~ 15mnt sebelum waktu yang ditentukan
"Huft, Huft, Huft"
"Sialan apa-apaan rasa sakit itu, pada saat itu aku merasa menyesal telah mengambil keputusan untuk menjadi awakener….. Hahhh, bahkan setelah sejam berlalu rasa sakit tadi masih terbayang-bayang oleh ku hingga saat ini." Ucap Jendral Hady yang berkata dengan gelagapan.
"Faishal, kapan kamu mengalami rekontruksi tubuh?" ucap Jendral Vainer dengan wajah penasaran.
"Mmm pada saat pertempuran dengan Kuhard."
Mendengar jawaban yang diberikan Faishal, sekali lagi mereka semua membelakkan mata, tidak, bola mata mereka seperti ingin keluar dari tempatnya, bahkan semua orang memiliki rahang terbuka.
"Kahahaha sudah kuduga kau memang gila Faishal, tidak salah aku menyeret mu untuk masuk militer."
Mereka semua memberikan senyuman atas perkataan Jendral Vainer sebagai persetujuan, bagaimana tidak, apa yang mereka rasakan adalah sebuah rasa sakit yang sangat amat menyakitkan yang bahkan kata-kata tidak dapat menjabarkannya.
Jika bukan karena mereka akan kehilangan nyawa pada saat mereka menjalani rekontruksi tubuh, mereka akan dengan senang hati memejamkan mata mereka dan tertidur saat itu juga, dan bukan hanya itu kelelahan akibat dari rekontruksi tubuh sangatlah luar biasa dapat dikatakan bahwa itu menguras tenaga dan mental mereka hingga tidak ada yang tersisa, ditambah lagi rasa sakit yang terbayang setelah selesai menjalani rekontruksi tubuh bukanlah hal yang dapat dilupakan dalam hitungan dua sampai tiga hari.
Namun Faishal dapat langsung bertarung bahkan membunuh musuhnya setelah mengalami rekontruksi tubuh, itu adalah hal yang tidak pernah mereka bayangkan, dan rasa sakit seperti itu tidak dapat ditahan tidak peduli sebagaimana pun tingginya adrenalin Faishal saat itu.
Pada saat itu pula rasa hormat dan takjub mereka kepada Faishal naik ke titik yang sama sekali baru.
"Heh, kamu memang seorang monster Faishal hahahahaha." Ucap Jendral Hady.
Faishal hanya menggaruk belakang kepala saat mendengar pujian dari Jendral Hady.
DOOM!!
Pada saat itu sebuah cahaya muncul menyinari seluruh dunia, namun kali ini cahaya itu tidak menarik seluruh makhluk untuk melihat ke arah cahaya itu.
Meskipun pada kali ini tidak ada paksaan untuk melihat ke arah cahaya yang muncul, tetapi seluruh makhluk di bumi tetap keluar untuk melihat cahaya tersebut.
Dan seperti yang telah terjadi sebelumnya, muncul sebuah bola cahaya dan mulai berkata dengan menggunakan seluruh Bahasa yang ada di dunia ini.
"Ohhh, sepertinya telah ada yang mengalami kebangkitan terlebih lagi enam orang sekaligus di tempat yang sama dan dengan orang yang sama, yaitu kebangkitan pertama."
Kali ini Bola cahaya itu berkata dengan nada yang seolah-olah tertarik dengan apa yang terjadi.
"Sepertinya ada yang telah menemukan metode untuk kebangkitan, yaa aku ucapkan selamat kepada enam orang yang telah mengalami kebangkitan, namun setelah saat ini aku hanya akan muncul kepada kebangkitan yang memiliki potensi yang lebih besar. khahahahaha."
Setelah itu bola cahaya dan seluruh cahaya yang menerangi dunia itu hilang tanpa jejak.
Namun Faishal dan yang lainnya merasakan bahwa bola cahaya itu menatap mereka sesaat sebelum bola cahaya itu menghilang, dan setelah menyaksikan bola cahaya dan cahaya itu pergi, mereka kembali ke ruang tamu.
Seolah-olah mengingat sesuatu yang penting, Jendral Vainer menanyakan sesuatu kepada Faishal.
"Jadi berapa lama lagi sebelum kepergian mu?"
Melihat ke arah layar transparan, dan berkata.
"Sekitar 15 menit lagi Jendral."
Mereka semua merasakan perasaaan aneh saat Faishal berkata bahwa dia akan pergi dari dunia ini.
"Tidak bisakah kau tinggal?"
Menggelengkan kepalanya Faishal kembali berkata.
