Chereads / ALMIGTHY CELESTIAL EMPEROR / Chapter 15 - The Beginning After The End(3)

Chapter 15 - The Beginning After The End(3)

Heavenly Training Ground berlokasi di Celestial palace sebuah pulau apung yang melayang tepat di atas pohon dunia. Pohon dunia itu sendiri memiliki tinggi sekitar 100 meter dengan jarak space kosong antara pucuk tertinggi dan puncak terendah dari pulau apung tersebut, ketinggian dari pulau apung lokasi dimana celestial palace berada setinggi 120 meter dari permukaan tanah.

Faishal tiba di sebuah lorong, di depannya dia dapat melihat sebuah pintu gerbang jeruji. Sebelum dia melangkah lebih dekat, dia memastikan kembali segala item dan perlengkapannya terpakai dengan sempurna.

Merasa semua item telah terpasang, dia pun kembali melangkah ke arah gerbang jeruji dan gerbang jeruji itu terbuka secara otomatis.

Heavenly training ground memiliki bidang tanah yang sangat luas sejauh mata memandang, itu wajar karena sesuai dengan namanya heavenly training ground digunakan untuk latihan prajurit-prajurit Faishal. Permukaan tanahnya di buat menggunakan metode paving block, bahan dari paving block itu sendiri terbuat dari campuran bahan-bahan berkualitas tinggi, dapat bertahan dari getaran dan benturan keras lainnya. Di setiap sisinya memiliki tribun penonton mungkin di maksudkan untuk para petinggi melihat hasil latihan dari setiap prajurit dan tentunya Heavenly training ground memiliki tribun VIP yang dibuat khusus untuk Faishal.

Tidak ada alasan khusus bagi Faishal untuk memberi nama tempat ini sebagai heavenly training ground. Hanya karena, menurutnya akan lebih bagus dan terdengar keren jika segala sesuatu di beri nama Heavenly di depannya.

Belum lama waktu berselang setelah Faishal pergi dari kamarnya, jadi nuansa mentari pagi masih terasa sangat segar. Dia melirik ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang.

Mungkin karena masih pagi buta, jadi belum ada prajurit yang datang untuk berlatih, tapi Faishal mengingat bahwa dia menempatkan satu guardian di sini untuk mengawasi seluruh pelatihan yang lalui oleh setiap prajuritnya.

Dan benar saja, Faishal langsung mendengar sebuah suara langkah kaki dari kejauhan, namun suara itu tiba-tiba menghilang dan seketika muncul siluet dari udara jaraknya sekitar 5-10 meter. Siluet itu mendarat tepat di hadapan Faishal kakinya melengkung dan dengan lembut meredam benturan pada saat sosok itu mendarat.

Gerakannya indah dan sangat sangat elegan tidak terlihat bahwa dia melakukan itu dengan susah payah dan mungkin alasan dia melompat adalah untuk mempercepat antara jaraknya dengan Faishal.

Setelah siluet itu mendarat di hadapan Faishal, dia langsung berlutut dan diam tak berbicara.

Faishal memang sudah terbiasa dengan sapaan berlutut seperti itu, namun itu adalah ketika Path of Conqueror masih berupa game, melihat seseorang berlutut seperti itu di dunia nyata meninggalkan rasa canggung dan rasa gatal di punggungnya.

"Berdirilah Laura"

Laura langsung bangkit dari posisinya dan menunjukan wajah cantik nan indah, sesosok wanita dengan kulit gelap, memiliki telinga yang jauh lebih panjang dari pada manusia pada umumnya, rambutnya berwarna lavender dengan potongan rambut bob pendek belah pinggir, tingginya hampir sama dengan Faishal, memiliki kedua pedang di pinggang kanan dan kirinya, dan mengenakan armor dengan perpaduan warna midnight blue dan violet membuat dirinya terlihat keren, gagah dan menakutkan sekaligus.

Dia adalah seorang Dark Elf.

"Selamat datang yang mulia, apakah kehadiran anda kali ini untuk inspeksi, tapi…. Kami baru saja mendengar bahwa seluruh komandan tingkat tinggi di panggil ke lapangan upacara, karena itu kami meniadakan latihan untuk hari ini."

'Ahh jadi itu alasannya aku tidak melihat siapapun hari ini?'

"Tidak, bukan itu alasan ku kemari. Aku kemari karena ingin berlatih juga."

