Ketika mentari mencapai puncaknya ada sebuah tempat yang selalu ramai dikunjungi, tempat yang dipenuhi dengan aroma sedap, berbagai obrolan yang memenuhi ruangan, dan juga berbagai canda tawa yang terdengar disetiap sudut ruangan.
Disudut ruangan ada seseorang yang menikmati tidur siangnya, sampai ketika…
"Yoo Komandan!"
Tepukan yang berlebihan itu, menyebabkan dia terbangun dari tidurnya.
Dengan mata yang masih mengantuk dan muka yang kusut, dia pun menjawab dengan nada lemas.
"Mmm, ada apa?, jika tidak ada yang penting bisakah kamu tidak mengganggu tidur siangku yang berharga?"
"Komandan, apakah anda bermain game hingga larut malam lagi?"
"Yaa begitulah, ada event yang harus ku selesaikan tadi malam"
"Hahh, Komandan, bukannya aku ingin mengatur hidup mu atau apapun itu, tetapi kumohon jika kita sedang apel pagi atau upacara bersikap lah seperti Prajurit sejati, karena sikap mu itu squad kita hampir selalu menerima hukuman, dan juga anda harus cepat memiliki sebuah keluarga dengan posisi dan wajah anda aku yakin tidak akan ada wanita yang akan menolak anda, ditambah gaji anda sudah cukup bagi calon mertua manapun untuk mempercayakan putrinya pada anda."
"Baiklah, Baiklah, aku akan mendengar saran mu kali ini, akan tetapi sulit untuk mencari pasangan hidup yang sefrekuensi dengan ku."
"Hahhhh nikahi saja wanita manapun yang kau anggap menarik komandan"
"Ya, Ya, Ya"
'Mmm membuat sebuah keluarga ya?.....'
Ketika obrolan mereka berakhir, pesanan mereka berduapun tiba. Mereka memakan makanan mereka dengan lahap, sampai akhirnya ada orang ketiga yang menghampiri mereka.
"LETNAN KOLONEL FAISHAL MAJA DHARMA, anda di panggil oleh Jendral Vainer, tolong segera menghadap Jendral dikantornya segera."
Mereka terkejut karena suara lantang yang datang secara tiba-tiba disaat mereka sedang menikmati makanan.
"Hmm, kenapa Jendral memanggil disaat jam makan siang berlangsung?"
"Maafkan saya, saya hanya bertugas untuk menyampaikan pesan beliau."
"Ko-komandan, anda tidak melakukan sesuatu kesalahan lagi bukan?"
Pria yang menemani makan Faishal memiliki expresi penuh ketakutan diwajahnya.
"Tsk, aku tidak melakukan sesuatu yang aneh dari pagi, selain dari rasa kantuk yang masih menyelimuti wajahku."
Membiarkan bawahannya yang masih memiliki expresi tidak percaya diwajahnya, Faishal berdiri dan berkata :
"Baiklah, aku akan pergi keruangan Jendral setelah menyelesaikan urusan ku terlebih dahulu."
Setelah itu Faishal pergi meninggalkan bawahannya dan pihak ketiga.
Pihak ketiga yang kaget dengan sikap Faishal, langsung memanggil kembali Faishal.
"Tu-tunggu komandan Faishal, bukankah sebaiknya menghadap Jendral terlebih dahulu, lalu menyelesaikan urusan anda setelahnya?"
Dalam Militer adalah hal yang wajar untuk segera menghadap panggilan dari atasan apabila mereka dipanggil. Apalagi atasan tersebut memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi dari seseorang yang dipanggil yaitu pangkat Jendral. Puncak hierarki dari Kepangkatan Militer saat ini.
Tetapi berbeda dengan yang lain, Faishal dengan tenang menjawab pertanyaan dari pihak ketiga.
"Aku ingin pergi ketoilet terlebih dahulu, apakah kamu menyuruhku untuk menahan panggilan alam?, bagaimana aku bisa bersikap hormat kepada Jendral dengan Alam yang sudah memanggilku."
Jawab Faishal dengan tangan diperutnya sebagai tanda dan melanjutkan perkataannya.
"Jika kamu tidak percaya, kamu dapat mengikuti ku ketoilet."
Melihat bahwa pihak ketiga memiliki expresi wajah kaku dan tidak percaya, Faishal memasang senyum kemenangan, menguap lalu berbalik pergi.
'Heh, Kemenangan ku'.
