMMMM'
Pada saat cahaya itu menyentuh tanah, seketika gelombang kejut cahaya yang sangat menyilaukan menerangi seluruh dunia, belahan dunia lain yang seharusnya malam seketika terang seakan-akan gelombang cahaya itu menerjang seluruh wilayah dunia.