"Aku ragu bahwa aku tidak bisa Jendral."
"Alasannya?"
Dan sekali lagi senyuman pun muncul dari wajah Faishal, senyuman penuh yang muncul kali ini memiliki emosi percaya diri, semangat dan dendam.
"Itu karena kali ini aku yang akan menyerang mereka."
"..."
"Apa maksud mu?"
"Kepergian ku kali ini adalah ke sebuah tempat, tidak, lebih tepatnya ke sebuah dunia atau universe bernama Downfall, itu adalah dunia tempat Kuhard berasal."
Lagi dan lagi mereka semua terkejut dengan perkataannya, ntah sudah berapa kali mereka terkejut dengan perkataan Faishal hari ini, sepertinya jika mereka memiliki jantung yang lemah, mereka sudah mati dari tadi.
"Ka-Kamu, apa kamu serius?"
"Yaa aku serius, itulah destinasi yang tujukan kepada ku oleh system."
Mereka semua terdiam seribu Bahasa, hingga Jendral Vainer yang tidak bisa menahan rasa semangat mulai bersuara.
"KUHAHAHAHAA, BAGUS NAK. HANCURKAN MEREKA, BANTAI MEREKA SEMUA DAN BERIKAN MEREKA PELAJARAN YANG TIDAK AKAN PERNAH MEREKA LUPAKAN."
"Hiyaa Jendral bukankah itu terlalu berlebihan?" Ucap Faishal dengan nada bercanda.
"Kahahaha, bukankah kau juga memikirkan hal yang sama?"
Keduanya saling tersenyum satu sama lain dan lalu menganggukan kepala mereka.
"Bagus, setidaknya berikan mereka rasa takut hanya dengan mendengar kata Indonesia."
"Akan ku lakukan dengan senang hati."
Setelah itu Faishal pergi ke dalam kamarnya menggambil sebuah buku dan alat tulis, dan kembali ke ruang tamu lalu menuliskan sesuatu.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Ucap Jendral Vainer.
"Huh? Ahh aku sedang menuliskan metode kebangkitan."
Akhirnya Faishal pun selesai menuliskan metode kebangkitan dan memberikannya kepada Jendral Vainer.
"Jendral, di dalam sini ada sekitar empat metode untuk memaksa seseorang mengalami kebangkitan dan di dalamnya ada beberapa refrensi novel tentang gambaran umum dunia setelah awakening menjadi hal umum di dunia ini, juga aku telah menulis system yang mungkin akan membantu awakening tidak mengambil alih pemerintahan, tentunya aku sarankan agar anda membaca seluruh refrensi novel yang aku saran kan baru membaca solusi yang aku berikan."
Jendral Vainer menaruh buku yang diberikan Faishal dengan sangat hati-hati seperti document rahasia negara dengan tingkat rahasia tertinggi.
"Ahh aku lupa memberitahukan kepada kalian, Jika dimasa depan muncul system job, class atau sesuatu seperti itu, Jangan memilih sesuatu yang terkuat atau popular tetapi pilihlah yang menurut kalian disitulah bakat kalian atau disitulah bidang kalian, karena jika kalian salah memilih kalian hanya akan menjadi sampah dimata orang yang sama yang miliki job seperti kalian, sebagai contoh, Edwin dimasa depan pilih lah job warrior lalu magic, karena kamu lebih cocok untuk menjadi Magic-Warrior dan Jendral Vainer dimasa depan pilihlah Job Komander dan Magic, karena anda cocok untuk menjadi Komander….."
Setelah menjelaskan satu per satu job yang cocok untuk masing-masing orang Faishal mengeluarkan senyuman puas. Namun Jendral Vainer yang telah mengetahui Faishal dari lama mengeluarkan pertanyaan.
"Dari mana kamu tahu semua itu?"
"Hehehe, ini adalah salah satu skill ku juga Jendral, aku dapat melihat Status Window seseorang seperti Strength, Agility, Mana, Durability dan lain-lainnya."
"Hahh seperti yang kuduga, Faishal apakah kamu benar-benar harus pergi?"
"Ya Jendral, aku benar-benar harus pergi."
"Lalu apakah kamu akan kembali?"
"Aku tidak tahu, namun jika aku dapat kembali, aku akan memastikan terlebih dahulu bahwa masalah di sana terselesaikan."
"Kahahaha, bukankah itu akan memakan waktu puluhan tahun?"
"..."
Mereka semua terdiam, terutama Faishal dengan tidak sadar dia meneteskan air mata dari mata sebelah kirinya.