*****
Faishal Maja Dharma, Seorang pria berumur 34 tahun telah mengabdi kepada negara sebagai tentara selama 16 tahun, berstatus single, Maniak Game, Pencinta Anime, Novel dan komik.
Sekarang Faishal berada di ruangan squadnya.
"Malam ini kita akan menjalankan misi langsung dari sang Panglima, prioritas utama adalah mengambil kembali semua dokumen yang dicuri dan memusnahkan semua variable."
"Baik, Komandan"
"Bagus, Bersiap dalam waktu lima menit, setelah itu kita akan berangkat."
Malam yang tenang diiringi suara hembusan angin melewati pepohonan, bagi sebagian manusia dibumi, malam adalah waktu untuk beristirahat, tetapi bagi sebagian yang lain adalah waktu untuk bekerja, entah itu shif malam atau sesuatu yang lain seperti yang sedang dilakukan oleh beberapa orang saat ini.
"Ssst-Ssst Team Beta, Charli, Delta, sebutkan status kalian, ganti."
"Ssst-ssst disini Team Beta, kami telah berada di posisi kami, ganti."
"Ssst-ssst disini Team Charli, kami telah berada di posisi kami, ganti."
"Ssst-ssst disini Team Delta, kami telah berada di posisi kami, ganti."
"Night-Owl, bagaimana dengan target, Ganti"
"Disini Night-Owl, kami tidak melihat gerakan yang mencurigakan, ganti."
"Bagus, lalu kita akan melakukan sesuai rencana, Charli masuk lewat timur, Delta masuk melalui barat laut, kami Alpha akan masuk melalui selatan, Beta akan bertindak sebagai bantuan, Night-Owl akan bertugas untuk membunuh siapapun yang berhasil kabur, apakah ada pertanyaan?, ganti."
Team lain lalu menjawab dengan serempak.
"Tidak, ganti"
"Oke, lalu kita akan memulai operasi Ghost."
Sinar bulan bersinar ditengah hutan, dimalam yang sunyi hanya terdengar suara pepohonan dan suara binatang nocturnal, sekilas tidak akan ada yang menyadari bahwa beberapa orang sedang berlari didalam hutan dengan cepat namun sunyi.
"Alpha, Beta, Charli, Delta, 50meter kedepan kalian akan memasuki perimeter musuh"
Merekapun mengurangi kecepatan mereka.
"Night-Owl, bersihkan para anjing"
Seketika enam penjaga yang mengelilingi rumah kayu itupun tumbang.
"Area Clear"
"Bagus, lanjutkan sesuai rencana"
*****
Jauh di kedalam hutan terdapat rumah kayu kecil yang berisikan beberapa manusia yang mengenakan jubah dengan tudung berwana hitam.
"Tuan berapa lama lagi hal itu akan selesai?"
"Kamu terlalu tidak sabar, yakinlah ini akan selesai sebentar lagi."
"Tuan maafkan aku jika aku mengganggu tapi kita harus cepat, karena dokument yang kita curi sangatlah berharga bahkan bagi sebuah negara, karena itu aku yakin mereka pasti akan mengirimkan tim terbaik mereka untuk memusnahkan kita segera."
"Tsk, kamu terlalu berisik, bahkan jika mereka mengirimkan pasukan terbaik mereka, mereka masih harus mengalahkan penjaga yang aku panggil dan juga mereka tidak akan dapat mendekati kita tanpa ketahu..."
"HUHH?"
"Tu-Tuan, ada apa?"
"Primeter kita telah dilanggar, dan para penjaga ku mati disaat yang bersamaan?"
"A-Apa tidak mungkin, respon mereka terlalu cepat, belum ada 4 jam sejak kita mencuri dokumen itu dari mereka, dan bahkan mereka dapat mengalahkan makhluk yang dipanggil oleh sihir secepat itu, di dunia yang bahkan tidak ada sihir, tetapi mereka dapat mengalahkan eksistensi sihir secara bersamaan, sungguh mushtahil!"
Menggoyangkan kepalanya, orang yang memakai jubah hitam kemerahan itu membantah perkataan dari bawahannya.
"Tidak, itu mungkin saja, karena makhluk yang aku panggil hanyalah makhluk sihir tingkat rendah, oleh karena itu pendekar pedang biasa juga dapat membunuhnya"
"Kamu ulurlah waktu selama mungkin, aku akan mempercepat ritualnya"
"Yakinlah tuanku bahkan jika aku mati, aku pasti akan membawa salah satu dari mereka"
*****
Disisi lain rumah kayu.