"Ehhh, yang mulia ingin berlatih? Seperti yang diharapkan dari yang mulia kaisar sebagai makhluk tertinggi bahkan terkuat di dunia ini masih ingin mengasah skillnya."

Mata Laura berbinar setelah mendengar apa yang di ucapkan Faishal, aura semangat yang berapi-api seperti muncul dari seluruh tubuhnya.

"Yang mulia apakah aku harus memanggil beberapa monster menggunakan skill, atau haruskah aku menyeret monster yang pernah kita tangkap, atau mungkin haruskah aku..." Laura tidak berhenti berbicara dan menyebutkan beberapa kalimat dengan cepat. Faishal sendiri merasa bahwa otaknya tidak mampu menangkap seluruh ucapan Laura sekaligus, dia ingin menggunakan saran yang telah di sebutkan Laura, namun karena keterkejutan dan kegugupannya dia melupakan seluruh saran yang telah di ucapkan oleh Laura. Beberapa pertanyaan melayang di pikirannya ketika Laura menyerbu Faishal dengan saran-sarannya, seperti 'apakah aku membuat pengaturannya seperti ini?', 'apa jadinya jika seluruh Npc aku setting seperti itu?'.

"Jadi yang mulia apa yang harus aku lakukan sekarang?!" Faishal kembali di tarik ke dunia nyata setelah mendengar suara keras dari Laura. Saat ini Laura melihatnya dengan tatapan berapi-api dengan suara napas naik turun, membuat Faishal merinding di sekujur tubuhnya.

'Sial, aku melupakan seluruh saran yang dia sebutkan, tapi aku ingat setidaknya dia menyebutkan monster, ahhhh ayolah diri ku berpikir-berpikir.'

Faishal membuat otaknya bekerja lebih cepat dari biasanya. sebagai seorang yang pernah memimpin sebuah pasukan khusus seharusnya dia dapat menemukan solusi seperti ini dengan mudah, namun perbedaannya adalah anak buahnya tidak pernah memberikan expresi seperti ini dan hanya mendengarkan dengan patuh dan diam, meskipun mereka akan memberikan beberapa opini tapi itu semua akan dikatakan dengan luwes dan tenang.

"Uhm Laura, kamu tidak perlu memanggil mereka, sebaliknya mereka semua mungkin tidak dapat membuat latihan ku efektif, jadi bagaimana jika kamu sebagai gantinya?"

"Ehhh"

Laura menundukan kepalanya seolah-olah dia kecewa, matanya yang tertutup rambut membuat Faishal tidak mengetahui expresi apa yang sedang dia keluarkan. Seluruh badan Faishal bergertar, bulu kuduknya terangkat. Dia takut bahwa penolakannya akan membuat Laura tidak senang dan membuatnya marah. Akan tetapi itu semua berbeda dengan apa yang sedang ia bayangkan.

Laura menangkat wajahnya dan apa yang Faishal lihat adalah sebuah expresi bahagia, tatapan yang sebelumnya berapi-api berubah seperti tatapan berbinar, matanya seperti memiliki bintang-bintang kecil yang bersemayam.

"Yang mulia, be-be-be-be-benarkah anda akan berlatih dengan hamba?" dengan suara yang terbata-bata dan posisi tubuh menyondong serta kedua tangan bertelangkup, membuat Faishal mulai berhalusinasi lalu melihat telinga dan ekor kucing muncul di kepala dan bokong Laura. Melihat tatapan yang sudah seperti memohon itu, tanpa sadar Faishal mundur selangkah.

"U-Umu, tentu saja, bukan hanya aku akan berlatih dengan mu, namun aku juga akan melawan mu dengan serius. Dengan kata lain, aku juga akan menguji kemampuan mu…." Faishal berkata sambil memegang pedang yang berada dipinggangnya. "….. Sebagai salah satu guardian, ditambah dirimu sebagai pemimpin pasukan khusus, aku harus selalu memastikan bahwa kemampuan mu tidak pernah menurun."

Laura mengikuti gerakan tangan Faishal dan akhirnya dia menyadari sesuatu yang luar biasa.

"Y-yang mulia, apakah itu senjata kekaisaran kita, salah satu simbol tertinggi yang melambang kekaisaran kita."

"Kamu benar, inilah senjata yang dibangun sebagai salah satu simbol kepercayaan kekaisaran kita. Sebuah senjata yang dibuat untuk diriku sendiri, Celestial Sword Nebula."