"Oi Oi Oi, ada apa dengan mu Faishal?" Ucap Jendral Vainer dengan nada terkejut.
Faishal yang akhirnya sadar bahwa dia menangis, mengusap matanya.
"Tidak, tidak ada apa-apa Jendral"
"Ada apa nak, jika kau memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakan saat ini juga, kita tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi dan mungkin ini akan jadi pertemuan terakhir kita."
Mendengar perkataan dari Jendral Vainer, air mata Faishal mengalir menjadi lebih deras dari sebelumnya, hingga akhirnya dia tidak bisa menahannya dan mulai menangis.
"Jendral Terimakasih atas dukungan mu selama ini, terimakasih karena selalu ada disaat aku tidak memiliki siapapun, terimakasih karena telah mengurus dan mendorongku untuk selalu bertahan hidup, terimakasih karena telah memberikan ku alasan baru untuk terus melanjutkan hidup, terimakasih atas segala hal yang pernah anda lakukan untuk ku hingga saat ini Jendral."
Jendral Vainer hanya tersenyum ketika mendengar apa yang diucapkan Faishal, dia lalu menjulurkan lengan kanannya dan menepuk kepala Faishal lalu mengusap kepala Faishal seperti seorang Ayah.
"Heh, Anak brengsek aku tidak tahu kapan terakhir kali aku melihat mu menangis seperti ini?"
Akhirnya Jendral Vainer berdiri dan berjalan ke arah Faishal, lalu memeluk Faishal sambil berkata.
"Jika kamu memang berterimakasih, maka jagalah kesehatan mu disana, lalu carilah pasangan hidup dan buatlah keluarga yang bahagia, dan jika memang musuh di dunia sana lebih kuat, tidak masalah jika kamu memang harus menyerah, kamu tidak perlu khawatir tentang kami disini, karena apapun yang terjadi percayalah dan yakinlah bahwa kami akan menjaga negara ini, tidak, kami akan menjaga tempat ini sampai kamu kembali."
Faishal tidak membalas perkataannya dan hanya berkata "Uhm" lalu memeluk Jendral Vainer dengan lebih erat.
"Ohh dan juga yakinlah dengan metode yang telah kamu berikan, kami akan membuat divisi khusus untuk manusia yang mengalami kebangkitan dan mengaktifkan kembali pasukan Unknown."
"Jadi Pergilah dengan hati tenang, dan fokuslah untuk membuat strategi sesaat setelah sampai di sana, kami disini akan selalu memastikan keamanan tempat ini agar kamu selalu memiliki tempat untuk kembali."
Muncul sebuah cahaya dari seluruh tubuh Faishal, sedikit demi sedikit tubuh Faishal mulai menghilang dari mulai bagian bawah dan merambat kebagian atas.
Melihat tubuh Faishal yang mulai menghilang sedikit demi sedikit mereka semua mengerti bahwa waktu Faishal telah habis, akhirnya mereka semua mulai berpamitan.
"Selamat Jalan dan Selamat Tinggal, aku akan selalu mendoakan baik itu untuk Kesehatan, kesuksesan dan kebahagian mu."
"Selamat Jalan Faishal, tenanglah kami akan membuat negara kita menjadi negara adidaya dengan pengetahuan yang kamu tinggalkan."
"Selamat Jalan Komandan, Jaga Kesehatan mu."
"Selamat Jalan Komandan, Jangan lupa berikan mereka pelajaran."
Satu per satu mulai berpamitan dengan Faishal. Lalu Faishal pun tersenyum, senyuman penuh seperti seorang anak kecil yang bahagia.
Dan akhirnya tubuhnya benar-benar menghilang.
----
Akhirnya-AKHIRNYAA kita akan masuk ke dunia Fantasi.
Hufttt setelah 11 Chapter berlalu aku akhirnya dapat menyelesaikan cour pertama dari cerita ku ini.
Terimakasih kepada pembaca Budiman yang telah setia membaca hingga Chapter saat ini, aku harap kalian dapat selalu terhibur dengan cerita ku ini.
Dengan ini aku nyatakan bahwa Arc Pertama dari Cerita Almighty Emperor telah selesai.
Kedepannya MC kita akan lebih dikenal dengan nama Athan dari pada Faishal.
Ahhhh aku benar-benar tidak sabar ingin menyelesaikan cerita ini, tunggulah wahai para pembaca Budiman, aku akan menunjukan kepada kalian pertempuran-pertemuan hebat lainnya.
Salam hangat, Celestial Lord.
TERIMAKASIH, mari kita bertemu di Chapter selanjutnya.