"Komandan, apa-apan makhluk aneh itu, mereka tidak mati saat kepala mereka sudah ditembak, sungguh aneh, tidak, sungguh makhluk mengerikan."
'Mmm, sepertinya negara yang menyusup kali ini adalah lawan yang sangat tangguh, dan hanya ada satu jawaban mengenai makhluk aneh itu.'
"Manusia buatan, tidak, mungkin itu adalah makhluk biologis buatan."
Keheningan menyelimuti mereka untuk sesaat.
"Sssttt Night-Owl kepada Alpha, Night-Owl kepada Alpha, Ganti"
Suara dari walkie-talkie menyadarkan mereka dari lamunan sesaat.
"Di sini Alpha, ada apa Night-Owl?"
"Sepertinya kita telah diketahui."
"Tidak masalah, kita akan tetap melanjutkan sesuai rencana, Beta, Charlie, Delta, status kalian?"
"Kami sudah di posisi."
Faishal melihat kearah bawahannya yang berada di belakang lalu membuat gerakan tangan.
Bawahanya yang melihat, mengambil masker gas dan memakainya dilanjutkan dengan memgambil dua benda dari saku depannya lalu menarik pin dari benda itu, dan meleparnya kearah rumah kayu.
BANG
Suara ledakan terdengar, diikuti dengan cahaya yang menyilaukan mata dan dilanjutkan dengan asap putih yang mengaburkan pandangan.
"Ughh"
Suara erangan muncul dari dalam rumah kayu.
Dipt, Dipt, Dipt, Dipt
Keempat orang didalam rumah kayu roboh seketika, dan empat orang yang berada diluar rumah kayu menerobos masuk.
Faishal membuat kontak mata dengan bawahannya, dan bawahannya langsung mengerti.
Setelah enam tahun berada diregu yang sama dan menjalani banyak misi berbahaya, kerja sama tim mereka sudah tidak membutuhkan kata-kata untuk mengerti peran mereka masing-masing.
Bawahan Faishal langsung memeriksa ruangan sekitar dengan sangat teliti.
"Area aman"
"Di sini juga aman"
"Di sini juga tidak ada apapun"
"Oke, lalu kita akan menunggu laporan dari tim lain."
Setelah dua menit bersiaga, mereka mendapatkan pesan dari tim lain, dan mereka pun bergegas kesana.
Ketiga tim berkumpul di ruangan yang terlihat seperti ruang makan.
"Mmm, terlihat mencurigakan, kamu bilang ini menuju ruangan bawah tanah, lalu lorong sepanjang 10meter itu tidak memiliki jebakan apapun?"
"Ya Komandan"
'Dilihat bagaimanapun ini mencurigakan, musuh yang memiliki mahkluk biologis buatan yang kuat bahkan sangat kuat sehingga baru mati pada saat ditembak tiga kali di area kepala dan mereka menempatkan makhluk sekuat itu hanya dijadikan sebagai anjing penjaga, tetapi mengapa tidak memiliki satu pun perangkap di jalan menuju area inti mereka?'
Pada saat Faishal sedang tenggelam dalam lamunannya, salah satu bawahannya memanggil yang membuat dirinya tersadar dari lamunannya.
"Komandan, ini memang aneh, pada saat kami memeriksa mayat mereka, mereka tidak memiliki satupun senjata, ahh maksudku mereka memang memiliki senjata, tapi itu hanyalah sebuah pedang, belati, dan tombak, tetapi kami tidak menemukan satupun senapan serbu atau bahkan pistol."
"Hah, apakah mereka ini kesatria, apakah mereka pikir sekarang ini jaman mediaval atau semacamnya."
Salah satu bawahannya tidak bisa menahan hinaan dan membuat yang lain memandang kearah Faishal.
Faishal menggoyangkan kepalanya, lalu berkata.
"Tidak,….. Kita selalu mendapatkan misi yang paling berbahaya yang dapat diajukan oleh negara kita, aku akui misi kita kali ini adalah misi paling mudah yang pernah kita terima, tetapi justru itulah yang membuat misi kita aneh. Bagaimana orang-orang dengan level seperti ini dapat mencuri dokument yang dijaga ketat oleh negara kita, pikirkan makhluk biologis super kuat yang menjaga rumah kayu ini, mungkin orang-orang disini hanyalah penjaga rendah yang dimaksudkan untuk dibuang, sekaligus untuk membuat kita merendahkan kewaspadaan kita."
Keheningan menyelemuti mereka dan Segera mereka meningkatkan kewaspadaan mereka ketingkatan penuh.