Faishal menarik pedang itu dari sarungnya, lalu pedang itu memancarkan sebuah pilar cahaya putih yang menembak ke langit, sebuah pilar cahaya yang cukup besar untuk menutupi seluruh tubuh Faishal dengan seluruh cahaya putih. Cahaya putih itu bertahan hingga beberapa puluh detik, setelah pilar cahaya itu menghilang seluruh awan dilangit juga menghilang, meninggalkan langit biru yang indah.

*****

Divine Realm, di sebuah tempat yang indah terdiri dari berbagai bangunan-bangunan mewah, hewan-hewan ilahi yang dengan bebas berterbangan kesana-kemari dan prajurit-prajurit yang terlihat sangat menakutkan berpatroli kesana-sini.

Di tempat terdalam dari salah satu bangunan, seseorang yang mengenakan mahkota sedang duduk bersila sambil memejamkan matanya pun terbangun. Ia membuka matanya, melirik seluruh ruangan dan akhirnya bangkit dari tempatnya.

Bunyi pintu terbuka dapat terdengar olehnya dan dia dapat melihat ada seseorang yang berjalan masuk ke ruangannya dan langsung berlutut tepat di hadapannya.

"Laporkan apa yang terjadi, apakah salah satu dari 10 kaisar ilahi telah dapat menerobos ke alam surgawi?"

"Tidak yang mulia, sejauh ini kami masih dapat melihat seluruh kekaisaran ilahi berada koordinatnya masing-masing."

"Apa maksud mu, bagaimana itu mungkin, bukankah kamu sendiri merasakan bahwa seseorang telah menerobos ke ranah surgawi?"

"Tapi kami memang telah memastikan bahwa kesepuluh kekaisaran masih berada di koordinatnya masing-masing yang mulia."

"Tsk, lalu siapa yang telah berhasil memasuki ranah surgawi? Apakah ada kekaisaran ilahi yang masih belum kita ketahui di divine realm ini."

~ Di saat yang sama.

Heaven realm.

Disebuah ruangan megah terdapat sosok yang sedang duduk dan menikmati makanan serta anggurnya, tiba-tiba memalingkan pandangannya ke arah tertentu.

Sosok itu langsung menghilang dan berpindah ke tempat paling tinggi dari sebuah bangunan. Menyipitkan matanya seolah-olah agar dapat melihat lebih jauh.

"Aneh, barusan aku merasakan aura demigod, namun aku tidak melihat ada kekaisaran surgawi yang menerobos ke alam dewa. Mmm apakah dia bukan dari planet ini? Apakah itu berarti kelahiran planet surgawi lainnya?"

Sosok itu mengalihkan pandangannya ke langit, lalu memejamkan matanya.

'Sudah berapa lama sejak kelahiran planet surgawi terakhir kali? Yggdrasil, Olympus dan sekarang….' Menggelengkan kepalanya sosok itu menghilang dan kembali ketempatnya semula. '...Tidak ada gunanya memikirkan sesuatu yang belum terlihat, namun yaa mungkin kedamaian semu ini akan segera berakhir.' Seringai jahat muncul di wajahnya 'Ku harap ke datangan mu membawakan ke senangan baru.'

*****

'Huh, areeeee.'

Itulah hal yang pertama kali bisa di pikirkan oleh Faishal ketika pilar cahaya itu menghilang.

'Tunggu sebentar, aku tidak mengingat memberikan efek sekeren itu ketika aku membuat senjata ini?'

"Yang mulia, apa itu tadi yang barusan, apakah itu salah satu kemampuan dari senjata yang agung ini?"

'Mana ada' Faishal ingin sekali berkata seperti itu, namun diperlihatkan dengan tatapan penuh kekaguman dari bawahannya, dia tidak bisa berkata seperti itu, ditambah sebagai seorang kaisar dia harus selalu menggunakan image yang agung dan bijak.

"Umu, benar itu adalah salah satu kemampuan yang dimiliki oleh senjata kekaisaran kita. Namun bukan hanya itu saja, yang terukir pada gagang pedang ini adalah tiga buah permata kelas Heavenly. Karena termasuk dalam satu set item, ketika selesai dibuat, senjata ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Kita semua menghabiskan banyak waktu, pengorbanan dan usaha untuk melengkapi seluruh bahan yang dibutuhkan. Aku tidak ingat berapa banyak dungeon, monster dan negara yang kita musnahkan untuk bisa mendapatkan keseluruhan dari bahan senjata ini. Sebagai senjata yang dibuat menggunakan bahan-bahan kelas tinggi senjata ini dapat di sejajarkan dengan item kelas dewa. Sebagai harta negara senjata ini dapat menampung kepercayaan, iman, dan harapan dari seluruh makhluk yang ada di negara ini dan mengubahnya menjadi kekuatan baik itu mana, stamina dan….. Ahem-Ahem, yaa jadi begitulah."