Setelah melihat bawahannya kembali menjadi waspada, Faishal pun melanjutkan perkataannya.
"Oleh karena itu, aku berpikir bahwa apa yang ada didalam sana mungkin akan menjadi musuh paling kuat yang pernah kita hadapi dalam misi kita."
Semua bawahanya pun mengangguk pada saat bersamaan.
"Didalam sana mungkin akan menjadi pertarungan jarak dekat, jadi kita akan membagi dua tim...."
Setelah menyelesaikan pembicaraan mengenai rencana baru, mereka pun memasuki lorong bawah tanah menjadi dua baris.
Sesaat sebelum mencapai ujung lorong, Faishal melihat cahaya kecil seperti api yang menggantung di dinding, kemudian dia melirik kearah bawahannya dan merekapun menganggukan kepala mereka.
Lalu saat mencapai ujung lorong, dua bawahan didepannya dengan sigap menghadap kekanan dan kekiri.
""Clear""
Faishal dan bawahannya yang lain keluar dari lorong dan membuat formasi berbentur lingkaran.
Melihat sekeliling Faishal tiba-tiba merasakan hawa dingin disekitar lehernya.
"MENUNDUK"
Seketika senjata berbentuk sabit muncul dari balik bayangan.
Salah satu bawahannya yang terlambat menanggapi terkena serangan dari senjata itu dan terhempas terbang kearah dinding.
"CHRISSS"
Dan dalam sekejap mata senjata itu menghilang kembali kedalam kegelapan.
Setelah melihat bahwa senjata itu benar-benar menghilang, Faishal langsung memerintahkan kepada bawahannya.
"Cepat periksa Chriss, dan yang lain waspada terhadap keadaan sekitar."
Dua bawahannya yang mempunyai pengetahuan tentang medis, bergegas kearah anggota yang terluka.
"Komandan, kondisinya stabil dia hanya memiliki luka goresan disekitar Dahinya, tetapi senjatanya terbelah dua."
"Bagus, berikan dia pertolongan pertama secepat mungkin."
'Sial, senjata macam apa itu yang dapat membelah SS2 V5 menjadi dua bagian, ditambah kekuatan itu orang itu sendiri sangatlah mengerikan, bagaimana dia dapat menghempaskan seorang pasukan dengan satu serangan, ditambah kami adalah pasukan khusus'
Bagi pasukan khusus yang telah dilatih mencapai batas-batas manusia, tentu saja memiliki beban tubuh yang luar biasa berat, oleh karena itu tidak mungkin bagi manusia lainnya untuk menghempaskan pasukan khusus dengan satu serangan sederhana.
'Yang berarti hanya ada satu jawaban, Makhluk biologis buatan. Sialan, negara mengerikan mana yang menyusup kewilayah kita sekarang.'
Pada saat ini Faishal memiliki banyak spekulasi di benaknya tentang negara mana yang mereka hadapi saat ini.
'Tidak, tidak, aku harus fokus dengan tujuan yang ada didepan.'
Menyelesaikan pemikirannya, Faishal lalu memanggil perwakilan dari setiap tim.
Apa yang tidak diketahui Faishal adalah bahwa dari balik kegelapan ada sesuatu yang mengintai mereka.
*****
Ketika Faishal ingin memberikan arahan terbaru untuk rencana kedepannya, ketika itu juga….
"Komandan, sesuatu muncul dari arah jam delapan."
"Sial, mereka tidak memberikan kita napas."
(Napas yang dimaksud disini adalah waktu dalam mengatur ulang strategi)
Faishal melihat kearah jam delapan dan melihat manusia setinggi 220cm dengan badan berotot yang bahkan jauh lebih besar dari penjaga rumah kayu yang dia lihat diluar tadi.
'Sial, Kita MAMPUS'
"David, Alex, Eka, Wisnu siapkan Granat."
Bawahan yang panggil namanya seketika mengangguk dan mengularkan Granat dari saku mereka.
'Brengsek, bahkan jika kita mati, setidaknya kita harus membawa mereka.'
Pada saat mereka bersiap untuk menembak, mereka mendengar sebuah suara.
"Uka naka hunubmem nailak aumes inisid"
(Aku akan membunuh kalian semua disini)
"Bahasa apa itu?"
Faishal secara tidak sadar mengucapkan guamannya dengan keras, lalu dia berbalik melihat bawahannya.
Bawahannya satu per satu menggoyangkan kepala mereka sebagai tanda bahwa merekapun tidak mengetahui Bahasa itu.
Dan lalu musuh pun langsung menyerang mereka.
Memiliki badan yang tinggi besar tidak membuat kecepatan mereka lambat, justru anehnya kecepatan mereka sangat cepat, hanya butuh waktu beberapa detik dan mereka sudah menyempitkan jarak antara mereka.
"LEMPAR GRANATNYA."
BOOM
Getaran hebat terjadi dan mengguncang seluruh ruangan bawah tanah.
Asap muncul akibat ledakan yang kuat, dan mengaburkan pandangan kelompok Faishal
"WASPADA DENGAN SEKITAR"
Kata Faishal kepada para bawahannya dengan suara keras.
Tidak lama kemudian asap pun berangsur-angsur menghilang.
Mereka dapat melihat bahwa ada beberapa mayat diakibatkan dari ledakan Granat.
Tiga dari empat penyerang mati terkena ledakan, sementara satu menghilang.
Melihat ini, Faishal merasakan hawa dingin dipunggungnya seolah-olah instingnya mencoba memberitahukan bahwa bahaya belum sepenuhnya hilang.
'Chris'
Dan secara tidak sadar Faishal melihat kearah paling belakang dari kelompoknya.
"LINDUNGI CHRIS"
Faishal berteriak sekuat tenaga, tetapi sayangnya itu sudah terlambat.
Dari belakang Chris, muncul seseorang dengan badan penuh luka bakar, dan kehilangan satu lengan.
Lalu pada saat itu juga….
SLASHH
Kepala Chris terlepas dari tubuhnya dan melayang di udara lalu jatuh berguling ditanah.
"Kuhahahahaha, imak nissassa hunubmem gnay tahilret hamel hibelret ulu…."
(Kami assassin membunuh yang terlihat lemah terlebih dah…)
Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt, Dipt.
12 peluru menghujani kepala pembunuh itu bahkan sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya.
"Tsk, SIAL, aku terlambat."
Bawahannya yang lain hanya bisa memalingkan muka dengan mata terpejam atas kematian teman seperjuangan mereka.
Sebagai pasukan Khusus, mereka telah diberikan pendidikan yang sangat tinggi, baik itu dalam segi akademik ataupun pelatihan, oleh karena itu mereka sangat paham bahwa apapun dapat terjadi di medan perang, dan tentunya mereka juga menyadari bahwa mereka dapat kehilangan nyawa mereka kapan saja saat mereka masuk kedalam medan perang, itu juga berlaku untuk kawan seperjuangan mereka, oleh karena itu mereka sudah bersiap akan hal itu. Akan tetapi, bagaimanapun juga mereka tetaplah manusia yang memiliki emosi, melihat teman seperjuangan mereka yang telah melewati banyak hal bersama lalu gugur, kesedihan menyelimuti hati semua orang.
Melihat hal ini, Faishal berkata pada bawahannya.
"Dengar, misi kali ini jauh lebih berbahaya dari misi-misi sebelumnya, kita sudah tidak lagi melawan manusia, jadi ubahlah pemikiran kalian, karena yang kita hadapi saat ini adalah monster, jangan gunakan nalar untuk memperkirakan kekuatan musuh, gunakan kemampuan terbaik kalian untuk melindungi diri kalian sendiri dan untuk melindungi punggung rekan kalian jika kalian tidak ingin melihat kematian rekan seperjuangan kalian lagi."
Setelah mendengarkan perkataan dari komandan mereka, mereka mulai mendapatkan ketenangan mereka kembali dan menjadi waspada seperti sebelumnya.
Melihat bahwa bawahannya mulai mendapatkan moral mereka kembali, Faishal tersenyum kecil, dan melanjutkan pembicaraannya.
"Bagus, kita tidak tahu berapa banyak musuh yang akan kita hadapi selanjutnya, oleh karena itu tetap waspada dan jaga diri kalian sendiri bersamaan dengan punggung rekan kalian."
Akhirnya mereka melanjutkan menelusuri ruangan bawah tanah.
'Sial, aku memiliki firasat buruk tentang ini.'
--
CATATAN PENULIS :
Saya menggunakan symbol " ini untuk perkacapan dan menggunakan symbol ' ini untuk perkataan dalam pikiran.
Bagi kalian yang tidak mengerti tentang 'Dipt' disini adalah sebuah suara tembakan dari senjata api yang menggunakan silencer atau peredam suara, aku hanya mendengarnya dari sebuah video dan kurasa seperti itulah suaranya jika eja dalam sebuah kata.