... Faishal terlalu bersemangat. Pada saat Path of Conqueror masih berupa game senjata tersebut selalu di simpan di aula takhta dan tidak pernah ada kesempatan untuk memamerkannya. Itu karena sebagai simbol dari sebuah negara, apabila senjata itu hancur atau hilang akan menyebabkan kehancuran bagi negara, meskipun karakter player tidak hilang namun seluruh harta, npc dan wilayah dari negara itu sendiri akan hilang dan di hapus. Dengan kata lain pembubaran paksa sebuah negara, dan Faishal harus membuat negaranya dari awal. Itulah alasan kenapa senjata itu tidak pernah keluar dari tempatnya dan selalu di tempatkan di tempat teraman. Oleh karenanya ketika sekarang telah keluar, Faishal ingin menunjukan kepada yang lainnya. Meskipun dia ingin melanjutkan show offnya, ia tidak bisa, ketika ia masih tidak bisa memastikan tingkat loyalitas dari bawahannya.

Item-item di Path of Conqueror di kelompokan menjadi beberapa bagian, menurut kelangkaan, data dan daya kekokohannya dalam menampung kekuatan. Semakin besar kekuatan yang dapat ditampung oleh item itu semakin langka bahan yang dapat ditemukan dan tentunya semakin besar pula datanya. Mulai dari terrendah ke yang tertinggi adalah : Common, uncommon, unique, rare, ultra rare, holy/chaos, relic, mythical, legendary, divine dan terakhir adalah Heavenly.

Sebagai salah satu player dan wilayah level tinggi di Path of Conqueror Faishal dapat menggunakan seluruh perlengkapan dengan kelas Heavenly, dan sebagai salah satu wilayah terkaya Faishal juga dapat membuat beberapa perlengkapan kelas Heavenly dan memberikannya kepada beberapa npc, termasuk Laura dan Elenna.

"Sungguh senjata yang sangat luar biasa, sangat cocok digunakan untuk anda sang penguasa langit dan bumi."

"Mmm ya begitulah, jadi aku harap kamu dapat melawan ku dengan serius."

"Ya tentu saja! Aku akan berjuang dengan seluruh kemampuan ku. Dengan begitu... hehehe aku dapat melihat kekuatan dari senjata ini."

"Begitukah, lalu aku akan membiarkan mu merasakan sendiri kekuatan dari senjata terkuat yang pernah ada."

"Yatta." Laura berteriak kegirangan dan meloncat-loncat. Faishal membuat postur tubuh Laura sebagai Sexy Onee-san, sehingga jika player lain melihat perilaku dari Laura, mereka mungkin akan melihatnya dengan tatapan aneh, karena perilakunya tidak mencerminkan postur tubuhnya. Namun Faishal yang melihat perilaku Laura saat ini anehnya menanggapi itu sebagai hal yang imut.

"Ahh, aku hampir lupa. Laura akulah yang telah memerintahkan untuk seluruh komandan tingkat tinggi berkumpul, termasuk dirimu. Mereka akan segera berkumpul di lapangan upacara dalam waktu kurang dari tiga jam lagi."

"Huh? Lalu apakah Yodera juga akan datang?"

"Ya, semua komandan tingkat tinggi akan hadir."

"…Ouhh, kalau begitu bagus."

Telinga panjang Laura tiba-tiba terangkat dan mengeluarkan expresi yang bahkan jauh lebih bersemangat. Jika dilihat dari bahasa tubuh, gestur tubuhnya menunjukan bahwa Laura dan Yodera memiliki ketegangan satu sama lain.

'Hahhh, Aku lupa bahwa aku memberikan background kepada mereka berdua sebagai api dan air.' Faishal menghela napasnya dengan lembut. --- lalu ia melanjutkan.

"Baiklah Laura kita sudahi pembicaraan kita sekarang. Bersiaplah meskipun pertarungan kita tidak akan lama, namun aku harap pertarungan kita akan menyenangkan."